Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang tentunya seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk, khususnya di negara Indonesia, dapat
membangkitkan semangat orang untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan hidup.
Papan adalah salah satu kebutuhan pokok yang layak dipenuhi oleh setiap orang.
Dalam hal ini, genteng adalah salah satu komponen penting yang harus dipenuhi
dan semakin banyak dibutuhkan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Alat pengepres genteng yang banyak dijumpai pada umumnya masih
menggunakan tenaga manusia. Hal ini menyebabkan produk genteng yang
dihasilkan masih terbatas, sehingga kebutuhan genteng masyarakat belum bisa
terpenuhi.
Dari hasil pencermatan di atas, maka akan dibuat suatu terobosan baru
yaitu sebuah alat pengepres genteng dengan menggunakan motor listrik. Alat
pengepres genteng yang akan dirancang ini berbeda dengan alat pengepres pada
umumnya. Alat pengepres yang dirancang dengan menggunakan motor listrik
sebagai penggerak utamanya, sehingga alat ini disebut sebagai mesin pengepres
genteng. Mesin pengepres genteng ini mempunyai ukuran yang lebih kecil dan
berat yang lebih ringan. Tenaga yang digunakan tidak terlalu besar tetapi
menghasilkan genteng yang lebih banyak.
Cara kerja dari mesin pengepres genteng ini yaitu dengan menggunakan
motor
listrik
yang
akan
menggerakkan
pulley
kemudian
dari
pulley
Dari permasalahan di atas, maka pada kesempatan ini akan dibuat suatu
mesin pengepres genteng.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas diperoleh beberapa rumusan masalah antara
lain:
a. Bagaimanakah perhitungan ulir penekan pada mesin pengepres genteng?
b. Bagaimanakah sistem transmisi yang meliputi roda gigi, diameter pulley,
dan sabuk-V pada mesin pengepres genteng?
c. Bagaimana cara menentukan diameter poros pada mesin pengepres
genteng?
d. Bagaimana menentukan daya mesin dan daya motor listrik pada mesin
pengepres genteng?
1.3 Tujuan
Tujuan perancangan mesin pengepres genteng adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui perhitungan ulir penekan pada mesin pengepres genteng.
b. Mengetahui sistem transmisi yang meliputi roda gigi, diameter pulley, dan
sabuk-V pada mesin pengepres genteng.
c. Mengetahui diameter poros pada mesin pengepres genteng.
d. Mengetahui daya mesin dan daya motor listrik pada mesin pengepres
genteng.
1.4 Batasan Masalah
Pada proses pembuatan mesin pengepres genteng ini dikhususkan hanya
pada proses perancangannya saja. Proses perancangan hanya meliputi pemilihan
bahan yang akan dipakai, perancangan sistem transmisi pada roda gigi, dan
perancangan pulley.
1.5 Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Sebagai suatu penerapan teori yang diperoleh saat di bangku perkuliahan.
b. Mengembangkan, merancang, memodifikasi atau menciptakan karya yang
bermanfaat bagi masyarakat.
c. Membantu dalam penyelesaian proyek akhir.
2
BAB II
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
Dalam Proyek Akhir ini, penulis akan mencoba merancang mesin pengepres
genteng dengan menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Sistem
mekanik mesin pengepres genteng ini menggunakan sistem pres. Pengepresan
terjadi karena adanya gerak putar roda gigi yang akan menggerakan poros berulir
baik bergerak naik maupun turun. Karena poros berulir terhubung dengan cetakan
bagian atas maka cetakan akan ikut bergerak jika poros juga bergerak.
Sistem transmisi mesin pengepres genteng ini menggunakan 2 buah roda
gigi yaitu roda gigi hypoid dan roda gigi pinion dan 2 buah pulley yang berukuran
masing-masing 2 inchi dan 14 inchi. Pulley tersebut digunakan untuk meneruskan
putaran motor listrik. Kemudian pulley tersebut terhubung dengan poros transmisi
yang akan menggerakan roda gigi.
Mengacu dari keterangan pengepresan seperti di atas, selain pasangan poros
ulir, rangka mesin dan kelengkapannya maka pada mesin pengepres genteng ini
perlu dirancang suatu sistem kontrol tertentu. Untuk menggerakan poros penekan
cetakan agar bisa bergerak naik dan turun maka kita perlu mengubah arah putaran
dari motor listrik. Agar motor listrik dapat berputar dua arah, maka perlu
dibuatkan rangkaian listriknya. Dengan memanfaatkan dua buah relay (magnetic
contactor), maka kita bisa mengubah putaran motor listrik ke kanan atau ke kiri.
