Вы находитесь на странице: 1из 19

AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN

A. AUDIT SIKLUS INVESTASI


Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan, peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di
samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument
keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi
aktiva-aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya.
Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas
aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin,
peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan
perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit
investasi meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Biasanya
pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan
pertumbuhan pendapatan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan
entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada
pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi audit pada audit perubahan
aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang.
TUJUAN AUDIT SIKLUS INVESTASI
Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi disajikan dalam
tabel di bawah ini. Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam
kebanyakan audit.
Kategori

Tujuan Audit atas Kelompok

Asersi

Transaksi

Tujuan Audit Saldo Akun

Keberadaan

Akuisisi yang tercatat dari

Aktiva tetap yang tercatat

atau

transaksi aktiva tetap ,

merupakan aktiva produktif

Keterjadian

pelepasan aktiva tetap , dan

yang digunakan pada tanggal

reparasi serta pemeliharaan

neraca

merupakan transaksi yang


terjadi selama tahun berjalan.
Semua transaksi akuisisi
aktiva tetap dan pelepasan
aktiva tetap serta reparasi

Kelengkapan

dan pemeliharaan yang telah

Saldo aktiva tetap mencakup

terjadi selama periode

pengaruh semua transaksi yang

berjalan telah dicatat.

terjadi selama periode berjalan .


Entitas itu memiliki atau
mendapatkan hak atas semua

Hak

aktiva tetap yang dicatat pada

dan Kewajiban

tanggal neraca.
Aktiva tetap dicatat pada harga
Transaksi untuk beban

pokok dikurangi akumulasi

penyusutan dan penurunan

penyusutan dan diturunkan

Penilaian atau

nilai aktiva tetap telah dinilai

nilainya sebesar penurunan nilai

Alokasi

dengan tepat .

yang material.
Aktiva tetap dan lease modal
telah diidentifikasi dalam
laporan keuangan .
Pengungkapan yang berkaitan
dengan harga pokok, nilai buku,

Transaksi penyusutan,

metode penyusutan, dan umur

reparasi, dan pemeliharaan

manfaat dari kelas utama aktiva

serta lease operasi telah

tetap, penggadaian aktiva tetap

diidentifikasi dengan benar

sebagai agunan, dan syarat-

Penyajian dan

dan diklasifikasikan dalam

syarat utama dari kontrak lease

Pengungkapan

laporan keuangan .

modal sudah memadai.

PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT SIKLUS INVESTASI

1. Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah penentuan
besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan
keuangan yang layak. Pertimbangan kedua adalah hubungannya dengan biaya untuk
mendeteksi kesalahan.
2. Risiko Inheren
Risiko inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan
seringkali rendah Karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Risiko inheren akan
keberadaan dapat meningkat sampai ke tingkat sedang atau tinggi karena potensi bahwa
aktiva dibesituakan atau tidak digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan. Asersi
kelengkapan dapat mencapai tingkat sedang sampai tinggi dalam kasus aktiva-aktiva
konstruksi, atau lease modal yang mungkin dicatat sebagai lease operasi Karena
kerumitan akuntansi untuk lease. Tergantung pada industri dan tingkat kesulitan yang
berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai sisa serta kerumitan metode
penyusutan, risiko inheren yang menyangkut asersi penilaian mungkin dinilai sedang atau
tinggi berkaitan dengan estimasi akuntansi dalam hubungannya dengan estimasi beban
penyusutan.
3. Risiko Prosedur Analitis
Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat membantu auditor
dalam mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara relative harus
stabil, dan akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang kewajaran
penyajian laporan keuangan.
4. Risiko Pengendalian
Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau bangunan,
atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari pengendalian
terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan komisaris. Akibatnya,
risiko pengendalian mungkin rendah untuk asersi keberadaan atau keterjadian.
Pengendalian yang berkaitan dengan asersi penilaian mencakup pengendalian atas
estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan.
PENGUJIAN SUBSTANTIVE ATAS SALDO AKTIVA TETAP

