Вы находитесь на странице: 1из 15

Lanjut ke konten575108_386148874738590_1533003140_n

Rabbil Explorasi UMIMembaca adalah jendela duniaToggle Sidebar


Mei 27, 2015
PETROLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada bagian
daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung
dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu
diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu
sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku sebenarnya telah
banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya
mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan
seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari pembekuan magma.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud
Adapun maksud dari laporan ini yaitu menambah pengetahuan mengenai batuan beku basa
dan ultrabasa.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan in, yaitu sebagai berikut:
Dapat memahami definisi batuan beku serta membedakan antara jenis batuan beku basa dan
ultrabasa.
Dapat menjelaskan proses pembentukan batuan beku.
Dapat menjelaskan mineral-mineral utama dan sekunder batuan beku.
Dapat melakukan deskripsi batuan beku.
Dapat menggunakan tabel klasifikasi batuan beku.
ALAT DAN BAHAN
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum, yaitu:
Lup pembesaran 10x
ATM
Alat pembanding
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum, yaitu:
Problem Set 6 lembar
Skala Travis dan Fenton
Sample Batuan beku basa dan ultrabasa.

BAB II
TEORI DASAR
2.1

PENGERTIAN BATUAN BEKU

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, api) adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi,
baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan
tekanan, atau perubahan komposisi.
Pada batuan beku, mineral yang dijimpai dapat dibedakan menjadi dua,yaitu:
2.1.1 Mineral Felsik
Mineral felsik adalah mineral-mineral yang memiliki warna cerah yang tersusun atas silika
dan dan aluminium. Mineral tersebut antara lain kuarsa, plagioklas, ortoklas dan muskovit.
2.1.2 Mineral Mafic
Mineral mafi adalah mineral-mineral yang memiliki warna gelap, dan tersusun atas unsur
besi ( Fe), Magnesium (Mg) dan Calsium (Ca). Contoh dari mineral ini adalah olivin,
piroksin, hornblende, biotit dan lain-lain.
PENGGOLONGAN BATUAN BEKU
Penggolongan batuan beku dapat dilakukan berdasarkan kepada tiga patokan utama, yaitu :
Berdasarkan genesa batuannya.
Berdasarkan senyawa kimia yang terkandung.
Berdasarkan komposisi mineralnya.
Berikut adalah penjelasan dari setiap penggolongan batuan beku:
2.2.1 Berdasarkan genesa atau tempat terjadinya batuan beku.
Berdasrkan genesa atau tempat terjadinya batuan beku dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu:
Batuan Ekstrusi (Vulkanik)
Batuan ini terdiri dari material yang dikeluarkan ke permukaan bumi baik di daratan maupun
di bawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat
atau suatu larutan yang kental dan panas disebut larva.
Batuan Intrusi (Plutonik)
Proses pembentukan ini sangat berbeda dengan proses pembentukaqn batuan ekstrusi, dimana
batuan ini sifatnya menerobos batuan yang telah terbentuk sebelumnya. Ada tiga prinsip dari
tipe bentuk intrusi batuan beku berdasarkan bentuk dasar dari geometri, yaitu:

Batuan tidak beraturan, pada umumnya berbentuk diskordan dan biasanya memiliki bentuk
yang jelas di permukaan (batolit dan stock).
Intrusi bentuk tabular, mempunyai dua bentuk yang berbeda yaitu yang mempunyai bentuk
diskordan (dike) dan yang berbentuk konkordan (sill dan lakolit).
Intrusi yang memiliki tubuh yang kecil, bentuk yang khas dari grup ini adalah intrusi silinder
atau pipa. Sebagian besar dari sisa korok gunung api (volcanic rock)
Batuan Beku Gang (Hipobisal)
Batuan ini terbentuk diatara batuan plutonikdan vulkanik, disebut juga dengan istilah batuan
beku gang atau hipobisal.
2.2.2

Berdasarkan senyawa kimia

Berdasarkan pada senyawa kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi :


Batuan beku asam, memiliki kandungan silikat lebih dari 66%
Batuan beku intermediate, mengandung silikat antara 52% 66%
Batuan beku basa, memiliki kandungan silikat antara 45%-52%.
Batuan beku ultra basa, memiliki kandungan silikat kurang dari 45%.
2.2.3
Berdasarkan susunan mineralogi
Klasifikasi yang didasrakan atas mineralogi dan tekstur dapat mencerminkan sejarah
pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan suatu
keadaan yang mempengaruhi pembentukan dari batuan tersebut.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, mineral penyusun menjadi
faktor utama dalam penentuan nama batuan. Mineral dalam klasifikasi ini sering digunakan
dalam penentuan nama karena relatif lebih mudah didapat, dapat pula dilihat dengan kasat
mata selain itu klasifikasi sejarah pembentukan batuan berdasarkan komposisi kimia.
BATUAN BEKU BASA
Batuan beku basa memiliki ukuran butir halus hingga kasar. Batuan beku basa dalam bentuk
intrusi kebanyakan dyke, sill, apopyhyse dan lelehan. Bentuk intrusi tersebut berhubungan
dengan sifat magmanya yang memiliki kekentalan rendah (encer) sehingga dapat memasuki
celah-celah sempit atau dapat berupa lelehan yang luas di permukaan pada permukaan batuan
beku luar dari batuan beku basa ini, kadang ditemukan vesiculasi-vesiculasi sebagai kesan
bahan-bahan volatil. Batuan beku basa sering pula memberikan bentuk permukaan seperti
susunan balok atau pahoe-hoe, yang terbentuk pada permukaan magma yang encer.
Sedangkan magma yang kental atau asam biasanya membentuk seperti susunan tali atau ropy.
Temperatur pembekuan dari batuan beku basa sekitar 1000oC, dimana dapat terjadi proses
asimilasi dengan baik apabila batuan sampingnya lebih asam. Biasanya dapat ditemukan pada
bagian tepi dan atas tubuh intrusi batuan beku basa. Ciri khas dari batuan beku basa yaitu
batuan beku yang berkomposisi silikatnya antara 45%-52%. Kaya akan mineral kalsit,
plagioklas dan mafik mineral. Warnanya gelap/buram, contoh gabro, diabase, basalt dan
sebagainya.
BATUAN BEKU ULTRA BASA
Batuan beku ultrabasa , yaitu batuan yang tersusun atas mineral-mineral ferromagnesium
sehingga kenampakannya sangat gelap atau hitam. Batuan ini mudah lapuk terhadap air hujan
seperti halnya batugamping karena sifatnya yang tidak tahan terhadap kondisi asam. Bentuk
dan tipe dari tubuh batuan ultrabasa belum dapat diketahui dengan jelas. Karena batuan ini

merupakan batuan dasar samudra yang umumnya lebih tua. Kehadiran ultra basa ini biasanya
diakibatkan oleh ubduksi, sehingga banyak memberikan batas litologi dan zona sesar naik.
Sehingga akibat aktivitas tektonik, batuan ultra basa banyak mengalami penghanturan atau
penggerusa, kekar-kekar dan metaniorfisme dinamik yang disertai dengan proses kloritisasi,
serpentinisasi dan lain-lain. Temperatur pembekuan batuan beku ultrabasa adalah diatas 1000
oC dan secara teoritis proses asimilasi berjalan sempurna. Ciri khas dari batuan beku
ultrabasa adalah batuan beku ini mengandung silikat kurang dari 45% dan berwarna gelap.
Contoh peridotite, dunite dan sebagainya.
2.5 TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai
bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa
dasar dari batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
2.5.1 Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya
batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak
yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan
kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat
maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya
akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku
di dekat permukaan.
Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri
dari massa kristal.
Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin
banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil
dari tubuh batuan.
2.5.2 Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya
dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu :
Fanerik/fanerokristalin
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis
dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi :
Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.

Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
Porfiritik
Besar dari kristal-kristal dari golongan ada yang dapat dibedakan dengan mata dan juga ada
yang tidak dapat dibedakan dengan mata. Biasanya batuan ini memiliki kristal dan massa
dasar atau sebagian kristal juga sebagian massa dasar. Porfiritik di bagi enjadi 2, yaitu :
Fanero porfiritik adalah batuan beku yang tersusun dari massa kristalnya yang lebih banyak
dari pada massa dasarnya.
Porfiri afanitik adalah batuan beku yang tersusun dari massa dasar yang lebih besar dari pada
massa kristalnya.
Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga
diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal,
gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:
Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan
mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.
Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati
meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm.
Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas
2.5.3 Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara
keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
2.5.4 Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara
kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:\
Equigranular
Yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar.
Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
Inequigranular
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar.
2.6

