Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Materi :
ESTERIFIKASI
Disusun Oleh :
21030114120027
21030114130143
Faishal Kalbuadi
21030114130141
Esterifikasi
LEMBAR PENGESAHAN
Nama
:
Kadek Ngurah Putra A
NIM :21030114120027
NIM :21030114130143
Faishal Kalbuadi
NIM :21030114130141
Materi
: Esterifikasi
Kelompok
: Kelompok 1 / Senin
Semarang,
Dosen Pembimbing
Mei 2016
Asisten Pengampu
NIM. 21030113130114
Esterifikasi
PRAKATA
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan laboratorium
Proses Kimia. Laporan ini disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah
Praktikum Proses Kimia. Laporan Proses Kimia ini berisi materi tentang
praktikum Esterifikasi. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada.
1. Ibu Dr. Ir. Ratnawati, M.S. selaku Dosen Pembimbing Praktikum
Proses Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro Semarang Tahun 2016.
2. Asisten Laboratorium Proses Kimia Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2016.
Penyusun menyadari adanya kekurangan yang perlu diperbaiki.
Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun
harapkan.
Semarang,
Mei 2016
Penyusun
Esterifikasi
DAFTAR ISI
PRAKATA.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................vii
INTISARI..................................................................................................viii
SUMARRY................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................1
1.3 Tujuan Percobaan......................................................................2
1.4 Manfaat Percobaan....................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinetika reaksi .........................................................................3
2.2 Tinjauan thermodinamika.........................................................4
2.3 Mekanisme reaksi....................................................................6
2.4 Variabel yang berpengaruh........................................................7
BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN
3.1 Skema rancangan percobaan ....................................................9
3.2 Bahan dan alat yang digunakan................................................9
3.3 Gambar alat...............................................................................9
3.4 Variabel operasi.........................................................................10
3.5 Respon uji hasil.........................................................................10
3.6 Cara kerja..................................................................................10
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh variabel suhu terhadap konversi................................12
Esterifikasi
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...............................................................................19
5.2 Saran..........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lembar Perhitungan......................................................................A-1
Laporan Sementara........................................................................B-1
Referensi
Esterifikasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rangkaian alat utama..............................................................10
Gambar 4.1 Hubungan variabel suhu terhadap konversi ..........................11
Gambar 4.2 Hubungan variabel suhu terhadap konstanta laju reaksi ........13
Gambar 4.3 Hubungan variabel suhu terhadap konstanta keseimbangan ..15
Gambar 4.4 Hubungan Waktu reaksi esterifikasi terhadap konversi reaktan
dengan suhu ..........................................................................16
Esterifikasi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Percobaan variabel 1...........................................................12
Tabel 4.2 Hasil Percobaan variabel 2...........................................................12
Esterifikasi
INTISARI
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester. Tujuan dari percobaan
esterifikasi adalah untuk mempelajari pengaruh suhu reaksi terhadap konversi
yang didapat, menghitung konstanta kesetimbangan dan konstanta laju reaksi.
Dalam industri, metil asetat merupakan pelarut untuk senyawa: cellulose acetate
butyrate, nitrocellulose, vinyl copolymers, acrylics, epoxies, polyamides,
phenolics, alkyds, dan polyesters.
Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol
dengan hasil ester dan air. Reaksi esterifikasi berjalan lambat sehingga
dibutuhkan katalis untuk dapat mempercepat reaksi. Variabel yang dapat
mempercepat reaksi esterifikasi adalah perubahan konsentrasi, katalis, kecepatan
pengadukan, waktu serta suhu reaksi. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
eksotermis dan merupakan reaksi reversibel.
Bahan yang digunakan dalam proses esterifikasi adalah etanol, asam
asetat, HCL 0,5 N, NaOH 0,1 N, aquadest dan indicator PP. Langkah kerja dalam
praktikum ini adalah merangkai alat, kemudian mencampurkan asam asetat
dengan HCL, panaskan hingga suhu 52 C, kemudian campurkan etanol 52 C
dan dan variabel perbandingan asam klorida dengan etanol 1 : 3 yang disertai
pengadukan lalu dilakukan proses esterifikasi. Setelah dicampurkan ambil 5 ml
sampel mulai dari t = 0 menit sampai dengan waktu pengambilan 5 kali setiap 12
menit, tambahkan 3 tetes indicator PP lalu titrasi dengan NaOH 0,2 N hingga
warna merah muda. Lakukan hingga t4. Langkah tersebut diulangi untuk variabel
perbandingan suhu reaksi 62oC.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, seharusnya konversi pembentukan
metil asetat dari asam asetat dan etanol semakin besar seiring dengan
bertambahnya waktu karena semakin lama waktu reaksi maka kontak antar bahan
baku akan semakin lama dan memberikan peluang bahan baku terkonversi
menjadi produk sehingga diperoleh harga konversi yang semakin banyak. Secara
keseluruhan konversi yang didapat pada suhu reaksi 52 oC lebih besar daripada
konversi pada suhu reaksi 62oC. Pada percobaan dengan suhu reaksi 52oC didapat
K sebesar 3,182, sedangkan pada percobaan dengan suhu reaksi 62oC didapatkan
K sebesar 3,112. Peningkatan suhu menyebabkan konstanta kesetimbangan
meningkat karena konversi reaktan menjadi produk meningkat, namun jika
melebihi suhu optimum maka harga K akan menurun. Suhu optimum reaksi
esterifikasi adalah 60oC. Nilai k1 dan k2 pada percobaan dengan suhu reaksi 52 oC
adalah 4,209291.10-3 mol/menit dan 1,322844.10-3 mol/men sedangkan pada
percobaan dengan suhu reaksi 62oC sebesar 5,294.10-4 mol/men dan 1,7012.10-4
mol/men. Peningkatan suhu sampai batas suhu optimum akan meningkatkan nilai
konstanta laju reaksi karena semakin tinggi suhu reaksi maka semakin besar
frekuensi tumbukan antar partikel reaktan sehingga nilai konstanta laju reaksi
semakin besar. Nilai k1>k2 berarti reaksi asam asetat dengan metanol membentuk
metil asetat lebih cepat daripada reaksi hidrolisi metil asetat.
Kesimpulannya adalah secara keseluruhan konversi ester pada suhu
reaksi 52oC lebih besar daripada konversi pada suhu 62oC, semakin bertambahnya
waktu maka konversi ester yang terbentuk juga semakin besar, semakin tinggi suhu
reaksi maka harga konstanta kecepatan reaksi dan harga konstanta kesetimbangan
juga semakin besar, namun apabila sudah melebihi suhu optimum reaksi
esterifikasi maka harga konstanta kecepatan reaksi maupun konstanta
kesetimbangan akan turun. Saran yang kami berikan adalah memperhatikan
keselamatan terhadap bahan berbahaya seperti HCL, mengecek persediaan
Esterifikasi
reagen dan mengecek alat untuk esterifikasi, Sebaiknya alat-alat yang berada di
laboratorium dilakukan perawatan secara berkala.
SUMARRY
Esterification is an ester making reaction. The purpose of this
esterification experiment is to learn the impact of reaction temperature to the
conversion resulted and count the equilibrium constant and reaction rate constant.
In industry, methyl acetate is a solvent for : cellulose acetate butyrate,
nitrocellulose, vinyl copolymers, acrylics, epoxies, polyamides, phenolics, alkyds,
and polyesters.
Esterification is reaction between carboxylic acid and alcohol with having
ester and water as a reaction result. Esterification reaction runs slowly that it
needs catalyst to make the reaction run faster. Variable that affect esterification
reaction is the change of concentration, catalyst, stirring rate, time, and reaction
temperature. Esterification reaction is an eksotermic reaction and a reversible
reaction.
Ingredient used in esterification process is ethanol, acetic acid, HCl 0,2
N, NaOH 0,1 N, aquadest, and PP indicator. Working steps in this experiment is
string the tools, then mix acetic acid with HCl, boil it until 52 oC, after that mix the
52oC ethanol and variable ratio of acetic acid and methanol 1:3 followed by
stirring then run the esterification process. After all ingredients had mixed, take 5
ml of sample from t=0 minute until 5 times taking every 12 minutes, add 3 drops of
PP indicator then do the titration with NaOH 0,4 N until the color changed to pink.
Repeat those steps for 62oC temperature variable
From experiment result done, the conversion of methyl acetate formation
from acetic acid and methanol is should be getting higher with the increasing of
time because molecules will get more chances to move with longer reaction time
and improve kinetic energy resulted so that the conversion become higher. The
overall of conversion obtained that in temperature 52 oC reaction conversion is
bigger than the reaction temperature 62 oC. In experiments with a reaction
temperature of 52oC obtained K of 3.182, while the trials with the reaction
temperature of 3.112 K 62oC obtained. Increasing the temperature causes the
equilibrium constant increases due to increased conversion of reactants into the
product, But, if the temperature is exceed from the optimum temperature of
esterification reaction, the constant rate and equilibrium rate will be come down.