1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI


Pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor akan jauh lebih ekstensif dalam
audit pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang berulang. Dalam
audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan kepemilikan
aktiva bersangkutan. Seringkali risiko terbesar yang berkaitan dengan penugasan pertama
meliputi informasi audit tentang saldo-saldo awal, yang mungkin memerlukan transaksi
audit yang banyak terjadi dalam tahun-tahun sebelumnya.
Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada
transaksi tahun berjalan. Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus
mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang
signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu.
Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan estimasi
akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya risiko deteksi dalam penugasan yang
berulang seringkali tergantung pada pengendalian internal siklus pengeluaran.
2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
a. PROSEDUR AWAL
Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini memberikan sarana untuk mengevaluasi
kelayakan bukti yan diperoleh pada tahap audit berikutnya.
Auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk akun-akun aktiva
tetap telah sesuai dengan kertas kerja periode sebelumnya. Berikutnya, auditor harus
menguji ketepatan matematis dari skedul penambahan dan pelepasan yang disiapkan
klien serta merekonsiliasi totalnya dengan perubahan saldo buku besar umum terkait
untuk aktiva tetap selama periode berjalan. Selain itu, auditor yang harus menguji skedulskedul itu dengan memvouching pos-pos pada skedul tersebut ke ayat jurnal dalam buku
besar, dan menelusuri ayat jurnal buku besar ke skedul bersangkutan untuk menentukan
bahwa penyajian yang akurat atas catatan akuntansi yang disiapkan dari buku tersebut
telah dilakukan.
b. PROSEDUR ANALITIS
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa
informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Ketika
melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisme
profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak normal. Jika hasil

prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor, maka strategi audit dapat
dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian transaksi dan saldo.
c. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian substantive ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan aktiva
tetap: (1) penambahan, (2) pelepasan, dan (3) reparasi serta pemeliharaan.
1) Memvouching Penambahan Aktiva Tetap
Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa
otorisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang
dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus divouching untuk mendukung dokumentasi
(EO1).

Vouching

atas

penambahan

memberikan

bukti

tentang

asersi

eksistensi/keberadaan atau keterjadian (existence and occurrence-EO1), hak dan


kewajiban (rights and obligations RO1) dan penilaian atau alokasi (valuation or
allocation VA2).
2) Memvouching Pelepasan Aktiva Tetap
Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah harus tersedia bagi
auditor dalam bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan perjanjian
penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama untuk
menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi, termasuk pengakuan
keuntungan atau kerugian, jika ada.
3) Mereview Ayat Jurnal Beban Reparasi dan Pemeliharaan
Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menentukan
kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan meliputi
pertimbangan mengenai apakah klien telah melakukan pembebanan yang tepat
antara pengeluaran modal dan pendapatan. Untuk pos-pos ini, auditor harus
memeriksa dokumentasi pendukung, seperti faktur penjual, pesanan kerja
perusahaan, dan otorisasi manajemen guna menentukan kelayakan beban atau
kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian (EO3).
d. PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1) menginspeksi aktiva
tetap, dan (2) memeriksa dokumen dan kontrak hak kepemilikan.
1) Menginspeksi Aktiva Tetap

Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan


pengetahuan pribadi yang langsung mengenai eksistensinya (EO4). Dalam
penugasan yang berulang, inspeksi yang terinci dapat dibatasi pada pos-pos yang
tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.
2) Memeriksa Dokumen dan Kontrak Hak Kepemilikan
Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat hak
(BPKB), sertifikat pendaftaran (STNK), dan polis asuransi. Untuk peralatan,
perabotan, dan furniture, faktur yang telah dibayar mungkin merupakan bukti
terbaik mengenai kepemilikan (RO1). Bukti tentang kepemilikan dalam industri
real estate apartemen dapat ditemukan dalam akte pembelian, polis asuransi
pemilikan, tagihan pajak property, tanda terima pembayaran hipotek dan polis
asuransi kebakaran.
e. PENGUJIAN RINCIAN SALDO: ESTIMASI AKUNTANSI
Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian substantif untuk
(1) mereview penyisihan penyusuta dan (2) mengevaluasi penurunan nilai aktiva
tetap.
1) Review Penyisihan untuk Penyusutan
Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kelayakan, konsistensi, dan
ketepatan beban penyusutan. Penentuan kelayakan penyisihan penyusutan
meliputi pertimbangan atas factor-faktor seperti (1) sejarah masa lalu klien dalam
mengestimasi umur manfaat dan (2) umur manfaat yang tersisa atas aktiva yang
ada.
2) Penurunan Nilai Aktiva Tetap
Auditor harus mengevaluasi apakah klien telah memperhitungkan secara layak
penurunan nilai (impairment) aktiva tetap apabila terjadi perubahan yang material
bagaimana suatu aktiva digunakan, atau apabila terjadi perubahan yang material
dalam lingkungan bisnis.

