Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NASOFARING
Muhammad Ryan S.A.
1010313064
Panji Hadi Permana 1110312029
Preseptor:
dr. Sukri Rahman, Sp.THT-KL (K) FICS
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Anatomi Hidung dan Nasofaring Tampak Samping
DEFINISI
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas
yang tumbuh didaerah nasofaring dengan
predileksi di fosa Rossenmuller dan atap
nasofaring.
Tumor ini sifatnya menyebar secara cepat
ke kelenjar limfe leher dan organ jauh,
seperti paru, hati, dan tulang.
EPIDEMIOLOGI
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah
kepala leher yang terbanyak yang ditemukan di
Indonesia.
Data registrasi kanker di Indonesia berdasarkan
histopatologi tahun 2003 menunjukan bahwa karsinoma
nasofaring menempati urutan pertama dari semua tumor
ganas primer.
Lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan.
Dapat mengenai semua umur.
Insidens meningkat setelah usia 30 tahun dan mencapai
puncak pada umur 40-60 tahun.
ETIOLOGI
FAKTOR RESIKO
PATOGENESIS
INFEKSI
GRADE
BERAT
KANKER
PERUBAHAN
SEL
DYSPLASIA
GRADE
RENDAH
PROGESIF
PERKEMBANGAN
PATOLOGI
MAKROSKOPIS
Ulseratif
Biasanya berupa lesi kecil disertai jaringan nekrotik. Terbanyak
dijumpai di dinding posterior nasofaring atau fossa Rossenmuller
yang lebih dalam dan sebagian kecil dinding lateral.
Nodular
Biasanya berbentuk anggur atau polipoid tanpa adanya ulserasi tetapi
kadang-kadang terjadi ulserasi kecil. Lesi terbanyak muncul di area
tuba eustachius sehingga menyebabkan sumbatan tuba.
Eksofitik
Biasanya non-ulseratif, tumbuh pada satu sisi nasofaring, kadangkadang bertangkai dan permukaan licin.
PATOLOGI
MIKROSKOPIS
Reaksi radang
Radang akut dan kronis sering dijumpai pada mukosa nasofaring. Bentuk
perubahan ini biasanya dihubungkan dengan tukak mukosa yang
mengandung sejumlah leukosit PMN, sel plasma dan eosinofil. Pada
peradangan kronis akan dijumpai limfosit dan jaringan fibrosis.
Hiperplasia
Hiperplasia kelenjar sering dihubungkan dengan proses radang. Sedang
hiperplasia jaringan limfoid dapat terjadi dengan atau tanpa proses radang.
Metaplasia
Sering terlihat metaplasia pada epitel kolumnar nasofaring berupa perubahan
kearah epitel skuamosa bertingkat.
Neoplasia
Mulai tumbuh di bagian basal lapisan sel epitel. Lapisan basal ini yang mulanya
sangat kecil akan bertambah besar, jumlah sel bertambah banyak dan
bentuknya akan menjadi bulat atau pleomorfik.
KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI
Tipe WHO 1
Karsinoma sel skuamosa (KSS)
sel-sel kanker berdiferensiasi baik
menghasilkan cukup banyak keratin
Tipe WHO 2
Termasuk di sini adalah karsinoma non
keratinisasi (KNK)
Sebagian tumor berdiferensiasi sedang dan
sebagian sel berdiferensiasi baik
Gambaran yang didapatkan menyerupai
karsinoma sel transisional
Tipe WHO 3
Merupakan karsinoma tanpa diferensiasi
(KTD)
Tipe tanpa diferensiasi dan tanpa
keratinisasi mempunyai sifat yang sama,
yaitu bersifat radiosensitif
Sedangkan jenis dengan keratinisasi tidak
begitu radiosensitif
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Hidung/Nasofaring
Bila penderita mengalami pilek lama, lebih dari 1 bulan
Bila penderita pilek dan keluar sekret yang kental,
berbau busuk
Pada penderita yang berusia lebih dari 40 tahun, sering
keluar darah dari hidung (epistaksis)
Sumbatan hidung. Sumbatan hidung yang menetap
terjadi akibat pertumbuhan tumor ke dalam rongga
hidung dan menutupi koana
Gejala Telinga
Sumbatan tuba eutachius / kataralis
Radang telinga tengah sampai perforasi
membran timpani
Gejala Tumor Leher
Gejala Mata
Penderita akan mengeluh penglihatannya
berkurang
Diplopia
Kelumpuhan mata yang disebut dengan
oftalmoplegia
Kebutaan
Gejala Saraf
Nyeri kepala atau kepala terasa berputar
Hipoestesia pada daerah pipi dan hidung
Sulit menelan (disfagia)
DIAGNOSIS
Anamnesis
Keluhan telinga
Keluhan hidung
Keluhan mata
Pembesaran kelenjar limfe leher
Gejala kelainan saraf kranial
Pemeriksaan Nasofaring
Rinoskopi posterior :
Rinoskopi posterior tanpa menggunakan
kateter
Rinoskopi posterior menggunakan kateter
Nasofaringoskopi :
Nasofaringoskopi kaku
Nasofaringoskopi lentur
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos nasofaring dan dasar tengkorak
CT-Scan nasofaring
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
USG hepar
Positron Emission Tomography (PET)
Histopatologi
Untuk menegakan diagnosis pasti
menentukan subtipe histopatologi
Pemeriksaan Imunohistokimia
Untuk identifikasi lokasi antibodi
menggunakan penanda molekuler yang
dapat dilihat
Pemeriksaan Serologi
Terhadap penyebab virus Epstein Barr
DIAGNOSIS BANDING
Angiofibroma Juvenile
Pada
pemeriksaan
radiologis
dengan
menggunakan
foto
polos
didapatkan
gambaran masa jaringan lunak di nasofaring
Limfoma
terlihat licin, eksofitik, sub mukosal, non
ulseratif
Kordoma
Rhabdomiosarkoma
PENATALAKSANAAN
Stadium I : Radioterapi
Stadium II-III : Kemoradiasi
Stadium IV dengan N <6cm : Kemoradiasi
Stadium IV dengan N >6cm : Kemoterapi
dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
PENCEGAHAN
Pemberian vaksinasi
Lingkungan hidup yang tidak sehat
Menghindari faktor resiko : konsumsi ikan
asin
BAB 2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. E
Umur
: 66 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
No MR
: 918707
Alamat
: Pariaman
Tanggal masuk : 18 Januari 2016
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki berusia 66 tahun
datang RSUP Dr.M.Djamil Padang pada
tanggal 18 Januari 2016 dengan diagnosis
karsinoma sel skuamosa nasofaring
stadium II (T2N1M0):
Keluhan Utama :
Pasien dengan karsinoma sel skuamosa nasofaring non keratinized
undifferentiated stadium II (T2N1M0) datang untuk pro kemoterapi ke II.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Composmentis kooperatif
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 88 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: afebris
Pemeriksaan Sistemik
Kepala
: normochepal
Mata
: konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, gangguan gerakan bola mata (-)
Wajah
: tidak ditemukan kelainan
Thorax
: paru dan jantung dalam batas
normal
Abdomen : dalam batas normal
Extremitas: akral hangat dan refilling kapiler <2
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (7/12/2015)
Pemeriksaana Anjuran :
Cek labor darah lengkap
Diagnosis : Karsinoma sel skuamosa
nasofaring stadium II (T2N1M0) pro
kemoterapi ke 2.
Diagnosis banding: Diagnosis tambahan: -
BAB 3
DISKUSI
TERIMA KASIH