Prinsip kerja alat tersebut dapat digambarkan :
Untuk menggerakan cetakan agar bisa bergerak naik dan turun maka kita
perlu mengubah arah putaran dari motor listrik. Agar motor listrik dapat berputar
dua arah, maka perlu dibuatkan rangkaian listriknya. Dengan memanfaatkan dua
buah relay (magnetic contactor), maka kita bisa mengubah putaran motor listrik
ke kanan atau ke kiri. Selain relay juga diperlukan komponen lain seperti: timer,
push button (PB), limit switch (LS) dan kawat-kawat penghantar.
Secara garis besar pertimbangan dalam merancang alat ini berdasarkan pada :
1.
Secara teknis alat harus dapat dipertanggung jawabkan,
dalam hal ini alat harus :
a. Memiliki ukuran yang tidak terlalu besar sehingga tidak memakan
tempat.
b. Mudah dioperasikan sehingga memungkinkan digunakan oleh semua
orang.
2.
Tuntutan
Tingkat
No.
Persyaratan
Perancangan
Kebutuhan
1.
KINEMATIKA
2.
GEOMETRI
ENERGI
MATERIAL
W
D
2. Terjangkau harganya
3. Baik mutunya
D
D
2. Tidak bising
D
D
D
3.
4.
5.
ERGONOMI
6.
SINYAL
3. Mudah dioperasikan
1. Petunjuk pengoperasian mudah
7.
KESELAMATAN
dimengerti
1. Konstruksi harus kokoh
8.
PRODUKSI
2. Tidak bising
1. Dapat diproduksi bengkel kecil
D
W
W
D
D
W
9.
10.
PERAWATAN
TRANSPORTASI
memindah
Keterangan :
1. Keharusan ( demands ) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus
dimiliki mesin bila tidak terpenuhi maka mesin tidak diterima.
2. Keinginan ( Wishes ) disingkat W, yaitu syarat yang masih bisa
dipertimbangkan keberadaanya agar jika mungkin dapat dimiliki oleh
mesin yang dimaksud.
Sub
No.
Komponen
1.
(Besi C)
Besi Siku
Bahan rangka
(Pipa)
(Motor disel)
2.
penggerak
(Manual)
3.
Sistem
transmisi
4.
Sistem
pengepresan
5.
Cetakan
Baja cor
6.
(Motor listrik)
Aluminium
Transmisi
(Rantai)
(V belt)
10
Dari tabel matriks morfologi mesin pengepres genteng yang terpilih adalah
sebagai berikut:
1. Profil rangka
2. Penggerak utama
: motor listrik
3. Sistem transmisi
4. Sistem pengepresan
: Poros berulir
5. Cetakan
6. Transmisi
: v-belt
Keterangan
1 HP
2.
Pulley ganda
1400 rpm
Bahan : Baja cor
Kerangka
Diameter : 2 dan 14
Bahan :
3.
4.
Poros berulir
Bahan :
ST-42 dengan
5.
= 42 kg/mm2
Diameter : 39 mm
Bahan :
Mild Steel (ST-37) dengan
6.
Poros cetakan
Dudukan cetakan
Pegangan cetakan
9.
= 42 kg/mm2
Diameter : 37 mm
Bahan :
Mild Steel (ST-37) dengan
8.
= 37 kg/mm2
Diameter: 30 mm
Bahan :
Mild Steel (ST-42) dengan
7.
