Вы находитесь на странице: 1из 3

Debat shareholder-stakeholder

Teori stakeholder muncul sebagai respon intelektual terhadap teori shareholder.


Argumen teori stakeholder berasal dari fakta bahwa nilai perusahaan tidak hanya
diciptakan oleh asset fisik semata, melainkan melibatkan aset manusia. Teori
stakeholder juga menyebutkan kompensasi kepada masyarakat serta seluruh pihak
yang dipengaruhi oleh operasi perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Model monis Anglo-Saxonic percaya terhadap penciptaan nilai kepada shareholder,
karena nilai yang tercipta di perusahaan berkurang untuk transaksi tunggal antara
perusahaan dan shareholder. Teori keuangan tata kelola perusahaan mengikuti
pendekatan monis, sebab perhatian utama mereka adalah ekses manajerial yang
menyebabkan pengambilalihan nilai shareholder.
Perusahaan Jerman-Jepang mengikuiti pendekaan pluralistik dalam tata kelola
perusahaan. Teori pluralistik fokus pada penciptaan nilai masing-masing entitas
yang terlibat dengan fungsi perusahaan. Entitas di dalam teori ini bukan hanya
shareholder dan pemasok, namun juga seluruh pihak terkait operasi perusahaan.
Teori shareholder hanya menangani sebuah kelompok pemilik, sedangkan teori
stakeholder muncul sebagai model raksasa dengan pemegang saham sebagai salah
satu dari sekian banyak stakeholder yang dipengaruhi oleh operasi perusahaan.
Teori stakeholder memiliki prinsip dasar yaitu kesejahteraan manusia.
Debat kepemilikan terpusat
Ekonomi benua ditemukan memiliki tingkat kepemilikan terpusat tinggi dan manajer
tidak dapat bertindak di luar kemauan mereka . Manajer harus membatasi diri untuk
menyusun strategi dari blockholders yang dimotivasi oleh kepentingan pribadi.
Konsentrasi modal tinggi memiliki masalah pada rendahnya likuidasi pasar. Masalah
itu menyebabkan kos modal akan meningkat sehingga laba dan deviden akan
menurun. Terlalu tingginya konsentrasi pada modal akan menurunkan kemungkinan
mengeksploitasi peluang diversifikasi.
Pandangan baru tata kelola perusahaan telah menghindarkan argumen luar-dalam
yaitu penyelarasan insentif dan praktek kontrak yang lebih baik untuk diadopsi
strategi radikal luar dalam. Strategi itu menyerukan mekanisme control dari luar
perusahaan guna melindungi kekayaan investor serta shareholder dari
pengambilalihan oleh orang dalam. Kesiapan pasar untuk tenaga manajerial,
dominasi pasar terhadap pengendalian perusahaan, pengaruh peran transaksi
saham dan regulasi pasar modal, dan sebagainya telah menciptakan argument baru
untuk mengatasi kesenjangan dalam literature tata kelola tradisional. Studi
kontemporer meneliti mengenai hukum dari negara asal perusahaan.
Peneliti menemukan bahwa traditional scholarship menawarkan lingkup terbatas
untuk memahami nuansa tata kelola perusahaan modern dengan merelegasi dirinya
ke asumsi lama mengenai penyebaran struktur kepemilikan dan masalah terkait
pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Di sisi lain scholarship kontemporer
menggagalkan universalisasi teori penyebaran kepemilikan. Scholarship

