Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3.1.
Kerangka Konsep
Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang pengaruh penggunaan kafein
Variabel Independen
Variabel dependen
Kafein
Kualitas Tidur
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2.
Definisi Operasional
3.2.1. Kafein
Kafein adalah stimulan yang ditemukan secara alami pada biji kopi, daun
teh, biji kakao (coklat) dan kacang kola (cola) dan ditambahkan ke minuman
ringan, makanan, dan obat-obatan. Tiap jenis minuman berkafein akan berbeda
kadar kafein sesuai dengan sumber kafein dan ukuran wadah.
3.2.2. Kopi Berkafein
Kopi berkafein diperoleh dari Nescafe Classic 200 g. BPOM RI MD:
141108001004. Nescafe mengandung 66,3% kafein. Kandungan kafein adalah 65
mg/cangkir kecil (175 cc). Dimana setiap subjek akan mengkonsumsi 2 cangkir.
3.2.4
Kualitas Tidur
Kualitas tidur merupakan gambaran secara subyektif yang menjelaskan
: Metode angket
2. Alat Ukur
yang dimodifikasi
3. Hasil Pengukuran :
>5
3.3
Hipotesis
Ada pengaruh antara penggunaan kafein terhadap kualitas tidur mahasiswa
FK USU.
Minuman
Minuman
berkafein
dekafein
Minuman
Kualitas tidur
<5
>5
Total
Uji hipotesis : X
Berkafein
Dekafein
Total
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu uji klinis yang bersifat cross-sectional
untuk melihat apakah ada pengaruh antara penggunaan kafein dengan kualitas
tidur mahasiswa FK USU.
4.2
4.2.1
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
4.2.2
Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Desember
2015.
4.3
4.3.1
Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa-mahasiswi yang terdaftar di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mulai dari angkatan 2012 hingga
angkatan 2015.
4.3.2
Sampel
1= 2=
1= 2=
Z 2
+ Z 1 1 + 2 2
1 2
0,75 0,2
1 = 2 = 11,56
n = 20% 11,56 = 2,312
n1 = n2 = 11,56+2,312 = 13,872
n1 = n2 = 14
Keterangan:
n = besar sampel
Z = tingkat kemaknaan = 1,96
Z = 0,84
P1 = proporsi mahasiswa dengan kualitas tidur buruk setelah pemberian minuman
berkafein (0,75)
P2 = proporsi mahasiswa dengan kualitas tidur buruk setelah pemberian minuman
dekafein (0,2)
P = 1 2(P1+P2)
Q = 1-P
4.4
2.
3.
4.
6.
Laporan dari efek samping penggunan kafein (misal: sering buang air
kecil, takikardi)
7.
4.5
lain: tahap pertama editing, yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas
maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi
sesuai petunjuk; tahap kedua coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada
kuesioner untuk mempermudah saat mengadakan tabulasi dan analisis; tahap
ketiga processing, yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program
komputer dengan menggunakan program
sciences (SPSS); tahap keempat cleaning, yaitu mengecek kembali data yang
telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Analisis yang
dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji t-test unpaired dan uji chi-square.
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil penelitian
Batas Utara
b.
Batas Selatan
c.
Batas Timur
: Jalan Universitas
d.
Batas Barat
orang (56%), kemudian perempuan sebanyak 22 orang (44%). Hal ini dapat
dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut:
Jumlah (orang)
Presentase (%)
Laki-laki
28
56
Perempuan
22
44
Total
50
100
Jumlah (orang)
Presentase (%)
17
19
10
20
15
30
21
26
52
22
50
Total
100
Jumlah (orang)
Presentase (%)
Berkafein
25
50
Dekafein
25
50
Total
50
100
Tabel 5.4. Perbandingan Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Intervensi Pada
Kelompok yang Mengkonsumsi Kopi Berkafein
Kopi Berkafein
Kualitas Tidur
Total
Sebelum
Sesudah
Intervensi
Intervensi
Baik
21
13
34
Buruk
12
16
Total
25
25
50
Tabel 5.5. Perbandingan Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Intervensi Pada
Kelompok yang Mengkonsumsi Kopi Dekafein
Kopi Dekafein
Kualitas Tidur
Total
Sebelum
Sesudah
Intervensi
Intervensi
Baik
19
22
41
Buruk
25
Total
25
50
Kualitas
p-value
Total
tidur
Berkafein
Dekafein
Baik
21
19
40
Buruk
10
Total
25
25
50
0,725
Kopi
buruk
sebanyak
12 orang.
