Вы находитесь на странице: 1из 29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Analisa Data
4.1.1

Analisa Data Tanah

Data tanah yang dipakai dalam perencanaan tebal perkerasan jalan yang akan direncanakan berdasarkan
nilai CBR pada setiap ruas jalan pada tabel 3.1.
Tabel 4.2. Data Lalu Lintas Dalam Satuan Mobil Penumpang

No

Jenis Kendaraan

1
Mobil penumpang ( 1+1 )
2
Bus 8 ton (2 + 6 )
3
Truck 2 as ( 4 + 6 )
4
Truck 3 as ( 6 + 7.7 )
Jumlah Kendaraan / hari /2jalur

Jumlah
Kendaraan
1800
400
250
150
2600

Koefisien
1
3
2.5
3

LHR
( smp)
1800
1200
625
450
4075

4.1.1. Menentukan Klasifikasi Jalan


4.1.1.1 Perhitungan Kemiringan
Jika titik pada potongan yang ditinjau berada diantara kontur yang elevasinya sama maka tidak diperlukan
perhitungan lagi dan lokasi tersebut dianggap datar. Jika masing-masing ujung titik potongan berada pada
elevasi yang berbeda, maka perlu dilakukan perhitungan dengan cara selisih ketinggiannya di bagi dengan
jarak kedua titik tersebut kemudian di kalikan 100%.

Perhitungan kemiringan dengan cara yang sama dengan perhitungan diatas dilanjutkan seperti yang
tertera pada tabel 4.1

Tabel 4.11 Elevasi Titik Rencana Alternatif

POTON
GAN
1-1'
2-2'
3-3'
4-4'
5-5'
6-6'
7-7'
8-8'
9-9'
10-10'
11-11'
12-12'
13-13'
14-14'
15-15'
16-16'
17-17'
18-18'
19-19'
20-20'
21-21'
22-22'
23-23'

POTON
GAN
24-24'
25-25'
26-26'
27-27'
28-28'

Kiri
(m)

ELEVASI
Tengah
(m)

Kanan
(m)

JARAK
MELINTA
NG

120
120
120
120
120
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

80
62.5
55.7
51.9
49.8
49.9
51.8
53.5
67.7
69.6
74.4
73.6
74.3
75.9
76.6
77.4
78,6
78,7
78,1
78,1
77.9
76.3
76,9

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
40

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

Kiri
(m)

ELEVASI
Tengah
(m)

Kanan
(m)

JARAK
MELINTA
NG

100
80
80
80
80

75.1
75.5
71.8
73.4
80.5

40
40
60
60
60

150
150
150
150
150

BEDA
TINGGI
e =( a
- c )
90
90
90
90
90
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
60

BEDA
TINGGI
e =( a
- c )
60
40
20
20
40

KEMIRING
AN
f = e/d x
100%
60%
60%
60%
60%
60%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
46.66%
40%

KEMIRING
AN
f = e/d x
100%
40%
26.66%
13.33%
13.33%
13.33%

29-29'
30-30'
31-31'
32-32'
33-33'
34-34'
35-35'
36-36'
37-37'
38-38'
39-39'
40-40'
41-41'
42-42'
43-43'
44-44'
45-45'
46-46'
47-47'
48-48'
49-49'
50-50'
51-51'
52-52'
53-53'
54-54'
55-55'
56-56'
57-57'
58-58'
59-59'
60-60'
61-61'
62-62'
63-63'
64-64'
65-65'
66-66'
67-67'

POTON
GAN
68-68'
69-69'
70-70'

70
80
70
80
80
80
80
80
80
100
100
100
140
140
140
140
140
160
170
170
170
170
170
170
170
170
170
160
160
160
160
160
160
160
160
150
150
150
150

91.7
60.9
78.9
82.8
85.1
88.1
100
132
134
136
137
141.5
147.5
157,5
157.5
157.5
157.5
157.5
157.5
157.5
157.5
157.5
157.5
157.9
157.5
149.9
147.6
144.4
140.8
138.5
138.5
138.5
138.5
138.5
138.5
138.5
138.5
138.5
138.5

40
80
70
80
80
80
80
80
90
90
90
90
90
90
90
90
140
140
140
140
140
140
140
140
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