B. AUDIT SIKLUS PENDANAAN

Siklus investasi dan pendanaan berkaitan dengan akuisisi sumber daya modal melalui
utang berbunga dan ekuitas pemilik serta pembayaran kembali modal. Siklus ini juga mencakup
pembayaran bunga dan dividen.
Empat karakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran

kembali yang akan

mempengaruhi audit atas akun-akun adalah sebagai berikut:


1. Secara relatif hanya ada segelintir transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi setiap
transaksi itu sering kali sangat material. Sebagai contoh, obligasi jarang diterbitkan oleh
perusahaan, tetapi jumlah penerbitan obligasi itu biasanya besar. Karena ukuran itu, sudaj
umum auditor, sebagai bagian dari verifikasi aku neraca, untuk menverifikasi setiap
transaksi yang dilakukan dalam siklus tersebut selama setahun penuh.
2. Pengecualian atau salah saji transaksi dapat bersikap material. Akhibatnya sering kali
auditor lebih menekankan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ketika
mengaudit akun akun tersebut.
3. Ada hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen
kepemilikan yang serupa. Ketika melakukan audit atas transaksi dan jumlah dalam siklus,
auditor harus ekstra hatihati memastikan bahwa persayaratan hukum yang signifikan
yang mempengaruhi laporan keuangan telah dipenuhi dan disajikan serta diungkapkan
secara memadai dalam laporan keuangan.
4. Ada hubungan langsung antara akun deviden dan bunga serta utang dan ekuitas. Dalam
audit atas utang berbunga, auditor harus memverifikasi secara simultan beban bunga dan
utang bunga terkait.
Akun-akun dalam siklus
Akun-akun dalam siklus pendanaan tergantung pada jenis bisnis yang dioperasikan
perusahaan dan bagaimana operasi tersebut dibiayai. Semua perusahaan memiliki modal saham
dan laba ditahan, tetapi beberapa mungkin juga memiliki saham preferen, modal disetor
tambahan, dan saham treasuri. Kas merupakan akun penting dalam siklus ini karena baik akuisisi
maupun pembayaran kembali modal mempengaruhi akun kas. Siklus ini sering kali melibatkan
akun akun berikut ini:

wesel bayar
uang kontrak
utang hipotek
utang obligasi

beban bunga
bunga accrual
appropriasi laba ditahan
kas di bank

modal saham biasa


modal saham preferen
saham treasuri
deviden yang diumumkan
agio saham

modal sumbangan
laba ditahan
utang deviden
perusahaan perseorangan
persekutuan-akun modal.


Dalam menentukan pengujian atas rincian saldo wesel bayar, auditor mempertimbangkan
risiko bisnis, salah saji yang dapat ditoleransi, risiko inheren, risiko pengendalian, hasil
pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi, serta hasil prosedur
analitis.
Auditor sering kali menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi pada tingkat yang rendah
karena biasanya saldo akun dan transaksi yang mempengaruhi saldo akun wesel bayar
dapat diaudit sepenuhmya.
Untuk memahami dengan baik prosedur audit atas banyak akun dalam siklus akuisisi
modal dan pembayaran kembali, akun reprensentatif yang merupakan bagian signifikan
dari siklus bagian bisnis yang signifikan dari siklus bagi bisnis yang tipikan maka kita
akan membahas tentang antara lain:
1. Audit atas wesel bayar dan beban bunga terkait untuk mengilustrasikan modal berbunga.
2. Audit atas saham biasa, agio saham, deviden, serta laba ditahan untuk mengilustrasikan
akun ekuitas.