= 37 kg/mm2
= 37 kg/mm2
= 37 kg/mm2
Diameter : 69 mm
Tinggi
: 37 mm
D. Gambar Alat
12
13
b. Roda gigi hypoid tersebut terbagi menjadi roda gigi vertikal dan
horisontal. Dalam roda gigi vertikal terdapat ulir dalam segi empat
yang tentu saja berpasangan dengan ulir luar segi empat. Saat roda
gigi vertikal berputar maka ulir dalam segi empat juga akan berputar,
sehingga ulir luar juga akan ikut berputar dan bergerak turun.
c. Jika ulir luar ini bergerak turun
diikatkan pada ujung poros ini akan ikut bergerak turun sampai
menyentuh permukaan cetakan bawah.
d. Pada cetakan bagian bawah terdapat LS sebagai pemutus arus listrik,
maka ketika cetakan atas dan bawah tergabung putaran motor sudah
terhenti,
e. Kemudian tekan tombol ON (gerak naik) sehingga motor akan
berputar berlawanan arah dan cetakan bergerak ke atas,
f. Namun sebelum cetakan naik sampai posisi maksimum maka arus
listrik akan terputus oleh LS kedua sehingga motor akan terhenti,
g. Atau bisa langsung dimatikan dengan tombol OFF. Kemudian cetakan
bagian bawah ditarik ke depan dan hasil cetakan bisa diambil.
14
15
berulir terhubung dengan cetakan bagian atas maka cetakan akan ikut bergerak
jika poros juga bergerak.
3. Sistem Transmisi
Sistem transmisi mesin pengepres genteng ini menggunakan 2 buah
roda gigi yaitu roda gigi hypoid dan roda gigi pinion dan 2 buah pulley yang
berukuran masing-masing 2 inchi dan 14 inchi. Pulley tersebut digunakan
untuk meneruskan putaran motor listrik. Kemudian pulley tersebut terhubung
dengan poros transmisi yang akan menggerakan roda gigi.
4. Pemilihan bahan teknik
Dalam perancangan elemen mesin ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan, salah satunya adalah pemilihan jenis bahan yang akan
digunakan, sebab pemilihan bahan tersebut akan berpengaruh pada kekuatan
elemen dan umur mesin tersebut.
Klasifikasi bahan teknik menurut Beumer (1985:9) dapat dilihat pada Gambar
2.3. Klasifikasi Bahan Teknik.
Bahan Teknik
Besi Tempa
Logam
Non Logam
Ferro
Non Ferro
Baja
Besi Tuang
16
17
b. Kekakuan poros
18
Sebuah poros dengan kekuatan yang cukup jika lenturan atau defleksi
puntirnya terlalu besar dapat berakibat ketidak telitian pada mesin
pengepres genteng atau getaran dan suara pada reduser.
c. Putaran kritis
Bila putaran suau mesin dinaikkan maka pada suau harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kritis. Hal ini erjadi pada poros dan dapat mengakibakan kerusakan pada
poros dan bagian-bagian yang lainnya. Poros harus direncanakan
sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari pada putaran
kritisnya.
d. Korosi
Poros pada mesin pengepres genteng ini harus sering dilumasi
menggunakan minyak pelumas sehingga tidak akan mudah korosi.
e. Bahan poros
Mesin pengepres genteng ini menggunakan poros dengan bahan
aluminium. Adapun penggolongannya dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Penggolongan Bahan Poros
Golongan
Baja lunak
Kadar C (%)
-0,15
Baja liat
0,2-0,3
0,3-0,5
Baja keras
0,5-0,8
0,8-1,2
19
Poros yang umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi, dan
rantai akan mendapatkan beban puntir dan lentur sehingga pada permukaan
poros akan mengalami tegangan geser (Sularso 1997: 17). Perhitungan yang
digunakan dalam merancang poros utama yang mengalami beban puntir dan
beban lentur
Perhitungan yang digunakan dalam merancang poros antara lain:
Pd f c P (kW )
a.
......................................................................................(1)
Dimana:
Pd
fc
P
: Daya rencana
: Faktor koreksi
: Daya nominal
P
T 9,74 10 5 d
n1
b.
......................................................................................(2)
Dimana:
T
n1
c.
: Momen rencana
: Putaran poros
T
5,1T
3
3
.d s 16 d s
................................................................................(3)
Dimana:
ds
: Tegangan geser
: Diameter poros
a B Sf1 Sf 2
d.
...................................................................................(4)
Dimana:
20
a
B
Sf1
Sf2
e.
5,1
ds
K t C bT
a
..................................................................................(5)
Dimana:
Kt
Cb
: Faktor koreksi
: Faktor karena beban lentur
6. Motor Listrik
Motor listrik merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi
mengubah energi listrik menjadi energi mekanis (Berahim, 1994: 3).
