Вы находитесь на странице: 1из 40

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Studi


Dalam menganalisa data yang telah diambil dilokasi penelitian, maka data-data yang
harus diketahui yang berhubungan dengan bangunan Jembatan Noemuke adalah sebagai
berikut :
4.1.1 Data Umum Exciting Jembatan
1. Nama Jembatan

: Noemuke

2. Nomor Jembatan

:-

3. Lokasi Jembatan

: Desa Oebelo Kecamatan Amanuban Selatan


Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)

4.1.2

4. Nama Ruas Jalan

: Batuputih - Kolbano

5. Status Jalan

: Jalan Propinsi

6. Status Jembatan

: Jembatan Propinsi

7. Tipe Struktur

: Jembatan Gelagar Baja

8. Fungsi Konstruksi

: Jembatan Jalan Raya

9. Material

: Baja dengan Lantai Deck Kayu

10. Panjang Jembatan

: 30m x 2 Bentangan

Data Perencanaan Jembatan


1. Nama Jembatan

: Noemuke

2. Umur Rencana Jembatan

: 50 tahun

3. Tipe Struktur

: Slab Beton Tipe Balok T

4. Lebar Lantai Jembatan

: 6,00 meter

5. Trotoar

: 2 x 0,50 meter

6. Tinggi Tiang Sandaran

: 1,25 meter

7. Lebar bentang Jembatan

: 8,00 meter

8. Jumlah Gelagar Induk

: 4 buah (45/100)

9. Jumlah Diafragma

: 6 buah (30/60)

10. Panjang Gelagar Induk

: 20,00 meter

55

11. Jumlah Lajur

: 2 lajur (2 arah)

12. Bahan Railling

: Pipa 3

13. Tebal Slab Lantai Jembatan

ts : 0,20 m

14. Tebal Lapis aspal + overlay

ta

: 0,10 m

15. Tebal genangan air hujan

th

: 0,05 m

16. Jarak antara balok induk

: 1,850m

17. Lebar Jalur Lalu-lintas

b1

: 6,00 m

18. Jarak antara tiang sandaran

: 2,00 m

19. Jumlah tiang sandaran

: 10

20. Panjang bentangan jembatan

21. Metode Design

200

: 20 m x 3 Bentangan
: Beban Ultimate

Tiang Sandaran
40

bh

200

Trotoar
Gelagar induk
Diafragma

8m 6m

555 cm

LANTAI KENDARAAN

394
cm

Gambar 4.1 Denah dan Potongan Melintang Jembatan Noemuke


56

4.1.3

Spesifikasi Pembebanan
1. Beban Hidup : RSNI T-02-2005 (Standar Pembebanan untuk Jembatan)
a. Beban roda T

= 70% x 10 T x 1.8

= 12,6 T

b. Beban D Terdiri dari (L 30 m) :


-

Beban garis P

= 70% x 12 t/m x 1.8

= 15,12 t/m

Beban merata q L < 30 m

= 70 % x 2,20 t/m x 1.8

= 2,77 t/m

c. Beban merata pada trotoar (Q) = 60% x 500 kg/m2


= 300 kg/m2
= 0,30 ton/m2
d. Beban horizontal pada tiang sandaran = 100 kg/m = 0,1 ton/m
e. Beban kejut, k = 1 +

20
(50+ L)

f. Beban P Akibat Kejut = 15,12 x 1,29 = 19,51 ton


2. Spesifikasi Beton dan Baja Tulangan
a. Beton :
1) Kuat tekan, fc

= 25,00 Mpa (K-300)

2) Modulus Elastisitas, Ec

= 4700 x

25 ,00 = 23500

Mpa
b. Baja Tulangan :
1) Kuat leleh, fy

= 240 Mpa

2) Modulus Elastisitas, Ec

= 2 x 105 Mpa

4.2 Analisa Perancangan


4.2.1

Perancangan Struktur Bangunan Atas (Upperstructure)

57

Perancangan struktur bangunan atas terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu


perancangan tiang sandaran, perancangan plat lantai, perancangan balok
diafragma dan perancangan balok gelagar Induk. Berikut ini adalah uraian
perancangan struktur bangunan atas jembatan :
1. Perancangan Tiang Sandaran
a. Ukuran tiang sandaran :
1) Lebar (b)

= 160

mm

= 16cm

2) Tebal (h)

= 160

mm

= 16cm

3) Tinggi (d)

= 1250

mm

= 125cm

4) Berat Jenis Beton

(beton) = 2400

Kg

5) Jarak antara tiang sandaran

= 2000

mm

= 200cm

6) Tebal selimut beton

= 40

mm

= 4cm

7) Diameter tulangan sengkang

= 8

mm

8) Diameter tulangan utama

= 12

mm

9) Bahan Railing

=3Berat 5,08kg/m (Tebal 2,8mm)

450mm

450mm

58

Gambar 4.1. Detail Tiang Sandaran

b. Menghitung beban-beban yang bekerja pada tiang sandaran :


1) Beban Mati (MD)
a) Berat Pipa 3 tebal 2,8 mm = 5,08 Kg/m
2 buah x (pipa x panjang pipa)
Tinggi tiang sandaran

2buah x (pipa x panjang pipa )


tinggi tiang sandaran

2 bh x (5,08 kg / m' x 2,00 m)


1,25 m

16,26 kg/m
b) Berat Sendiri Tiang Sandaran
= P x L x T x beton
= 0,16 x 0,10 x 1,25 x 2400

= 500,00 kg/m +
(q) = 516,26 kg/m

2) Beban Hidup (LL)


Beban Horisontal (H)

= 100 Kg/m.
H=100 Kg/m.