30
0
0
0
0
0
0
0
10
10
10
10
10
10
10
10
0
20
30
30
30
30
30
30
40
40
40
30
30
30
30
30
30
30
30
20
20
20
20

Kiri
(m)

ELEVASI
Tengah
(m)

Kanan
(m)

JARAK
MELINTA
NG

130
140
140

138.5
138.5
138.5

130
130
130

150
150
150

BEDA
TINGGI
e =( a
- c )
0
10
10

20%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
6.66%
13.33%
13.33%
13.33%
33.33%
33.33%
33.330%
33.33%
0.00%
13.33%
20%
20%
20%
20%
20%
20%
26,66%
26,66%
26,66%
20%
20%
20%
20%
20%
20%
20%
20%
13.33%
13.33%
13.33%
13.33%
KEMIRING
AN
f = e/d x
100%
13.33%
6.66%
6.66%

71-71'
72-72'
73-73'
74-74'
75-75'
76-76'
77-77'
78-78'
79-79'
80-80'
81-81'
82-82'
83-83'
84-84'
85-85'
86-86'
87-87'
88-88'
89-89'
90-90'
91-91'
93-93'
93-93'
94-94'
95-95'
96-96'

140
130
140
140
140
130
130
130
110
60
120
120
130
140
140
140
140
140
140
140
150
150
150
150
150
150

138.5
138.5
138.7
138.9
138.9
138.9
138.9
138.9
115.5
115.6
115.8
91.2
120
130
134.6
134.6
134.6
134.6
134.6
134.6
134.6
134.6
134.6
134.6
134.6
134.6

130
130
130
130
130
130
130
120
110
110
110
60
60
60
60
60
90
90
100
100
100
100
100
100
100
80

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

10
10
10
10
10
0
0
10
0
50
10
60
30
80
80
80
50
50
40
40
50
50
50
50
50
70

6.66%
0,00%
6.66%
6.66%
6.66%
0,00%
0,00%
6.66%
0,00%
40%
6.66%
40%
46.66%
53.33%
53.33%
53.33%
33.33%
33.33%
26.66%
26.66%
33.33%
33.33%
33.33%
33.33%
33.33%
46.66%

Tabel 4.12 Kalisifikasi Jalan Sesuai dengan Kemiringan


POTONGAN

JALAN

KEMIRINGAN

1 s/d 23
23 s/d 26
26 s/d 51
51 s/d 54
54 s/d 71
71 s/d 74
74 s/d 96

Jalan Lurus
Tikungan PI
Jalan Lurus
Tikungan P2
Jalan Lurus
Tikungan P3
Jalan Lurus

49.27 %
29.99 %
10.51 %
23.33 %
16.66 %
4.99 %
28.14%

KLASIFIKASI
MEDAN
Pegunungan
Pegunungan
Perbukitan
Perbukitan
Perbukitan
Perbukitan
Pegunungan

Dari 96 titik didominasi oleh medan bukit, maka menurut tabel II.6 TPGJAK, Hal
11 dipilih klasifikasi fungsi jalan Kolektor dengan kecepatan antara 40 70
km/jam. Diambil kecepatan 70 km /jam.
Menghitung jarak
Diketahui masing-masing Koordinat :
A

: ( +0.00 ; +0.00 )

P. I

: ( -520; -440,55 )

P.2

: ( -520.45; +200,48 )

P.3

: ( -260,50 ; +700,37 )

: ( +250; +1000 )

Perhitungan Jarak
Dari koordinat yang diketahui maka dapat dicari masing masing jaraknya yaitu :
Perhitungan Sudut
1. Perhitungan Sudut Tangen Pada Tikungan B ( P I1 ),
Sudut ( 1)
Jadi sudut (3)
2. Perhitungan Sudut Tangen Pada Tikungan D ( P I2 ),
Sudut ( 2)

Jadi sudut (2)

3. Perhitungan Sudut Tangen Pada Tikungan E ( P I3 ),


Sudut ( 3)
Jadi sudut (3)
Berdasarkan perhitungan pada peta kontur yang di dapat pada peta di dapat jarak dan sudut sebagai
berikut :
d1 = m

1 =

d2 = 240 m

2 =

d3 = 564 m

3 =

d4 = 270 m

4.2.