Berdasarkan input arus, motor listrik dibagi menjadi dua jenis yaitu motor
arus searah (AC) dan motor arus bolak-balik (DC). Motor listrik dapat lagi
dikategorikan menjadi berbagai jenis berdasarkan konstruksi dan mekanisme
operasi, dan pembagiannya dapat dilihat pada Gambar 2.5. (UNEP, 2006).
MOTOR LISTRIK
Motor Arus Bolak-Balik (AC)
Sinkron
Tiga Fase
Induksi
Satu Fase
Separately Excited
Seri
Self Excited
Campuran
Shunt
21
22
23
Transmisi sabuk dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sabuk rata,
sabuk dengan penampang trapesium, dan sabuk dengan gigi. Sebagian besar
ransmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah pemakaiannya dan
harganya yang murah. Kelemahan dari sabuk-V yaitu transmisi sabuk dapat
memungkinkan untuk terjadinya slip. Oleh karena itu, maka perencanaan
sabuk-V perlu dilakukan untuk memperhitungkan jenis sabuk yang
digunakan dan panjang sabuk yang akan digunakan.
Perhitungan yang digunakan dalam perancangan sabuk-V antara lain:
a. Daya rencana (Pd)
Pd fc P
..........................................................................................(6)
Dimana:
P : Daya
Pd : Daya rencana
b. Momen rencana (T1,T2)
T1 g 10 5 (
Pd
)
n1
.............................................................................(7)
T2 g 10 5 (
Pd
).............................................................................( 8 )
n2
Dimana :
g gaya grafitasi
Pd Daya rencana
n1 Putaran poros penggerak
n2 Puaran poros yang digerakkan
24
a
c. Tenaga geser yang dizinkan (
B
...................................................................................(9)
( Sf 1 Sf 2 )
Dimana :
= Tegangan tarik
Sf1 = Faktor keamanan
Sf2 = Faktor pengaruh alur pasak
d s1 , d s 2
d. Perhitungan diameter poros (
P
d s1 d
a
1
3
K t C b T1 ..........................................................(10)
Dimana:
Kt untuk beban tumbukan = 2
Cb untuk beban lenturan = 2
e. Penampang sabuk-V: tipeA
f. Diameter minimum puli (dmin) yang diizinkan adalah 65 mm
g. Diameter lingkaran jarak bagi puli (dp,Dp)
d p 76,2 mm
Dp d p i
Dimana:
i = perbandingan putaran
h. Diameter luar puli (dk,Dk)
25
d k d p 2 4,5................................................................................(11)
Dk D p 2 4,5...............................................................................(12)
5
d s1 10...................................................................................(13)
3
5
DB d s 2 10...................................................................................(14)
3
dB
d p n1
60 1000
....................................................................................(15)
d k Dk
.......................................................................................(16)
2
Di
mana:
C = jarak sumbu poros
l. Panjang keliling (L)
L 2C
Dk d k 1 D p d p 2 ..............................................(17)
2
4C
26
b 2 L 3,14 D p d p
b b 2 8 D p d p
8
................................................................(18)
Pd
Po.K
.......................................................................................(19)
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A.
27
B. Pernyataan Kebutuhan
Dari hasil survey maka dibutuhkan mesin pengepres genteng yang tidak
membutuhkan tenaga manusia yang besar, memiliki dimensi yang lebih kecil
28
dibandingkan dengan mesin yang sudah ada. Tetap menggunakan material logam
agar lebih kokoh dan lebih awet. Mesin pres genteng ini harus mudah dalam
pengoperasiannya dan perawatan yang tidak terlalu rumit.
C. Analisis Kebutuhan
1.
Standar Penampilan
Mesin pengepres genteng ini mempunyai konstruksi yang mudah dalam
ini adalah :
a.
b.
Tidak
memerlukan
tenaga
yang
besar
karena
29
Selain
itu
masih
ada
tombol
otomatis
untuk
D. Pertimbangan Perancangan
1.
Pertimbangan Teknis
Pertimbangan teknis dalam hal ini lebih di titik beratkan pada :
2.
a.
b.
c.
d.
30
3.
Pertimbangan Ergonomis
Pertimbangan ergonomis dalam pembuatan mesin pengepres genteng ini
adalah sebagai berikut :
a.
Proses
pengepresan
yang
mudah
dan
tidak
membahayakan pengguna.
b.
c.
E. Tuntutan Perancangan
1.