T= 0,90m.

Gambar 4.2. Detail Beban H pada Tiang Sandaran

59

c. Menghitung gaya dalam


1. Menghitung Momen
Akibat beban mati
DL

= x q mati x (jarak antar tiang)


= x 516,26 Kg/m x (2 m)
= 2032,5 kg.m

Akibat beban hidup


LL

= Beban H x tinggi tiang x jarak antar tiang


= 100 Kg/m x 1.25 m x 2 m
= 250 kg.m

2. Menghitung gaya lintang


Vn = Beban H x jarak antar tiang
= 100 kg/m x 2 m
= 200 kg = 2000 N
a. Menghitung tulangan
1. Beban Terfaktor/Beban Ultimit (Wu)
= 1,2 MD + 1,6 ML
=1,2 x 516,26 kg.m + 1,6 x 100 kg.m
= 779,51 kg.m 7795,1 Nm
2. Momen Terfaktor (Mu)
Mu =

1
2 x Wu x L

Mu =

1
2 x 779,51 x 1,252
= 608,99 kg.m
= 6089,9 N.m

3. Gaya Geser Terfaktor (Vu)


Vu

= Wu x L
= 779,51kg.m x 1,25

60

= 974,38 kg
Tinggi penampang, h = 160 mm
Tebal selimut beton, p (untuk bagian konstruksi yang berhubungan
langsung dengan cuaca, menurut Tabel CUR 1, terlampir), ditentukan
nilai p = 40 mm
Diameter tulangan utama, tul. ut. = 12 mm (direncanakan)

= h p - . tul. Pokok
= 160 mm 40 mm . 12 mm
= 160 mm 40 mm 6 mm
= 114 mm

6089,9 10 3
0,80 160 114 2

Mu
.b.d 2 =

=
= 3,661 Mpa

0,85 f ' c
2.k
1

fy
0,85. f ' c

perlu =

0,85 25
2 3,661
1 1

240
0,85 25

7,322
0,089 1 1

21,25

0,0891 0,81

= 0,01686

min

1,4
fy

max = 0,75 x

= 0,75 x

1,4
240 = 0,006

0,85 fc 1 600
x

fy
600 fy

0,85 x 25 x 0,85
600

240
600 240

= 0,75 x 0,075 x 0,714


61

= 0,040
syarat : min perlu max

perlu = 0,01686

Ternyata perlu lebih kecil dari max


maka dipakai perlu = 0,01686
As = x b x d
= 0,01686 x 160 x 114
= 307,51 mm2
Jumlah tulangan yang di perlukan adalah
n

= As/ (( / 4) x D2)
= 307,51 / ((3,14 / 4) x 122
= 2,72 3 batang

Pakai 4 12 dengan As terpasang (Tabel 2.2a, CUR 4 hal 15) = 452


mm2, dimana Asterpasang > Asperlu (452 mm2 > 307,51 mm2)
4. Kontrol Kapasitas Momen Balok
Dianggap baja tulangan telah mencapai luluh pada saat beton mulai
retak (c = 0,003), fs = fy

Gambar 4.3. Balok regangan dan tegangan beton

a =

As . fy
(0,85. fc' )bw
452 x 240
(0,85 x 25,00) x 160

62

= 31.91 mm2

a
1

31,91
0,85

= 37,53 mm

600 x
fs

d c
114 37,53
600 x
c
37,53
= 1222,5 Mpa >

fy...........Ok

Mn = As . fy.

31,91

452 x 240 x 114

= 12366704 N.mm
= 12366,704 N.m

Mn 12366,704

2,031
Mu
6089,9
> 1.. Ok

Gambar 4.4. Penampang tiang sandaran

5. Perencanaan Tulangan Geser/Sengkang :


Vn = 200 N
Vu = 1,6 x Vn = 1,6 x 2000 N
= 3200 N
63

Vc

1
6

6 25
x 160 x 114 = 15.200,00 N

f 'c

xbxd

6. Syarat pemasangan tulangan geser :


1
Vc <Vu< Vc .
2

1
2
15.200,00

Vc

1
2 0,80 x

= 6.080 N < Vu
Vc

= 0,80 x 15.200,00

= 12.160 N > Vu

Tiang sandaran perlu sengkang maka luas tulangan yang dipakai dan
spasi maksimum tulangan yang disyaratkan adalah :

Smaksimum

1
d
2
=

1
114
2
= 57,00 mm

Jarak Tulangan maksimum adalah = 57,00 mm


Smaksimum = Jarak pusat ke pusat batang tulangan geser ke arah sejajar
tulangan pokok memanjang, dalam mm
7. Luas Tulangan Minimum (Av min)
1
3

f ' c .b.s
fy

Avmin =

1
25 160 57,00
3
240

0,333 25 160 57,00

240
62,70 mm2

160mm
Pakai 8- 100 mm untuk tulangan geser/Sengkang dan 4 12 untuk
8-100

100mm

tulangan Pokok.
4 12
h=160

8-100
4 12

450mm

700mm64
b=160

Gambar 4.5. Penulangan Tiang Sandaran

2. Perancangan Pelat Lantai Kendaraan


a. Perhitungan Pelat Kantilever
1) Momen Lentur

Gambar 4.6. Perhitungan Momen Lentur

Tabel 4.8. Perhitungan Momen Lentur

65

2) Gaya geser
Berat tiang sandaran = 1+2+3+4+Railing = 110,720 kg
Slab kantilever

