Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HIPERTENSI
Disusun Oleh :
Mila Asri Yulianti
CKR0150023
Regular A
KATA PENGANTAR
mengharapkan
saran
dan
kritik
guna
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................
...................................................................................................................ii
1.
Definisi
tekanan
darah
diastolik
lebih
dari
90
mmHg
(Luckman
Sorensen,1996).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95
104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau
lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena
dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).
2.
Anatomi
a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
1) Atas
: pembuluh darah besar
2)
Bawah
: diafragma
3)
Setiap sisi
: paru
4)
Belakang
: aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan
elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah
yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk
organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur
jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari
jantung ke jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1 inci) memiliki
banyak sekali cabang yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi pembuluh
yang lebih kecil yaitu arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci)
saat mereka mencapai jaringan. Arteriol mempunyai diameter yang lebih
kecil kira-kira 30 m. Fungsi arteri menditribusikan darah teroksigenasi
dari sisi kiri jantung ke jaringan. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat
dan tebal tetapi sifatnya elastic yang terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan dengan
darah dan terdiri dari jaringan endotel.
2) Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang
sifatnya elastic dan termasuk otot polos
3) Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri
dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri
(Syaifuddin, 2006)
c. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi
diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada
3.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4.
Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan
tekanan
perifer.
Namun
ada
beberapa
faktor
yang
a.
b.
c.
d.
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
a. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi
Ciri perseorangan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
adalah
Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
Kegemukan atau makan berlebihan
Stress
Merokok
Minum alcohol
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Ginjal
Glomerulonefritis
Pielonefritis
Nekrosis tubular akut
Tumor
Vascular
Aterosklerosis
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
5.
Hiperplasia
Trombosis
Aneurisma
Emboli kolestrol
Vaskulitis
Kelainan endokrin
DM
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
Saraf
Stroke
Ensepalitis
SGB
Obat obatan
Kontrasepsi oral
Kortikosteroid
Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan
tambahan
aktivitas
vasokonstriksi.
Medulla
adrenal
6. Pathways
7.
Komplikasi
Efek pada organ :
a. Otak
Pemekaran pembuluh darah
Perdarahan
Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
Malam banyak kencing
Kerusakan sel ginjal
Gagal ginjal
c. Jantung
Membesar
Sesak nafas (dyspnoe)
Cepat lelah
Gagal jantung
8.
Pemeriksaan diagnostik
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,
iskemia miokard
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
c. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi
yang diderita klien
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit
9.
Pemeriksaan Penunjang
a.
factor
resiko
seperti:
hipokoagulabilitas,
anemia.
Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang
perfusi / fungsi ginjal.
Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus
hipertensi)
dapat
diakibatkan
oleh
pengeluaran
Kadar
tiroid
Hipertiroidisme
dapat
menimbulkan
Aktivitas / istirahat
Gejala :
Kelemahan
Letih
Napas pendek
Gaya hidup monoton
Tanda :
Frekuensi jantung meningkat
Perubahan irama jantung
Takipnea
b.
Sirkulasi
Gejala :
Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
Letupan suasana hati
Gelisah
Penyempitan kontinue perhatian
Tangisan yang meledak
otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
Peningkatan pola bicara
d.
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,
riwayat penyakit ginjal )
e.
Makanan / Cairan
Gejala :
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol
Mual
Muntah
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
BB normal atau obesitas
Edema
Kongesti vena
Peningkatan JVP
glikosuria
f.
Neurosensori
Gejala :
Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Episode kebas
Kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Episode epistaksis
Tanda :
Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori ( ingatan )
Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Perubahan retinal optik
g.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
nyeri hilang timbul pada tungkai
sakit kepala oksipital berat
nyeri abdomen
h.
Pernapasan
Gejala :
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Takipnea
Ortopnea
Dispnea nocturnal proksimal
Batuk dengan atau tanpa sputum
Riwayat merokok
Tanda :
Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
Sianosis
i.
j.