Tuntutan Konstruksi
a. Mesin pengepres genteng ini dapat dioperasikan dengan mudah.
b. Perakitan rangka menggunakan sambungan las, rangka ini dibuat agar
tidak mudah bergerak karena tersusun oleh besi siku dan rangka
mampu menahan getaran yang dihasilkan dari motor penggerak yang
berputar 1400 rpm dengan daya sebesar 1 HP.
c. Tinggi rendahnya pengepresan dapat mudah diatur, hanya dengan
menyetting limit switch.
2.
Tuntutan Ekonomi
31
puli
ganda
dan
sabuk-V tersebut
diharapkan
mampu
4.
Tuntutan Pengoperasian
h. Jika saklar ON (gerak turun) ditekan maka motor akan berputar dan
motor akan memutar puli, puli yang terhubung dengan roda gigi
payung akan ikut berputar dengan adaya belt,
i. Puli ini terhubung dengan roda gigi payung pada posisi horisontal,
j. Kemudian roda gigi payung ini akan memutar roda gigi payung
vertikal
k. Roda gigi payung ini terdapat ulir dalam yang berfungsi mengikat
poros berulir, maka jika roda gigi ini berputar poros akan bergerak
kebawah
l. Jika poros berulir ini bergerak maka cetakan bagian atas yang
diikatkan pada ujung poros ini akan ikut bergerak dan bergabung
dengan cetakan bagian bawah maka terjadi proses pengepresan
m. Pada cetakan bagian bawah terdapat LS sebagai pemutus arus listrik,
maka ketika cetakan atas dan bawah tergabung putaran motor sudah
terhenti,
32
Tuntutan Fungsi
Karena menggunakan motor listrik maka diharapkan alat ini dapat
mempercepat proses pembuatan genteng tanpa memerlukan tenaga yang
besar.
BAB IV
PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN
33
A.
Konstruksi dan
perhitungan daya
mesin
Perhitungan ulir
penekan
Perhitungan poros
roda gigi
Perhitungan rangka
Perhitungan motor
Gambar 4.1. Diagram alir proses perancangan mesin pengepres genteng
34
gaya yang dibutuhkan mesin ini untuk dapat mengepres genteng yaitu sebesar 45
kg. Konstruksi mesin dapat digambarkan pada gambar 4.2.
35
W
A
A=W Tegangantarik
A=22,5 42
A=945
Jika A= 945 maka,
A= D 2
4
945=
3,14 2
D
4
D=
D=34,69 mm
945
0,785
kisar 12
= =6
mm
2
2
kisar 12
= =6
mm
2
2
36
T =F R
T =45 17,3=780,5
Jika tegangan geser sama dengan 0,8 kali tegangan tarik maka:
tegangan geser=0,8 tegangantarik
0,8 42
33,6
tegangan geser =
F
n
A
33,6=
33,6=
45
n
6 3,14 34,69
45
n
653,6
n=
33,6
=480 mm
0,07
(naf ulir)
37
360 255
91.800
mm2
45
=0,0006
91800
kg/mm2
T n
71620
877,5 49
71620
38
0,6
HP
C. Perancangan Transmisi
Perancangan transmisi disini meliputi:
1.
Perancangan Roda gigi
Direncanakan pada mesin pres genteng ini menggunakan dua buah roda
gigi payung dengan Z1=37, d1=145 mm maka:
modul=
d
z
145
=3,9
37
Ha=1 modul=3,9
Hk=1,2 modul=4,7
b=5 modul=19,5
d
z
31
=3,4
9
Ha=1 modul=3,4
Hk=1,2 modul=4,1
b=5 modul=17
39
Daya yang terjadi pada cetakan untuk menekan genteng dengan gaya
sebesar 45 kg adalah 0,6 HP. Sehingga agar mesin mampu bekerja sesuai dengan
kapasitas daya yang dibutuhkan, maka pemilihan spesifikasi motor listrik sebagai
tenaga penggerak harus sesuai dengan kebutuhan dayanya. Untuk memenuhi
kebutuhan daya pada mesin pengepres genteng ini digunakan motor dengan daya
1 HP.
Spesifikasi motor listrik yang digunakan pada mesin pengepres genteng
adalah:
Motor AC satu fasa dengan
n
= 1400 rpm
Daya
= 1 HP,
Frekuensi
= 50 Hz,
Tegangan
= 110/ 220 V.