= 5+6+7+Q

Total gaya lintang, V

= 860,94 kg
= 971,66 kg
= 9716,58 N

3) Perhitungan baja tulangan


Mu

= 47480 N.m

Vu

= 9717 N

hf

= 200 mm

= h p . tul. Pokok
= 200 mm 40 mm . 16 mm
= 152,00 mm

Mu
.b.d 2 =

47480 10 3
0,80 1000 152 2 =2

,569 Mpa

perlu

0,85 f ' c
2.k
1

fy
0,85. f ' c

66

0,85 25
2 0,14
1 1

240
0,85 25

= 0,089 x [1 0,993]
= 0,011

min

1,4
fy

1,4
240 = 0,006
0,85 fc 1 600
x

fy
600 fy

max = 0,75 x

0,85 x 25 x 0,85
600

240
600 240

= 0,75 x

= 0,75 x 0,075 x 0,714 = 0,040


Syarat : min perlu max

perlu = 0,011

ternyata perlu > min sehingga di pakai perlu = 0,011


As = x bw x d

= 0,011 x 1000 x 152


= 1739 mm2
Dipakai tulangan 16 (As = 201,00 mm2) dengan jarak antar
tulangan :
Sperlu =

201
1000
1739
= 115,6 mm

Dipakai tulangan 16 100 mm


2,0 x b 0,80 cm

200

16-100 mm

450 mm

67

Gambar 4.7. Penulangan Pelat Kantilever


4) Kontrol terhadap Geser
Vu Vn

Vn = 0,15 x b x h

f 'c

1/3

25

= 0,15 x 1000 x 200 x

1/3

= 51299,28 N
Jadi Vu Vn
9717 < 51299,28................................OK

b. Perhitungan Pelat Lantai Kendaraan


1) Perhitungan beban mati (qDL).
Ditinjau per meter, maka:
Berat pelat lantai

= 0,20 x 2500 x 1 m = 500 kg/m

Berat Asapal + Overlay

= 0,10 x 2200 x 1 m = 220 kg/m

Berat air hujan

= 0,05 x 1000 x 1 m = 50 kg/m +


Total qDL

= 770 kg/m

2)

68

20

50 cm

Roda

10 cm

20 cm

ty=
tx = 80 cm
80,5 cm

30 cm

87,5 cm

30

50 cm

Beban Hidup

Gambar 4.8. Sketsa penyebaran beban roda pada lanatai kendaraan

69

Gambar 4.9. Sketsa Penampang Melintang Jembatan


a)

Beban Roda, T

= 12,600 Kg = 126,00 N

b)

Bidang Kontak

= tx x ty = 0,80 x 0,50

c)

Penyebaran

beban

roda,

12,600
0,80 0,50 = 31,500 kg/m2
= 0,315 Mpa
d)

lx

= 2,00 m (jarak antara gelagar

e)

ly

= 4,65 m (jarak antara diafragma)

f)

tx/lx

= 0,80/2,00

= 0,4 ........

>

fxm

ty/lx

= 0,54/2,50

= 0,2 ........

>

fym

memanjang)