WESEL BAYAR
Wesel bayar adalah kewajiban hukum kepada kreditur, yang mugkin dijamin atau tidak
diljamin oleh aktiva, dan mengenakan bunga. Pada umumnya wesel diterbitkan selama
satu periode antara satu bulan dan satu tahun, tetapi ada juga yang lebih lama. Wesel
diterbitkan dengan tujuan yang berbeda, dan property yang diberikan sebagai jaminan
mencakup barbagai aktiva, seperti sekuritas, piutang usaha, persedian, dan aktiva tetap.
Tujuan dari audit wesel bayar adalah untuk menentukan;
a. Pengendalian internal terhadap wesel bayar sudah memadai.
b. Transaksi pembayaran pokok dan bunga yang melibatkan wesel bayar diotorisasi secara
layak serta dicatat sesuai dengan enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
c. Kewwajiban untuk wesel bayar dan beban bunga terkait serta kewajiban akrual telah
dinyatakan secara layak seperti yang didefinisikan oleh tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo.
Dalam wesel bayar terdapat empat pengendalian antara lain;
1) Pengendalian internal

Dalam pengendalian internal dibagi empat antara lain;


Otorisasi yang tepat atas penerbitan wesel bayar. Tanggung jawab atas penerbitan
wesel baru harus diberikan kepada dewan direksi atau personil manajemen tingkat
tinggi. Pada umumnya, diperlukan dua tanda tangan dari pejabat yang berwenang

untuk semua perjanjian pinjaman, yang biasanya menetapkan jumlah pinjaman,


suku bunga, syarat pembayaran kembali dan aktiva yang dijaminkan.
Pengendalian yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok dan bunga.
Pembayaran bunga dan pokok secara periodic harus menjadi subjek pengendalian
dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, depertemen
akuntansi harus menerima salinan wesel itu, seperti saat menerima faktur vendol
dan laporan penerimaan.
Dokumen dan catatan yang memadai. Hal tersebut mencakup catatan pembantu
dan pengendalian terhadap wesel kosong serta wesel yang telah dibayar oleh
orang yang berwenang. Wesel yang telah dibayar harus dibatalkan dan ditahan
dibawah pengawasan pejabat yang berwenang.
Verifikasi independen periodic. Secara periodic, catatan wesel yang terinci harus
rekonsiliasi dengan buku besar umum dibandingkan dengan catatan pemegang
wesel oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab menyimpan catatan yang
terinci.
2) Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi.

Pengujian atas transaksi wesel yang melibatkan penerbitan wesel dan pembayaran
kembali pokok serta bunganya. Pengajuan audit tersebut merupakan bagian dari
pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk penerimaan kas.
Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi tambahan juga sering
dilakukan sebagai bagian dari pengujian atas rincian saldo karena materialitas dari setiap
transaksi.
3) Prosedur analitis

Prosedur analitis merupakan hal yang penting bagi wesel karena pengujian atas
rincian saldo untuk beban bunga dan bunga accrual sering kali dapat dieliminasi apabila
hasilnya kurang menguntungkan. Prediksi independen auditor mengenai beban bunga
dengan menggunakan rata-rata wesel bayar yang beredar dan rata-rata suku bunga, akan
membantu auditor mengevaluasi kelayakan beban bunga dan juga menguji wesel bayar
yang dihilangkan..
Prosedur Analitis untuk Wesel Bayar

Prosedur Analitis
Menghitung ulang beban bunga atas

Kemungkinan Salah Saji


Salah saji beban bunga dan bunga

dasar suku bunga rata-rata dan

akrual atau penghapusan wesel

wesel

bayar yang beredar.

bayar

bulanan

secara

keseluruhan
Membandingkan setiap wesel yang

Penghapusan atau salah saji wesel

beredar dengan tahun sebelumnya


Membandingkan total saldo wesel

bayar.
Salah saji beban bunga dan bunga

bayar, beban bunga, dan bunga


akrual

dengan

saldo

akrual atau wesel bayar.

tahun

sebelumnya

4) Pengujian atas rincian saldo

Jika ada sejumlah besar transaksi yang melibatkan wesel selama tahun tersebut,
mungkin tidak praktis bagi auditor untuk memperoleh skedul semacam itu. Dalam situasi
tersebut, auditor harus lebih baik meminta klien untuk hanya menyiapkan skedul wesel
dengan saldo yang belum dibayar pada akhir tahun, yang menunjukan deskripsi dari
setiap wesel, saldo akhirnya, dan utang bunga pada akhir tahun, termasuk jaminan dan
suku bunga.

Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting dalam wesel
bayar adalah;
a. Wesel bayar yang ada telah dicantumkan ( kelengkapan )
b. Wesel bayar dalam skedul talah dicatat secara akurat ( keakuratannya )

Tujuan tersebut sangat vital karena salah saji dapat menjadi material meskipun salah satu
wesel dihilangkan atau tidak benar. Selain tujuan yang berkaitan dengan saldo, empat
tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan juga merupakan hal yang
penting bagi wesel bayar Karena prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum
mengharuskan agar catatan kaki menggabarkan secara memadai syarat wesel bayar yang
beredar dan aktiva yang dijaminkan atas penjaman tersebut.

Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva
yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin,
peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang
diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua
dalam mengaudit investasi meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode

berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang


konsisten dengan pertumbuhan pendapatan.Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil
bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada
akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi
audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi
aktiva jangka panjang.

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan

Pengujian atas Rincian Saldo untuk Wesel Bayar dan Bunga


Tujuan Audit yang
Prosedur Pengujian
Komentar
Berkaitan dengan

atas Rincian Saldo

Saldo Wesel Bayar

Wesel

bayar

dalam

skedul

wesel

bayar

yang Umum

sama dengan file induk


wesel bayar klien, dan
totalnya
dengan
sama

dijumlahkan
benar

serta

dengan

buku

besar umu
Wesel bayar
skedul

dalam

memang

ada

daftar

wesel

Hal tersebut seringkali

bayar untuk wesel bayar

dilakukan

dan bunga akrual.

100%

Menelusuri

totalnya

atas

karena

dasar
ukuran

populasi yang kecil atau

ke

buku besar umum

dilakukan

Menelusuri setiap wesel

menggunakan perangkat

bayar ke file induk

lunak

Mengkonfirmasi

volume wesel yang besar


Tujuan eksistensi tidak

wesel

bayar

(eksistensi)

Memfoot

audit

sepenting

Memeriksa
duplikat

jika

ada

kelengkapan

atau keakuratan

salinan
wesel

dengan

untuk

melihat otorisasi

Wesel bayar yang ada


telah
dalam

dicantumkan
skedul

wesel

bayar (kelengkapan)

Memeriksa

notulen

perusahaan

menyangkut

persetujuan pinjaman
Memeriksa wesel yang
dibayar

setelah

akhir

Tujuan ini penting untuk


mengungkapkan

tahun untuk menentukan

kesalahan

apakah hal itu merupakan

kecurangan.

kewajiban pada tanggal

baik
maupun

Ketoga prosedur tersebut

neraca

Memperoleh
bank

dilakukan pada sebagian


besar audit.

konfirmasi

standar

yang

Prosedur tambahan untuk

meliputi referensi khusus

mencari kewajiban yang

tentang keberadaan wesel

dihapus

bayar dari semua bank

diperlukan

dimana klien melakukan

pengendalian internalnya

bisnis

lemah.

Mereview

mungkin
jika

rekonsiliasi

bank menyangkut wesel


baru yang dikredit secara
langsung kea kun bank

Wesel bayar dan bunga


akrual

pada

sudah

oleh bank
Memeriksa

salinan

skedul

duplikat

akurat

menyangkut pokok dan

menghitung,

dengan

suku bunga

menggunakan

metode

(keakuratan)

wesel

Mengkonfirmasi

mungkin

nilai

wesel

bayar

skedul

dalam

jumlah pokok wesel.

dibayar

dengan

Menghitung

bunga akrual
Memeriksa tanggal jatuh
tempo
duplikat

benar (klasifikasi)

menentukan
semua

kembali

pada

diklasifikasikan dengan

salinan

wesel

untuk
apakah

bagian

merupakan

wesel

kewajiban

tidak lancar

suku

tanggal terakhir dimana

telah

sekarang,

bunga yang berlaku atau

pemegang wesel

Wesel

perlu

bayar, suku bunga, dan


bunga

Dalam beberapa kasus,

Mereview

wesel

untuk

menentukkan apakah ada


wesel bayar atau utang

usaha dari pihak terkait.