Keamanan
Gejala
Tanda
Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala
DIANGOSA
KEPERAWATAN DAN
KOLABORASI
Resiko tinggi terhadap
penurunan
curah
jantung
berhubungan
dengan peningkatan
afterload,
vasokonstriksi,
hipertrofi/rigiditas
ventrikuler, iskemia
miokard
TUJUAN (NOC)
NOC :
v
Cardiac
Pump
effectiveness
v Circulation Status
v Vital Sign Status
Kriteria Hasil:
Dapat
mentoleransi
aktivitas, tidak ada
kelelahan
INTERVENSI (NIC)
NIC :
Cardiac Care
Evaluasi adanya nyeri d
( intensitas,lokasi, durasi)
Catat adanya disritmia jantung
Catat adanya tanda dan ge
penurunan cardiac putput
Monitor status kardiovaskuler
Monitor status pernafasan y
menandakan gagal jantung
Identifikasi penyebab
perubahan vital sign
2
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan kelemahan,
ketidakseimbangan
suplai
dan
kebutuhan oksigen.
NOC :
v Energy conservation
v Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
NIC :
Energy Management
Observasi adanya pembata
klien dalam melakukan aktiv
Dorong
anal
un
mengungkapkan
peras
disertai
peningkatan
terhadap keterbatasan
tekanan darah, nadi dan
Kaji adanya factor y
RR
menyebabkan kelelahan
Mampu
melakukan Monitor nutrisi dan sumber en
aktivitas sehari hari
tangadekuat
(ADLs) secara mandiri Monitor pasien akan ada
kelelahan fisik dan emosi se
berlebihan
Monitor respon kardivask
terhadap aktivitas
Monitor pola tidur dan lama
tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Ten
Rehabilitasi
M
dalammerencanakan
prog
terapi yang tepat.
Bantu
klien
un
mengidentifikasi aktivitas y
mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktiv
konsisten yangsesuai den
kemampuan fisik, psikologi
social
Bantu untuk mengidentifikasi
mendapatkan
sumber
y
diperlukan untuk aktivitas y
diinginkan
Bantu untuk mendpatkan
bantuan aktivitas seperti k
roda, krek
Bantu untu mengidentifi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jad
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga un
mengidentifikasi
kekuran
dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif
yang aktif beraktivitas
Bantu
pasien
un
mengembangkan motivasi
dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi, so
dan spiritual
3
NOC :
v Pain Level,
v Pain control,
v Comfort level
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang
normal
NIC :
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri se
komprehensif termasuk lok
karakteristik, durasi, frekue
kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal
ketidaknyamanan
Gunakan teknik komuni
terapeutik untuk menget
pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempenga
respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri m
lampau
Evaluasi bersama pasien dan
kesehatan
lain
ten
ketidakefektifan kontrol n
masa lampau
Bantu pasien dan keluarga un
mencari
dan
menemu
dukungan
Kontrol lingkungan yang d
mempengaruhi nyeri sep
suhu ruangan, pencahayaan
kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanga
nyeri
(farmakologi,
farmakologi dan inter person
Kaji tipe dan sumber nyeri un
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik
farmakologi
Cemas
berhubungan Setelah dilakukan tindakan
dengan
krisis
keperawatan selama 3 x
situasional sekunder
24 jam, cemas pasien
adanya
hipertensi
berkurang
dengan
yang diderita klien
kriteria hasil:
v Anxiety Control
Berikan
analgetik
un
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol ny
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter
ada keluhan dan tindakan n
tidak berhasil
Monitor penerimaan pa
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteri
kualitas, dan derajat n
sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang j
obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlu
atau kombinasi dari analg
ketika pemberian lebih dari s
Gunakan pendekatan y
menenangkan
Nyatakan dengan jelas hara
terhadap pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan
v Coping
v Vital Sign Status
Menunjukan teknik untuk
mengontrol cemas
teknik nafas dalam
Postur tubuh pasien rileks
dan ekspresi wajah
tidak tegang
Mengungkapkan cemas
berkurang
TTV dbn
TD = 110-130/ 70-80
mmHg
RR = 14 24 x/ menit
N = 60 -100 x/ menit
S = 365 375 0C
Kurang
pengetahuan NOC :
berhubungan
v Kowlwdge : disease
dengan kurangnya
process
informasi
tentang v
Kowledge : health
proses penyakit
Behavior
Kriteria Hasil :
Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis dan program
pengobatan
Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur
yang
dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga
mampu
menjelaskan
NIC :
Teaching : disease Process
Berikan penilaian tentang tin
pengetahuan pasien ten
proses penyakit yang spesifik
Jelaskan patofisiologi
penyakit dan bagaimana hal
berhubungan dengan anat
dan fisiologi, dengan cara y
tepat.