0,1675
g)
0,1186
Mlx

= fxm x T x lx1 x lx2


= 0,1675 x 15.432,10 x 0,84 x 0,54
= 1.172,50 kg.m
= 11.725 N.m

Mly

= fym x T x lx1 x lx2


= 0,1186 x 15.432,10 x 0,84 x 0,54
= 830,20 kg.m
= 8.302 N.m

3) Momen Lentur Akibat Beban Mati


Berat Pelat

= 0,20 m x 1,00 m x 2.400 kg/m3 = 480 kg/m

Berat perkerasan = 0,05 m x 1,00 m x 2.200 kg/m3 =110 kg/m


Berat air hujan

= 0,05 m x 1,00 m x 1.000 kg/m3 = 50 kg/m


Total qDL = 640 kg/m
Mxm

1
10 x qDL x lx2

70

1
10 x 640 kg/m x 1,8672

=
= 223,08 kg.m
Mym

= 2.230,80 N.m

1
3 x Mxm

1
3 x 223,08 kg.m

= 74,36 kg.m

= 743,60 N.m

4) Momen Total
Mx

= 11.725 N.m + 2230,80 N.m = 13.955,84 N.m

My

= 8.302 N.m + 74,36 N.m

= 9045,61 N.m

5) Perencanaan Baja Tulangan


a) Arah Melintang (lx)
Mux

= 13.955,84 N.m

Hf

= 200 mm

= h p - tul. Sengkang - . tul. Pokok


= 200 mm 40 mm 12 mm . 16 mm = 152 mm

Mu
.b.d 2 =

13.955,84 10 3
0,80 1000 152 2 = 0,76 Mpa

0,85 f ' c
2.k
1

fy
0,85. f ' c

0,85 25
2 0,76
1 1

240
0,85 25

perlu

= 0,089 x [1 0,964]
= 0,003
min

1,4
fy

71

max

1,4
240 = 0,006

= 0,75 x

0,85 fc 1 600
x

fy
600 fy

= 0,75 x

0,85 x 25 x 0,85
600

240
600 240

= 0,75 x 0,075 x 0,714 = 0,040


Syarat : min perlu max
ternyata perlu < min sehingga di pakai perlu = 0,006
As

= x bw x d
= 0,006 x 1000 x 152
= 912 mm2

Dipakai tulangan 16 (As = 201,00 mm2) dengan jarak antar


tulangan :
Sperlu

201
1000
912
= 220,39 mm

Dipakai tulangan 16 200 mm


b) Arah Memanjang (ly)
Mux

= 9045,61 N.m

Hf

= 200 mm

= h p - tul. Sengkang . tul. Pokok


= 200 mm 40 mm 12 mm . 16 mm
= 140 mm

Mu
.b.d 2 =

9045,61 10 3
0,80 1000 140 2 = 0,58 Mpa

perlu

0,85 f ' c
2.k
1

fy
0,85. f ' c

72

0,85 25
2 0,58
1 1

240
0,85 25

= 0,089 x [1 0,972]
= 0,002

min

max

1,4
fy

1,4
240 = 0,006

0,85 fc 1 600
x

fy
600 fy

= 0,75 x

0,85 x 25 x 0,85
600

240
600 240

= 0,75 x
= 0,75 x 0,075 x 0,714 = 0,040
Syarat : min perlu max

ternyata perlu < min sehingga di pakai min = 0,006


As

= x bw x d
= 0,006 x 1000 x 140
= 840 mm2

Dipakai tulangan 16 (As = 201,00 mm2) dengan jarak antar


tulangan :
Sperlu =

201
1000
840
= 239,29 mm

Dipakai tulangan 16 200 mm


16 200 mm

16 -200 mm

16 200 mm

16 -200 mm

Gambar 4.9. Perencanaan Tulangan Pelat Lantai

c. Perencanaan Balok

1) Perhitungan Balok Diafragma Balok Anak

73

Diafragma 25/45

40

186,70 cm

40

Gambar 4.10. Balok Diafragma

2) Perhitungan momen akibat berat sendiri balok


Diketahui :
h

= 45 cm

= 0,45 m

= 25 cm

= 0,25 m

= 186,7 cm = 1,867 m

Berat sendiri balok diafragma (Qu) = 1,2 x Qd


Qd

= b . h . beton
= 0,25 m x 0,45 m x 2400 kg/m3 = 270 kg/m

Qu
a)

= 1,2 x 270 kg/m

= 324 kg/m
Hitung momen lapangan

1
14 x Qu x l2
=

1
14 x 324 kg/m x 1, 8672

= 80.67 Kg.m
= 806,70 N.m (momen positif/tekan)
b)

Hitung momen tumpuan

1
16 x Qu x l2
=

1
16 x 432 kg/m x 1,402

74

= 70,59 Kg.m
= 705,90 N.m (momen negatif/tarik)
c)

Tinggi efektif balok


= h p - tul. Sengkang . tul. Pokok

= 450 mm 40 mm 12 mm . 19 mm
= 388,50 mm
3) Perhitungan Tulangan Lapangan
Momen lapangan
Mn

= 806,70 N.m = 806.700 N.mm

ML

806.700
0,80 = 1.008.375 N.mm

Mu
.b.d 2

1.008.375
0,80 250 388,50 2 = 0,033 Mpa

0,85 f ' c
2.k
1

fy
0,85. f ' c

perlu =

0,85 25
2 0,033
1 1

240
0,85 25

= 0,089 x [1 0,998]
= 0,00014

min

max

1,4
fy

1,4
240 = 0,006

= 0,75 x

0,85 fc 1 600
x

fy
600 fy

= 0,75 x

0,85 x 25 x 0,85
600

240
600 240

= 0,75 x 0,075 x 0,714 = 0,040


Syarat : min perlu max

75

ternyata perlu < min sehingga di pakai min = 0,006


As = x b x d
= 0,006 x 250 x 388,50
= 582,75 mm2

19 (As = 283,4 mm2) dengan jarak

Dipakai tulangan
antar tulangan :