E. Perhitungan Ulir Penekan ( poros berulir )
Ulir penekan digunakan untuk mengupah putaran roda gigi menjadi gaya
tekan. Perhitungan kisar pada ulir penekan :
K=
T
S
2 F 2 R=T S
S=
S=
2 F 2 R
T
2( 45) 2 ( 3,14 ) R
=12,5( dibuat menjadi 12)
877,5
Jadi kisar pada ulir penekan yaitu 12 mm, karena jarak pengepresan tidak terlalu
tinggi maka panjang ulir dibuat 393mm.
40
= 1 . 0,735 kW
= 0,735 kW
Keterangan :
Pd = Daya rencana (kW)
Fc = Faktor koreksi ( lampiran3 )
P = Daya (kW)
41
T =9,74 10
0,735
=14610 kg . mm .
49
Keterangan :
T = Momen puntir rencana ( kg.m)
Pd = Daya rencana (kW)
n3 = Putaran puli akhir (rpm)
Adapun gambar ilustrasi sistem transmisi mesin pengepres genteng adalah
sebagai berikut :
n1 xd1 n2 xd2
42
= 200 x D2
D2
Untuk mencari jumlah gigi pada roda gigi maka digunakan rumus sebagai
berikut :
n 3=
Z1
n2
Z2
Dimisalkan Z1 = 9, maka:
n3x Z2
= n2 x Z1
49xZ2
= 200 x 9
49Z2
= 1800
Z2
= 36,7 (37)
Jadi, diameter puli dan jumlah gigi yang digunakan dalam mesin pengepres
genteng adalah sebagai berikut :
D1 = 50,8 mm.
D2 = 355,6 mm.
Z1 = 9 gigi.
Z2 = 37 gigi.
43
1400
=7
200
Kemudian perbandingan reduksi (i) dari motor listrik ke roda gigi adalah
adalah sebagai berikut :
Dp
n1
i
i
n2
dp
1400
=28,5
49
dimana:
n1 = putaran puli awal (rpm)
n2 = putaran puli akhir (rpm)
G. Perhitungan Sabuk-V
Dalam mesin pengepres genteng ini sabuk-V digunakan untuk memutar
pulley. Pada pulley ini putaran digunakan untuk menggerakkan roda gigi hipoid.
Gerakan ini dimanfaatkan untuk mengangkat cetakan bagian atas.
Alur pemilihan sabuk-V tampak pada Gambar 4.4. Diagram aliran untuk memilih
sabuk-V. Data yang diketahui untuk pemilihan tersebut antara lain:
Daya yang akan ditransmisikan (P) : 1 HP = 0.735 kW
Putaran poros penggerak (n1)
: 200 rpm
44
:7
: 470 mm
Bahan poros
START
Perhitungan panjang
Daya yang akan ditransmisikan P (Kw) Putaran poros n1 (rpm) Perbandingan putaran i Jarak sumbu poros C
Jarak su
Faktor koreksi fc
Daya rencana Pd (kW)
Ju
Diameter lingkaran jarak bagi puli dp, Dp (mm) Diameter luar puli dk, Dk (mm) Diameter naf dB, DB (m
>
v : 30
d k Dk
C:
2
STOP
>
Z
END
45
Perhitungannya,
a. P = 1 HP = 0.735 kW, n2 = 200 rpm
i
1400
7
200
C 470
mm
b. Fakor koreksi
Faktor koreksi (fc) didapatkan dari tabel. Mesin yang akan gerakkan
adalah mesin pengepres genteng dengan sistem pulley. Sitem ini di
dalam tabel faktor koreksi termasuk dalam variasi beban yang sedang
46
dan diperkirakan mesin akan bekarja setiap 8-10 jam tiap hari.