Perhitungan Alinemen Horizontal

4.2.1

Perhitungan Tikungan P(1)

1. Klasifikasi Medan

: Pegunungan

2. Type Jalan

: Kelas III A

3. Lalu Lintas Harian Rata - rata ( LHR )


4. Kecepatan Rencana

: > 3000

: 70 km/jam

5. Lebar daerah penguasaan Minimum :30 m


6. Lebar Perkerasan

: 2x3.50 m

7. Lebar Bahu Jalan

: 2,50m

8. Lereng Melintang Perkerasan

:2%

9. Lereng Melintang bahu

:6%

10. Jenis Lapisan permukaan Jalan

: Penetrasi Berganda

11. Miring Tikungan Maksimum (e)

: 10 %

12. Jari - jari Lengkung Minimum

: 50 m

13. Landai maksimum

:8%

Tabel 4.13.a Standard Perencanaan Geometrik Jalan Kelas I

Tabel 4.14.a Koefisien gesekan melintang pada tikungan


V( km/jam )

40

50

60

70

80

90

100

110

Fmaks

0,166

0,160

0,153

0,147

0,140

0,128

0,115

0,103

120
0,09
0

Sumber : Buku Konstruksi jalan Raya ( Ir.Hamirhan Saodang MSCE.)


Rumus :

Direncanakan geometric untuk Daerah Pegunungan Rc = 300m > Rmin = 157 m. Dengan Vr = 70
km/jam berdasarkan
(TPGJAK 1997, Tabel II.18), Rmin untuk FC = 1100 m > Rc, sehingga tikungan
jenis Full Circle tidak dapat digunakan.
Sesuai dengan syarat 40 < < 900, maka untuk tikungan I (112925) direncanakan S-C-S.
1. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)
Dalam perhitungan tikungan ini dicoba dengan menggunakan jari-jari lingkaran dengan ukuran 300 m
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang
lengkung :
b. Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh kemiringan :
Nilai e pada perhitungan diatas digunakan nilai superelevasi maksimum(e maks)

untuk V-90 km/jam maka, C = 0,7


c. Berdasarkan kelandaian relative maksimum
Dimana re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang
jalan,
untuk Vr 70 km/jam, re max = 0,035 m/m/det.

2. Perhitungan bagian spiral

3. Perhitungan lengkung circle ( Lc )


Syarat untuk lengkung S-C-S LC > 20 m
LC = 37,94 > 20 m .................... OK!!!
maka Tikungan S-C-S dapat di pake

4. Perhitungan panjang tikungan total


L tot = LC + 2. Ls

< 2 Ts

L tot = 37,94+2 x 11,11 m

< 2 x 70,31 m

L tot = 60,16 m

< 140,62 m

( memenuhi syarat )
1. Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan

a)

Untuk Perencanaan jalan kelas IIIa, digunakan kendaraan rencana adalah kendaraan besar

dengan ketentuan sebagai berikut :


Lebar kendaraan rencana (b)
Jarak antar gandar (P)
Tonjolan depan kendaraan (A) : 1,2 m
b) Jumlah Lajur (n)

: 2,6 m
: 3,5 m
:2

c) Lebar Perkerasan pada bagian lurus (Bn)


d) jari-jari pada tengh lintasan (R)

: 2 3,50
: 300 m

e) Kecepatan Rencana

: 70 Km/jam

B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam

Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)

Tambahan lebar perkerasan di tikungan I (b)


Dimana Bn adalah lebar perkerasan = 2 3,50 = 7,00 m
Untuk Bn = 7,00 C = 0,78 m
Bt > Bn jadi perlu diadakan pelebaran perkerasan

5. Perhitungan kebebasan samping pada tikungan I


Perhitungan jarak pandang henti

Dimana :
VR
T
g
f

= kecepatan rencana (km/jam)


= waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
= percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2
= koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,350,55.