283,4
250
582,75
= 121,57 mm

Sperlu =
Dipakai tulangan
A1

19 120 mm

1
4 d2

1
4 x 192 = 283,4 mm2
As
A1 =

Jumlah tulangan tarik =

582,75
283,4 =

2,06 3 batang

As

=3x

1
2
4 d

=3x

1
2
4 19
= 850,16 mm2

Jadi pakai tulangan 3 19 dengan As = 850,16 mm2


As

1
2 As

1
2 x 850,16 = 425,08 mm2

Jumlah tulangan tekan =

As'
A1 =

452,08
283,4 =

1,5 2 batang

As

=2x

1
2
4 d

76

1
2
4 19

= 566,77 mm2

=2x

19 dengan As = 566,77 mm2

Jadi pakai tulangan 2

4) Perhitungan tulangan dengan momen tumpuan


Momen tumpuan (MT) = 705,90 N.m = 705.900 N.mm
Mn

MT

705.900
0,80 = 882.375 N.mm

Mn
.b.d 2

perlu

882.375
0,80 250 388,50 2 = 0,029 Mpa

0,85 f ' c
2.k
1

fy
0,85. f ' c
0,85 25
2 0,029
1 1

240
0,85 25

= 0,089 x [1 0,998] = 0,00018

min

max

1,4
fy

1,4
240 = 0,006

= 0,75 x

0,85 fc 1 600
x

fy
600 fy

= 0,75 x

0,85 x 25 x 0,85
600

240
600 240

= 0,75 x 0,075 x 0,714 = 0,040


Syarat : min perlu max
ternyata perlu < min sehingga di pakai min = 0,006
As

= x bw x d
= 0,006 x 250 x 388,50
= 582,75 mm2

77

19 (As = 283,4 mm2) dengan jarak

Dipakai tulangan
antar tulangan :
Sperlu

283,4
250
582,75
= 121,57 mm

19 120 mm

Dipakai tulangan
A1

1
4 d2

1
4 x 192 = 283,4 mm2
As
A1 =

Jumlah tulangan tarik =

582,75
283,4 =

2,06 3 batang

As

=3x

1
2
4 d

=3x

1
2
4 19
= 850,16 mm2

19 dengan As = 850,16 mm2

Jadi pakai tulangan 3

1
2 As

2 19

As

1
2x

850,16

425,08 mm2
3 19

As'
A1 =

Jumlah tulangan tekan =

452,08
283 =

1,5 2 batang

As

=4x

1
2
4 d

=4x

1
2
4 19
= 566,77 mm2

19 dengan As = 566,77 mm2

Jadi pakai tulangan 2

78
Tumpuan

Lapangan

3 19
2 19

Gambar 4.11. Penulangan Balok Diafragma 25/45

5) Perhitungan Balok Induk/Gelagar Memanjang


a)

Penentuan Dimensi Gelagar


Diketahui panjang bentangan 10 m dengan tipe perletakan
direncanakan menggunakan tumpuan sederhana sendi roll.
A
ht

L = 10 m

b
Gambar 4.12. Tipikal Dimensi balok

Pot A-A

Dimensi Balok ditentukan berdasarkan syarat SKSNI T 15-1991-03


Tabel 3.2.5 (a), yaitu :

ht

1
.L
16
1
1000
16
= 62,50 cm 65 cm

ht =

2
.ht
3

2
65
3
= 43,55 cm 45 cm

b=

Hasil perhitungan dimensi balok berdasarkan ketentuan diatas


merupakan dimensi minimum, tetapi dalam perancangan digunakan
dimensi balok dengan tinggi (h) = 95 cm dan lebar balok (b) = 40
cm.

95 cm

79
40 cm

186.7 cm

40 cm

Gambar 4.13. Potongan Balok T


b)

Pembebanan Gelagar Memanjang


(1) Akibat beban mati
Berat 1 bh tiang sandaran

= 99,84 kg

Jumlah tiang sandaran

= 12 bh

Berat total tiang sandaran

= 99,84 kg x 12 bh
= 1198,08 kg.

Berat yang dipikul gelagar =

1198,08 kg
4( jumlah gelagar )

299,52 kg
10 m'

230,80 kg
10 m'

29,95 kg/m
Berat pipa

4 lajur pipa x 10 m x 5,77 kg / m


4( jumlah gelagar )
= 230,80 kg

Berat yang dipikul gelagar =


23,08 kg/m.
Berat trotoar

= 0,25 x 0,50 x 1000 kg/m3


= 125,00 kg/m

Berat yang dipikul gelagar =

125,00 kg / m'
4( jumlah gelagar ) = 31,25 kg/m
80

Berat air

= 0,05 x 1,867 x 1.000

= 93,35 kg/m

Berat aspal

= 0,05 x 1,867 x 2.200

=205,37 kg/m

Berat pelat

= 0,20 x 1,867 x 2.400

= 896,16 kg/m

Berat sendiri balok = 0,40 x 0,95 x 2.400

= 912 kg/m

Total

= 2191,16 kg/m

Balok melintang (Diafragma),


Td = 0,25 x 0,45 x 1,467 x 2400
= 396,09 kg
= 0,396 ton
Beban Mati Terfaktor :
Qd

= 1,2 x 2191,16 = 2.629,39 kg/m

= 2,62 ton/m

Td

= 396,09 kg

= 0,396 ton

(2) Akibat beban hidup


Koefisien Kejut

= 1,33

Beban Garis (P)

= 8,40 ton

Beban terbagi rata (q)

= 1,54 ton/m
q

0,25 m

5,50 m

0,25 m

6m

Gambar 4.14. Penyebaran beban garis P dan beban terbagi rata q pada
lantai kendaraan

Beban untuk satu gelagar :


q

2,20
1,10

5,5
0,25 0,25

2,75
2,75

= (4,40 + 0,20) = 4,60 t/m

81

Beban akibat pejalan kaki

= 60 % x 500 kg/m2 x 1,00 m


= 0,30 t/m

Q total

= 4,90 t/m

Beban

12
6

5,5
0,25 0,25

2,75

2,75

1,33

= (23,98 + 1,09) x 1,33


= 33,36 ton

P1

Ql

P
jmlh gelagar

33,36
8,34
4
ton
q
jmlh gelagar

4,90
1,23
4
ton/m

Maka, satu buah gelagar menerima beban sebesar :


