Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Latar Belakang
Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) dikenal sebagai tanaman rempah yang
digunakan sebagai obat tradisional. Cengkeh termasuk salah satu penghasil minyak atsiri
yang biasa diguakan sebagai bahan baku industri farmasi maupun industri makanan,
sedangkan penggunaan yang terbanyak sebagai bahan baku rokok. Produksi Cengkeh
mempunyal peranan yang cukup besar dalam menunjang upaya peningkatcin pendapatan
Negara karena sampai saat ini Cukai rokok merupakan salah satu sumber pendapotcin Negara
yang terbesar dibanding dengon sumber-sumber pendapaton lainnya untuk Tahun Anggaran
2001, yaitu sekitar Rp. 17,6 Trilyun atau 7,5 % bahkan target untuk Tahun Anggaran 2002,
yaitu sekitar Rp. 22,3 Triliun dart Tahun 2003 sebesor 27 triliun dan penerimaan Negara don
penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.
Besarnya cukai Rokok Kretek tergantung dan perkembangan produksi Rokok Kretek
yang dihasilkan oleh Pabrik Rokok Kretek di Indonesia. Sedangkan produksi Rokok baik
kuolitas moupun kuantitasnya akan sangat dipengoruhi oleh ketersediaan pasokon Cengkeh
yang merupokan bahan baku utama produksi Rokok Kretek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap
orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh, agar harumlah napasnya.
Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar
menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis
mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan
cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian
dengan sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari
kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram
emas.
Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17.
Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudiyakan pohon Cengkeh di Mauritius
pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.
Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkeh sama dengan harga emas karena
tingginya biaya impor. Sebab cengkeh disana dijadikan salah satu bahan makanan yang
sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengkonsumsi tanaman cengkeh tersebut.
Sampai sekarang cengkeh menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.
Pohon cengkeh yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan
Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Pohon yang
disebut sebagai Cengkeh Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan
keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga
cengkeh.
chjiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral; "chji" berarti cengkeh; "yu" berarti
minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
Jenis cengkeh di Indonesia dibagi kedalam 4 tipe yaitu :
1. Cengkeh Si Putih
Daun berwarna hijau muda (kekuningan) dengan helaian daun relatif lebih besar.
Cabang-cabang utama yang pertama mati, sehingga percabangan seolah baru dimulai pada
ketinggian 1,5 2 m dari permukaan tanah, percabangan dan daun tidak rindang, tajuk
berbentuk agak bulat. Bunga lebih besar dari si kotok, pertandan 15 kuntum bunga. Saat
bunga telah masak berwarna hijau muda/putih, tangkai bunga agak panjang, umur berbunga 6
- 8 tahun. Produksi maupun kualitas bunga relatif rendah.
2. Cengkeh Si Kotok
Warna daun awalnya hijau muda kekuningan berikutnya beruha menjadi hijau tua ,
permukaannya mengkilap dan licin, bentuk daun ujung sedikit membulat dan langsing,
cabang pertama tetap hidup sehingga tajuk nampak rendah dari permukaan tanah, bentuk
tajuk silindris atau piramid, bunga relatif kecil dibanding dengan si putih, bunga pertandan
berjumlah antara 20 50 kuntum, warna bunga mulanya berwarna hijau kemudian berubah
menjadi kuning saat matang dengan pangkal berwarna merah. Pohon berbunga mulai umur 6
8 tahun tergantung ketinggian tempat dari permukaan laut. Kualitas bunga sedang, adaptasi
dengan lingkungan lebih baik dari pada si putih tetapi lebih rwendah dari zanzibar.
3. Cengkeh Tipe Ambon
Tajuk tanaman cenderung bulat dengan bagian atas tumpul bagian bawah cenderung
meruncing, percabangan pada ketinggian 1,5 2 m dari permukaan tanah akibat cabang
utama mati, bentuk daun dengan lebar 2/3 kali panjang, daun muda berwarna ros muda/hijau
muda yang tua berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna hijau abu-abu, permukaan daun
kasar. Bunganya gemuk bertangkai panjang, bunga muda berwarna hijau muda dan
berkembang berwarna kuning saat matang , percabangan bunga relatif sedikit dengan jumlah
kurang 15 kuntum pertandan. Tipe ini tidak dianjurkan untuk ditanam petani karena produksi
dan daya adaptasinya rendah.