Jh

= Jarak Pandang Henti (m)

Jadi :
Jh yang digunakan adalah Jh min yaitu 87,19 m
Perhitungan Jarak Pandang Menyiap

Dimana :
t1 = waktu reaksi yang besarnya tergantung pada kecepatan
yang sesuai dengan persamaan t1 = 2.12+0.026V.
t2 = waktu dimana kendaraan yanng menyiap berada pada lajur
kanan yang dapat ditentukan dengan mempergunakankorelasi
t2 = 6.56+0.048V.
m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan
yang disiap = 15km/jam.
a = percepatan rata-rata yang besarnya tergantung pada
kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap yang dapat ditentukan dengan mempergunakan korelasi a
= 2.052+0.0036V.
Jd yang digunakan adalah Jd 463,39 m

Diketahui :
V = 70 km / jam
Jarak Pandang Henti ( S ) = 87,19m
Jarak Pandang Menyiap (M) = 463,39 m
L = 85,59 m
Untuk S < L, maka :

Untuk M > L, maka :

6. Menentukan tempat kedudukan titik titik ( stationing )


D1 = 682,00 m
Perhitungan diagram superelevasi :

Perhitungan diagram superelevasi :


Ketentuan

Ls

= 11,11 m

en

=8%

emaks = 10 %
Perhitungan titik stationing pada tikungan P.1
sta pI1 = 0 + d1 = 0 + 682,00 m
sta Ts1 = sta PI1 Ts
= 0 + 682,000 m 70,13 m
= 0 + 611,87 m
Sta SC1= sta Ts1 + Ls
= 0 + 611,87 m + 11,11 m
= 0 + 622,98 m
Sta CS1

= Sta SC1 = 0 + 622,98 m

Sta St1 = Sta CS1 + Ls


= 0 + 622,98 m + 11,11 m
= 0 + 634,09 m.

4.2.2

Perhitungan Tikungan P(2)

1. Klasifikasi Medan

: Perbukitan

2. Type kalan

: Kelas III ( jalan Penghubung )

3. Lalu Lintas Harian Rata - rata ( LHR )


4. Kecepatan Rencana

: > 3000

: 80 km/jam

5. Lebar daerah penguasaan Minimum :30 m


6. Lebar Perkerasan

: 2x3.50 m

7. Lebar Bahu Jalan

: 2,50m

8. Lereng Melintang Perkerasan

:2%

9. Lereng Melintang bahu

:6%

10. Jenis Lapisan permukaan Jalan

: Lapisan Macadam

11. Miring Tikungan Maksimum (e)

: 10 %

12. Jari - jari Lengkung Minimum

: 115 m

13. Landai maksimum

:7%

Tabel 4.13.a Standard Perencanaan Geometrik Jalan Kelas I

Tabel 4.14.a Koefisien gesekan melintang pada tikungan


V( km/jam )

40

50

60

70

80

90

100

110

Fmaks

0,166

0,160

0,153

0,147

0,140

0,128

0,115

0,103

120
0,09
0

Sumber : Buku Konstruksi jalan Raya ( Ir.Hamirhan Saodang MSCE.)


Rumus :

Direncanakan geometric untuk Daerah Pegunungan Rc = 300m > Rmin = 157 m. Dengan Vr = 70
km/jam berdasarkan
(TPGJAK 1997, Tabel II.18), Rmin untuk FC = 1100 m > Rc, sehingga tikungan
jenis Full Circle tidak dapat digunakan.
Sesuai dengan syarat 40 < < 900, maka untuk tikungan I (112925) direncanakan S-C-S.
7. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)
Dalam perhitungan tikungan ini dicoba dengan menggunakan jari-jari lingkaran dengan ukuran 300 m
d. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang
lengkung :
e. Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh kemiringan :
Nilai e pada perhitungan diatas digunakan nilai superelevasi maksimum(e maks)
untuk V-90 km/jam maka, C = 0,7

f. Berdasarkan kelandaian relative maksimum


Dimana re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang
jalan,
untuk Vr 70 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.

8. Perhitungan bagian spiral

9. Perhitungan lengkung circle ( Lc )


Syarat untuk lengkung S-C-S LC > 20 m
LC = 90,40 > 20 m .................... OK!!!
maka Tikungan S-C-S dapat di pake

10.