STRUKTUR BATUAN BEKU

Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang
jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat
dilapangan saja, misalnya :
a) Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut,
membentuk struktur seperti bantal.

b) Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara
teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh
batuan (hand speciment sample), yaitu:
c) Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan
adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam
tubuh batuan beku.
d) Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada
waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
e) Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar
dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
f) Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral mineral
sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
g) Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang
masuk dalam batuan yang mengintrusi.
h) Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada
pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma,
misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara

: Batuan Beku Basa dan Ultrabasa

No. Urut

: 01

No. Peraga

Warna Lapuk

: Coklat

Warna Segar

: Abu-Abu

Jenis Batuan

: Batuan Beku Basa

Tekstur

1. Kristalinitas :Holohialin
2. Granularitas : Afanitik
3. Fabrik :
A) Bentuk
: Anhedral
B) Relasi : Inequigranular
Gambar Batuan
:
Komposisi Kimia

Mineral
Nama Mineral Persentase
Mineral Utama
Piroksin
70%
Mineral Pelengkap Kuarsa 35% 25%

Rata-Rata
60% 70% 66,66%
25% 28,33%

Mineral Tambahan
Struktur Batuan

Feldspar
5%
: Massive

Nama Batuan

5%

: TRACHITE (FENTON 1950)

TEFRITE (TRAVIS 1955)

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara

: Batuan Beku Basa dan Ultrabasa

No. Urut

: 02

No. Peraga

Warna Lapuk

: Coklat

Warna Segar

: Hitam

Jenis Batuan

: Batuan Beku Basa

Tekstur

1 Kristalinitas

:Hipokristalin

2 Granularitas

: Porfiri Afanitik

3 Fabrik

A) Bentuk
: Anhedral
B) Relasi : Inequigranular
Gambar Batuan
:
Komposisi Kimia

5%

5%

Mineral
Nama Mineral Persentase
Mineral Utama
Piroksin
50%
Mineral Pelengkap Olivin 45% 30%
Mineral Tambahan Biotit 5%
5%
Struktur Batuan
: Massive
Nama Batuan

Rata-Rata
65% 55% 56,66%
40% 38,33%
5%
5%

: BASALT PORPHYRI (FENTON 1950)

PORFIRI BASALT (TRAVIS 1955)

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara

: Batuan Beku Basa dan Ultra Basa

No. Urut

: 03

No. Peraga

: B.31

Warna Lapuk

: Coklat

Warna Segar

: Abu-Abu

Jenis Batuan

: Batuan Beku Basa

Tekstur

1 Kristalinitas

:Holokristalin

2 Granularitas

: Faneritik

3 Fabrik

A) Bentuk
: Subhedral
B) Relasi : Inequigranular
Gambar Batuan
:
Komposisi Kimia

Mineral
Nama Mineral Persentase
Mineral Utama
Plagioklas
50%
Mineral Pelengkap Biotit 40% 40%
Mineral Tambahan Kuarsa 10% 5%
Struktur Batuan
: Massive
Nama Batuan

Rata-Rata
55% 60% 55%
35% 38.33%
5%
6,66%

: GABRO (FENTON 1950)

GABRO (TRAVIS 1955)

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara

: Batuan Beku Basa dan Ultra Basa

No. Urut

: 04

No. Peraga

Warna Lapuk

: Coklat

Warna Segar

: Hitam

Jenis Batuan

: Batuan Beku Ultrabasa

Tekstur

1 Kristalinitas

: Holokristalin

2 Granularitas

: Fanero Porfiritik

3 Fabrik

A) Bentuk
: Subhedral
B) Relasi : Inequigranular
Gambar Batuan
:

Komposisi Kimia

Mineral
Nama Mineral Persentase
Mineral Utama
Piroksin
49%
Mineral Pelengkap Biotit 47% 47%
Mineral Tambahan Feldspatoid 4%
Struktur Batuan
: Masive
Nama Batuan

: PERIDOTITE

Rata-Rata
44% 49%
47% 47%
4%
4%

49%
4%

(FENTON 1950)

PORFIRI PERIDOTI (TRAVIS 1955)