Td = 0,396 ton
Qd = 2,62 t/m
Ql = 1,23 t/m
P1 = 8,34 ton
c) Momen yang terjadi pada jembatan
Akibat beban mati :
Qd = 2,62 t/m

RA

RB
L = 10 m

82

Gambar 4.15. Momen pada jembatan akibat beban mati

Hitung reaksi perletakan akibat beban Qd :


MB = 0
RA . L (Qd . L) x . L + RB . 0= 0
RA . 10 (2,62 . 10) x . 10

=0

RA . 10 m 131 tm

=0

RA .10 m

= 131 tm

131 tm
10 m

RA

RA

= 13,1 ton

RA = RB

= 13,1 ton

Hitung momen maks akibat beban Qd :


MQd

= . RA . L 1/8 x Qd . L2
= x 13,1 x 10 1/8 x 2,62 x 102
= 65,5 tm 32,75 tm
= 32,75 tm

Hitung reaksi perletakan akibat beban Td :


MB = 0
RA . 10 Td (10+8+6+4+2)

=0

RA . 10 0,396 . (30)

=0

RA . 10 m 11,88 tm

=0

RA . 10 m

= 11,88 tm

RA

RA

= 1,188 ton

RA

= RB

11,88 tm
10 m

= 1,188 ton

Hitung momen maks akibat beban Td :


MA

=0

MC

= RA . 2 Td . 2
= 1,188 . 2 0,396 . 2
= 2,376 tm 0,792 tm
= 1,584 tm
83

MD

= RA . 4 Td . 4 Td . 2
= 1,188 . 4 0,396 . 4 0,396 . 2
= 4,752 tm 1,584 tm 0,792 tm
= 2,376 tm

ME

= RA . 6 Td . 6 Td . 4 Td . 2
= 1,188 . 6 0,396 . 6 - 0,396 . 4 - 0,396 . 2
= 7,128 tm 2,376 tm - 1,584 tm 0,792 tm
= 8,208 tm

MF

= RA . 8 Td . 8 Td . 6 Td . 4 Td . 2
= 1,188 . 8 0,396 . 8 - 0,396 . 6 - 0,396 . 4 - 0,396 . 2
= 9,504 tm 3,168 tm 2,376 tm - 1,584 tm 0,792 tm
= 1,647 tm

MG

= RA . 10 Td . 10 Td . 8 Td . 6 Td . 4 Td . 2
= 1,188 . 10 0,396 .10 0,396 . 8 0,396 . 6 0,396 . 4
0,396 . 2
= 11,88 tm 3,960 tm 3,168 tm 2,376 tm - 1,584 tm
0,792 tm
= 0 tm

MB

= MA = 0

Total momen maks akibat beban mati adalah

= Mqdmax + Mtdmax
= 32,75 tm + 8,208 tm
= 40,958 t.m
Momen akibat beban hidup :
Ql = 1,23 t/m

RA

RB
L =10 m

84

Gambar 4.16. Beban Merata Akibat Beban Hidup


Ql = 1,23 t/m
P1 = 8,34 ton
Hitung reaksi perletakan akibat beban Qd :
MB = 0
RA . L (Ql . L) x . L + RB .0 = 0
RA . 10 (1,23 . 10) x . 10

=0

RA . 10 m 61,5 tm

=0

RA . 10 m

= 61,5 tm

61,5 tm
10m

RA

RA

= 6,15 ton

RA

= RB

= 6,15 ton

Hitung momen maks akibat beban Ql :


MQd

= . RA . L 1/8 x Ql . L2
= x 6,15 x 10 1/8 x 1,23 x 102
= 30,57 tm 15,375 tm
= 15,195 tm

Hitung reaksi perletakan akibat beban Pl :


MB = 0
RA . L Pl . L

=0

RA . 10 m 8,34 . . 10 = 0
RA . 10 m 41,7 tm
RA . 10 m

= 41,7 tm

RA

RA

= 4,17 ton

RA

=0

= RB

41,7 tm
10m

= 4,17 ton

Hitung momen maks :


MA

= 0

MC

= RA . L Pl . 0
85

= 4,17 x . 10 0
= 20,85 tm
MB

= 0

Total momen maks akibat beban hidup adalah :


= MQlmax + MPlmax
= 15,195 tm + 20,85 tm
= 36,045 t.m
Momen max (Mumaks)

= 1,2 MD + 1,6 ML
= 1,2 x 40,958 t.m + 1,6 x 36,045 t.m
= 49,1496 tm + 57,672 tm
= 106,82 tm
= 1.068.200 N.m
= 1.086.200.000 N.mm