Perhitungan panjang tikungan total

L tot = LC + 2. Ls

< 2 Ts

L tot = 90,94 +2 x 26,66m

< 2 x 72,65 m

L tot = 144,26 m

< 145,3 m

( memenuhi syarat )
2. Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan

f)

Untuk Perencanaan jalan kelas IIIa, digunakan kendaraan rencana adalah kendaraan besar

g)

dengan ketentuan sebagai berikut :


Lebar kendaraan rencana (b)
Jarak antar gandar (P)
Tonjolan depan kendaraan (A) : 1,2 m
Jumlah Lajur (n)

h)
i)
j)

Lebar Perkerasan pada bagian lurus (Bn) : 2 3,50


jari-jari pada tengh lintasan (R)
: 300 m
Kecepatan Rencana
: 80 Km/jam
B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam

: 2,6 m
: 3,5 m
:2

Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)

Tambahan lebar perkerasan di tikungan I (b)


Dimana Bn adalah lebar perkerasan = 2 3,50 = 7,00 m
Untuk Bn = 7,00 C = 0,78 m
Bt > Bn jadi perlu diadakan pelebaran perkerasan

11.

Perhitungan kebebasan samping pada tikungan I


Perhitungan jarak pandang henti

Dimana :
VR
T
g
f

= kecepatan rencana (km/jam)


= waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
= percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2
= koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,350,55.

Jh

= Jarak Pandang Henti (m)

Jadi :
Jh yang digunakan adalah Jh min yaitu 106 m

Perhitungan Jarak Pandang Menyiap


Dimana :
t1 = waktu reaksi yang besarnya tergantung pada kecepatan
yang sesuai dengan persamaan t1 = 2.12+0.026V.
t2 = waktu dimana kendaraan yanng menyiap berada pada lajur
kanan yang dapat ditentukan dengan mempergunakankorelasi
t2 = 6.56+0.048V.
m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan
yang disiap = 15km/jam.
a = percepatan rata-rata yang besarnya tergantung pada
kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap yang dapat ditentukan dengan mempergunakan korelasi a
= 2.052+0.0036V.

Jd yang digunakan adalah Jd 634,42 m

Diketahui :
V = 80 km / jam
Jarak Pandang Henti ( S ) = 106m
Jarak Pandang Menyiap (M) = 634,42 m
L = 144,26 m
Untuk S < L, maka :

Untuk M > L, maka :

3. Menentukan tempat kedudukan titik titik ( stationing )


D2 = 240 m
Perhitungan diagram superelevasi :
Ketentuan

Ls

= 26,66 m

en

=7%

emaks = 10 %
Perhitungan titik stationing pada tikungan P.1
sta pI2 = Sta PI1 + d2 = 0 + 682,00 m + 246.00 m = 1+982,00 m
sta TS2 = sta PI2 Ts
= 1 + 982,00 m 72,65 m
= 1 + 909,35 m
Sta SC2= sta TS2 + Ls
= 1 + 909,35 m + 26,66 m
= 1 + 936,01 m
Sta CS2

= sta SC2 + Lc

= 1 + 936,01 m + 90,40 m
= 1 + 1026,41 m
Sta ST2

= sta CS2 + Ls
= 1 + 1026,41 m + 26,66 m
= 1 + 1054,07 m

4.2.3

Perhitungan Tikungan P(3)

1. Klasifikasi Medan

: Perbukitan

2. Type kalan

: Kelas III ( jalan Penghubung )

3. Lalu Lintas Harian Rata - rata ( LHR )


4. Kecepatan Rencana

: > 3000

: 80 km/jam

5. Lebar daerah penguasaan Minimum :30 m


6. Lebar Perkerasan

: 2x3.50 m

7. Lebar Bahu Jalan

: 2,50m

8. Lereng Melintang Perkerasan

:2%

9. Lereng Melintang bahu

:6%

10. Jenis Lapisan permukaan Jalan

: Lapisan Macadam

11. Miring Tikungan Maksimum (e)

: 10 %

12. Jari - jari Lengkung Minimum

: 115 m

13. Landai maksimum

:7%

Tabel 4.13.a Standard Perencanaan Geometrik Jalan Kelas I

Tabel 4.14.a Koefisien gesekan melintang pada tikungan


V( km/jam )

40

50

60

70

80

90

100

110

Fmaks

0,166

0,160

0,153

0,147

0,140

0,128

0,115

0,103

120
0,09
0

Sumber : Buku Konstruksi jalan Raya ( Ir.Hamirhan Saodang MSCE.)