3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Batuan Beku Percobaan 1
Pada pendeskripsian batuan beku nomor urut 1, memiliki warna lapuk coklat, serta warna
segarnya adalah abu-abu. Jenis batuan ini adalah batuan beku basa dimana jenis ini memiliki
kandungan silikat 45%-52%. Tekstur pada batuan ini dibagi menjadi 3 yaitu : kristalinitas,
granularitas dan fabrik. Kristalinitas (tingkat kristalisasi pada batuan beku) pada batuan ini
adalah holohialin (penyusun batuan ini semuanya adalah massa gelas atau amorf). Sedangkan
granularitasnya (derajat besar butir) adalah afanitik (mineral-mineral penyusunnya tidak
nampak atau tidak bisa dibedakan dengan mata telanjang). Dan fabrik pada batuan ini dibagi
menjadi 2, yaitu : bentuk dan relasi. Bentuk batuan ini adalah anhedral (bentuk bidang batas
dari kristal jelek dan tidak teratur). Sedangkan relasi ( keseragaman ukuran butir ) adalah
inequigranular (ukuran bentuk butirnya idak sama atau tidak seragam).
Pada batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain, mineral utamanya adalah piroksin
dengan persentase rata-ratanya 66,66%. Mineral pelengkapnya adalah kuarsa dengan
persentase rata-ratanya 28,33%. Dan mineral tambahannya adalah feldspar dengan persentase
rata-rata 5%. Batuan ini memiliki struktur masive (kompak atau pejal). Dengan menggunakan
tabel klasifikasi fenton (1950) nama batuan ini adalah TRACHITE dan pada tabel klasifikasi
travis (1955) adalah TERITE.

Trachite terbentuk di daerah vulkanik (karena merupakan batuan beku luar atau vulkanik),
yaitu dengan pembekuan magma yang cenderung cepat. Sehingga mineral penyusunnya
terlihat lebih kecil. Batuan vulkanik atau biasa disebut dengan ekstrusif, ini terbentuk di luar
gunung berapi. Tetapi Trachite terbentuknya bukanlah akibat dari letusan gunung api yang
eksplosif. Namun terbentuk dari lava yang mengalir, sehingga mempunyai kenampakan
teksturnya halus, yaitu tekstur trachytic. Tekstur trachytik berupa mikrout yang membentuk
orientasi tertentu, karena dihasilkan oleh mekanisme aliran. Dilihat dari warna batuan
Trachite terbentuk dari magma yang bersifat asam. Tetapi magma asam pembentuk trachite
juga berasosiasi demgam lava lain di daerah vulkanik laluterbentuk oleh kristalisasi dan
abtraksi dari unsur besi, magnesium dan mineral kalsium yang berasal dari magma basa.
Adapun keterangan dari mineral penyusun batuan ini adalah, sebagai berikut :
Piroksin (Ca,Mg, Fe)SiO4
Piroksin merupakan mineral yang berbentuk atau berperawakan kristal pegmatikdan saling
tegak lurus. Memiliki pendek, saling tegak lurus. Memiliki warna hijau tua sampai hitam.
Dengan kilap kaca dan kekerasan 5-6 skala mohs. Belahan pada mineral piroksin adalah 2
arah.
Kuarsa (SiO2)
Kuarsa adalah mineral yang mempunyai sistem kristal hexagonal, warna mineral kuarsa
adalah putih bening. Dan belahan kuarsa adalah 2 arah. Memilki kilap kaca serta
kekerasannya 7 skala mohs. Bentuk dan perawakan kristal adalah membutir, masif dan tidak
teratur.
Feldspar
Feldspar adalah mineral yang memiliki sistem kristal monoklin. Dengan warna merah jambu,
merah daging dan puih, belahan mineral ini adalah 2 arah, serta kilapnya adalah kilap kaca.
Kekerasan mineral ini adalah 6 skala mohs, bentuk atau perawakan dari mineral ini adalah
membutir, prismatik dan tabular.
3.2.2 Batuan Beku Percobaan 2
Pada pendeskripsian batuan beku nomor urut 1, memiliki warna lapuk coklat, serta warna
segarnya adalah hitam. Jenis batuan ini adalah batuan beku basa dimana jenis ini memiliki
kandungan silikat 45%-52%. Tekstur pada batuan ini dibagi menjadi 3 yaitu : kristalinitas,
granularitas dan fabrik. Kristalinitas (tingkat kristalisasi pada batuan beku) pada batuan ini
adalah hipokristalin (penyusun batuan ini sebagian kristal dan sebagian lagi massa gelas atau
amorf). Sedangkan granularitasnya (derajat besar butir) adalah porfiri afanitik (mineralmineral penyusunnya lebih banyak massa gelas atau amorf di bandingkan dengan massa
kristal). Dan fabrik (hubungan antar butir kristal pada batuan) pada batuan ini dibagi menjadi
2, yaitu : bentuk dan relasi. Bentuk batuan ini adalah anhedral (bentuk bidang batas dari
kristal jelek dan tidak teratur). Sedangkan relasi ( keseragaman ukuran butir ) adalah
inequigranular (ukuran bentuk butirnya idak sama atau tidak seragam).
Pada batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain, mineral utamanya adalah piroksin
dengan persentase rata-ratanya 56,66%. Mineral pelengkapnya adalah olivin dengan
persentase rata-ratanya 38,33%. Dan mineral tambahannya adalah biotit dengan persentase
rata-rata 5%. Batuan ini memiliki struktur masive (kompak atau pejal). Dengan menggunakan
tabel klasifikasi fenton (1950) nama batuan ini adalah BASALT PORPHYRI dan pada tabel
klasifikasi travis (1955) adalah PORFIRI BASALT.