Sedangkan
responden
yang
mengkonsumsi jenis kopi dekafein yang mengalami kualitas tidur baik sesudah
intervensi sebanyak 22 orang, dan yang mengalami kualitas tidur buruk sebanyak
3 orang.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
p=0,012 (p<0,05) artinya ada pengaruh antara penggunaan kafein dengan kualitas
tidur. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesa alternatif (Ha) pada
penelitian ini yaitu ada pengaruh antara penggunaan kafein terhadap kualitas tidur
diterima. Dan menolak hipotesa null (Ho) yaitu tidak ada pengaruh penggunaan
kafein terhadap kualitas tidur. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai berikut:
Tabel 5.7. Perbandingan Kualitas Tidur Sebelum Intervensi pada Kopi Berkafein
dan Dekafein
Jenis kopi
Kualitas
p-value
Total
tidur
Berkafein
Dekafein
Baik
13
22
35
Buruk
12
15
Total
25
25
50
0,012
5.2. Pembahasan
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa
FK USU angkatan 2012 sampai angkatan 2015. Jumlah responden dalam
penelitian ini adalah 50 orang yang kemudian dibagi menjadi 2
kelompok
frekuensi yang sama rata yaitu 25 orang (50%) mendapat minuman berkafein dan
25 orang (50%) mendapat minuman dekafein. Responden paling banyak berada
pada umur 21 tahun (52%) dan jumlah responden laki-laki (56%) lebih banyak
dari perempuan (44%).
Pada penelitian ini didapatkan bahwa berdasarkan kualitas tidur sebelum
intervensi, diperoleh kebanyakan responden memiliki kualitas tidur yang baik
yaitu sebanyak 21 orang (84%) sedangkan sebanyak 4 orang (16%) yang memiliki
kualitas tidur yang buruk pada responden yang mengkonsumsi kopi berkafein.
Pada responden yang mengkonsumsi kopi dekafein kebanyakan reponden
memiliki kualitas tidur yang baik yaitu sebanyak 19 orang (76%) sedangkan
sebanyak 6 orang (24%) yang memiliki kualitas tidur yang buruk. Berdasarkan
kualitas tidur sesudah intervensi, diperoleh kebanyakan responden memiliki
kualitas yang baik yaitu sebanyak 13 orang (52%) sedangkan sebanyak 12 orang
(48%) yang memiliki kualitas tidur yang buruk pada responden yang
mengkonsumsi kopi berkafein. Pada responden yang mengkonsumsi kopi
dekafein kebanyakan responden memiliki kualitas tidur yang baik yaitu sebanyak
22 orang (88%) sedangkan sebanyak 3 orang (12%) yang memiliki kualitas tidur
yang buruk.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Albert (2012),
yang dilakukan pada 40 sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Tahun 2009 dimana kebanyakan responden memiliki kualitas
tidur yang baik yaitu sebanyak 24 orang (60%) sedangkan responden yang
memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu sebanyak 16 orang (40%).
Penelitian oleh Brezinova (1974), membuktikan pemberian kafein sebelum
tidur dapat mengurangi jumlah tidur selama 2 jam, menunda onset tidur selama 66
menit serta meningkatkan frekuensi terjaga pada waktu malam. Menurut
penelitian yang dilakukan Purdiani (2014) pada mahasiswa/i Universitas
Surabaya, sebanyak 39,17% mengkonsumsi kopi dengan kualitas tidur yang
buruk.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013), yang dilakukan
pada 90 sampel pada siswa-siswi Negeri 4 Pematang Siantar didapatkan hasil
yang berbeda dimana kebanyakan responden memiliki kualitas tidur yang buruk
yaitu sebanyak 81 orang (90%) sedangkan responden yang memiliki kualitas tidur
yang baik yaitu sebanyak 9 orang (10%).
Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Fridayana (2013), pada 126
responden Mahasiswa Kedokteran Praklinik Universitas Tanjungpura, didapati
bahwa 91 responden (72,2%) memiliki kualitas tidur yang buruk dan 35
responden (27,8%) memiliki kualitas tidur yang baik.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan intervensi, kualitas tidur pada sampel yang
mengkonsumsi kopi berkafein dan dekafein tidak berbeda signifikan
(P=0,075).
2. Setelah dilakukan intervensi, sampel yang mengkonsumsi kopi berkafein
memiliki kualitas tidur lebih buruk (p=0,012) dibandingkan sampel yang
mengkonsumsi kopi dekafein.
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam
meyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini.
Adapun saran tersebut, yaitu:
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang
dipengaruhi oleh kopi berkafein dan dekafein yang dapat mempengaruhi
kualitas tidur seseorang.