8. Perencanaan Tulangan Gelagar Memanjang

h = 950 mm

= 400
mm

Gambar 4.17. Penampang Melintang Balok T

a. Perencanaan Tulangan Lentur di Daerah Lapangan


Mu = 1.086.200.000 N.mm
Tinggi efektif balok :
d

= h p - tul. sengkang tul. Pokok


= 950 mm - 50 mm 16 mm . 32 mm
= 868 mm

Lebar efektif untuk balok :


be bw + 2 (8.hf)
86

= 400 + 2 (8 x 200)
= 3.600 mm
be Ln
= 1.460 mm
be L/4
= 10.000/4
= 2.500 mm
Jadi nilai be diambil nilai yang terkecil yaitu : 1460 mm
Menentukan apakah balok akan berperilaku sebagai balok T murni
atau balok T persegi dengan cara menghitung momen tahanan MR dan
dengan menganggap seluruh flens berada pada daerah tekan. Apabila M R >
MU maka balok T diperhitungkan berperilaku sebagai balok persegi dengan
lebar (b) dan apabila MR < MU maka balok T diperhitungkan sebagai balok
T murni.
be = 1460 mm

h = 950 mm
d = 868 mm

= 400
mm

Gambar 4.18. Skema Balok T

MR =

1
hf
2 )

(0,85 fc) b . hf (d -

= 0,80 (0,85 x 25) 400 x 200 (868 -

1
200
2
)

= 1.044.480.000 Nmm
Karena MR < MU maka balok T diperhitungkan berperilaku sebagai balok
murni dengan lebar (be) = 1460 mm

87

Mu
.b.d 2

0,85 f ' c
2k
1 1

fy
0,85 f ' c

1.086.200.000
0,8 400 868 2 = 4,49 Mpa
perlu

0,85 25
2 4,49
1 1

240
0,85 25

= 0,089 x [1 0,76]
= 0,021

min

1,4
fy

1,4
240 = 0,006

0,85 fc 1 600
x

fy
600 fy

max = 0,75 x

0,85 25 0,85
600

240
600 240

= 0,75 x
= 0,75 x 0,075 x 0,714
= 0,040
Syarat : min perlu max
Ternyata nilai perlu > min
maka digunakan nilai perlu

= 0,021

Tulangan Tarik
As

= x bw x d
= 0,021 x 400 x 868
= 7291,20 mm2

Dipakai tulangan
Jumlah tulangan =

32
As 7291,20

A1
804 = 9,06 10 batang
88

Luas tulangan terpasang

= 10 x 804 mm2 = 8040 mm2

Dimana As terpasang > Asperlu (8040 mm > 6596,8 mm2)


Tulangan Tekan
As

= x bw x d
= 0,021 x 400 x 868
= 7291,20 mm2

32

Rencana dipakai tulangan


Tulangan tekan (As)

= . As
= . 6596,80 mm2
= 3298,30 mm2

Jumlah tulangan

As' 3298,30

A1
804 = 4,10 5

batang
Luas tulangan terpasang = 5 x 804 mm2 = 4020 mm2
Dimana As terpasang > Asperlu (4020 mm2 > 3298,3 mm2)
b. Perencanaan Tulangan Lentur di Daerah Tumpuan
Pada daerah tumpuan, Momen Lentur = 0. Namun demikian, karena tidak
mungkin pada daerah tumpuan tidak dipasang tulangan lentur maka
momen pada daerah tumpuan diperhitungkan sebesar 1/3 dari momen
lentur maksimum (sesuai ketentuan perencanaan struktu baja untuk beton
bertulang)
Mu

= 1/3 x 1.086.200.000 N.mm


= 360.566.666,67 Nmm

MR

( 0,85 fc ) b . hf ( d -

= 0,80 ( 0,85 x 25 ) 400 x 200 ( 868 -

1
hf
2 )
1
200
2
)

= 1.044.480.000 Nmm
Karena MR > MU maka balok T diperhitungkan berperilaku sebagai balok
persegi dengan lebar (bw)

= 400 mm

89

Mu
.b.d 2

360.566.666,67
0,8 400 868 2 = 1,49 Mpa

perlu

0,85 f ' c
2.k
1

fy
0,85. f ' c

0,85 25
2 1,49
1 1

240
0,85 25

= 0,089 x [1 0,92]
= 0,007

min

max

1,4
fy

1,4
240 = 0,006

= 0,75 x

0,85 fc 1 600
x

fy
600 fy

= 0,75 x

0,85 25 0,85
600

240
600 240

= 0,75 x 0,075 x 0,714


= 0,040
Syarat : min perlu max
Ternyata nilai perlu < min
maka digunakan nilai min

= 0.007

Tulangan tarik
As

= x bw x d
= 0,007 x 400 x 868
= 2.430,40 mm2

32 mm2

Rencana dipakai tulangan


Jumlah tulangan

As 2.430,40

A1
804 = 3,02 4

batang

90

Luas tulangan terpasang

= 4 x 804 mm2 = 3.216 mm2

Dimana As terpasang > Asperlu (2.412 mm2 > 2.083,20 mm2)


Tulangan Tekan
As

= x bw x d
= 0,007 x 400 x 868
= 2.430,40 mm2

32 mm2

Rencana dipakai tulangan


Tulangan tekan (As)

= . As
= . 2.430,40 mm2
= 1.215,20 mm2

As ' 1.215,20

A1
804 = 1,51 2 batang

Jumlah tulangan =

Luas tulangan terpasang = 5 x 804 mm2 = 4.020 mm2


Dimana As terpasang > Asperlu (4.020 mm2 > 1.215,20 mm2)

5 32

4 32

10 32

2 32

Lapangan

Tumpuan

Gambar 4.19. Penulangan Balok T 40/90

9. Perhitungan Tulangan Geser di Daerah Tumpuan


Perhitungan Gaya Geser :
Beban mati terbagi rata = . Qd . L = x 2,62 x 10 = 13,10 ton
Balok Diafragma

= x Td

= x 0,396

= 0,198 ton

Beban Hidup P

= x Pl

= x 8,34

= 4,17 ton

Beban Hidup q

= . Ql . L

= x 1,23 x 10 = 6,15 ton

91

Vu

= 24,068 ton

Vu

= 240.68 N

Kuat geser nominal :

1
6

Vc =

f ' c x bw x d

6 25 x 400 x 868

= 288.176 N

1
.Vc
2
=

1
x 0,8 x 288.176
2
= 115270,4 N

Syarat pemasangan tulangan geser :


1
Vc<Vu<Vc
2

.Vc maka diperlukan pemasangan

Karena nilai Vu > .

tulangan geser (sengkang) minimum dengan spasi maksimum sebagai


berikut :

Smaksimum

1
d
2
=

1
868
2
= 434 mm

Luas tulangan minimum adalah sebagai berikut :


1
6
Avmin

f ' c .b.s
fy

1
x 25 x 400 x 434
6
240

=
= 578,66 mm2

Maka dipakai tulangan 16 mm dengan Av = 201 mm 2, sehingga


jaraktulangan geser adalah sebagai berikut :
S

Av. fy.d
Vc
201 x 240
1
x 25 x 400
6

= 150.75 mm
92

Jadi dipakai tulangan geser

16 150 mm, berlaku sepanjang

interval jarak sepanjang x L = x 10 m = 2,5 m (dari tumpuan ke


lapangan).
10. Perhitungan Tulangan Geser di Daerah Lapangan
Mengingat semakin ke tengah bentang, Vu makin mendekati nilai 0, dan pada
tepat di daerah bentang gaya geser Vu = 0, maka jarak antar tulangan dipakai
sebesar 2x jarak antar sengkang pada daerah tumpuan.

16 mm

Pada daerah tumpuan dipakai sengkang =


Jarak antar sengkang = 150 mm

16 mm

Pada daerah lapangan dipakai sengkang =


Jarak antar sengkang = 2 x 150 mm
= 300 mm

Dengan demikian, tulangan geser yang dipasang pada daerah lapangan, yakni
daerah dengan batasan jarak antara jarak . L hingga . L, menggunakan
tulangan 16 300 mm.

Tumpuan 16 150 mm

2,5 m

Lapangan 16 300 mm

5m

Gambar 4.20. Penulangan Sengkang pada Balok T 40/90

93

16
50

50

50

300

1
2
3
4

25
20

7
5
6

11

55
66
86

40

94

Вам также может понравиться

  • BAB III Ok
    BAB III Ok
    Документ10 страниц
    BAB III Ok
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • ABSTRAKSI
    ABSTRAKSI
    Документ6 страниц
    ABSTRAKSI
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • BAB II Ok Khris
    BAB II Ok Khris
    Документ44 страницы
    BAB II Ok Khris
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • BAB V Ok
    BAB V Ok
    Документ2 страницы
    BAB V Ok
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Bab IV Milka
    Bab IV Milka
    Документ32 страницы
    Bab IV Milka
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Bab IV Milka
    Bab IV Milka
    Документ32 страницы
    Bab IV Milka
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • BAB I Ok
    BAB I Ok
    Документ3 страницы
    BAB I Ok
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Lampiran Foto LAPORAN
    Lampiran Foto LAPORAN
    Документ10 страниц
    Lampiran Foto LAPORAN
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Tugas Akhir Perencanaan Bangunan Atas Jembatan
    Tugas Akhir Perencanaan Bangunan Atas Jembatan
    Документ1 страница
    Tugas Akhir Perencanaan Bangunan Atas Jembatan
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • LEMBARAN PErsetujuAN
    LEMBARAN PErsetujuAN
    Документ1 страница
    LEMBARAN PErsetujuAN
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Pengesahan Studi Kasus
    Pengesahan Studi Kasus
    Документ1 страница
    Pengesahan Studi Kasus
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Power Point Ujian Laporan Studi Kasus Khris
    Power Point Ujian Laporan Studi Kasus Khris
    Документ24 страницы
    Power Point Ujian Laporan Studi Kasus Khris
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Lampiran 8 Studi Kasus
    Lampiran 8 Studi Kasus
    Документ1 страница
    Lampiran 8 Studi Kasus
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Документ15 страниц
    Lamp Iran
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Kover Studi Kasus
    Kover Studi Kasus
    Документ1 страница
    Kover Studi Kasus
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ6 страниц
    Kata Pengantar
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi Laporan Studi Kasus
    Daftar Isi Laporan Studi Kasus
    Документ6 страниц
    Daftar Isi Laporan Studi Kasus
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Hirarki Elemen
    Hirarki Elemen
    Документ7 страниц
    Hirarki Elemen
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Bab III Ok
    Bab III Ok
    Документ7 страниц
    Bab III Ok
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ10 страниц
    Bab Iv
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Bab V. Oks
    Bab V. Oks
    Документ2 страницы
    Bab V. Oks
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • BAB II Oks.
    BAB II Oks.
    Документ26 страниц
    BAB II Oks.
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет
  • Bab I. Oks
    Bab I. Oks
    Документ3 страницы
    Bab I. Oks
    Mauko Khristian
    Оценок пока нет