Porfiri basalt adalah batuan beku yang berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi
basa di permukaan atau dekat dengan permukaan bumi. Biasanya batuan ini membentuk
lempeng samudra di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga mineralmineral yang hadir tidak terlihat.
Batuan ini umumnya bersifat masive dan keras. Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku
dalam industri poles, bahan bangunan dansebagai agregat. Adapun keterangan dari mineral
yang di kandungnya sebagai berikut :
Piroksin (Ca,Mg, Fe)SiO4
Piroksin merupakan mineral yang berbentuk atau berperawakan kristal pegmatikdan saling
tegak lurus. Memiliki pendek, saling tegak lurus. Memiliki warna hijau tua sampai hitam.
Dengan kilap kaca dan kekerasan 5-6 skala mohs. Belahan pada mineral piroksin adalah 2
arah.
Olivin (Mg,Fe)SiO4
mempunyai warna hijau kehitaman, kilap kaca dengan pecahan konkoidal. Belahannya tidak
sempurna atau tidak tampak dengan komposisi kimia (Mg,Fe)SiO4. Dapat ditemukan pada
batuan penyusun kerak samudra dengan keguanaan sebagai bahan perhiasan.
Biotit K (Mg,Fe)3 (Al,Fe)Si3O10 (OH,Fe)2
biotit memiliki warna hijau, coklat hingga hitam. Biotit memiliki kilap kaca dengan belahan
sempurna dan kekerasan 2,5-3. Berat jenisnya 2,8-3,4 serta bentuk dan perawakan kristalnya
adalah memipih.
3.2.3 Batuan Beku Percobaan 3
Pada pendeskripsian batuan beku nomor urut 3, memiliki warna lapuk coklat, serta warna
segarnya adalah abu-abu. Jenis batuan ini adalah batuan beku basa dimana jenis ini memiliki
kandungan silikat 45%-52%. Tekstur pada batuan ini dibagi menjadi 3 yaitu : kristalinitas,
granularitas dan fabrik. Kristalinitas (tingkat kristalisasi pada batuan beku) pada batuan ini
adalah holokristalin (penyusun batuan ini semuanya adalah massa kristal). Sedangkan
granularitasnya (derajat besar butir) adalah faneritik (mineral-mineral penyusunnya nampak
atau bisa dibedakan dengan mata telanjang). Dan fabrik pada batuan ini dibagi menjadi 2,
yaitu : bentuk dan relasi. Bentuk batuan ini adalah subhedral (bentuk bidang batas pada
kristalnya ada yang bagus dan ada yang jelek). Sedangkan relasi ( keseragaman ukuran butir )
adalah inequigranular (ukuran bentuk butirnya idak sama atau tidak seragam).
Pada batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain, mineral utamanya adalah plagioklas
dengan persentase rata-ratanya 55%. Mineral pelengkapnya adalah biotit dengan persentase
rata-ratanya 38,33%. Dan mineral tambahannya adalah kuarsa dengan persentase rata-rata
6,66%. Batuan ini memiliki struktur masive (kompak atau pejal). Dengan menggunakan tabel
klasifikasi fenton (1950) nama batuan ini adalah GABRO dan pada tabel klasifikasi travis
(1955) adalah GABRO.
Gabro adalah batuan beku dalam, umumnya berwarna hitam hingga keabu-abuan. Mineralnya
berbutir kasar hingga sedang berat jenisnya 2,9 3,21. Batuan ini terbentuk langsung dari
pembekuan magma. Batuan ini membeku pada kedalaman dangkal, sehingga termasuk
batuan hypabisal. Biasanya dalam bentuk tubuh dyke atau sill. Batuan ini pejal atau massive