Rumus :

Direncanakan geometric untuk Daerah Pegunungan Rc = 300m > Rmin = 157 m. Dengan Vr = 70
km/jam berdasarkan
(TPGJAK 1997, Tabel II.18), Rmin untuk FC = 1100 m > Rc, sehingga tikungan

jenis Full Circle tidak dapat digunakan.


Sesuai dengan syarat 40 < < 900, maka untuk tikungan I (112925) direncanakan S-C-S.
12.

Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)

Dalam perhitungan tikungan ini dicoba dengan menggunakan jari-jari lingkaran dengan ukuran 300 m
g. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang
lengkung :
h. Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh kemiringan :

Nilai e pada perhitungan diatas digunakan nilai superelevasi maksimum(e maks)


untuk V-90 km/jam maka, C = 0,7
i. Berdasarkan kelandaian relative maksimum
Dimana re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang
jalan,
untuk Vr 70 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.

13.

Perhitungan bagian spiral

14.

Perhitungan lengkung circle ( Lc )

Syarat untuk lengkung S-C-S LC > 20 m


LC = 607,810 > 20 m .................... OK!!!
maka Tikungan S-C-S dapat di pake

15.

Perhitungan panjang tikungan total

L tot = LC + 2. Ls

< 2 Ts

L tot = 607,810 +2 x 26,66m

< 2 x 546,30 m

L tot = 661,13 m

< 1092,6 m

( memenuhi syarat )

4. Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan

k)

Untuk Perencanaan jalan kelas IIIa, digunakan kendaraan rencana adalah kendaraan besar

l)
m)
n)
o)

dengan ketentuan sebagai berikut :


Lebar kendaraan rencana (b)
: 2,6 m
Jarak antar gandar (P)
: 3,5 m
Tonjolan depan kendaraan (A) : 1,2 m
Jumlah Lajur (n)
:2
Lebar Perkerasan pada bagian lurus (Bn) : 2 3,50
jari-jari pada tengh lintasan (R)
: 300 m
Kecepatan Rencana
: 80 Km/jam
B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam

Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)

Tambahan lebar perkerasan di tikungan I (b)


Dimana Bn adalah lebar perkerasan = 2 3,50 = 7,00 m
Untuk Bn = 7,00 C = 0,78 m
Bt > Bn jadi perlu diadakan pelebaran perkerasan

16.

Perhitungan kebebasan samping pada tikungan I


Perhitungan jarak pandang henti

Dimana :
VR
T
g
f

= kecepatan rencana (km/jam)


= waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
= percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2
= koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,350,55.

Jh

= Jarak Pandang Henti (m)

Jadi :
Jh yang digunakan adalah Jh min yaitu 106 m
Perhitungan Jarak Pandang Menyiap
Dimana :
t1 = waktu reaksi yang besarnya tergantung pada kecepatan

yang sesuai dengan persamaan t1 = 2.12+0.026V.


t2 = waktu dimana kendaraan yanng menyiap berada pada lajur
kanan yang dapat ditentukan dengan mempergunakankorelasi
t2 = 6.56+0.048V.
m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan
yang disiap = 15km/jam.
a = percepatan rata-rata yang besarnya tergantung pada
kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap yang dapat ditentukan dengan mempergunakan korelasi a
= 2.052+0.0036V.
Jd yang digunakan adalah Jd 634,42 m

Diketahui :
V = 80 km / jam
Jarak Pandang Henti ( S ) = 106m
Jarak Pandang Menyiap (M) = 634,42 m
L = 144,26 m
Untuk S < L, maka :

Untuk M > L, maka :