kontemporer meneliti baik paradigma kepemilikan tersebar maupun terpusat serta


mengusulkan model orientasi pasar untuk mengatasi masalah tata kelola. Literatur
tata kelola perusahaan akhir- akhir ini, fokus pada negara dengan mekanisme tata
kelola tertentu yang dilakukan di negara- negara Eropa Timur dan Asia. Negara di
kedua daerah tersebut memiliki karakteristik blockholders pengendali besar.
Perbandingan tata kelola perusahaan
kemajuan terbaru dalam praktik tata kelola perusahaan di seluruh dunia telah
menyebabkan pengembangan pemikiran bahwa pola lintas-nasional pemerintahan
berkumpul. Model berbasis pasar telah dipuji sebagai mekanisme terbaik untuk
membatasi pelanggaran ringan perusahaan.
Sistem insider
Banyak perusahaan di negara- negara Eropa dan Asia menganut tata kelola
perusahaan sistem insider. Hal tersebut dapat dilihat dari karakteristik tingginya
kepemilikan terpusat, kekuatan voting terpusat, dan sejumlah besar hubungan
antar perusahaan yang terjalin serta kepemilikan lintas perusahaan. Sistem ini
menyebabkan investor institusional tidak mempunyai suara dalam mengendalikan
perusahaan.
Sistem Jepang merupakan sistem yang berlandaskan pada kepercayaan serta
pendekatan berdasarkan hubungan. Kepemilikan berdasarkan sistem keiretsu
(investasi hubungan) yaitu shareholder dominan adalah bank (rekan keiretsu). Bank
memegang sejumlah saham kepemilikan dan dana promotor kapanpun dibutuhkan.
Dana bank bukan untuk mendapat keuntungan jangka pendek melainkan
membangun hubungan jangka panjang dan memainkan peran aktif sebagai rekan
besar dalam operasi perusahaan.
Tata kelola perusahaan sistem Jerman membagi kepemilikan dalam beberapa
kelompok investor (bank, institusi investasi, perusahaan, pemerintah, dll), tetapi
bank lebih mengendalikan aktivitas perusahaan dibandingkan dengan pemegang
modal langsung. Pasar modal Jerman kecil dan likuid sehingga bank memainkan
peran lebih besar dalam penyaluran modal pada perusahaan.
Tidak ada kelompor investor yang berbeda di dalam tata kelola Perancis,. Tata kelola
Perancis dibuat secara terstruktur oleh pemerintah untuk melindungi perusahaan
dari pengambilalihan dan kompetitor kuat. Bank serta manajemen perusahaan
merupakan pemain tidak dominan. Keadaan ini sering disebut sebagai dirigisme.
Sistem Outsider
Sistem outsider ditandai dengan adanya penyebaran struktur kepemilikan secara
luas, pasar modal likuid, dan rendahnya kepemilikan lintas perusahaan. Sistem
outsider dapat terjadi karena adanya kesiapan pasar untuk pengendalian
perusahaan serta pasokan instan tenaga kerja manajerial.
Model tata kelola perusahaan Amarika merupakan contoh terbaik dari pemegang
saham terpecah. Pasar modal Amerika merupakan pasar modal yang memiliki
keefisienan tinggi dan likuid, serta diperkuat dengan kuatnya kerangka hukum dan

regulator independen yaitu Securities and Exchange Commission (SEC). Regulator


independen berfungsi sebagai penjamin bahwa modal tidak diakumulasikan oleh
satu kelompok pemegang saham melalui metode tidak wajar.
Tata kelola di Inggris berdasarkan pada gagasan dan praktik individual, shorttermism, kompetisi, serta kepercayaan kuat mengenai kapitalisasi berorientasi
pasar. Di negara ini, kepemilikan didominasi oleh investor instutisional. Inggris
memiliki regulasi kuat untuk melindungi berbagai kepemilikan.
Sistem transisi
Dalam beberapa decade terakhir, negara di Eropa Timur yang telah diprivatisasi
menunjukkan peningkatan afinitas menuju model market-driven walaupun struktur
kepemilikan masih memiliki sisa kepemilikan insider. Privatisasi telah membantu
memunculkan kepemilikan insider perusahaan di negara NIS (newly independent
states). Studi empiris mengenai ekonomi transisi menunjukkan bahwa negara
dengan karakteristik konsentrasi kepemilikan tinggi setelah program restrukturisasi
mempunyai kinerja sangat baik secara finansial. Sistem ini walaupun belum sebaik
sitem insider, telah menciptakan tren baru untuk menerima dan
mengimolementasikan praktik perusahaan global terbaik.
Kebanyakan rekomendasi dikarakteristikan dengan pemenuhan sukarela. Sistem
legal di beberapa negara menyebutkan tata kelola perusahaan terbaik tidak bisa
diwajibkan karena rekomendasi alami yang hanya mencari pemenuhan sukarela.
Meski terdapat konvergensi praktik perusahaan terbaik, konvergensi total tidak bisa
dilakukan kecuali negara tersebut mengikuti kode hukum umum perusahaan

Вам также может понравиться