karena tidak mengalami gaya endogen yang menyebabkan adanya retakan pada batuan ini.
Bgabro berasosiasi dengan batuan basalt.abro digunakan untuk lantai dan ornamen dinding.
Spesifiknya gabro digunakan untuk benda-benda yang memiliki nilai estetika (keindahan).
Proses penambangan batuan gabro yaitu batuan dimana tahapan eksplorasinya tanpa
pengeboran. Maka sisem yang digunakan yaitu tambang terbuka dengan metode Quary Mine.
Adapun keterngan mineralnya sebagai berikut :
Plagioklas Na(AlSi2O8)- Ca(AlSi2O30)
plagioklas adalah jenis mineral yang memilii bentuk atau perawakan kristal, prismatik,
tabular dan masif. Warnanya putih susu sampai abu-abu. Memiliki sistem kristal triklin, serta
belahannya adalah 1 arah. kilapnya adalah kilap kaca dan kekerasan mineral ini adalah 6
skala mohs.
Biotit K (Mg,Fe)3 (Al,Fe)Si3O10 (OH,Fe)2
biotit memiliki warna hijau, coklat hingga hitam. Biotit memiliki kilap kaca dengan belahan
sempurna dan kekerasan 2,5-3. Berat jenisnya 2,8-3,4 serta bentuk dan perawakan kristalnya
adalah memipih.
Kuarsa (SiO2)
Kuarsa adalah mineral yang mempunyai sistem kristal hexagonal, warna mineral kuarsa
adalah putih bening. Dan belahan kuarsa adalah 2 arah. Memilki kilap kaca serta
kekerasannya 7 skala mohs. Bentuk dan perawakan kristal adalah membutir, masif dan tidak
teratur.
3.2.4 Batuan Beku Percobaan 4
Pada pendeskripsian batuan beku nomor urut 4, memiliki warna lapuk coklat, serta warna
segarnya adalah hitam. Jenis batuan ini adalah batuan beku ultrabasa dimana jenis ini
memiliki kandungan silikat kurang dari 45%. Tekstur pada batuan ini dibagi menjadi 3 yaitu :
kristalinitas, granularitas dan fabrik. Kristalinitas (tingkat kristalisasi pada batuan beku) pada
batuan ini adalah holokristalin (penyusun batuan ini semuanya adalah massa kristal).
Sedangkan granularitasnya (derajat besar butir) adalah fanero porfiritik (mineral-mineral
penyusunnya lebih banyak nampak kristalnya dibandingkan massa gelas atau amorfnya).
Dan fabrik pada batuan ini dibagi menjadi 2, yaitu : bentuk dan relasi. Bentuk batuan ini
adalah subhedral (bentuk bidang batas pada kristalnya ada yang bagus dan ada yang jelek).
Sedangkan relasi ( keseragaman ukuran butir ) adalah inequigranular (ukuran bentuk butirnya
idak sama atau tidak seragam).
Pada batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain, mineral utamanya adalah piroksin
dengan persentase rata-ratanya 49%. Mineral pelengkapnya adalah biotit dengan persentase
rata-ratanya 47%. Dan mineral tambahannya adalah feldspatoid dengan persentase rata-rata
4%. Batuan ini memiliki struktur masive (kompak atau pejal). Dengan menggunakan tabel
klasifikasi fenton (1950) nama batuan ini adalah PERIDOTITE dan pada tabel klasifikasi
travis (1955) adalah PORFIRI PERIDOTIT.
Peridotite adalah batuan beku ultrabasa plutonik yang terjadi akibat dari pembekuan magma
yang berkomposisi ultrabasa pada kedalaman jauh dibawah permukaan bumi. Dapat
diketahui apabila peridotite adalah batuan plutonik yaitu dari ukuran kristalnya yang besarbesar. Batuan peridotite bernilai ekonomis tinggi , karena peridotite adalah batuan induk (host
rock) bijih nikel. Peridotite memilki berat jenis 3, kelompok batuan beku peridotit tidak

