Вы находитесь на странице: 1из 8

A.

Pengambilan spesimen urin


I. Pengertian Tindakan
Beberapa jenis pemeriksaan yang membutuhkan spesimen urin dari anak, meliputi
(Hidayat, 2007):
1. Bilirubin
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi penyakit obstruksi saluran empedu, penyakit
hepar, kanker hepar. Cara pemeriksaan:
a. gunakan Ictotet
b. teteskan urin 5 tetes
c. masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air
d. hasil positif jika warna biru atau ungu
e. bila merah berarti hasilnya negatif
2. Asam urat
Pemeriksaan asam urat bertujuan untuk mendeteksi berbagai kelainan penyakit ginjal,
eklamsia, keracunan timah hitam, leukemia dengan diet tinggi purin, kolitis dan ulserativa.
3. Pemeriksaan lain, seperti urobilinogen untuk menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit
hemolitik dan infeksi berat. Pemeriksaan urinalisis seperti berat jenis urin, kadar glukosa,
keton dan lain-lain. Pemeriksaan kadar protein dalam urin untuk menentukan kadar kerusakan
glomerulus.
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang memenuhi
syarat. Pemilihan jenis sampel urine, teknik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus
dilakukan dengan prosedur yang benar.
Jenis sampel urin:

Urine sewaktu/urine acak (random): Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap
saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik
dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan.
Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

Urine pagi: Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum
makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan
cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi

baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan
adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.

Urine tampung 24 jam: Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam
terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk
analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine
dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan
pengawet, misalnya toluene.

II. Alat dan bahan


1. Sarung tangan
2. botol penampung urin
III. Prosedur
Pengambilan sampel urin mid stream pada anak perempuan:
Untuk sampel yang terpercaya, urin sebaiknya berada di kandung
kemih paling lama 4 jam. Jangan membuka wadah penampung
spesimen. Perawat menerima kontainer dan tabung vakum untuk
tempat sampel urin yang akan diperiksa di lab.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan. Tidak lupa sebelumnya
jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada orang tua dan untuk
anak yang sudah mulai mengerti

Regangkan/buka labia menggunakan jari

bersihkan area luar genital dengan air mengalir

keringkan menggunakan tisu/handuk dari arah depan ke belakang

buka tutup wadah/kontainer penampung urin. Biarkan anak BAK di toilet


pindahkan kontainer untuk menampung urin tengah (mid stream urine)
dan isi sekitar 2/3 kontainer. Hindari menyentuh area dalam kontainer

pindahkan kontainer dan biarkan anak mengakhiri BAK-nya secara


normal di toilet

Untuk anak laki-laki:

pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan memutar dari
arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik

bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan bola kapas

setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin, letakan wadah pengumpul di bawah aliran
urin dan kumpulkan 30 60 ml
tutup kontainer. Buka label yang terdapat pada tutupnya. Jangan
menyentuh jarum yang terdapat pada tutup kontainer. Pada
permukaan datar dan keras, tekan setiap tabung dengan bagian
penutupnya (stopper) terlebih dulu ke jarum hingga urin masuk ke
dalam tabung. Isi setiap tabung yang telah disediakan.

kocok tabung ke atas dan ke bawah sebanyak 6 kali. Kemudian bawa segera ke laboratorium
untuk diperiksa

11. catat tanggal pengambilan dan beri label. Contoh label yang harus diisi:

12. buka sarung tangan


13. cuci tangan
Urin tampung (timed urin specimen/waktu tertentu)
Beberapa pemeriksaan urin memerlukan seluruh produksi urin yang dikeluarkan dalam
jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam 24 jam. Urin tampung ini biasanya
disimpan di lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif tertentu) yang mencegah
pertumbuhan bakteri atau mencegah perubahan/kerusakan struktur urin. Biasanya urin
ditampung di tempat kecil lalu dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar. Adapun
tujuan pemeriksaan yang menggunakan urin tampung adalah:
1. mengkaji kemampuan ginjal mengkonsentrasikan dan mendilusi urin
2. menentukan penyakit gangguan metabolisme glukosa,fungsi ginjal
3. menentukan kadar sesuatu dalam urin (misal: albumin, amilase, kreatinin, hormon tertentu)
Hal yang perlu dilakukan perawat:
1. Periode pengumpulan jenis ini dimulai setelah klien berkemih
2. beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium
3. setiap kali berkemih ,urin dikumpul dalam sebuah wadah yang bersih lalu segera masukan
dalam wadah yang lebih besar
4. setiap spesimen harus bebas dari feses atau tisu toilet
5. perawat harus mengigatkan klien untuki berkemih sebelum defekasi
6. wadah pengumpul urin perlu dimasukan dalam lemari es.
Nilai normal laboratorium urinalisis pada anak, yaitu (Betz & Sowden, 2009):
4

a. berat jenis: 1,003 1,035


b. pH
Bayi: 5,0 7,0
Usia yang lain: 4, 8 7,8
c. protein: negatif
d. darah: negatif
e. glukosa: negatif
f. keton: negatif
IV. Dokumentasi
1. Tulis dan catat identitas klien pada label
2. Catat hasil spesimen
3. Tanda tangan perawat yang melakukan pengambilan spesimen