Sehingga dari tabel, fakttor koreksi dipakai adalah (fc = 1,4).
c. Daya rencana (Pd)
Pd fc P
1,4 0,735
1,029 kW
Pd
1,029
) 9,74 10 5 (
) 716 kg mm
n1
1400
T2 g 10 5 (
Pd
1,029
) 9,74 10 5 (
) 5011 kg.mm
n2
200
Tegangan tarik
( B ) 42 kg mm 2
a
Tenaga geser yang dizinkan (
) adalah
B
( Sf1 Sf 2 )
42
(5,6 2)
3,75 kg mm
47
K t C b T
d s
a
5,1
2 2 5011
3,75
1
3
1
3
30,09 mm
Diameter poros ds = 30 mm
g. Penampang sabuk-V: tipeA
h.
i.
mm
D p d p i 50,8 7 355,6
mm
j. Kecepatan sabuk (v)
.d p .n1
60 1000
3,14 50 1400
60 1000
3,66
m/s
l.
baik
d k Dk
50.8 355.6
470
266.8 mm
2
2
48
L=
2C
d p D p 1 D p d p 2
2
4C
2.470
= 940+637,7+49,5
= 1627,2 mm
n.
o.
b 2 L 3,14 D p d p
2 1627 3,14(50,6 355,6)
= 3254-1275,4 mm
= 1978,6
C
b b 2 8 D p d p
8
= 469.9 mm
p.
= 470 mm
Sudut kontak ( )
49
=180 0
57( D p d p)
C
1800
57 ( 355.650.8 )
470
1430
q.
START
Pd
Po K a. Daya yang ditransmisikan: P (kW) Putaran poros n1 (rpm)
1.029
0.735 0.91
b. Faktor koreksi fc
1.71(2 buah)
Sudut lilit atau kontak dari sabuk pada alur puli penggerak harus
diusahakan sebesar mungkin untuk memperbesar panjang kontak antara sabuk dan
puli. Gaya gesekan berkurang dengan mengecilnya sehingga menimbulkan slip
a
antara sabuk dan puli. Jika jarak poros pendek
sedangkan perbandingan
a :
STOP
END
50
pulley Di bawah ini akan di bahas perhitungan untuk menentukan diameter poros
pulley.
Alur merencanakan poros tampak pada Gambar 4.1. Diagram aliran untuk
merencanakan poros. Data yang diketahui untuk merencanakan tersebut antara
lain:
1. Daya yang akan ditransmisikan (P) : 1 HP = 0.735 kW
51
: 200RPM
3. Bahan poros
:MildSteel(ST-42)
Perhitungannya:
a. P = 1HP = 0.735 kW
n1 = 200RPM
b. Fakor koreksi
Faktor koreksi (fc) didapatkan dari tabel faktor koreksi daya yang
akan ditransmisikan. Daya ini termasuk daya normal.Sehingga dari tabel,
faktor koreksi dipakai adalah fc = 1,4.
c. Daya rencana (Pd)
Pd fc P
1,4 0,735
1,029 kW
Pd
1,029
) 9,74 10 5 (
) 5011 kg mm
n1
200
Tegangan tarik
( B ) 42 kg mm 2
a
f. Tenaga geser yang dizinkan (
) adalah
52
B
( Sf1 Sf 2 )
42
(5,6 2)
3,75 kg mm
K t C b T
d s
a
5,1
2 2 5011
3,75
1
3
1
3
30,09 mm
Diameter poros ds = 30 mm
i. Tegangan geser yang terjadi yaitu:
T
.d s3 16
5,1T
d s3
5,1 5011
1,84
24 3
kg mm 2
j. Tegangan geser yang terjadi yaitu 1,84 kg/mm2 lebih kecil dari pada
tegangan geser yang direncanakan yaitu 3,75 kg/mm2. Sehingga poros
dengan diameter 30 mm aman untuk digunakan.
I. Konstruksi Rangka
Kekakuan dan kekokohan kerangka dapat ditambah dengan cara pengelasan
dan pembautan. Ada dua tipe sambungan las yang paling umum adalah 45 dan
53
sudut takik. Dalam perencanaan konstruksi rangka mesin pengepres genteng ini
menggunakan sambungan las, karena lebih mudah dan hasilnya lebih kuat.
Berat motor kurang lebih 10 kg. Batang yang digunakan pada rangka ini
adalah besi siku ST 37 ukuran 50 x 50 x 5 mm dengan kekuatan tarik maksimal
37 kg/mm2.
J.