4. Cengkeh Tipe Zanzibar
Tajuk daun rimbun dengan percabangan rendah dari permukaan tanah, berbentuk
kerucut karena cabang membentuk sudut lancip kurang dari 45 , warna daun saat masih
muda ros/merah muda , saat tua menjadi berwarna hijau tua mengkilat permukaan atas, hijau
pudar / pucat pada permukaan bawah. Pangkal tangkai daun berwarna merah, bentuk daun
agak langsing dengan bagian terlebar pada bagian tengah. Tipe ini mulai berbunga umur 4,5
6,5 tahun sejak disemaikan. Bunganya gemuk dan bertangkai panjang, berwarna hijau saat
muda dan berubah kuning saat matang petik Percabangan bunga relatif banyak sampai
mencapai lebih dari 50 kuntum per tandan. Jenis zanzibar ini dianjurakan untuk ditanam
petani karena daya adaptasinya luas dengan produksi relatif tinggi dibandingkan dengan tipe
lainnya.
C. Persyaratan Tumbuh
Tanah yang sesuai untuk tanaman cengkeh adalah gembur, solum tanah tebal
(minimal 1,5 meter) serta kedalaman air tanah lebih dari 3 meter dari permukaan tanah, jenis
tanah yang sesuai adalah latosol, podsolik merah, mediteran dan andoso. Keasaman tanah
(pH) optimum berkisar antara 5,5 6,5. Besarnya curah hujan optimal untuk perkembangan
tanaman cengkeh berkisar 1.500 2.500 mm/tahun serta bulan kering kurang dari 2 bulan,
suhu antara 25 34 C kelembaban (RH) 80 90 %. Ketinggian tempat yang optimal bagi
pertumbuhan tanaman cengkeh berkisar antara 200 600 meter diatas permukaan laut (dpl).
D. Pembibitan
a. Buat bedengan untuk naungan dengan lebar 1- 1,2 m dan panjang sesuai kebutuhan
dengan arah membujur ke utara selatan. Kanan kiri bedengan dibuat parit sedalam 20 cm
dan lebar 50 cm. Diatas bedengan dibuat naungan setinggi 1,8 m dibagian timur dan 1,2
m dibagian selatan, intensitas cahaya 75%.
b. Benih dibenamkan pada media di polybag ukuran 15 cm x 20 cm (untuk bibit yang akan
dipindahkan pada umur 1 tahun) atau ukuran 20 cm x 25 cm (untuk bibit yang akan
dipindahkan pada umur 2 tahun) yang bagian bawahnya telah dilubangi 2,5 mm dengan
jarak 2 x 2 cm. Media yang digunakan pasir halus, tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1 : 1, dan berikan Natural GLIO per 20 25 kg pupuk kandang yang
telah jadi dan diperam selama 2 minggu. Dan sebelum bibit ditanam siram tanah
dengan POC NASA 5 ml/lt air atau 0,5 tutup per liter air. -Kemudian susun polybag pada
persemaian yang telah disiapkan.
c. Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Intensitas naungan perlahan-lahan
dikurangi secara bertahap hingga tinggal 40% saat bibit dipindahkan ke lapang.
d. Pemupukan dengan NPK dilakukan dengan dosis 10 gr/pohon/tahun atau dengan Urea,
SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 3,5 gr/bibit/tahun . Pupuk tersebut diberikan
tiap 3 bulan sekali sedangkan untuk yang didalam polibag diberikan sebanyak 1,5 bulan
sekali.
Catatan : Akan lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPERNASA interval 4 bulan
sekali dengan dosis 1 botol untuk 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4
liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter diberi 10 ml larutan
induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.
E. Pengajiran
Pengajiran dilakukan pada blok tanaman untuk memudahkan penanaman dengan
jarak tanam 8 x 8 m dengan pola bujursangkar atau empatpersegi panjang.
F. Penanaman
a . Persiapan Lahan
Pembersihan lahan yang dilanjutkan dengan pegolahan tanah. Pembuatan lubang
tanam, ukuran yang biasa digunakan panjang, lebar dan kedalaman masing masing berkisar
antara 60 80 cm (60 X 60 X 60 cm atau 80 X 80 X 80 cm atau 80 X 80 X 60 cm). 2 minggu
1 bulan sebelum tanam diberi pupuk kandang sebanyak 5 10 Kg/pohon. Untuk mengatur
kelebihan air perlu dibuat saluran drainase yang cukup.
b . Jarak Tanam
Jarak tanam yang biasa digunakan pada penanaman cengkeh tidak sama tergantung
pada ketinggian dan kemiringan tanah. Jarak tanam yang biasa digunakan adalah sekitar 6 m
x 7 m = 238 pohon, 7 m x 8 m = 178 pohon atau 8 m x 8 m = 156 pohon.
c. Pola Tanam
Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan. Pola tanam campuran (polykuntur)
dengan system tanam pagar, yaitu memperkecil jarak tanam dalam baris (Timur-Barat)
misalnya 12 m x 5 m atau 14 m x 6 m sehingga tersedia ruangan untuk tanaman
sela/campuran. Tanaman campuran dapat dilakukan pada tanaman yang belum produktif dan
atau kurang produktif.