5. Menentukan tempat kedudukan titik titik ( stationing )
D2 = 564 m
Perhitungan diagram superelevasi :
Ketentuan

Ls

= 26,66 m

en

=7%

emaks = 10 %
Perhitungan titik stationing pada tikungan P.1
sta pI3 = Sta PI2 + d3 = 1+389,00 m + 564.00 m = 2 + 954.00 m
sta TS3 = sta PI3 Ts
= 1 + 982,00 m m
= 2 + 408,7 m
Sta SC3= sta TS3 + Ls

= 2 + 408,7 +
= 2 + 957,00 m
Sta CS3

= sta SC3 + Lc
= 2 + 957,00 m + 607,810 m
= 2 + 1566,81 m

Sta ST3

= sta CS3 + Ls
= 2 + 1566,81 m + 26,66 m
= 2 + 1595,47 m

Tabel 4.15 Perhitungan Tikungan Horizontal


Perhitunga
n
R
Ls
s
Ys
Xs
P
K
c
Lc
Es
Ts
L total
2Ts
Keterangan

PI1

PI2

300
300
11,11 m
26,66 m
1,061
2,547
0.068
0.068 m
11,11
26,66 m
0,017
0,098
5,52
13,32
92227.09
222205

37,94 m
90,40 m
1,02 m
5,90 m
70,31 m
72,65 m
Syarat Ltotal < 2Ts
60,16 m
144,26 m
140,62 m
145,3 m
Memenuhi Memenuhi
syarat
syarat

PI3
300
26,66 m
2,547
0.068 m
26,66 m
0,098
13,32
121
1371
607,810 m
313,35 m
546,30 m
601,13 m
1092,3 m
Memenuhi
syarat

4.3.

Perhitungan Alinyement Vertikal


1. Perhitungan PPV1
Menentukan kelandaiaan jalan :

1. Kelandaian 1 ( g1 )
Jarak patok A ke PPV1
Elevasi A
Elevasi PPV1

= 1200 m
= 80
= 75,5

2. Kelandaian 2 ( g2 )
3. Kelandaian 1 ( g1 )
Jarak patok PPV1 ke PPV2
Elevasi PPV1
Elevasi PPV2

Perbedaan kelandaian A
A

= g2 g1

= 8,3% 0%
A

= 8,3 %
= 8,3 %

Gambar sesuai data :

= 1400 m
= 74,5
= 157,5

PPV2
A
g1 = 0%
PPV1
g2 = 8,3 %

Gambar 4.8 perbedaan kelandaian di titik PPV1

Sta. PPV1

= 0 + 1200 m

Elevasi PPV1

+ 74,5

g1

0%

g2

8,3 %

3%

Maka didapat bentuk PPV1 adalah CEMBUNG


Menentukan Panjang Lengkung Vertikal (Lv)
a.

Berdasarkan jarak penyinaran lampu kendaraan


Dimana S = jarak pandang menyiap = 463,39 m
untuk jarak henti (jh )
h1 = 1,05
h2 = 0,15
untuk jarak mendahului ( jd)
h1 = 1,05
h1 = 1,05
(SUMBER : TPCGA BINA MARGA 1997 )

Menentukan Panjang Lengkung Vertikal (Lv)


a.

Berdasarkan jarak pandang berada seluruh dalam daerah lengkung (S<L).

Jarak pandang henti : 87,19 m


S < L : 87,19 m < 158,239 m memenuhi syarat
b.

Berdasarkan jarak pandang berada di luar dan didalam daerah lengkung (S >L)
Jarak Pandang Menyiap : 463,39 m
S > L : 463,39 m < 825,39 m tidak memenuhi syarat

c.

Berdasarkan keluwesan bentuk

d. Berdasarkan syarat drainase

Menghitung panjang penyimpangan dari titik potong kedua tangen atau pusat perpotongan
Vertikal (PPV) kelengkungan vertikal.
Di ambil Lv yang terpanjang = 415 m
Ev

dimana :
Ev

Penyimpangan dari titik PPV ke lengkungan vertikal

LV

Panjang lengkung vertikal (415 m)

a.