Analisis Ekonomi
Penentuan harga mesin pengepres genteng dapat dilihat pada Tabel
Macam
Pekerjaan
Survey
Analisis
Gambar
Macam Biaya
Macam Komponen
B. Biaya Pembelian
Komponen
Motor listrik
Puli gandal 14
Puli ganda 2
V-Belt A 64
Mur dan baut
Cat dan poxy
Tiner
Bearing pulley (2)
Bearing poros berulir
Cetakan genteng
Roda gigi
Bahan (Rp)
0
0
80.000
Biaya
Pembelian
(Rp)
400.000
60.000
15.000
20.000
20.000
15.000
6.000
70.000
50.000
300.000
100.000
Alat
(Rp)
30000
50000
20000
Tenaga (Rp)
30000
30000
50000
Jumlah
C.
Biaya
Pembuatan
Komponen
Macam Elemen
Landasan rangka
Kerangka
Poros pulley
Poros berulir
Poros cetakan
Dudukan poros berulir
Pegangan cetakan
Bahan
Baku
100.000
200.000
65.000
150.000
125000
30000
15000
60000
80.000
150.000
290.000
Biaya Perakitan
Jumlah
(Rp)
5.000
5.000
5.000
3.000
3.000
30.000
5.000
4.000
5.000
4.000
4.000
Jumlah
Macam Biaya
Jumlah
Bahan
Penolong
0
15000
10000
5000
10000
2000
2000
Tenaga
Kerja
5000
10000
10000
10000
15000
5000
3000
405.000
65.000
20.000
23.000
23.000
45.000
11.000
74.000
55.000
304.000
104.000
1.129.000
Jumlah
105.000
225.000
85.000
165.000
150.000
37.000
20.000
54
70000
75000
45000
E.
10% x (A+B+C+D)
(A+B+C+D+E)
F.
1000
1000
1000
5000
5000
1000
Jumlah
13.000
81.000
47.000
823.000
41.150
41.150
82.300
232.400
2.556.700
0.735 kW, Putaran poros penggerak (n2): 200 RPM, Bahan poros :
MildSteel(ST-42), Faktor koreksi (fc) didapatkan dari tabel faktor koreksi
daya yang akan ditransmisikan. Daya ini termasuk daya normal.Sehingga dari
tabel, faktor koreksi dipakai adalah fc = 1,4, Daya rencana (Pd) =1,029 kW,
Momen rencana (T) = 5011 kgmm, Bahan poros MildSteel(ST-42), Tegangan
tarik
( B ) 42 kg mm 2
55
a
Faktor pengaruh (Sf2) adalah 2, Tenaga geser yang dizinkan (
) = 3,75
L. Uji Kinerja
Setelah dilakukan uji kinerja dari mesin pengepres genteng ini dapat
disimpulkan bahwa mesin belum dapat bekerja maksimal sesuai dengan harapan.
56
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penyebab kurang maksimalnya mesin
pengepres genteng ini adalah fungsi pengepresan yang kurang maksimal.
M.
Kelemahan-kelemahan
Setelah dilakukan pengujian terhadap fungsi dari mesin pengepres genteng
2.
3.
4.
5.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Proses perancangan dan pembuatan hingga pengujian dapat disimpulkan
sebagai berikut:
b. Ulir penekan pada mesin pengepres genteng meliputi diameter minimal ulir
yaitu 34,69 mm, Torsi ulir yaitu 780.5, tinggi ulir 6 mm sedangkan lebar ulir
6 mm dan yang terakhir naf pada ulir yaitu 480 mm
c. Sistem transmisi pada roda gigi dengan diameter 145 mm meliputi jumlah
gigi (z) 37, modul (m) 3.9, tinggi kepala gigi (Ha) 3.9, tinggi kaki gigi (Hk)
4.7, lebar gigi (b) 19,5. Sedangkan untuk roda gigi dengan diameter 31 mm
meliputi jumlah gigi (z) 9, modul (m) 3.4, tinggi kepala gigi (Ha) 3.4, tinggi
kaki gigi (Hk) 4.1, lebar gigi (b) 17. Untuk perhitungan pulley meliputi,
diameter pulley pertama yaitu 14 inchi sedangkan pulley kedua memiliki
diameter 2 inchi. dan sabuk-V pada mesin pengepres genteng menggunakan
58
tipe A, L = 1626 mm, No 64, dp = 50,8 mm, Dp = 355,6 mm, jarak sumbu
poros 470.
d. Diameter poros pada roda gigi adalah 21,76 mm
e. Daya mesin pengepres genteng adalah O ,53 HP
B.
Saran
46
tutup
pada
bagian-bagian
yang
bergerak
agar
tidak
membahayakan pengguna.
59