B. Pengambilan spesimen feses


I. Pengertian Tindakan
Pemeriksaan dengan menggunakan spesimen feses bertujuan untuk mendeteksi adanya
kuman, seperti kelompok salmonela, sigela, E. Coli, dan stafilokokus.
Pemeriksaan feses dilakukan untuk:
1. melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes Guaiac
2. analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Bila feses mengandung banyak lemak
(disebut: steatorrhea), kemungkinan ada masalah dalam penyerapan lemak di usus halus.
Bila ditemukan kadar empedu rendah, kemungkinan terjadi obstruksi pada hati dan kandung
empedu
3. mendeteksi telur cacing dan parasit. Untuk pemeriksaan ini dilakukan tiga hari berturut-turut
4. mendeteksi virus dan bakteri. Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah feses sedikit untuk
dikultur. Pengambilan perlu hati-hati agar tidak terkontaminasi. Pada lembar pengantar perlu
dituliskan antibiotik yang telah dikonsumsi
Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu mengingatkan klien akan hal-hal berikut:
1. defekasi pada bedpan yang bersih
2. bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi
5

3. jangan meletakan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi karena dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan
Dalam pengambilan spesimen gunakan sarung tangan bersih, jumlah feses tergantung
pemeriksaan, umumnya 2,5 cm untuk feses padat atau 15-30 mL untuk cair. Untuk kultur,
gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan dalam kantung steril. Segera kirim spesimen ke lab
untuk segera diperiksa.
II. Alat dan bahan
1. sarung tangan
2. 10 % formalin kontainer
3. spatel steril
4. penampung feses (kontainer PVA)
5. pispot (toilet hat)
6. 2 label dengan rincian:
nama anak, tanggal lahir, dan tanggal serta waktu pengambilan spesimen
7. Plastic bag
Untuk diperhatikan: cairan yang ada di dalam botol untuk penyimpanan spesimen feses adalah
bahan beracun dan harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak
III. Prosedur
a. Bayi (infant): segera setelah bayi BAB, ambil spesimen feses dari popoknya
b. Toddler: jika anak toddler sudah dapat melakukan toilet training, kumpulkan fesesnya dari
kursi toilet (potty chair). Jangan biarkan urin bercampur dengan spesimen feses. Anjurkan
anak BAK terlebih dahulu untuk mengosongkan kandung kemihnya. Jika anak tidak terlatih
untuk BAB/BAK di toilet, kumpulkan feses dari popoknya atau celana latihan (training
pants) yang digunakannya
c. Older child: Ketika anak sudah siap untuk memiliki gerakan usus, letakkan "toilet hat
untuk mengumpulkan feses. Angkat toilet duduk, letakkan "toilet hat" lebih rendah kursi.
Jangan biarkan urin ke kontak spesimen. Jangan mengumpulkan spesimen dari mangkuk
toilet.
1. cuci tangan

2. gunakan sarung tangan


3. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
5. tempatkan ke dalam wadah steril dan ditutup rapat
6. feses jangan tercampur dengan urin

7. banyak anak-anak dengan diare, terutama anak-anak usia muda, tidak selalu dapat
memberitahukan orang tua sebelumnya kapan mereka ingin BAB. Jadi tutup plastik
berbentuk topi digunakan untuk mengumpulkan spesimen feses. Perangkat ini dapat dengan
cepat ditempatkan di atas mangkuk toilet, atau di bawah bokong anak, untuk mengumpulkan
sampel. Menggunakan perangkat penangkapan dapat mencegah kontaminasi feses dengan
air dan kotoran. Cara lain untuk mengumpulkan sampel feses adalah menggunakan tempat
bungkus plastik di atas kursi toilet. Kemudian tempatkan sampel feses dalam kontainer yang
telah disediakan sebelum membawanya ke laboratorium. Anak tidak harus buang air kecil ke
dalam wadah dan, jika mungkin, harus mengosongkan kandung kemihnya sebelum buang
air besar sehingga sampel feses tidak diencerkan oleh urin. Untuk hasil terbaik, feses harus
berada dalam suhu ruangan dan segera dibawa ke laboratorium maksimal 48 jam setelah
sampel diambil.
8. jangan berikan barium atau minyak mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
9. catat tanggal pengambilan dan identitas klien, beri label pada wadah
10. buka sarung tangan
11. cuci tangan

IV. Dokumentasi

4. Tulis dan catat identitas klien pada label


5. Catat hasil spesimen
6. Tanda tangan perawat yang melakukan pengambilan spesimen
Sumber Pustaka
Betz, C. L. & Sowden, L. A. (2009). Buku saku keperawatan pediatri, edisi kelima. (Alih bahasa:
Eny, M.). Jakarta: EGC.
DeLaune, S.C. & Ladner, P. K. (2002). Fundamentals of nursing standards & practice 2nd
edition.pdf. New York: Delmar Thomson Learning.
Hidayat, A. A. (2007). Buku saku praktikum keperawatan anak. Jakarta: EGC.
Potter, P.A. and Perry, A.G. (2005). Fundamental nursing: concepts, process, & practice. 6th
edition. St louise: Mosby Years Book.
http://www.laboratoriokeskus.fi/intra/potilasohjeet/files/1018.pdf diunduh pada 9 April 2013
pukul 22.00 WIB.

Вам также может понравиться