G. Pemeliharaan Tanaman.
Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan.
Pada tanaman cengkeh, pemeliharaan merupakan periode yang panjang, yaitu selama
tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih menguntungkan secara ekonomis.
1. Pengelolaan Lahan dan Tanaman.
Penggemburan Tanah dan Sanitasi Kebun.
a. tanaman cengkeh umur 1 5 tahun merupakan periode yang kritis, sekitar 10 30 %
tanaman yang telah ditanam dilapangan mengalami kematian atau perlu diganti/disulam
karena berbagai sebab, seperti hama penyakit, kekeringan, kalah bersaing dengan gulma,
atau penyebab lainnya.
b. Penggemburan tanah disekeliling tanaman didaerah sekitar perakaran di cangkul dangkal
( 10 cm) sekurangnya 2 kali setahun, pad awal dan akhir musim hujan sekaligus sebagai
persiapan pemupukan.
c. Gulma/alang-alang harus dibersihkan sampai akar-akarnya dengan cangkul/garpu atau
dengan penyemprotan herbisida.
1. Pengaturan Naungan
Pada stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan naungan yang
cukup, berupa naungan buatan/sementara.
Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau setelah
penanaman.
2. Penyulaman.
Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk
menghindari kematian tanaman karena kekurangan air.
Bibit sulaman yang dignakan berasal dari sumber benih dan umur yang tidak jauh
berbeda dengan tanaman yang telah ditanam.
3. Penyiraman
Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang
lembab, sehingga pada musim kemarau perlu adnya penyiraman.
Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada kondisi
iklim ekstrim kering.
4. Pemasangan mulsa
Untuk menjaga kelembaban tanah disekitar tanaman dan memberikan kondisi lebih
baik bagi pertumbuhan akar.
Dilakukan menjelang musim kemarau.
5. Pemupukan.
tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan
meningkatnya produksi cengkeh setelah panen.
UMUR
0,5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
PUPUK MAKRO
Urea
TSP
50
25
100
50
150
75
200
100
500
200
750
300
1000
400
1500
500
2200
600
2600
700
3000
800
3500
900
3500
900
KCl
35
75
125
150
400
600
800
1000
1250
1500
1750
2000
2250
Dolomit
50
100
150
200
400
500
750
1000
2000
2500
2900
3300
3800
Catatan :
Bila diberikan dua periode pemberian pupuk pertama dilakukan awal musim hujan
(September-Oktober) dan kedua pada akhir musim hujan (Maret-April).
Siramkan SUPERNASA atau POWER NUTRITION dosis 1 sendok makan per 10 lt air
per pohon setiap 3-6 bulan sekali
Semprotkan POC NASA dosis 3 - 4 tutup + HORMONIK dosis 1-2 tutup pertangki
setiap 1-2 bulan sekali hingga umur 5 tahun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cengkeh (Syzigium aromaticum) dikenal sebagai tanaman rempah yang digunakan
sebagai obat tradisional. Cengkih adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai
bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas
Indonesia. Pohon cengkih merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 1020 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai
buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkih
akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm. Cengkih dapat digunakan sebagai
bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa
dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkih digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkih
juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Cina dan Jepang. Minyak cengkih
digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkih kering yang
ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan
penyakit busuk batang Fusarium dengan memberikan 50-100 gram daun cengkih kering per
tanaman. Minyak esensial dari cengkih mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial.
Minyak cengkih sering digunakan untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan
sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkih yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi
untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkih juga digunakan dalam campuran tradisional
chjiyu (1% minyak cengkih dalam minyak mineral; "chji" berarti cengkih; "yu" berarti
minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
DAFTAR PUSTAKA
http://petaniwahid.blogspot.com/2008/08/budidaya-cengkeh.html
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-cengkeh.html