Selisih Kelandaian (8,3%)

Menentukan Elevasi Stationing

Elv. PPV1

Sta. PPV1

Elv. PLV1 =

Elv. PPV1 + Ev
=

+ 74,5 + (4,30)

+ 78,8 m

Sta. A + 1200 m
=

(0 + 000) + 1200 m

1 + 050 m

Elv. PPV1 + (g1 . Lv)


=

+ 74,5 + (0,0 %. . 415)

Sta. PLV1=

Elv. PTV1=

Sta. PTV1=

+ 68 + ( 207,5)

+ 255

Sta. PPV1 Lv
=

( 0 + 1200) . 415

0 + 992,5 m

Elv. PPV1 + ( g2 . Lv)


=

+ 78,8 + (8,3 % . 415)

+ 9 6,02

Sta. PPV1 + . Lv

(1 + 050) + .755

1 + 209 m

2. Perhitungan PPV2
Menentukan kelandaiaan jalan :

4. Kelandaian 3 ( g3 )
5. Kelandaian 1 ( g1 )
Jarak patok PPV1 ke PPV2
Elevasi PPV1
Elevasi PPV2

6. Kelandaian 3 ( g3 )
Jarak patok PPV2 ke PPV3

= 1400 m
= 74,5
= 157,5

= 900,82 m

Duga rencana pada PPV2


Duga rencana pada PPV3

= 157,7 m
= 138,5 m

Perbedaan kelandaian A
A

= g3-g2

= 8,3 % - (-2) %
A

= +10,3%
= 10,3 %

Gambar sesuai data :

g2 =8,3 %
g3 = -2%
PPV3
PPV2
B
Gambar 4.9 Perbedaan kelandaian di titik PPV2

Sta. PPV2

1 + 1200 m

Elevasi PPV2

+ 87

g2

+ 157.5 %

g3

+ -2 %

+ 10,3 %

Maka didapat bentuk PPV2 adalah CEKUNG


Menentukan Panjang Lengkung Vertikal (Lv)
a.

Berdasarkan jarak pandang berada seluruh dalam daerah lengkung (S<L).

b. Berdasarkan jarak penyinaran lampu kendaraan


Dimana S = jarak pandang menyiap = 109 m

Untuk (S > L)
Jd > L : 109 m < 169,31 m

Tidak memenuhi syarat

Untuk (S < L)
memenuhi syarat

Jd < L : 109 m < m

c.

Berdasarkan jarak pandang bebas dibawah bangunan


Dimana S = jarak pandang henti = 634,42 m

Untuk (S > L)
tidak memenuhi syarat

Jh > L : 634,42 < - m


Untuk (S < L)

memenuhi syarat

Jd < L : 634,42 m < m

d. Berdasarkan Bentuk Visual Lengkung Vertikal Cekung


Jadi Panjang L yang digunakan adalah 1,191 m

Menghitung panjang penyimpangan dari titik potong kedua tangen atau pusat perpotongan
Vertikal (PPV) kelengkungan vertikal.
Ev

dimana :
Ev

Penyimpangan dari titik PPV ke lengkungan vertikal

LV

Panjang lengkung vertikal (775 m)

Selisih Kelandaian (10,3 %)

b. Menentukan Elevasi Stationing


Elv. PPV2

Sta. PPV2

Elv. PLV2 =

Sta. PLV2=

Elv. PTV2=

Sta. PTV2

Elv. PPV2 - Ev
=

+ 157.4 - (12,87)

+ 144,53 m

Sta. PPV1 + 1400 m


=

(1 + 1200) + 1400 m

1 + 800 m

Elv. PPV2 - (g2 . Lv)


=

+ 157 - (8,3 %. . 12,87

+ 157 - ( 0,53)

+ 156,47

Sta. PPV2 Lv
=

( 1 + 1400) . 12,87

1 + 1,339 m

Elv. PPV2 - (g3 . Lv)


=

+ 157 - (10,3 %. . 12,87)

+ 1,339 - (0,66 )

+ 1338,4

Sta. PPV2 + Lv

( 1 + 1400) + . 376,351

28FDA903

= 1 + 1588 m
Tabel 4.16 Perhitungan Lengkung Vertikal
Perhitungan
LV
EV
STA
PLV
PTV

PPV1
415
4,30
1 + 050
0 + 992,5
1 + 209

PPV2
1,191
12,87
1 + 1400
1 + 1,339
1 + 1588

Вам также может понравиться