umum tersingkap dipermukaan bumi dan sangat tidak stabil, umumnya peridotite yang
tersingkap dipermukaan bumi telah berubah menjadi serpentint, membeku jauh dibawah
permukaan bumi. Kegunaan dari batuan ini dapat digunakan sebagai bahan perhiasan.
Adapun keterangan dari komposisi mineral yang dikandung oleh batuan peridotit adalah :
Piroksin (Ca,Mg, Fe)SiO4
Piroksin merupakan mineral yang berbentuk atau berperawakan kristal pegmatikdan saling
tegak lurus. Memiliki pendek, saling tegak lurus. Memiliki warna hijau tua sampai hitam.
Dengan kilap kaca dan kekerasan 5-6 skala mohs. Belahan pada mineral piroksin adalah 2
arah.
Biotit K (Mg,Fe)3 (Al,Fe)Si3O10 (OH,Fe)2
biotit memiliki warna hijau, coklat hingga hitam. Biotit memiliki kilap kaca dengan belahan
sempurna dan kekerasan 2,5-3. Berat jenisnya 2,8-3,4 serta bentuk dan perawakan kristalnya
adalah memipih.
Feldspatoid
mineral feldspatoid adalah bagian dari mineral feldspar. Mineral ini memiliki silikat (SiO2)
yang kurang. Umumnya mineral ini memiliki warna abu-abu kebiruan. Dan kekerasannya
adalah 6 skala mohs.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pratikum petrologi yang kami lakukan maka dapat di simpulkan bahwa batuan beku
basa terbentuk di bawah permukaan bumi atau didapur magma dengan temperatur suhu
1100oC 900oC dan umumnya tersusun dari mineral yang bersifat tgelap atau mafik karena
mengandung silikat lebih besar dari 42%-52%, sedangkan batuan beku ultrabasa berwarna
sangat gelap karena kandungan mineral silikatnya antara 52% 66% .
Dengan melakuan praktikum ini kami juga dapat membedakan jenis batuan beku basa dan
batuan beku ultrabasa berdasarkan pada kenampakan batuan, komposisi mineral dan tekstur
dari batuan tersebut. Kami dapat mengetahui dan menentukan nama batuan menggunakan
tabel klasifikasi penamaan batuan beku menurut fenton 1950 dan klasifikasi batuan beku
menurut travis 1950 dengan melihat pada tekstur, komposisi mineral dan kenampakan warna
pada batuan tersebut.
4.2 Saran
Saran saya kepada asisten adalah sehendaknya asisten lebih memperhatikan praktikannya
pada saat pendeskripsian agar tidak terjadi kesalahan pada saat pendeskripsian. Serta di
harapkan pada saat membawakan materi asisten hendaknya benar-benar optimal sampai
praktikan mengerti. Saran untuk laboratorium adalah agar fasilitas didalam laboratorium
lebih ditingkatkan lagi. Sample yang ada dalam laboratorium hendaknya diperbanyak
jenisnya, serta ac yang rusak hendaknya cepat diperbaiki, dan kebersihan lab tetap dijaga.

DAFTAR PUSTAKA
Budi Setiawan Orisa, 2009. Geologi Dasar II: Palu, sulawesi tengah.
Graha Setia Doddy, 1987. Batuan dan Mineral. Nova : Bandung
Korps, Asisten, 2015. Buku Penuntun Praktikum Petrologi. Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia : Makassar.
Marwadi, Ir. 2007. Modul Deskripsi Batuan, SMK NEGRI 2 Depok : Sleman Yogyakarta
https: // Piliowiafa. WordPress.com/Geology/ Mineralisasi.
https: // Evreetwitooz. Laporan Petrologi Batuan Beku Teknik Pertambangan.
https: // Webmineral.com

Вам также может понравиться