Gambarkan tanda dan gejala y
biasa muncul pada penya
dengan cara yang tepat
Gambarkan proses peny
dengan cara yang tepat
Identifikasi
kemungk
penyebab, dengna cara y
tepat
kembali
apa
yang Sediakan informasi pada pa
dijelaskan perawat/tim
tentang kondisi, dengan
kesehatan lainnya.
yang tepat
Hindari harapan yang kosong
Sediakan bagi keluarga atau
informasi tentang kema
pasien dengan cara yang tepa
Diskusikan perubahan gaya hi
yang mungkin diperlukan un
mencegah komplikasi di m
yang akan datang dan
proses pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi
penanganan
Dukung
pasien
un
mengeksplorasi
mendapatkan second opin
dengan cara yang tepat
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sum
atau dukungan, dengan
yang tepat
Rujuk pasien pada grup
agensi di komunitas lo
dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien meng
tanda
dan
gejala
un
melaporkan
pada
pem
perawatan kesehatan, den
cara yang tepat
12. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg
dan diastolik 91-94 mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and
Treatment of Hipertension
1.
2.
Diastolik
a.
< 85 mmHg
b.
85 99
c.
90 -104
: Hipertensi ringan
d.
105 114
: Hipertensi sedang
e.
>115
: Hipertensi berat
b.
140 159
c.
> 160
Hipertensi urgensi
Pria usia 35 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause
Kegemukan
penderita
dan
penyakit
lain
yang
ada
pada
penderita.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
1) Dosis obat pertama dinaikkan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker,
Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
b.
tekanan darahnya
Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan
c.
darahnya
Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun
d.
diketahui
dengan
mengukur
memakai
alat
tensimeter
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
maksimal
Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat
diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan
pelaksanaan pengobatan hipertensi.
Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar
tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
a.
b.
c.
d.
Perawatan Hipertensi
Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah
kegemukan).
Batasi pemakaian garam.
Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor
keturunan hipertensi dalam keluarga.
Tidak merokok.
Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
Hindari minum kopi yang berlebihan.
Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40
tahun.
Bagi yang sudah sakit
Berobat secara teratur.
Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat
tanpa petunjuk dokter.
Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk
penyakit lain karena ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk
hipertensi.
Mengetahui tentang hipertensi dan cara merawat bukanlah kunci utama
kesembuhan, kunci utamanya adalah :
1. Keaktifan penderita dalam pengendalian tekanan darah.
2. Penderita berusaha, petugas petugas kesehatan membantu.
3. Hubungan baik dan kerjasama penderita dan petugas kesehatan
Diit Hipertensi
a. Perbedaan Diit Dengan Makanan Biasa
1) konsumsi lemak dibatasi
2) konsumsi Cholesterol dibatasi
3) konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
4) Makanan yang boleh dikonsumsi
b. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi
1) Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
2) Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur
ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak.
3) Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
4) Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
5) Sayuran
penggunaan
kelapa,
minyak
kelapa,lemak
hewan,
zatnya yang bisa berkhasiat yang dapat ikut larut ddalam air rebusannya,
sebaiknya ditambaah menjadi 8 sampai 9 siung sekali makan.
4) Buah Mengkudu / Pace
Buah ini sebagai alternatif untuk menekan hipertensi. Caranya hampir
sama dengan buah belimbing, yaitu dengan cara memarut halus, kemudian
diperas memakai kain kassa yang bersih, diambil airnya. Minum sari
mengkudu setiap pagi dan sore hari secara teratur
5) Avokad
Caranya lima daun avokad dicuci bersih, kemudian direbus dengan 4 gelas
air putih. Tunggu air rebusan hingga menjaadi 2 gelas, saring. Satu gelas
diminum pagi hari, satu gelas lagi diminum sore hari.
6) Melon
Buah yang sudah masak dapat langsung di makan
7) Semangka
Buah yang sudah masak dapat langsung di makan
8) Mentimun
Dapat dimakan langsung, atau dapat di parut kemudian diminum
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta, EGC,
Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang