Вы находитесь на странице: 1из 47

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PROSES KIMIA

Materi :
ESTERIFIKASI

Disusun Oleh :

Kadek Ngurah Putra Arsana

21030114120027

Via Dolorosa N.G Tambunan

21030114130143

Faishal Kalbuadi

21030114130141

LABORATORIUM PROSES KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

Esterifikasi

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

:
Kadek Ngurah Putra A

NIM :21030114120027

Via Dolorosa N.G Tambunan

NIM :21030114130143

Faishal Kalbuadi

NIM :21030114130141

Materi

: Esterifikasi

Kelompok

: Kelompok 1 / Senin

Semarang,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Ratnawati, MT

Mei 2016

Asisten Pengampu

Dimas Akbar Ramdani

NIP 19600412 198603 2 001

NIM. 21030113130114

Laboratorium Proses Kimia 2016


2

Esterifikasi

PRAKATA
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan laboratorium
Proses Kimia. Laporan ini disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah
Praktikum Proses Kimia. Laporan Proses Kimia ini berisi materi tentang
praktikum Esterifikasi. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada.
1. Ibu Dr. Ir. Ratnawati, M.S. selaku Dosen Pembimbing Praktikum
Proses Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro Semarang Tahun 2016.
2. Asisten Laboratorium Proses Kimia Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2016.
Penyusun menyadari adanya kekurangan yang perlu diperbaiki.
Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun
harapkan.

Semarang,

Mei 2016

Penyusun

Laboratorium Proses Kimia 2016


3

Esterifikasi

DAFTAR ISI
PRAKATA.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................vii
INTISARI..................................................................................................viii
SUMARRY................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................1
1.3 Tujuan Percobaan......................................................................2
1.4 Manfaat Percobaan....................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinetika reaksi .........................................................................3
2.2 Tinjauan thermodinamika.........................................................4
2.3 Mekanisme reaksi....................................................................6
2.4 Variabel yang berpengaruh........................................................7
BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN
3.1 Skema rancangan percobaan ....................................................9
3.2 Bahan dan alat yang digunakan................................................9
3.3 Gambar alat...............................................................................9
3.4 Variabel operasi.........................................................................10
3.5 Respon uji hasil.........................................................................10
3.6 Cara kerja..................................................................................10
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh variabel suhu terhadap konversi................................12

Laboratorium Proses Kimia 2016


4

Esterifikasi

4.2 Pengaruh variabel suhu terhadap konstanta laju reaksi............14


4.3 Pengaruh variabel suhu terhadap konstanta keseimbangan......16
4.4 Pengaruh waktu terhadap konversi ..........................................18

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...............................................................................19
5.2 Saran..........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lembar Perhitungan......................................................................A-1
Laporan Sementara........................................................................B-1
Referensi

Laboratorium Proses Kimia 2016


5

Esterifikasi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rangkaian alat utama..............................................................10
Gambar 4.1 Hubungan variabel suhu terhadap konversi ..........................11
Gambar 4.2 Hubungan variabel suhu terhadap konstanta laju reaksi ........13
Gambar 4.3 Hubungan variabel suhu terhadap konstanta keseimbangan ..15
Gambar 4.4 Hubungan Waktu reaksi esterifikasi terhadap konversi reaktan
dengan suhu ..........................................................................16

Laboratorium Proses Kimia 2016


6

Esterifikasi

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Percobaan variabel 1...........................................................12
Tabel 4.2 Hasil Percobaan variabel 2...........................................................12

Laboratorium Proses Kimia 2016


7

Esterifikasi

INTISARI
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester. Tujuan dari percobaan
esterifikasi adalah untuk mempelajari pengaruh suhu reaksi terhadap konversi
yang didapat, menghitung konstanta kesetimbangan dan konstanta laju reaksi.
Dalam industri, metil asetat merupakan pelarut untuk senyawa: cellulose acetate
butyrate, nitrocellulose, vinyl copolymers, acrylics, epoxies, polyamides,
phenolics, alkyds, dan polyesters.
Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol
dengan hasil ester dan air. Reaksi esterifikasi berjalan lambat sehingga
dibutuhkan katalis untuk dapat mempercepat reaksi. Variabel yang dapat
mempercepat reaksi esterifikasi adalah perubahan konsentrasi, katalis, kecepatan
pengadukan, waktu serta suhu reaksi. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
eksotermis dan merupakan reaksi reversibel.
Bahan yang digunakan dalam proses esterifikasi adalah etanol, asam
asetat, HCL 0,5 N, NaOH 0,1 N, aquadest dan indicator PP. Langkah kerja dalam
praktikum ini adalah merangkai alat, kemudian mencampurkan asam asetat
dengan HCL, panaskan hingga suhu 52 C, kemudian campurkan etanol 52 C
dan dan variabel perbandingan asam klorida dengan etanol 1 : 3 yang disertai
pengadukan lalu dilakukan proses esterifikasi. Setelah dicampurkan ambil 5 ml
sampel mulai dari t = 0 menit sampai dengan waktu pengambilan 5 kali setiap 12
menit, tambahkan 3 tetes indicator PP lalu titrasi dengan NaOH 0,2 N hingga
warna merah muda. Lakukan hingga t4. Langkah tersebut diulangi untuk variabel
perbandingan suhu reaksi 62oC.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, seharusnya konversi pembentukan
metil asetat dari asam asetat dan etanol semakin besar seiring dengan
bertambahnya waktu karena semakin lama waktu reaksi maka kontak antar bahan
baku akan semakin lama dan memberikan peluang bahan baku terkonversi
menjadi produk sehingga diperoleh harga konversi yang semakin banyak. Secara
keseluruhan konversi yang didapat pada suhu reaksi 52 oC lebih besar daripada
konversi pada suhu reaksi 62oC. Pada percobaan dengan suhu reaksi 52oC didapat
K sebesar 3,182, sedangkan pada percobaan dengan suhu reaksi 62oC didapatkan
K sebesar 3,112. Peningkatan suhu menyebabkan konstanta kesetimbangan
meningkat karena konversi reaktan menjadi produk meningkat, namun jika
melebihi suhu optimum maka harga K akan menurun. Suhu optimum reaksi
esterifikasi adalah 60oC. Nilai k1 dan k2 pada percobaan dengan suhu reaksi 52 oC
adalah 4,209291.10-3 mol/menit dan 1,322844.10-3 mol/men sedangkan pada
percobaan dengan suhu reaksi 62oC sebesar 5,294.10-4 mol/men dan 1,7012.10-4
mol/men. Peningkatan suhu sampai batas suhu optimum akan meningkatkan nilai
konstanta laju reaksi karena semakin tinggi suhu reaksi maka semakin besar
frekuensi tumbukan antar partikel reaktan sehingga nilai konstanta laju reaksi
semakin besar. Nilai k1>k2 berarti reaksi asam asetat dengan metanol membentuk
metil asetat lebih cepat daripada reaksi hidrolisi metil asetat.
Kesimpulannya adalah secara keseluruhan konversi ester pada suhu
reaksi 52oC lebih besar daripada konversi pada suhu 62oC, semakin bertambahnya
waktu maka konversi ester yang terbentuk juga semakin besar, semakin tinggi suhu
reaksi maka harga konstanta kecepatan reaksi dan harga konstanta kesetimbangan
juga semakin besar, namun apabila sudah melebihi suhu optimum reaksi
esterifikasi maka harga konstanta kecepatan reaksi maupun konstanta
kesetimbangan akan turun. Saran yang kami berikan adalah memperhatikan
keselamatan terhadap bahan berbahaya seperti HCL, mengecek persediaan

Laboratorium Proses Kimia 2016


8

Esterifikasi

reagen dan mengecek alat untuk esterifikasi, Sebaiknya alat-alat yang berada di
laboratorium dilakukan perawatan secara berkala.
SUMARRY
Esterification is an ester making reaction. The purpose of this
esterification experiment is to learn the impact of reaction temperature to the
conversion resulted and count the equilibrium constant and reaction rate constant.
In industry, methyl acetate is a solvent for : cellulose acetate butyrate,
nitrocellulose, vinyl copolymers, acrylics, epoxies, polyamides, phenolics, alkyds,
and polyesters.
Esterification is reaction between carboxylic acid and alcohol with having
ester and water as a reaction result. Esterification reaction runs slowly that it
needs catalyst to make the reaction run faster. Variable that affect esterification
reaction is the change of concentration, catalyst, stirring rate, time, and reaction
temperature. Esterification reaction is an eksotermic reaction and a reversible
reaction.
Ingredient used in esterification process is ethanol, acetic acid, HCl 0,2
N, NaOH 0,1 N, aquadest, and PP indicator. Working steps in this experiment is
string the tools, then mix acetic acid with HCl, boil it until 52 oC, after that mix the
52oC ethanol and variable ratio of acetic acid and methanol 1:3 followed by
stirring then run the esterification process. After all ingredients had mixed, take 5
ml of sample from t=0 minute until 5 times taking every 12 minutes, add 3 drops of
PP indicator then do the titration with NaOH 0,4 N until the color changed to pink.
Repeat those steps for 62oC temperature variable
From experiment result done, the conversion of methyl acetate formation
from acetic acid and methanol is should be getting higher with the increasing of
time because molecules will get more chances to move with longer reaction time
and improve kinetic energy resulted so that the conversion become higher. The
overall of conversion obtained that in temperature 52 oC reaction conversion is
bigger than the reaction temperature 62 oC. In experiments with a reaction
temperature of 52oC obtained K of 3.182, while the trials with the reaction
temperature of 3.112 K 62oC obtained. Increasing the temperature causes the
equilibrium constant increases due to increased conversion of reactants into the
product, But, if the temperature is exceed from the optimum temperature of
esterification reaction, the constant rate and equilibrium rate will be come down.
The optimum temperature for esterification reaction is 60 0C. Values k1 and k2 on
trial with the reaction temperature 52oC is 4,209291.10-3 mol / min and
1,322844.10-3 mol / min while on trial with the reaction temperature 62 oC for
5,294.10-4 mol / min and 1,7012.10-4 mol / men. Increasing the temperature to the
optimum temperature limit will increase the reaction rate constant value because
the higher the reaction temperature the greater the frequency of collisions between
the particles of the reactants so that the reaction rate constant value even greater.
Value k1> k2 means the reaction of acetic acid with methanol to form methyl
acetate is faster than the reaction of methyl acetate hydrolysis.
Conclusion we get is ester conversion in both of temperature variable will
increase with the increasing of operation time. With higher reaction temperature,
ester conversion will increase and equilibrium constant will also increase. But, if
the temperature is exceed from the optimum temperature of esterification reaction,
the constant rate and equilibrium rate will be come down. Advice we suggest is the
operation temperature should be kept to a constant, make sure the solution stirred
perfectly and the laboratory equipment should be maintained regularly.

Laboratorium Proses Kimia 2016


9

Esterifikasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang
perindustrian di Indonesia yang sedang berkembang, beragam industri terus
melakukan inovasi dan perkembangan salah satunya adalah industri kimia.
Perkembangan tersebut memacu kebutuhan produksi industri kimia yang terus
meningkat, baik itu kebutuhan baku maupun bahan penunjang lainnya. Bahan
baku maupun bahan penunjang di industri kimia sangatlah beragam. Salah satu
bahan yang digunakan adalah etil asetat yang merupakan salah satu jenis pelarut
yang memiliki rumus molekul CH3COOC2H5. (Haritsah, 2013)
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dari asam karboksilat dan
alkohol. Produk reaksi berupa ester dan air. Persamaan umum reaksi ini dapat
ditentukan sebagai berikut: R-COOH + HO-R* R-COOR* + H2O.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi eksotermis, bersifat reversibel dan
umumnya berjalan sangat lambat sehingga memerlukan katalis agar diperoleh
ester yang maksimal sehingga perlu dipelajari faktor-faktor menurut berbagai
tinjauan dan melakukan berbagai percobaan guna mengetahui berbagai variabel
proses yang berpengaruh terhadap proses esterifikasi tersebut. (Haritsah, 2013)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui pengaruh suhu terhadap konversi pada
esterifikasi ?
2. Bagaimana cara mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta
kesetimbangan pada esterifikasi ?
3. Bagaimana cara mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta laju reaksi
pada esterifikasi ?
4. Bagaimana cara mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap konversi ?

Laboratorium Proses Kimia 2016

Esterifikasi

1.3 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konversi pada proses
esterifikasi.
2. Mengetahui

pengaruh

variabel

suhu

terhadap

konstanta

kesetimbangan (K) pada proses esterifikasi.


3. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konstanta laju reaksi
(k) pada proses esterifikasi.
4. Mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap konversi pada proses
esterifikasi.
1.4 Manfaat Percobaan
1. Dapat memahami pengaruh variabel suhu terhadap konversi ester yang
terbentuk.
2. Dapat mempelajari cara menghitung kontanta keseimbangan (K) dan
konstanta laju reaksi (k)
3. Dapat melakukan kajian numerik dari percobaan yang telah dilakukan.

Laboratorium Proses Kimia 2016

Esterifikasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinetika Reaksi


Esterifikasi atau pembuatan ester merupakan reaksi antara asam karboksilat
dan alkohol dengan hasil reaksi ester dan air. Contohnya yaitu reaksi esterifikasi
antara lain sebagai berikut:
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
A
+
B
Persamaan kecepatan reaksi kimia:
rc =

dCa
dt = k1[A][B] - k2[C][D]

Keterangan:
Rc

= kecepatan reaksi pembentukan ester


[A] = konsentrasi asam asetat [CH3COOH]
[B] = konsentrasi etanol [C2H5OH]
[C] = konsentrasi etil asetat [CH3COOC2H5]
[D] = konsentrasi air [H2O]

k1
k2
t

= konstanta kecepatan reaksi ke kanan


(arahproduk)
= konstanta kecepatan reaksi ke kiri
(arah reaktan)
= waktu reaksi
Ditinjau dari kinetika reaksi, kecepatan reaksi pembentukan ester akan

makin besar dengan kenaikan suhu, adanya pengadukan dan ditambahakan


katalis. Hal ini dapat dijelaskan oleh persamaan Arrhenius yaitu:
k = Ae-EA/RT
dengan :
k

= kontanta laju reaksi

= faktor frekuensi tumbukan

= suhu

Laboratorium Proses Kimia 2016

Esterifikasi

EA

= energi aktivasi

= konstanta gas ideal


Berdasarkan persamaaan Arrhenius dapat dilihat bahwa konstanta laju

reaksi dipengaruhioleh nilai A, EA, dan T, semakin besar faktor tumbukan (A)
maka konstanta laju reaksinyasemakin besar. Nilai energi aktivasi (EA)
dipengaruhi oleh penggunaan katalis, adanya katalis akan menurunkan energi
aktivasi sehingga nilai k semakin besar. Semakin tinggi suhu (T) maka nilai k juga
semakin besar. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kirbaskar dkk (2001)
untuk reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol menggunakan katalis asam
dengan ion exchange resin diperoleh bahwa untuk reaksi ke arah pembentukan
produk (k1) memiliki nilai EA = 104129 kJ/kmol dan A = 2,6.1014 (m3)2 kmol -2 s1

.
2.2. Tinjauan Thermodinamika
Berdasarkan tinjauan thermodinamika kita dapat mengetahui apakah reaksi

tersebut searah atau bolak-balik dengan meninjau memalui perubahan energi


Gibbs (G). Reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol terjadi menurut
reaksi berikut :
CH3COOH + C2H5OH
Gf reaksi

CH3OOC2H5 + H2O
= Gf produk - Gf reaktan

Diketahui data Go standar (Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th


ed.) :
Gof298
Gof 298

CH3COOH

= -376690 J/mol

C2H5OH

= -112930 J/mol

Gof 298
Gof 298

CH3COOC2H5

= -327400 J/mol

H2O

= -228600 J/mol

maka:
Gof298= (Gof298CH3COOC2H5+ Gof 298H2O)-(Gof 298CH3COOH+
Gof298C2H5OH)
= (-327400-237129)-(-389900-174780)
= -151 J/mol

Laboratorium Proses Kimia 2016

Esterifikasi

Dari persamaan vant Hoff :


Gof 298
= - RT ln K
G
ln K
= RT
(151
ln K

= 0,94

(8,314

J
)
mol

J
)(298 K )
molK

Dengan persamaan maka harga K padasuhu 52oC (325K) dapat dihitung:

ln(K2/K1)

1
T2
= H 298

RT

ln(K325/K298)

1
325
= 3140

8,314

ln(K325/K298)

K325/0.94

= 0.9

K325

T1

298

0.1053

0.846

Dengan persamaan maka harga K pada suhu 62oC (335K) dapat dihitung:

ln(K2/K1)

1
T2
= H 298

RT

ln(K335/K298)

1
335
= 3140

8,314

T1

298

Laboratorium Proses Kimia 2016

Esterifikasi

ln(K335/K298)

0.139

K335/0.94

0,869

K335

0,817

Dari perhitungan energy gibbs di atas berdasarkan variabel suhu (52oC dan
62oC), maka didapat nilai K<1 maka dapat disimpulkan reaksi esterifikasi asam
asetat dengan etanol merupakan reaksi reversible. Selanjutnya menghitung nilai
Hof reaksi untuk menentukan reaksi berjalan endotermis atau eksotermis.
Pada reaksi:
CH3COOH + C2H5OH
Hf reaksi

COOC2H5 + H2O
= Hf produk - Hfreaktan

Diketahui data Hof standar ( Smith dkk,


2001) :
Hof298 CH3COOH

= 484300J/mol

Hof298C2H5OH

= -277690 J/mol

Hof298CH3COOC2H5

= -479300 J/mol

Hof298H2O

= -285830 J/mol

maka :
Ho298

= (Hof298 CH3COOC2H5 + Hof298 H2O) - (Hof298 CH3COOH


+
Hof298 C2H5OH
= (-479300 - 241800) (-484300- 285830)
= -3140J/mol

Dari perhitungan perubahan entalpy H298 bernilai negatif yang


menandakan bahwa reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol bersifat
eksotermis.
2.3. Mekanisme Reaksi

Laboratorium Proses Kimia 2016

Esterifikasi

Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alcohol
membentuk ester.Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO 2R
dengan R dapat berbentuk alkil ataupun aril (Pratiwi, 2011).
Pada percobaan ini, menggunakan asam karboksilat berupa asam asetat
yang direaksikan dengan sebuah alcohol berupa etanol menggunakan katalis
asam.Untuk pembuatan etil asetat, reaksi esterifikasi yang terjadi dalam
percobaan ini dan mekanisme katalis asam pada hidrolisa ester adalah sebagai
berikut:

Mekanisme katalis asam pada hidrolisa ester adalah sebagai berikut:


1.

Oksigen karbonil diprotonasi oleh asam

2.

Alkohol nukleofilik menyerang

3.

Eliminasi molekul air diikuti oleh penarikan H+ dari H2O akan


menghasilkan ester

Laboratorium Proses Kimia 2016

Esterifikasi

2.4 Variabel yang Berpengaruh


Reaksi esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa variabel.
Variabel-variabel yang dimaksud antara lain (Hakim dan
Irawan, 2010):
1. Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat semakin
besar sehingga akan menghasilkan konversi yang besar. Jika kesetimbangan
reaksi sudah tercapai maka dengan bertambahnya waktu reaksi tidak akan
menguntungkan karena tidak memperbesar hasil.
2. Perbandingan zat pereaksi
Dikarenakan sifatnya yang reversibel, maka salah satu reaktan harus dibuat
berlebih agar optimal dalam pembentukan produk ester yang ingin
dihasilkan. Pada penelitian ini, salah satu reaktan yang harus dibuat berlebih
adalah etanol
3. Pengadukan
Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul zat pereaksi
dengan zat yang bereaksi semakin baik sehingga mempercepat reaksi dan
reaksi terjadi sempurna. Hal ini sesuai dengan persamaan Arrhenius :
k = A . e (-Ea/RT)
Keterangan:
k = konstanta laju reaksi
A = faktor frekuensi atau faktor pre-eksponensial Ea = energi aktivasi (kJ/mol)
R = tetapan gas universal (0,0821 atm/mol.K atau 8,314 J/mol.K) T =
temperatur atau suhu (K)
Semakin besar tumbukan, maka semakin besar pula harga konstanta
kecepatan reaksi, sehingga reaksi dapat berjalan lebih optimal.
4. Suhu
Dikarenakan sifat dari reaksi yang eksotermis, maka suhu dapat
mempengaruhi harga konstanta kecepatan reaksi. Semakin tinggi suhu yang
dioperasikan maka semakin banyak konversi yang dihasilkan. Hal ini sesuai
dengan persamaan Arrhenius, bila suhu naik maka harga k semakin besar,

Laboratorium Proses Kimia 2016

Esterifikasi

sehingga reaksi berjalan cepat dan hasil konversi makin besar.


5. Katalisator
Sifat reaksi esterifikasi yang lambat membutuhkan katalisator agar berjalan
lebih cepat. Katalisator berfungsi untuk mengurangi energi aktivasi pada
suatu reaksi, sehingga pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan reaksi
semakin besar.

Laboratorium Proses Kimia 2016

10

Esterifikasi

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Rancangan Percobaan
Membuat
perhitungan
volume

Merangkai alat

Amati suhu
campuran sampai
suhu sesuai
variabel

Campur ke dua
reaktan tersebut
didalam labu takar

Ambil 5ml + 3 tetes PP


dan di titrasi NaOH 0,4
N hingga warna merah
muda hampir hilang

Ambil sampel 5 ml
mulai dari to sampai
t4 pengambilan 10
menit

3.2. Bahan dan Alat yang digunakan


3.1.1. Bahan
1. Asam asetat @70.11 ml
2. Etanol

@217.445ml

3. HCL

@7.4ml

4. NaOH
5. Indikator PP @3tetes
3.1.2. Alat
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Kompor listrik

Laboratorium Proses Kimia 2016

Mencampurkan
asam klorida
dengan katalis
pada suhu sesuai
variabel
Panaskan etanol di
tempat berbeda
dengan suhu yang
sesuai variabel

11

Esterifikasi

4. Magnetic stirrer
5. Thermometer
6. Pengaduk
7. Buret
8. Pipet
9. Statif dan klem
10. Erlenmeyer
3.3. Gambar Alat Utama
Keterangan:
1. Magnetic stirer + heater
2. Waterbatch
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Utama

Laboratorium Proses Kimia 2016

12

Esterifikasi
3.4 Variabel Operasi
a. Variabel tetap
Jenis Alkohol

: Etanol

Volume total

: 295ml

Volume sampel diambil

: 5 ml

Waktu pengambilan sampel

: 12 menit

Katalis

: HCl 0,2N

Mol asam asetat : etanol

:1:3

b. Variabel berubah
Suhu

: 52o C dan 62oC

3.5 Respon Uji Hasil


Mengamati konsentrasi asam asetat (CH3COOH) dengan titrasi menggunakan NaOH.
3.6 Cara Kerja
1. Merangkai alat seperti pada gambar.
2. Mencampurkan asam asetat 70.11 ml dan katalis HCl 7.44 ml, panaskan sampai
suhu 520C.
3. Panaskan etanol 217.45 ml sampai suhu 520C.
4. Setelah suhu kedua reaktan sama campurkan kedua reaktan tersebut kedalam labu
leher tiga.
5. Amati suhu campuran. Setelah tercapai suhu 520C kembali, sampel diambil 5 ml
mulai dari t0 dengan waktu pengambilan setiap 12 menit dan dihentikan setelah
mendapat hasil volume titran konstan sebanyak 3 kali.
6. Metode analisis
Mengambil 5 ml sampel lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP, kemudian sampel
dititrasi dengan NaOH 0,4 N. Amati perubahan warna yang terjadi yaitu dari tidak
berwarna menjadi warna merah muda hampir hilang. Catat kebutuhan titran.
Menghentikan pengambilan sampel setelah 5 kali pengambilan.
7. Ulangi langkah di atas untuk variabel jenis katalis HCl dengan volume asam asetat
70.11 ml , volume etanol 217.45 ml , dan volume HCl 7.44 ml dengan variabel
berubah 620C.

Laboratorium Proses Kimia 2016

13

Esterifikasi

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh variabel suhu terhadap konversi
t (menit)

Volume
titran
NaOH (ml)

Ca

Xa

15,5

1,04

0,745

12

11,8

0,744

0,817

24

0,52

0,872

36

8,5

0,48

0,882

48

8,4

0,472

0,884

k1
(mol/L)

k2
(mol/K)

4,20.10-3 1,32.10-3

3,182

Tabel 4.1 Hasil percobaan variabel 1


Tabel 4.2 Hasil percobaan variabel 2

t (menit)
0
12
24
36
48

Volume
titran
NaOH (ml)
28,9
12
9,9
9
8,5

Ca

Xa

2,112
0,76
0,592
0,52
0,48

0,482
0,813
0,855
0,872
0,882

Laboratorium Proses Kimia 2016

k1
(mol/L)

k2
(mol/K)

5,29.10-4 1,70.10-4

3,112

14

Esterifikasi

Suhu 62C
Suhu 52C

Gambar 4.1 Pengaruh variabel suhu terhadap konversi


Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan konversi reaktan
(asam klorida dan etanol) pada suhu reaksi 52oC lebih besar daripada konversi
reaktan (asam asetat dan etanol) pada suhu 62oC. Hal ini tidak sesuai dengan
teori yang ada yaitu, apabila semakin tinggi suhu reaksi, maka konversi
semakin besar. Dimana hal ini dikarenakan pada suhu yang lebih tinggi
molekul reaktan akan memiliki energi kinetik yang lebih besar sehingga
memperbanyak frekuensi tumbukan. Semakin banyak frekuensi tumbukan
menyebabkan reaksi berjalan lebih cepat dan semakin banyak reaktan yang
terkonversi. Bila ditinjau secara termodinamika:
Hof reaksi = Hof produk Hof reaktan
Hof,298 CH3COOH

= -484300 J/mol

Hof,298 C2H5OH

= -227690 J/mol

Hof,298 CH3COOC2H5

= -479300 J/mol

Hof,298 H2O

= -285830 J/mol

Ho298 = (Hof,298 CH3COOC2H5+Hof,298 H2O) - (Hof,298 CH3COOH


+Hof,298 C2H5OH)
= (-479300-285830) - (-484300-227690)
= -53140 J/mol

Laboratorium Proses Kimia 2016

15

Esterifikasi

Dari perhitungan perubahan entalpy, didapat Ho298 bernilai negatif yang


menandakan bahwa reaksi esterifikasi antara asam asetat dengan etanol
bersifat eksotermis. Menurut prinsip Le Chatalier bahwa pada reaksi
endotermis, maka kenaikan suhu akan menambah konsentrasi produk. Namun
secara praktis dalam percobaan kami, konversi reaktan (asam asetat dan
etanol). Pada percobaan dengan suhu reaksi 52 oC lebih besar dari konversi
pada percobaan dengan suhu 62 oC. Hal ini terjadi karena suhu optimum untuk
reaksi esterifikasi adalah 60 oC dikarenakan pada suhu 60 oC asam asetat sisa
reaksi cenderung lebih banyak karena pada sejumlah kecil alkohol
kemungkinan telah membentuk fase uap yang tidak terembunkan dengan
sempurna, sehingga tidak dapat bereaksi dengan asam asetat, sehingga apabila
reaksi terjadi pada suhu diatas 60 oC tidak akan menambah besarnya nilai
konversi asam asetat dan etanol yang terbentuk (Setyawardhani, dkk. 2005).
4.2 Pengaruh variable suhu terhadap konstanta laju reaksi

k1
k2

Gambar 4.2 Pengaruh variable terhadap konstanta laju reaksi


Pada gambar 4.3 ditemukan bahwa k1 pada variabel 1 (suhu reaksi 52
) yaitu 4,209291.10-3 mol/men lebih besar daripada k1 variabel 2 (suhu

Laboratorium Proses Kimia 2016

16

Esterifikasi

reaksi 62 ) yaitu 5,294.10-4 mol/men, serta nilai k2 untuk variabel 1 yaitu


1,322844.10-3 mol/men lebih besar daripada k2 variabel 2 yaitu 1,7012.10-4
mol/men. Berdasarkan hukum Arrhenius, konstanta laju reaksi bertambah
besar seiring dengan naiknya suhu operasi, karena semakin tinggi suhu reaksi
memperbanyak frekuensi tumbukan. Semakin banyak frekuensi tumbukan
maka menyebabkan reaksi berjalan lebih cepat dan harga konstanta kecepatan
reaksi juga besar, baik itu pada k1 (untuk reaksi kearah kanan/produk) dan k2
(untuk reaksi kearah kiri/reaktan). Berikut persamaan Arhenius yang
menjelaskan bahwa suhu reaksi dan harga konstanta laju reaksi berbanding
lurus :
Di mana : A = Faktor frekuensi tumbukan
T = Suhu
EA = Energi Aktivasi
R = konstanta tetapan gas
Namun, pada percobaan kami, diperoleh data bahwa harga konstanta
kecepatan reaksi pada variabel suhu 52
kecepatan reaksi pada suhu 62

lebih besar daripada konstanta

baik pada k1 maupun k2. Hal ini

disebabkan karena suhu optimum reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol
adalah 60 . Menurut Ardiana dkk, 2005 mengatakan bahwa harga
konstanta reaksi mengalami penurunan pada suhu diatas suhu optimum
disebabkan karena pada kondisi tersebut asam asetat sisa reaksi cenderung
lebih banyak karena pada kondisi ini sejumlah kecil alkohol kemungkinan
telah membentuk fase uap yang tidak terembunkan dengan sempurna,
sehingga tidak dapat bereaksi dengan asam asetat.
Sementara itu untuk masing-masing variabel, nilai k1 lebih besar daripada
nilai k2. Hal ini karena reaksi esterifikasi adalah reaksi eksotermis, sehingga
kenaikan suhu akan menggeser reaksi ke arah kanan (produk) dan nilai k1
menjadi lebih besar daripada k2 (Levenspiel, 1970.)

Laboratorium Proses Kimia 2016

17

Esterifikasi

Laboratorium Proses Kimia 2016

18

Esterifikasi

4.3
Pengaruh variable suhu terhadap konstanta kesetimbangan
Gambar 4.3 Pengaruh variable terhadap konstanta kesetimbangan
Dari grafik 4.3 diatas dapat dilihat bahwa konstanta kesetimbangan
pada suhu reaksi 52oC lebih besar daripada konstanta kesetimbangan
reaksi pada suhu 62oC. Seharusnya seperti yang sudah kami jelaskan pada
pembahasan sebelumnya, menurut persamaan Arrhenius saat suhu
dinaikkan, maka akan meningkatkan harga konstanta laju reaksi sehingga
laju reaksi juga meningkat. Meningkatnya laju reaksi akan meningkatkan
jumlah produk yang dihasilkan.
A+BC+D
Konstanta kesetimbangan merupakan perbandingan mol produk pangkat
koefisien produk dengan mol reaktan pangkat koefisien reaktan.

Maka apabila konsentrasi

produk

(Cc

dan

CD)

meningkat maka nilai K akan meningkat pula. Namun pada percobaan


kami, didapat harga K pada suhu reaksi 52 OC lebih besar daripda harga K
pada suhu reaksi 62OC. Hal ini disebabkan konstanta laju reaksi ke arah
produk pada suhu 52oC yaitu sebesar 3,182 mol/men lebih besar dari nilai

Laboratorium Proses Kimia 2016

19

Esterifikasi

konstanta laju raksi ke arah produk pada suhu 62 oC yaitu 3,112 mol/men,
sehingga produk yang terbentuk pada suhu 52oC akan lebih banyak
daripada produk pada suhu 62oC sehingga nilai konstanta kesetimbangan
pada suhu 52oC akan lebih besar dibandingkan dengan nilai konstanta
kesetimbangan pada suhu 62oC. Karena hal tersebut sesuai dengan
persamaan

maka semakin banyak konversi, semakin banyak

konsentrasi produk yang terbentuk maka nilai konstanta kesetimbangan


pun akan meningkat (Utomo, 2011).
4.4 Pengaruh waktu terhadap konversi

Suhu 62C
Suhu 52C

Gamba
r 4.4 Pengaruh waktu terhadap konversi
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan seiring dengan
bertambahnya waktu maka konversi reaktan (asam asetat dan etanol) pun
semakin besar pula. Pada percobaan yang dilakukan, nilai konversi yang
didapatkan dari waktu 0 menit hingga 48 menit dengan pengambilan
sampel tiap 12 menit menunjukkan peningkatan konversi dari asam asetat
baik pada variabel 1 yaitu pada suhu 52oC maupun pada variabel 2 yaitu
pada suhu 62oC. Nilai konversi asam asetat pada variabel 1 pada waktu 0,
12, 24, 36, 48 menit berturut-turut adalah 0.745; 0.817;0.872;0.882;0.884

Laboratorium Proses Kimia 2016

20

Esterifikasi

sedangkan pada variabel 2 pada waktu 0, 12, 24, 36, 48 menit berturutturut adalah 0,482; 0,813; 0,855; 0,872; 0,882. Jadi, semakin lama waktu
reaksi yang diberikan maka jumlah tumbukan yang terjadi semakin banyak
yang mengakibatkan reaktan yang bereaksi semakin banyak pula sehingga
konversi yang dihasilkan semakin besar. Semakin lama waktu reaksi,
molekul akan memperoleh tambahan kesempatan untuk bergerak lebih dan
meningkatkan energi kinetik yang dihasilkan. Karena kesempatan
bertumbukan makin besar, dan membentuk produk, maka konversi
semakin besar pula . (Kusmiyati, 2008)

Laboratorium Proses Kimia 2016

21

Esterifikasi

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Konversi pembentukan etil asetat dari asam asetat dan etanol semakin
besar seiring dengan bertambahnya waktu karena semakin lama waktu
reaksi maka kontak antar bahan baku akan semakin lama.
2. Konversi yang didapat pada suhu reaksi 52 oC lebih besar daripada
konversi pada suhu reaksi 62oC. Hal ini terjadi karena suhu optimum
untuk reaksi esterifikasi adalah 60 oC.
3. Pada percobaan dengan suhu reaksi 52oC didapat nilai konstanta
kesetimbangan (K) lebih besar dari percobaan dengan suhu reaksi 62 oC.
Hal ini disebabkan konstanta laju reaksi ke arah produk pada suhu 52 oC
lebih besar dari nilai konstanta laju raksi ke arah produk pada suhu 62 oC
lebih besar dari nilai konstanta laju raksi ke arah produk pada suhu 62oC.
4. Didapatkan nilai k1 lebih besar dari k2 pada percobaan. Hal ini disebabkan
karena suhu optimum reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol adalah
60

ini disebabkan karena pada kondisi tersebut asam asetat sisa

reaksi cenderung lebih banyak karena pada kondisi ini sejumlah kecil
alkohol kemungkinan telah membentuk fase uap

5.2. Saran
1. Memperhatikan keselamatan terhadap bahan berbahaya seperti HCl
2. Mengecek persediaan reagen dan mengecek alat untuk esterifikasi
3. Sebaiknya alat-alat yang berada di laboratorium dilakukan perawatan
secara berkala.

Laboratorium Proses Kimia 2016

22

Esterifikasi

Laboratorium Proses Kimia 2016

20

Esterifikasi

DAFTAR PUSAKA

Hakim, Arif Rahman dan Irawan S., 2010. Kajian Awal Sintesis Biodiesel dari
Minyak Dedak Padi Proses Esterifikasi. Skripsi. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik UNDIP, Semarang.
Haritsah, Iftironi., 2013. Regenerasi Katalis Pt/Zeolit dan H-Zeolit Serta Uji
Aktivitasnya dalam Reaksi Esterifikasi Asam Asetat dan Etanol. Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Levenspiel, Octave. 1970. Chemical Reaction Engineering. Hamilton Printing
Company.
Kusmiyati. 2008. Reaksi Katalitis Esterifikasi Asam Oleat dan Metanol Menjadi
Biodiesel dengan Metode Distilasi Reaktif. Universitas Muhammadiyah :
Surakarta
Pratiwi, Dini Novalia. 2011. Optimalisasi reaksi Esterifikasi Asam Asetat dengan
1-Heksena, Sebagai Salah Satu Tahapan Pada Proses Pembuatan Etanol.
Skripsi. Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Smith, JM dkk. 2001 Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics,
Sixth Edition. Mc Graw Hill
Setyawardhani, Dwi Ardiana, dkk. 2005. Kinetika Reaksi Esterifikasi Asam
Formiat dengan Etanol pada Variasi Suhu dan Konsentrasi Katalis. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Utomo. 2011. Kesetimbangan Kimia. Universitas Syiah Kuala.

Laboratorium Proses Kimia 2016

A-1

Esterifikasi

LEMBAR PERHITUNGAN
Menghitung densitas reagen :

Asam Asetat
m picno kosong = 21,41 gr
m picno + asam asetat = 48,898 gr
V picno = 26,43 ml
asam asetat =

48,89821,41
26,43

= 1,04 gr/ml

Etanol
m picno kosong = 21,41 gr
m picno + etanol = 42,432 gr
V picno = 26,43 ml
42,43221,41
26,43

etanol =

= 0,7954 gr/ml

HCl
m picno kosong = 21,41 gr
m picno + HCl = 52,01 gr
V picno = 26,43 ml
52,0121,41
26,43

HCl =

= 1,1577 gr/ml

Menghitung kebutuhan katalis HCl 0,2 N :

N=

0,2 =

gr
bm

gr
36,5 x

1000
v

1000
295

x ek x kadar

x 1 x 25%

gr = 8,614 gram

Laboratorium Proses Kimia 2016

A-2

Esterifikasi

V HCl =

gr

8,614 gr
= 1,1577 gr
ml

= 7,44 ml

Menghitung kebutuhan etanol dan asam asetat

V etanol + V asam asetat = 295 ml V HCl


V asam asetat = (295 7,44) V etanol
V asam asetat = 287,56 V etano

Perbandingan mol asam asetat 3 : mol etanol 1

( Vas ) 1( Vetanol )
=
mr asam
mr etanol

3 ( ( 287,56V etanol ) ) 1( Vetanol )


=
60
46

V etanol = 217,445

V asam asetat = 287,56 217,445

V asam asetat = 70,11

V etanol + V asam asetat = 295 ml V HCl

217,445 + 70,11 = 295 7,44

CH3COOH + C2H5OH C2H5COOCH3 + H2O


A

Menghitung konsentrasi asam asetat sisa (C A) dan konversi asam asetat (XA)
1. Variabel 1 (suhu reaksi 52oC)

Massa asam asetat = v kadar = 1,04

gr
m

72,185 gram \

Laboratorium Proses Kimia 2016

70,11 ml 0,99 =

A-3

Esterifikasi

gr 1000
x
bm v ( ml )

