Вы находитесь на странице: 1из 3

2.1.

Antiseptik dan Disinfektan


Dalam proses perawatan, area permukaan dapat terkontaminasi dengan
saliva, darah, dan substasi yang dapat menginfeksi. Penggunaan bahan kimia
disinfektan dan pelengkapan sekali pakai sangat penting karena tidak
mungkin dan tidak butuh mensterilkan semua peralatan atau permukaan.
Kontaminasi darah dan saliva dapat mengandung staphylococci, streptococci,
Mycobacterium tuberculosis, cytomegalovirus, virus herpes simplex tipe 1
dan 2, virus hepatitis B, virus hepatitis C, Human Immunodeficiency Virus
(HIV), dan beberapa virus sitem pernapasan.
Diperkirakan apabila dalam sehari sebuah klinik kedatangan 20 orang
pasien, terdapat 1 orang carrier aktif hepatitis B setiap 7 harinya. Semua
infeksi virus termasuk virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan HIV tidak
memberikan tanda dan gejala yang signifikan. Karena itu, diperlukan
universal precautions untuk mencegah resiko infeksi.
Tujuan secara umum dari program kotrol infeksi adalah: (1) untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme patologi ke level dimana pasien dapat
menahan mekanisme infeksi; (2) untuk memecah siklus infeksi dan eliminasi
infeksi silang; (3) untuk merawat setiap pasien dan dan instrumen dari
penyakit infeksi; (4) melindungi pasien dan pekerja dari infeksi dan
konsekuensinya.
Sterilisasi adalah tujuan utama dari kontrol infeksi karena sterilisasi
berperan sebagai pembunuh dari semua mikroorganisme. Untuk membasmi
adalah membunuh virus dan bateri yang resisten membutuhkan aplikasi panas
bersuhu tinggi dan/ atau bahan kimia dalam waktu tertentu. Dalam
kedokteran gigi digunakan panas kering, perebusan, dan unit sterilisasi
chemical vapor. Dalam industri medik, sterilisasi menggunakan ethylene
oxide dan gas formaldehid, radiasi ultraviolet dan radiasi gamma, dan filtrasi.
Disinfeksi merupakan aplikasi dari bahan kimia untuk membunuh
organisme patogen pada permukaan yang tidak bernyawa. Walaupun
beberapa bahan kimia digunakan sebagai disinfektan dapat mencapai tahap
sterilisasi, tetapi dalam kenyataanya tidak dianjurkan karena ditemukan
beberapa kegagalan.

Antisepsis merupakan penggunaan bahan kimia untuk membunuh


kebanyakan organisme patogen pada permukaan benda hidup. Perbedaan
disinfeksi dan antisepsis mungkin terlihat kecil, tetapi penggunaanya dan
produk yang digunakan sangat berbeda jauh.
Disinfektan yang ideal harus memiliki beberapa hal: kemampuan untuk
membunuh semua organisme patogen vegetatif; keefektifan dari waktu
exposure; dan keefktifan dalam suhu ruang. Selain itu harus bersifat tidak
korosif, tidak beracun untuk manusia, dan tidak mahal. Antiseptik yang ideal
harus memiliki properti yang hampir serupa dengan disinfektan. Hal penting
dalam antiseptik adalah harus membunuh semua organisme kecuali sel
manusia.
Klasifikasi antiseptik dan disinfektan dibagi berdasarkan mekanisme dari
aksinya: yang mendenaturasi protein, yang menghancurkan osmotik sel, dan
yang mencampuri proses metabolisme. Agen yang mendenaturasi protein dan
menghancurkan osmotik sel dideskripsikan sebagai bactericidal, virucidal,
atau

fungicidal

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Pencampuran

proses

metabolime biasanya menggangu tumbuh dan reproduksi sel tanpa


membunuh sel yang menghasilkan efek bakteriostatik.
Tabel Klasifikasi Antiseptik dan Disinfektan dalam Kedokteran Gigi

Sumber: Yagiela. Pharmacology and Therapeutics for Dentistry 5th Edition.


Page 757
2.1.1. Halogen dan Bahan Kimia Pelepas Halogen
Halogen dan bahan kimia pelepas halogen mengandung beberapa
bahan kimia antimikroba untuk disinfeksi dan antisepsis. Aksinya
bergantung dari halogen bebas yang bereaksi secara kovalen dengan

sistem enzim. Dalam penelitian beberapa tahun, mekanisme yang pasti


belum diketahui, walaupun reaksi dari sulfhydrls dan disulfida dalam
protein diduga menjadi mekanisme utama. Halogen yang efektif adalah
iodin dan klorin. Garam (sodium, kalsium, dan litium) dari hipoklorit
dalam bentuk chloride lime digunakan pertengahan 1800 M sebagai
sumber klorin dalam disinfeksi dan antiseptik. Tetapi karena sifatnya
yang mengiritasi, digunakan sebagai disinfektan saja. Standar bleach
dalam rumah tangga memiliki 5.25% campuran sodium hipoklorit
dengan tambahan basa kuat. Kehadiran basa kuat menyeimbangkan
hipoklorit, dimana harus diubah menjadi asam hipoklorus sebelum
menghasilkan klorin. Penggunaan disinfeksi untuk permukaaan
memiliki perbandingan 1:10 dan 1:100 bleach:air, dengan waktu
exposure 10-30 menit. Kekurangan dari bleach adalah bersifat merusak
metal, bau yang mengganggu beberapa orang, dan harus dipersiapkan
secara baru setiap penggunaanya. Walaupun sifatnya membunuh
organisme, tubercle bacilli resistan terhadap hipoklorit.
Iodin sudah digunakan sejak awal 1800 M sebagai antiseptik dan
disinfektan. Iodin bersifat tidak beracun dan tidak korosif, aktivitasnya
tidak menghalangi komposisi organik, dan memiliki aktivitas yang luas.
Iodin merupakan antimikrobial yang mendekati ideal.
Kombinasi sodium klorit dengan sodium bromida merupakan
disinfeksi yang efektif terhadap permukaan tuberculocidal. Dalam
pasaran, dijual tablet disinfektan yang mengandung sodium klorit dan
sodium bromida. Cara pemakaiannya adalah dilarutkan pada air dan
cocok dengan hampir semua permukaan peralatan kedokteran gigi.

Вам также может понравиться