Вы находитесь на странице: 1из 18

Pengertian Kertas

Kertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda disebut papier.
Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat
dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret mempunyai sifat yang berbeda dari bahan
bakunya : tumbuh-tumbuhan. Kertas dibuat unutk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat
beragam.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak
kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.Adanya kertas merupakan revolusi baru
dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum
ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang
dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu,
bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai
pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.
Ts'ai Lun
Penemu bahan kertas Ts'ai Lun besar kemungkinan sebuah nama yang asing
kedengaran di kuping pembaca. Menimbang betapa penting penemuannya, amatlah
mengherankan orang-orang Barat meremehkannya begitu saja. Tidak sedikit ensiklopedia
besar tak mencantumkan namanya barang sepatah pun. Ini sungguh keterlaluan. Ditilik dari
sudut arti penting kegunaan kertas amat langkanya Ts'ai Lun disebut-sebut bisa menimbulkan
sangkaan jangan-jangan Ts'ai Lun sebuah figur tak menentu dan tidak bisa dipercaya ada atau
tidaknya.
Dia seorang pegawai negeri pada pengadilan kerajaan yang di tahun 105 M
mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti. Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai
Lun ini (terdapat dalam penulisan sejarah resmi dinasti Han) sepenuhnya terus terang dan
dapat dipercaya, tanpa sedikit pun ada bau-bau magi atau dongeng. Orang-orang Cina
senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas dan namanya tersohor di
seluruh Cina.
Bahan-Bahan Pembuatan Kertas
Jenis-Jenis Bahan Mentah

Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen yaitu bahan baku, bahan
pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah bahan utama pembuatan kertas. Bahan
baku diubah hingga menajdi barang baru yang mempunyai wujud dan sifat berlainan dari
bahan asalnya. Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan utnuk memperlancar
pembuatan kertas. Bahan pelengkap adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam proses
pembuata kertas agar memperoleh hasil yang baik tanpa bahan pelengkap kertas yang
dihasilkan banyak mengandung cacat dan tidak sempurna.
Bahan Baku
Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat seperti : jerami padi,
bamboo, tebu, rumput-rumputan, jute, manila, rosella, murbai, kapas, lena dan jenis tanamantanaman lainnya yang cukup banyak tersedia di alam. Batang-batang kayu pun digunakan
sebagai bahan baku. Hampir semua jenis kayu baik kayu keras maupun lunak tanpa kecuali
dapat dijadikan bahan baku kertas. Karena kayu mempunyai kandungan selulosa cukup
banyak (40-45 %) (JF Dumanauw, 1984). Seperti yang kita ketahui selulosa adalah
komponen utama pembuatan kertas.
Pemilihan Jenis Kayu
Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus.
Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya
setiap tahun.
Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk

memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan
permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya
lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran
kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan
pembeli.
Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen
antara lain :
Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan komponen
yang paling disukai dalam pembuatan kertas karena panjang, kuat.

Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih mudah
larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat selulosa
sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin
tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan
Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini
sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen
industri kertas.
Persiapan Kayu
Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas dan
lain-lain dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis
sebelum dicacah menjadi serpihan kayu, kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan
debu yang melekat.
Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung
partikel halus batang kayu dan padatan terlarut. Proses ini juga menghasilkan limbah padat
berupa potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu
bakar.
Namun, produk kertas dari bahan nonkayu masih dibuat karena bahan jenis ini
mempunyai keunggulan yakni lebih kuat dibandingkan dengan selulosa kayu. Kertas jenis ini
dipergunakan sebagai kertas tulis, kertas penjilidan buku, kertas cetak biru, uang kertas, dan
bahan lain yang memerlukan kertas dengan ketahanan tinggi (Encyclopaedia Britanica,
1970).
Bahan Pembantu
Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang pertama adalah air
bersih dan selebihnya adalah bahan-bahan kimia yang berbeda-beda peranannya. Tidak
semua bahan-bahan kimia ini dipergunakan sekaligu tetapi tergantung kepada jenis kertas
yang diproduksi (Monareh, 1982).
Bahan-bahan pembantu tersebut sebagai berikut :

Air, diperlukan sebagi pelarut dan pencuci. Air sangat diperlukan dalam pembuatan

kertas.
Bahan pemutih, diperukan untuk membuat kertas menjadi putih bersih sebab bahan

baku kertas tidak berwarna. Bahan pemutih tersebut yaitu :


Hidrogen Peroksid
Natrium Peroksid
Natrium Bisufat
Kalium Bisulfat
Bahan penghancur kayu, diperlukan untuk menghancurkan kayu tidak dengan cara

mekanis tetapi bahan reaksi kimia. Bahan penghancur tersebut adalah


Asam > Asam sulfa
Alkali > Sodium Hidroksid
Bahan pewarna , diperlukan apabila hendak membuat kertas-kertas berwarna.

Bahan Pelengkap
Ada dua macam bahan pelengkap yang dipergunakan di dalam industri kertas. Bahanbahan tersebut adalah :
Bahan Pengisi, bahan untuk menutup lubang-lubnag halus pada permukaan kertas. Sehingga
diperoleh kertas yang rata dan halus. Diantara bahan-bahan tersebut adalah :
Kaolin
Tanah Diatomea
Gips
Kapur Magnesit
Bahan perekat, bahan untuk mengikat serat atau selulosa kayu agar lebih kuat dan kokoh
diantaranya :
Perekat arpus
Perekat hewani
Perekat tepung kanji

Nama
NPM

: Dhea Prasiwi
: A1F013059
Proses Pembuatan Kertas

Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu
pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu hingga menjadi
bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi yakni proses pengolahan
bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai. Kedua tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :
Pembuatan Barang Setengah jadi (Pulp)
Pulping adalah proses pembuburan. Dalam pulping ini digunakan alat yang disebut
Pulper. Pulper yang digunakan berbentuk bejana kerucut terbalik yang atasnya terbuka
sebagian dan mempunyai rotor. Pulper ini dinamakan hydra pulper.
Hydra Pulper mempunyai rotor untuk mensirkulasikan bubur dan menguraikan serat,
rotor pisau tersebut digerakkan oleh motor dari arah bawah. Kapasitas pulper mencapai 22
ton.
Proses Pembuatan Pulp

Proses Mekanik
Di sini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesin saja tanpa

pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini memerlukan biaya yang sangat
besar, disebabkan disini tidak dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan
potongan-potongan kayu, yang akan dijadikan pulp atau kertas. Pada proses ini, terjadi
pemberian tekanan pada kayu sehingga menghasilkan panas yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan antara komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan
sedikit kerusakan. Proses pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan.

Proses Kimia
Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung maupun

tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber terpisah. Dalam proses

ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat keping-keping kayu kemudian dihancurkan
dalam tekanan pada temperatur yang dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia,yaitu:
1. Proses Sulfat ( proses kraft )
2. Proses Soda
3. Proses Sulfit
Proses Sulfat ( proses kraft )
Cara pembuatan:
Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga ukuran kurang lebih
5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang halus dimasukkan kedalam tempat
penampung yang kemudian akan digester (dimasak). Setelah potongan-potongan kayu
tersebut di masukkan ke dalam digester, kemudian dimasukkan pula natrium sulfida dan
NaOH, kemudian dipanaskan dengan uap dan di aduk dengan suatu alat pengaduk yang
terdapat dalam digester tersebut.
Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uapn110lb/in2. Pulp yang telah jadi
dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci sehingga liquornya akan terpisah.
Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang
sudah dicuci disaring lagi dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan
dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan
dengan CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
Proses Soda
Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya memakai NaOH. Kayu
yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu. Bisa juga bahan baku seperti jerami,
lalang, serat nenas, tebu, dan lain-lain. Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti
proses sulfat. Waktu memasak 2-3 jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan
temperatur 3440F). Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah
digester.
Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp
yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputiihkan

dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan
dengan NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan
dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini
sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara.
Pengaliran udara ini dikontrol agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan
cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah
absorbsi gas oleh air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.
S + O2 SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 Ca ( HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 Mg ( HSO3)2 + CO2
Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah dengan
spray berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor yang
keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu dimasukkan dalam reclain tank.
Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium bi sulfit.
Berdasarkan analisa kira-ira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak
dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon asamasam. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap) dengan tekanan 70-160 lb/in2
tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu
1050-1550 C.
Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp dikeluarkan dan
masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan, diayak dan
seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk dipadatkan dengan jalan membuang
airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan
diputihkan dengna klorin dengan penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai
pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll
pulp.
c.

Proses Semikimia

Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh Mitscherlich
pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang maksimal yang
setara dengan proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:
1.

Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu. Larutan kimia yang
biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar
hemiselulosa harus sudah tercerna.

2.

Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan pulp secara
semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu
merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa
dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.
Proses pulping ditambahkan pula bahan tambahan, antara lain :

Dyestuff berfugsi sebagai bahan kertas, zat ini dapat juga dicampurkan pada proses
pembentukan kertas paper machine.
Fluorescent Agent disebut juga Optical Brigthening Agent (OBH) yang dapat memberikan
efek pemutihan.
Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang telah dihancurkan
dalam pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan
kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik
yang terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan
dosis zat pemutih yang lebih besar.
Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk menghilangkan
materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor, debu, lignin,
dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai. Efisiensi pencucian diukur
berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai
tingkat kebersihan tersebut. Alat alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :

Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu memisahkan kotoran yang
mengandung logam seperti kawat pengikat pulp, seng serta partikel - partikel lainnya yang
bersifat magnet.
HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu memisahkan kotoran yang
ukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan berat jenisnya.
Refining
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk menghasilkan bubur
serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah kembali dengan cara dipotong
dan digiling dengan menggunakan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.
Oksigen Delignification
Penghilangan

lignin

(delignifikasi)

menggunakan

oksigen

diperlukan

untuk

menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching. Dengan
mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih putih. Oksigen dan larutan putih
ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan
dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi
jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).
Bleaching
Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa
merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan.
Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini :
a.

Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam

b.

Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap
sebelumnya dengan larutan NaOH.

c.

Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam

d.

Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa

e.

Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa

f.

Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa

g.

Ozon,

menggunakan

ozon

(O3)

dalam

kondisi

asam

h. Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral.


Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan
utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan
sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.
Mixing
Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif. Bahan penunjang bubur
kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif untuk mengikat ion ion kertas agar jaringan
kertasnya kuat.
Blending
Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang akan dikirim ke proses
pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur serat dikontrol oleh alat yang
Paper Making
Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana akan
dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi
vakum, panas, dan tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi dapat
dibuat dengan berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih
lanjut.
Diagram Alir Pembuatan Pulp dan Kertas
Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari
hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan
bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya
dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker.
Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk membuang
batu

yang

menempel

pada

log),

setelah

itu

log

dicuci.

Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut
dengan chip.
Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang bisa dipakai
(ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan ditempat

penampungan. Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak
(digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian
baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan cairan pemasak
yang disebut dengan cooking liquor.
Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan untuk
memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor yang
dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan
kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal
cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.
Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di
dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari pencampuran ini
adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan
(bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp. Bubur kertas ini kemudian
dikelantang (bleacing) dengan bahan kimia di dalam proses bleacing untuk mencapai derajat
keputihan sesuai standar ISO. Pulp kemudian disimpan atau dikirim ke paper machine untuk
diolah menjadi kertas.
Pembuatan Barang Jadi
Pada proses pembuatan ini, bubur kayu yang telah bersih kemudian dimasukkan ke
dalam alat yang disebut hollader yang telah diisi dengan bahan pelengkap (bahan pengisi dan
bahan perekat) dan air. Di dalam alat ini adonan dicampur sampai homogen, serat-serat
selulosa saling berkaitan, pori-pori erat penuh tertutup bahan pengisi dan seluruh susunan
terlumuri bahan perekat. Dalam keadaan ini adonan telah siap untuk dijadikan lembaranlembaran kertas. Kemudian adonan basah dialirkan ke mesin fourdriner. Mesin ini berupa
saringan kasa tembaga (fine mesh bronse screen) meyerupai pita besar yang tidak putus
karena terus berputar. Diatas saringan ini adonan ditebarkan hingga membentuk lembaran
tanpa putus yang terus bergerak. Di tengah-tengah saringan terdapat rol penggilas (dandy
roll) yang berfungs sebagai pemeras air. Lembaran yang telah dilewati dandy roll kadar
airnya berkurang dan rata tebalnya. Keluar dari mesin fourdriner, kemudian lembaran kertas
basah (web) masuk kedalam mesin press. Prinsip kerja mesin ini tidak beda jauh dengan
mesin terdahulu tetapi lebih banyak memiliki rol-rol penggilas agar lebih menekan air

sebanyak-banyaknya keluar dari kertas. Press part berfungsi untuk membuang air dari web
sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara
kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas
di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena
kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %). Dryer berfungsi untuk mengeringkan
web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk
gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong-potong sesuai ukuran
dan dikirim ke konsumen.

3.2. Jenis-Jenis Kertas


Kertas bungkus : untuk semen, kertas lilin
Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu muka
Kertas cetak : untuk buku cetak
Kertas tulis : HVS
Kertas Koran
Kertas karton
Kertas hard Board
3.3. Sifat-Sifat Kertas
Tebal-tipisnya kertas akan menentukan mudah sukarnya pengerjaan. Pada umumnya
kertas dapat diperlakukan sebagai berikut :
Dapat dibakar dengan mudah
Dapat menyerap air
Dapat dilipat kesegala arah
Dapat dipotong dengan gunting atau pisau
Dapat dirobek
Dapat direkat dengan lem
Dapat ditoreh dengan benda runcing atau tumpul
Dapat digulung dengan mistar
Dapat diremas dengan tangan
Dapat ditusuk denagn jarum atau benda lainnya yang runcing

Dapat disambung dengan stapler


Dapat dijepit dengan kertas
Dapat dilubangi dengan alat khusus
3.4. Teknik Pengerjaan Kertas
Ada beberapa teknik dalam pengerjaan kertas yang dapat dikembangkan sehingga
menghasilkan karya karya yang menarik. Beberapa teknik dasar dikombinasikan sehingga
menghasilkan benda yang lebih bervariasi. TEknik-teknik dasar tersebut sebagai berikut :
3.4.1. Teknik Dasar Memotong (cutting)
Teknik ini memberikan kesempatan untuk menemukan dan menyusun gambar dekoratif
maupun benda hias baik dalam pola simetri, pola asimetri maupun pola bebas. Untuk
mencapai tujuan tersebut harus melakukan beberapa cara yaitu :
Menentukan bentuk dasar yang akan dikerjakan misalnya : persegi panjang, persegi, segitiga,
lingkaran, ellips, atau yang lainnya.
Kemudian bentuk dasar terpilih (misal persegi) diletakkan di atas kertas lain sebagai alas
dengan warna yang berbeda. Agar kertas yang akan dikerjakan terlihat jelas.
Bentuk terpilih dipotong dan direnggangkan sehingga terlihat adanya pemisahan
menjadi dua bagian. Dengan cara demikian akan diperoleh hasil yang sangat beragam dalam
jumlah tak terbatas. Pemisahan dapat dilakukan dengan garis lurus atau garis lengkung
sehingga membentuk kreasi baik dalam pola simetri atau lainnya.
3.4.2. Teknik Dasar Melipat (folding)
Teknik dasar ini memberikan penemuan bentuk-bentuk dekoratif (origami). Benda
bidang dan benda tiga dimensional.
3.4.3. Teknik Dasar Menoreh (scoring)
Teknik ini menghasilkan gambar timbul (relief). Torehan-torehan yang dibuat pada
gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga memunculkan gambar di atas
kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga memunculkan gambar tersebut sebagai relief.
3.4.4. Teknik Dasar Menyambung (bending)

Teknik

ini

memberikan

bentuk-bentuk

geomatri,

memperluas

bidang

atau

memperpanjang kertas.
3.4.5. Teknik Dasar Menggulung (curling)
Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung yang tidak dapat
dicapai dengan teknik lain.
3.4.6. Teknik Dasar Gabungan melipat dan memotong
3.4.7. Teknik Dasar Gabungan melipat dan memotong
3.5. Limbah Hasil Produksi Kertas Dan Pengolaannya
3.5.1. Limbah Hasil Produksi Kertas
Beberapa limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan kertas antara lain:
Efluen limbah cair
Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen, debu dan sejenisnya
Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin, alkohol, terpentin, zat
pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggi.
Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas
Bahan anorganik terlarut seperti NaOH, Na2SO4, klorin dan lain-lain
Limbah panas
Mikroorganisme seperti golongan bakteri coliform
Partikulat
Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
Partikulat zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca
Gas
Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap
dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia
Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime Kiln
Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan
Solid Wastes
Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder
Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya
Proses dan Bahan yang digunakan serta jenis limbah yang dihasilkan :
Chemical Pulping Asam/basa, lime, asm sulfat, sodium hydroksida, sodium sulfide. Limbah
asam basa.
Bleaching Pemutih klorin, sulfat, kloroform, pelarut Air limbah beracun, limbah sludge, dan
limbah asam/basa.
Papermaking Pigmen Sludge pengolahan limbah Sizing and Starching Wax, lem, resins
sintesis, hidrokarbon Limbah beracun termasuk air limbah dan sludge.
Pelapisan dan Pewarnaan Tinta, cat, pelarut, karet dan zat pewarna Sisa pelarut,tinta cat dan
limbah beracun lain.
Pembersihan Tetrakloroetilen, Trikloroetilen, methilen klorida, trikloroethan, karbon
tetraklorida
Limbah
pelarut
dan
air
bilasan
beracun.
Penggunaan klorin sebagai pemutih menyebabkan air limbah tidak memungkinkan
penggunaan kembali air yang telah digunakan karena tidak dapat dilakukan recovery air.
Pada waktu pulp direaksikan dengan klorin atau klorin dioksida selama proses pemutihan,

konsentrasi ion klorida dalam air limbah akan menjadi sangat korosif untuk di alirkan
kembali ke sistem recovery untuk memisahkan limbah organik dari air dan dibakar untuk
menghasilkan energi di dalam recovery boiler. Akibatnya limbah organik dalam efluen harus
dialirkan seluruhnya ke sistem pengolahan limbah dan ke sungai. Air limbah dari proses
pemutihan menghasilkan sifat mutagenisitas yang signifikan (Ames test positive) yang akan
menurun secara linier dengan peningkatan substitusi CIO2 atau equivalent chlorine dalam
proses bleaching. Kebanyakan bahan mutagen akan hilang jika pH air ditingkatkan menjadi
7-8, sehingga air limbah dari proses bleaching harus dinetralisasi sebelum pengolahan limbah
atau dibuang ke badan air penerima agar mutagen dalam air tidak masuk ke lingkungan.
3.5.2. Pengelolaan Limbah
3.5.2.1.Pengelolaan Limbah Cair
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
cair, padat, dan emisi udara. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan
menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan limbah cair
berdasarkan unit operasinya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Fisik
Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah proses screening
(penyaringan). Screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar. Screening dilakukan pada sisa-sisa potongan kayu yang
masih berukuran besar sehabis diolah pada proses chipper. Setelah dilakukan penyaringan,
umumnya kayu yang masih berukuran besar akan dikembalikan lagi ke proses chipper, untuk
diolah lagi dan mendapatkan ukuran kayu yang dikehendaki.
Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan
proses pengendapan. Pengendapan primer biasanya terjadi di bak pengendapan atau bak
penjernih. Bak pengendap yang hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak memberi
keluwesan operasional. Karena itu memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Parameter
desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan
waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Bak penjernih bulat yang dirancang dengan
baik dapat menghilangkan 80% zat padat yang tersuspensi dan 50-995 BOD. Beberapa
contoh Limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :
Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat dan mengandung sisa
cairan pemasak aktif. Serat ini masih mengandung mata kayu dan serat-serat yang tidak
dikehendaki (reject). Sisa cairan pemasak dalam serat dibersihkan dengan mengguna- kan
washer, sedangkan pemisahan kayu dan reject dipakai screen.
Larutan hasil pencucian bubur pulp di brown stock washers dinamai weak black liquor
yang disaring sebelum dialirkan ke unit pemekatan.
Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor, logam-logam berat, dan zat organik
beracun. Dinamakan secara kimia karena pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang akan
mengubah sifat bahan terlarut tersebut dari sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari
ukuran sangat halus menjadi gumpalan (flok) yang dapat diendapkan maupun dipisahkan
dengan
filtrasi.
Beberapa limbah-limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :
Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan kimia chlorine
dioksida, ekstraksi caustic soda, hidrogen peroksida. Dalam proses pemutihan, setiap akhir
satu langkah dilakukan pencucian untuk meningkatkan efektivitas proses pemutihan.
Sebelum bubur kertas yang diputihkan dialirkan ke unit pengering, sisa klorin dioksida akan
dinetralkan dengan injeksi larutan sulfur dioksida.

Jika pengambilan air dilakukan dari sungai, maka biasanya industri pulp seharusnya
memberikan bahan pengendap secukupnya dan sedikit larutan hypo untuk membunuh bakteri
dan jamur sebelum mengalami proses pengendapan di dalam settling basin dan penyaringan
sehingga dihasilkan air proses yang bersih dan bebas jamur.
Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH (sodium hidroksida) dan
NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk memisahkan serat selulosa dari bahan organik.
Cairan yang dihasilkan dari proses pemasakan diolah dan menghasilkan bahan kimia, dengan
daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi limbah cair.
Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan cairan yang masih
tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan berbagai bahan kimia berupa
organoklorin yang umumnya beracun.
Biologi
Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah menggumpalkan dan
menghilangkan/menguraikan padatan organik terlarut yang biodegradable dengan
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Pengolahan secara biologis mengurangi kadar
racun dan meningkatkan mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang menggangu dan
rasa air). Apabila terdapat lahan yang memadai, laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa
digunakan. Laguna aerasi akan mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal
10 hari. Pabrik-pabrik di Amerika Utara sekarang dilengkapi dengan laguna aerasi bahkan
dengan waktu tinggal yang lebih panjang, atau kadang-kadang dilengkapi dengan kolam
aerasi pemolesan dan penjernihn akhir untuk lebih mengurangi BOD dan TSS sampai di
bawah 30mg/1. Prinsip dasar pengolahan secara biologi sebetulnya mengadopsi proses
pertumbuhan mikroorganisme di alam, mikroorganisme yang tumbuh membutuhkan energi
berupa unsure karbon (C) dimana unsure karbon (C) tersebut dengan mudah diperoleh dari
senyawa organic dalam air limbah, sehingga senyawa organic tersebut terurai menjadi CO2
dan H2O. Salah satu limbah yang menggunakan pengolahan unit ini ialah hasil perasan
sludge yang berasal dari primary clarifier yang berupa larutan. Larutan ini didinginkan di 6
unit menara pendingin sebelum dialirkan ke deep tank air activated sludge untuk mengurangi
kandungan organik secara biologi dengan memanfaatkan bakteri dan gas oksigen dari udara
yang diinjeksikan dan bantuan dari pupuk fosfor dan nitrogen.
Setelah penjelasan mengenai tiga unit operasi Instalasi Pengelolaan Air Limbah diatas,
maka satu hal yang penting untuk diketahui ialah standar baku mutu limbah cair yang telah
ditetapkan pemerintah untuk pabrik pulp. Standar baku mutu limbah cair yang telah
ditetapkan pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri LH No 51 Tahun 1995 untuk pabrik
pulp, yakni toleransi PH dikisaran 6,0-9,0, BOD5: 150 mg/l, COD: 350 mg/l, dan TSS 150
mg/l.
3.5.2.2.Pengelolaan Limbah Padat
Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa batu dari kapur dan
mengandung soda. Ini harus dibuang di lingkungan aman dan nyaman. Limbah padat itu
harus dibuang ke tempat pembuangan akhir yang secure land fill (aman). Jika tidak, peristiwa
fatal seperti di Love Canal, Niagara Falls (AS), bisa terulang. Daerah bekas land fill dekat
Love Canal dijadikan tempat pembuangan limbah sebuah pabrik (1940-1950). Setelah pabrik
itu pindah lokasi, land fill itu dijadikan permukiman bagi 500 keluarga. Beberapa waktu
kemudian zat-zat beracun keluar dari tanah land fill dan mengancam nyawa warga di
sekitarnya. Untuk menghindari jatuhnya korban, daerah itu dikosongkan. Pemerintah
menghukum perusahaan kimia tersebut dengan denda dan ganti rugi bagi warga yang
jumlahnya ratusan juta dollar AS. Peristiwa land fill di Love Canal itu mendorong Kongres
AS menerbitkan undang-undang super fund (1970- an) untuk melindungi penduduk dari
limbah industri.

Dua jenis limbah padat lainnya, diolah dengan menggunakan Bark Boiler dan Lime
Klin. Bark Boiler digunakan untuk pembakaran kulit kayu. Sedangkan Lime Klin digunakan
untuk pengolahan lumpur kapur.
3.5.2.3.Pengelolaan Limbah Emisi Udara
Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi pulp, biasanya
pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas treatment di unit pulping, Electro Static
Dust Precipitator pada Recovery Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit. Beberapa
limbah atau proses yang menghasilkan emisi udara ini, beserta penanganannya ialah :
Kondensat tercemar yang berasal dari proses digester dikumpulkan dan dialirkan ke
unit
penanganan
kondensat
di
evaporator
plant.
Noncondensable gas (NCG) dibakar sebagian menjadi limbah di lime klin (tanur kapur).
Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik digunakan untuk
memutar turbin dan menghasilkan listrik dan steam tekanan menengah untuk pemanasan
dalam
proses
di
seluruh
unit
operasi
produksi.
Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap diisap blower dan diarahkan
ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua tahap. Di menara ini digunakan larutan
sodium hidroksida dan diinjeksikan dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa
bahan kimia berupa klorin dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas
klorin dioksida.
Limbah yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler, baik dari multi fuel
boiler, recovery boiler, maupun lime kiln. Untuk tujuan ini, pabrik pulp harus memiliki alat
electrostatic precipitator. Sedangkan cerobong asap dari dissolving tank recovery boiler
dilengkapi dengan scrubber yang dialiri weak wash dari recaust plant.

Вам также может понравиться