72,185 gr 1000 ml/l


x
60 gr /mol
295 ml

Cao =

gr
Massa etanol = v kadar = 0,7954 bm

= 4,078 mol/L

217,445 ml 0,96 =

166,037 gram

Cbo =

Ca =

gr 1000
x
bm v ( ml )

166,037 gr 1000 ml /l
x
46 gr /mol
295 ml

= 12,235 mol/L

( V . N ) NaOH ( V sampel x N katalis HCl ) ( V .0,4 )(5 x 0,2)


=
=
V sampel
5

0,08v 0,2

Xa = 1-

t (menit)

Ca
Cao

Volume titran NaOH


(ml)

Ca

Xa

15,5

1,04

0,745

12

11,8

0,744

0,817

24

0,52

0,872

36

8,5

0,48

0,882

48

8,4

0,472

0,884

CA = CAO (1-XA) = CAO CAO.XA = 4,078 (1-XA)


CB = CBO CAO.XA = 12,235 4,078 XA

Laboratorium Proses Kimia 2016

A-4

Esterifikasi

CC = CAO.XA = 4,078 XA
CD = CAO.XA = 4,078 XA

M=

Cbo
Cao

- rA

=3

d C A
dt

= k1

C Ao

dXA
dt

= k1

C Ao

dXA
dt

= k1

C A C B

C Ao

dXA
dt

C Ao

dXA
dt

dXA
dt

= k1

= k1

2
Ao

.C Ao ( 1X A )

( C Ao X A ) ( C Ao X A )
k

C Ao ( 1 X A ) C Ao

= k1 . C

= k1 . C Ao

C c C D
k

(C C C C
)
k

C Ao ( 1 X A ) .(C BoC Ao X A )

dXA
dt

12,235
4,078

C Bo
C 2Ao X 2A
X A
C Ao
k

C Bo
X2
XA A
C Ao
k

) )
)
)

X 2A
( 1X A ) ( M X A k

C Ao X
C Bo()
C Ao ( 1 X A )
( C Ao X )( C Ao X

K=

) )

C
X
( 1X A ) . C Bo X A k A
Ao

Pada saat kesetimbangan

C C C
C A .CB

Konstanta Kesetimbangan

Laboratorium Proses Kimia 2016

A-5

Esterifikasi

2
( X AC )
( 0.884)
K = ( 1X ) ( M X ) = ( 10,884 ) ( 30.884 ) = 3,182
Ac
Ac

C Bo
X 2A
C
1X

Ao (
A)
A
= k1
C Ao
k

dXA
dt
dXA
dt

Mencari nilai

= k1 C Ao

) )
)

X 2A
( 1X A ) ( M X A ) k

XA

X 2A
( 1 X A ) ( M X A ) k

dXA
dt

= k 1 C Ao

dXA
dt

X 2A
k

4,078
1X
3
X

(
A)(
A)
= 1
3,182

dXA
dt

2
= k 1 .4,078 ( 0,68 X A 4 X A +3 )

dXA
dt

2,77 X 2A 16,31 X A +12,23


=
)
k 1 .

dXA
dt

2
= k 1 .2,77( X A 5,88 X A +4,41)

XA

t
d XA
1
=k
1 dt
2
2,77
o (X A 5,88 X A +4,41)
o

Rumus ABC
(X 2A 5,88 X A + 4,41) = (XA 4,99)(XA 0,882)

0.361

X
dxa
( A4,99)(X A 0,882)
XA

A
X A 4,99

B
X A 0,882

= 0,361

Laboratorium Proses Kimia 2016

A-6

Esterifikasi

A
X A 4,99
A

-0,882A

A ( X A 0,882 ) +B ( X A 4,99 )

B
X A 0,882 =

=0

-4,99B

=1

( X A 4,99 ) ( X A 0,882 )

A = 0,24
B = -0,24
Sehingga persamaan menjadi

Xa

Xa

0,24
0,24
0.361 ( Xa4,99) dXa ( Xa0,882) dXa
0
0

= k1 . t

X
X
0,361(0,24) [ ln ( xa4,99 ) 0 ln ( xa 0,882 ) 0 ]= k1 . t
A

0,08664 ln

( xa0,882)(4,99)
( xa4,99)(0,882)

= k1 . t y = mx
Y

x2

t (x)

Xa

0,745

-0,147333

12

0,817

-0,210449

-2,525388

144

24

0,872

-0,371472

-8,915328

576

36

0,882

1296

48

0,884

2304

X=120
m=

K=

Xy

Y=-0,729254

n . xy x y
n x ( x )2
2

k1
k2

k2 =

k1
K

Xy=-11,440716

30,3069
7200

= 4,209291.10-3 mol/menit

0,00421
3,182

= 1,322844.10-3 mol/menit

Laboratorium Proses Kimia 2016

x2=4320

A-7

Esterifikasi

2. Variabel suhu 62oC


t (menit)

Volume titran NaOH


(ml)

Ca

28,9

2,112

0,482

12

12

0,76

0,813

24

9,9

0,592

0,855

36

0,52

0,872

48

8,5

0,48

0,882

Pada saat kesetimbangan


C Ao X
C Bo()
C Ao ( 1 X A )
( C Ao X )( C Ao X

K=

C C C
C A .CB

Konstanta kesetimbangan saat t4


2

( X AC )
(0,882)2
K = ( 1X ) ( M X ) = ( 10,882 )( 30,882 ) = 3,112
Ac
Ac
dXA
dt
dXA
dt

Xa

Mencari nilai
dXA
dt

= k1 C Ao
= k1 C Ao

) )
)

C
X
( 1X A ) C Bo X A kA
Ao

X 2A
( 1X A ) ( M X A ) k

XA

= k 1 C Ao

X 2A
( 1 X A ) ( M X A ) k

Laboratorium Proses Kimia 2016

A-8

Esterifikasi

dXA
dt

X 2A
k

4,078
1X
3
X

(
A)(
A)
= 1
3,112

dXA
dt

2
= k 1 .4,078 ( 0,678 X A 4 X A +3 )

dXA
dt

2,767 X A 16,31 X A +12,23


=
)
k 1 .

dXA
dt

= k 1 .2,767( X A 5,89 X A + 4,42)

XA

t
d XA
1
=k 1 dtq
2
2,767
o (X A 5,89 X A + 4,42)
o

Rumus ABC
2
(X A 5,89 X A + 4,4 2) = (XA 5,007)(XA 0,882)
X
dxa
( A5)( X A 0,88)

0.3614

XA

A
X A 5
A
X A 5
A

B
X A 0,88

B
X A 0,88 =

-0,88A

B
-5B

= 0,3614
A ( X A 0,88 ) + B ( X A 5 )

( X A 5 ) ( X A 0,88 )

=0
=1

A = 0,242 B = -0,242
Sehingga persamaan menjadi

Xa

Xa

0,242
0,242
0.3614 ( Xa5) dX ( Xa0,88) dXa
0
0

Laboratorium Proses Kimia 2016

= k1 . t

A-9

Esterifikasi

X
X
0,3614(0,242) [ ln ( xa5 ) 0 ln ( xa 0,88 ) 0 ] = k1 . t
A

0,0874 ln

( xa5)(0,88)
( xa0,88)(5)

t (x)

Xa

= k1 . t y = mx

x2

Xy

0,482

0,060489

12

0,813

0,209565

2,51478

144

24

0,855

0,294844

7,076256

576

36

0,872

0,394072

14,186592

1296

48

0,882

2304

0,95897

23,777628

120

m=

K=

n . xy x y
2

n x ( x )2
k1
k2

k2 =

k1
K

3,81174
7200

5,294.104
3,112

= 5,294.10-4 mol/menit

Laboratorium Proses Kimia 2016

= 1,7012.10-4 mol/menit

4320

B-1

esterifikasi

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PROSES KIMIA

Materi :
ESTERIFIKASI

Disusun Oleh :

Kadek Ngurah Putra Arsana

21030114120027

Via Dolorosa N.G Tambunan

21030114130143

Faishal Kalbuadi

21030114130141

LABORATORIUM PROSES KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

Laboratorium Proses Kimia 2016

B-2

esterifikasi

I.

Tujuan Percobaan
1. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konversi pada proses
esterifikasi.
2. Mengetahui

pengaruh

variabel

suhu

terhadap

konstanta

kesetimbangan (K) pada proses esterifikasi.


3. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konstanta laju reaksi
(k) pada proses esterifikasi.
4. Mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap konversi pada proses
esterifikasi.
II.

PERCOBAAN
II.1

Bahan Yang Digunakan

1. Asam asetat @70.11 ml


2. Etanol

@217.445ml

3. HCL

@7.4ml

4. NaOH
5. Indikator PP @3tetes
II.2

Alat Yang Digunakan


1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Kompor listrik
4. Magnetic stirrer
5. Thermometer
6. Pengaduk
7. Buret
8. Pipet
9. Statif dan klem
10. Erlenmeyer

Laboratorium Proses Kimia 2016

B-3

esterifikasi

II.3

Variabel Operasi
a. Variabel tetap
Jenis Alkohol

: Etanol

Volume total

: 295ml

Volume sampel diambil

: 5 ml

Waktu pengambilan sampel

: 12 menit

Katalis

: HCl 0,2N

Mol asam asetat : etanol

:1:3

b. Variabel berubah
Suhu
II.4

: 520C, 62oC

Cara Kerja

1. Merangkai alat seperti pada gambar.


2. Mencampurkan asam asetat 70.11 ml dan katalis HCl 7.44 ml,
panaskan sampai suhu 520C.
3. Panaskan etanol 217.45 ml sampai suhu 520C.
4. Setelah suhu kedua reaktan sama campurkan kedua reaktan
tersebut kedalam labu leher tiga.
5. Amati suhu campuran. Setelah tercapai suhu 520C kembali,
sampel diambil 5 ml mulai dari t0 dengan waktu pengambilan
setiap 12 menit dan dihentikan setelah mendapat hasil volume
titran konstan sebanyak 3 kali.
6. Metode analisis
Mengambil 5 ml sampel lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP,
kemudian sampel dititrasi dengan NaOH 0,4 N. Amati
perubahan warna yang terjadi yaitu dari tidak berwarna
menjadi warna merah muda hampir hilang. Catat kebutuhan
titran. Menghentikan pengambilan sampel setelah 5 kali
pengambilan.
7. Ulangi langkah di atas untuk variabel jenis katalis HCl dengan
volume asam asetat 70.11 ml , volume etanol 217.45 ml , dan
volume HCl 7.44 ml dengan variabel berubah 62 0C.
2.5 Hasil Percobaan

Laboratorium Proses Kimia 2016

B-4

esterifikasi

Perhitungan densitas Asam Asetat


m picno kosong = 21,41 gr
m picno + asam asetat = 48,898 gr
V picno = 26,43 ml
48,89821,41
asam asetat =
= 1,04 gr/ml
26,43

Perhitungan densitas Etanol


m picno kosong = 21,41 gr
m picno + etanol = 42,432 gr
V picno = 26,43 ml
42,43221,41
etanol =
= 0,7954 gr/ml
26,43

Perhtiungan densitas HCl


m picno kosong = 21,41 gr
m picno + HCl = 52,01 gr
V picno = 26,43 ml
52,0121,41
HCl =
= 1,1577 gr/ml
26,43

Perhitugan katalis HCl 0,2 N :


gr
1000
N = bm x
x ek x kadar
v

0,2 =

gr
36,5 x

gr = 8,614 gram
V HCl =

gr

1000
295

x 1 x 25%

8,614 gr
= 1,1577 gr
ml

= 7,44 ml

Perhitungan kebutuhan etanol dan asam asetat


V etanol + V asam asetat = 295 ml V HCl
V asam asetat = (295 7,44) V etanol
V asam asetat = 287,56 V etanol
Perbandingan mol asam asetat 3 : mol etanol 1
3 ( Vas ) 1 ( Vetanol )
=
mr asam
mr etanol

Laboratorium Proses Kimia 2016

B-5

esterifikasi

3 ( ( 287,56V etanol ) ) 1( Vetanol )


=
60
46

V etanol = 217,445
V asam asetat = 287,56 217,445
V asam asetat = 70,11
Hasil Percobaan
Variabel 1 (520C)
t (menit)

Volume titran NaOH


(ml)

0
12
24
36
48

15,5
11,8
9
8,5
8,4

Variabel 2 (620C)
t (menit)

Volume titran NaOH


(ml)

28,9

12

12

24

9,9

36

48

8,5

Semarang, 7 Maret 2016


Praktikan

Kadek Ngurah Via Tambunan Faishal Kalbuadi

Laboratorium Proses Kimia 2016

Mengetahui,
Asisten

Dimas Akbar Ramdani

B-6

esterifikasi
DIPERIKSA
N
O
1
2
3
3

KETERANGAN

TANGGAL
20-05-2016
23-05-2016
24-05-2016
24-05-2016

Cek Perhalaman
Cek Perhalaman
Cek Perhalaman
ACC

Laboratorium Proses Kimia 2016

TANDA
TANGAN

Вам также может понравиться