Memeriksa
salinan

Wesel

bayar

dicantumkan

dalam

duplikat

periode

benar

yang

(pisah batas)

wesel

untuk

Wesel

harus

dicantumkan

sebagai

menentukan apakah telah

kewajiban

periode

diberi tanggal pada atau

berjalan

ketika

diberi

sebelum tanggal neraca.

tanggal

pada

atau

sebelum tanggal neraca

Perusahaan
kewajiban

memiliki
untuk

Memeriksa wesel untuk


menentukan

membayar wesel bayar

perusahaan

(kewajiban)

kewajiban

apakah
memiliki
untuk

membayar

EKUITAS PEMILIK

Terdapat perbedaan dalam audit atas ekuitas pemilik antara perusahaan


terbuka (publicly held corporation) dan perusahaan tertutup (closely held corporation).
Dalam sebagian besar perusahaan tertutup, yang umumnya memiliki sedikit pemegang
saham, seringkali terjadi transaksi, jika ada, berkenaan dengan akun modal saham selama
tahun berjalan. Satu-satunya transaksi yang dimasukkan dalam bagian ekuitas pemilik
kemungkinan adalah perubahan ekuitas pemilik akibat laba atau rugi tahunan dan
pengumuman dividen. Perusahaan tertutup jarang membayar dividen, sehingga auditor
hanya akan menghabiskan waktu yang sedikit untuk memverifikasi akun pemilik,
walaupun harus menguji catatan perusahaan.

Akan tetapi, bagi perusahaan terbuka verifikasi atas ekuitas pemilik jauh
lebih kompleks karena banyaknya jumlah pemegang sahamdan individu yang memiliki
saham sering berubah. Pengujian untuk memverifikasi akun ekuitas pemilik yang utama
dalam suatu perusahaan terbuka, yang mencakup:

Modal dan saham biasa


Agio saham
Laba ditahan dan dividen terkait
Tujuan dari setiap akun ekuitas pemilik khusus adalah untuk menentukan apakah:

Pengendalian internal terhadap modal saham dan dividen terkait sudah memadai

Transaksi ekuitas pemilik telah dicatatat dengan benar, seperti didefinisikan oleh

enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi


Saldo ekuitas pemilik telah dicatat secara layak, seperti didefinisikan oleh delapan
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, dan disajikan serta diungkapkan secara
layak, seperti didefinisikan oleh empat tujuan audit yang berkaitan dengan
penyajian dan pengungkapan untuk akun ekuitas pemilik.

Pengendalian Internal
Beberapa pengendalian internal sangatlah penting bagi aktivitas ekuitas pemilik. Berikut

pengendalian-pengendalian internal tersebut:

1. Otorisasi Transaksi yang Tepat. Karena setiap transaksi ekuitas pemilik umumnya
bersifat material, banyak dari transaksi tersebut harus disetujui oleh dewan direksi. Jenis
transaksi ekuitas pemilik berikut biasanya memerlukan otorisasi khusus:
Penerbitan Modal Saham. Otorisasi itu termasuk jenis ekuitas yang akan
diterbitkan (seperti saham preferen atau saham biasa), jumlah saham yang akan
diterbitkan, nilai pari saham, kondisi privilege bagi setiap saham selain saham

biasa, dan tanggal penerbitan.


Pembelian Kembali Modal Saham. Pembelian kembali saham biasa atau saham
preferen, penetapan waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayar atas

saham semuanya harus disetujui oleh dewan direksi.


Pengumuman Dividen. Dewan direksi harus mengotorisasi bentuk dividen (seperti
tunai atau saham), jumlah dividen per saham, dan catatan serta tanggal
pembayaran dividen.

2. Penyimpanan Catatan dan Pemisahan Tugas yang Tepat. Jika perusahaan menyimpan
catatan miliknya sendiri menegenai transaksi saham dan saham yang beredar,
pengendalian internal harus memadai untuk mememastikan bahwa:
Pemilik aktual saham diakui dalam catatan perusahaan.
Jumlah dividen yang benar dibayar ke pemegang saham yang memiliki saham

pada tanggal pencatatan dividen.


Potensi misapropriasi atau penyalahgunaan aset telah diminimalisasi.

Sebagai pengendalian terhadap modal saham, sebagian besar perusahaan

menyimpan pembukuan sertifikat saham dan file induk modal saham pemegang saham.

Catatan sertifikat modal saham (capital stock certificate record) mencatat penerbitan dan
pembelian kembali modal saham selama umur perusahaan. File induk modal saham
pemegang saham (shareholders capital stock master file) adalah catatan saham yang
beredar pada suatu waktu tertentu. File induk berfungsi sebagai pengecek terhadap
keakuratan catatan sertifikat modal saham dan saldo saham biasa dalam buku besar
umum. File tersebut juga digunakan sebagai dasar pembayaran dividen.

Pengendalian internal yang mempengaruhi pembayaran dividen dapat


mencakup:
Cek deviden yang disiapkan dari catatan sertifikat modal saham oleh seorang

yang tidak bertanggung jawab menyimpan catatan modal saham.


Setelah cek disiapkan, dilakukan verifikasi independen atas nama pemegang
saham dan jumlah cek serta merekonsiliasi total jumlah cek dividen denga total

dividen yang diotorisasi dalam notuelen.


Akun dividen imprest yangterpisah digunakan untuk mencegah pembayaran
jumlah dividen yang lebih besar dari yang diotorisasi.

3. Panitera Independen dan Agen Transfer Saham. Setiap perusahaan yang sahamnya
terdaftar di bursa saham diwajibakan memiliki pantera independen (independent
registrar) sebagai pengendali untuk mencegah penerbitan sertifikat saham yang tidak
tepat. Tanggung jawab panitera independen adalah memastikan bahwa saham diterbitk
oleh perusahaan sesuai dengan provisi modal saham dalam akta perusahaan dan otorisasi
dewan direksi. Kebanyakan perusahaan berukuran besar juga menggunakan jasa agen
transfer saham (stock transfer agent) untuk menyimpan catatan pemegang saham,
termasuk mendokumentasikan transfer kepemilikan saham.

Audit Modal Saham dan Modal Disetor

Auditor sangat memperhatikan empat hal berikut ketika mengaudit modal


saham dan agio saham:
1. Transaksi modal saham yang ada telah dicatat (tujuan yang berkaitan dengan transaksikelengkapan)
2. Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat (tujuan
yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian dan keakuratan)
3. Modal saham telah dicatat secara akurat (tujuan yang berkaitan dengan saldo-keakuratan)

4. Modal saham telah disajikan dan diungkapkan secara layak (keempat tujuan penyajian
dan pengungkapan)

Dua perhatian yang pertama melibatkan pengujian pengendalan dan

pengujian substantif atas transaksi, sementara dua yang terakhir melibatkan pengujian
atas rincian saldo.

Transaksi Modal Saham yang Ada Telah Dicatat. Tujuan ini dapat dengan mudah
dipenuhi

apabila

panitera

atau

agen

transfer

digunakan.

Auditor

dapat

mengkonfirmasikan apakah setiap transaksi modal saham memang terjadi serta


keakuratan transaksi yang ada, dan kemudian menentukan apakah semua transaksi
tersebut telah dicatat.

Transaksi Modal Saham yang Dicatat Memang Terjadi dan Dicatat Secara Akurat.
Akan diperlukan audit yang ekstensif atas transaksi yang melibatkan penerbitan modal
saham seperti penerbitan modal saham baru secara tunai, merger dengan perusahaan lain
melalui pertukaran saham, saham sumbangan, dan pembelian saham treasuri. Auditor
dapat segera memverifikasi keakuratan pencatatan transaksi modal saham secara tunai
dengan mengkonfirmasikan jumlahnya dengan agen transfer dan menelusuri jumlah
transaksi modal saham yang tercatat ke penerimaan kas. Selain itu, auditor juga harus
memverifikasi apakah jumlah yang benar telah dikredit ke modal saham dan agio saham
dengan mengacu ke akta perusahaan untuk menentukan nilai pari atau ditetapkan modal
saham. Mengaudit transaksi modal saham seperti dividen saham, akuisisi properti dengan
saham, merger, atau transfer nonkas yang sangatlah menantang karena diperlukan
keahlian teknis yang tinggi sehingaga untuk menentukan penilaian yang tepat seringkali
diperlukan banyak pertimbangan.

Modal Saham Dicatat Secara Akurat. Auditor memverifikasi saldo akhir akun modal
saham dengan menentukan terlebih dahulu jumlah saham yang beredar pada tanggal
neraca. Konfirmasi dari agen transfer merupakan cara yang paling sederhana untuk
memperoleh informasi ini. Jika agen transfer tidak ada, auditor harus mengandalkan
pemeriksaan atas catatan saham dan akuntansi untuk semua saham yang beredar dalam

catatan sertifikat saham, pemeriksaan semua sertifikat yang dibatalkan, serta akuntansi
untuk sertifikat kosong. Pertimbangan utama ketika mengaudit tujuan yang berkaitan
dengan saldo-keakuratan bagi modal saham adalah memverifikasi apakah jumlah saham
yang digunakan dalam perhitungan laba per saham (EPS) sudah akurat.

Modal Saham Disajikan dan Diungkapkan Secara Layak. Sumber informasi yang
paling penting untuk menentukan apakah keempat tujuan yang berkaitan dengan
penyajian dan pengungkapan bagi aktivitas modal saham telah dipenuhi adalah akta
perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis auditor mengenai trabnsaksi modal
saham. Auditor harus menentukan bahwa setiap kelas saham memiliki deskripsi yang
tepat, termasuk jumlah saham yang diterbitkan dan beredar serta setiap hak khusus atas
masing-masing kelas. Auditor juga harus memverifikasi penyajian dan pengungkapan
yang tepat atas opsi saham, waran saham, dan sekuritas konvertibel dengan memeriksa
dokumen hukum atau bukti lainnya menyangkut provisi persetujuan tersebut.

Audit Dividen

Penekanan dalam audit dividen diberikan pada transaksi dividen dan


bukan pada saldo akhir. Namun, jika ada utang dividen, terjadi pengecualian. Keenam
tujuan audit yang erkaitan dengan transaksi dividen dianggap relevan. Tujuan paling
penting, termasuk yang berkenaan dengan utang dividen, adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dividen yang dicatat memang terjadi (keterjadian)


Dividen yang ada telah dicatat (kelengkapan)
Dividen telah dicatat secara akurat (keakuratan)
Dividen dibayar kepada pemegang saham yang ada (keterjadian)
Utang dividen telah dicatat (kelengkapan)
Utang dividen telah dicatat secara akurat (keakuratan)

Auditor dapat memverifikasi keterjadian bagi dividen yang tercatat dengan

memeriksa notulen rapat dewan direksi menyangkut otorisasi jumlah dividen per saham
dan tanggal dividen. Prodesur audit yang berkaitan dengan erat adalahg meriview file
permanen audit untuk menetukan apakah trdapat restriksi atas pembayaran dividen dalam
perjalanan indenture obligasi atau provisi saham preferen. Keakuratan pengumuman
dividen dapat diaudit dengan menghitung kembali jumlah atas dasar dividen per saham
dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Pengujian atas utang dividen harus

dilakukan dengan dividen yang diumumkan. Setiap dividen yangbelum dibayar harus
dicatat sebagai kewajiban.

Audit Laba Ditahan

Bagi sebagian besar perusahaan, satu-satunya transaksi yang melibatkan


laba ditahan adalah laba bersih tahun tersebut dan pengumuman dividen. Perubahan lain
dalam laba ditahan mencakup koreksi laba periode sebelumnya, penyesuaian periode
sebelumnya yang dibebankan atau dikredit secara langsung ke laba ditahan, dan
penetapan atau eliminasi apropriasi laba ditahan.

Untuk memulai audit atas laba ditahan, pertama auditor menganalisis laba
ditahan selama tahun berjalan. Untuk menyelesaikan audit atas pengkreditan ke laba di
tahan bagi laba bersih selama tahun tersebut, auditor hanya perlu menelusuri ayat jurnal
laba ditahan ke angka laba bersih pada laporan laba rugi. Dalam megaudit pendebetan
dan pengkreditan laba ditahan, selain laba bersih dan dividen, auditor juga harus
menentukan apakah transaksi itu telah dicantumkan. Setelah auditor yakin bahwa
transaksi yang tercatat telah diklasifikasikan dengan benar sebagai transaksi laba ditahan,
langkah selanjutnya adalah memutuskan apakah hal itu dicatat dengan akurat. Bukti audit
yang diperlukan untuk menentukan keakuratan itu tergantung pada sifat transaksinya.

Auditor juga harus mengevaluasi apakah ada transaksi yang sebenarnya


harus dimasukkan tetapi belum dilakukan. Standar akuntansi mewajibkan penyajian dan
pegungkapan informasi yang berkaitan dengan laba ditahan.

Вам также может понравиться