The optimum temperature for esterification reaction is 60 0C. Values k1 and k2 on
trial with the reaction temperature 52oC is 4,209291.10-3 mol / min and
1,322844.10-3 mol / min while on trial with the reaction temperature 62 oC for
5,294.10-4 mol / min and 1,7012.10-4 mol / men. Increasing the temperature to the
optimum temperature limit will increase the reaction rate constant value because
the higher the reaction temperature the greater the frequency of collisions between
the particles of the reactants so that the reaction rate constant value even greater.
Value k1> k2 means the reaction of acetic acid with methanol to form methyl
acetate is faster than the reaction of methyl acetate hydrolysis.
Conclusion we get is ester conversion in both of temperature variable will
increase with the increasing of operation time. With higher reaction temperature,
ester conversion will increase and equilibrium constant will also increase. But, if
the temperature is exceed from the optimum temperature of esterification reaction,
the constant rate and equilibrium rate will be come down. Advice we suggest is the
operation temperature should be kept to a constant, make sure the solution stirred
perfectly and the laboratory equipment should be maintained regularly.
Esterifikasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang
perindustrian di Indonesia yang sedang berkembang, beragam industri terus
melakukan inovasi dan perkembangan salah satunya adalah industri kimia.
Perkembangan tersebut memacu kebutuhan produksi industri kimia yang terus
meningkat, baik itu kebutuhan baku maupun bahan penunjang lainnya. Bahan
baku maupun bahan penunjang di industri kimia sangatlah beragam. Salah satu
bahan yang digunakan adalah etil asetat yang merupakan salah satu jenis pelarut
yang memiliki rumus molekul CH3COOC2H5. (Haritsah, 2013)
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dari asam karboksilat dan
alkohol. Produk reaksi berupa ester dan air. Persamaan umum reaksi ini dapat
ditentukan sebagai berikut: R-COOH + HO-R* R-COOR* + H2O.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi eksotermis, bersifat reversibel dan
umumnya berjalan sangat lambat sehingga memerlukan katalis agar diperoleh
ester yang maksimal sehingga perlu dipelajari faktor-faktor menurut berbagai
tinjauan dan melakukan berbagai percobaan guna mengetahui berbagai variabel
proses yang berpengaruh terhadap proses esterifikasi tersebut. (Haritsah, 2013)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui pengaruh suhu terhadap konversi pada
esterifikasi ?
2. Bagaimana cara mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta
kesetimbangan pada esterifikasi ?
3. Bagaimana cara mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta laju reaksi
pada esterifikasi ?
4. Bagaimana cara mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap konversi ?
Esterifikasi
pengaruh
variabel
suhu
terhadap
konstanta
Esterifikasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dCa
dt = k1[A][B] - k2[C][D]
Keterangan:
Rc
k1
k2
t
= suhu
Esterifikasi
EA
= energi aktivasi
reaksi dipengaruhioleh nilai A, EA, dan T, semakin besar faktor tumbukan (A)
maka konstanta laju reaksinyasemakin besar. Nilai energi aktivasi (EA)
dipengaruhi oleh penggunaan katalis, adanya katalis akan menurunkan energi
aktivasi sehingga nilai k semakin besar. Semakin tinggi suhu (T) maka nilai k juga
semakin besar. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kirbaskar dkk (2001)
untuk reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol menggunakan katalis asam
dengan ion exchange resin diperoleh bahwa untuk reaksi ke arah pembentukan
produk (k1) memiliki nilai EA = 104129 kJ/kmol dan A = 2,6.1014 (m3)2 kmol -2 s1
.
2.2. Tinjauan Thermodinamika
Berdasarkan tinjauan thermodinamika kita dapat mengetahui apakah reaksi
CH3OOC2H5 + H2O
= Gf produk - Gf reaktan
CH3COOH
= -376690 J/mol
C2H5OH
= -112930 J/mol
Gof 298
Gof 298
CH3COOC2H5
= -327400 J/mol
H2O
= -228600 J/mol
maka:
Gof298= (Gof298CH3COOC2H5+ Gof 298H2O)-(Gof 298CH3COOH+
Gof298C2H5OH)
= (-327400-237129)-(-389900-174780)
= -151 J/mol
Esterifikasi
= 0,94
(8,314
J
)
mol
J
)(298 K )
molK
ln(K2/K1)
1
T2
= H 298
RT
ln(K325/K298)
1
325
= 3140
8,314
ln(K325/K298)
K325/0.94
= 0.9
K325
T1
298
0.1053
0.846
Dengan persamaan maka harga K pada suhu 62oC (335K) dapat dihitung:
ln(K2/K1)
1
T2
= H 298
RT
ln(K335/K298)
1
335
= 3140
8,314
T1
298
Esterifikasi
ln(K335/K298)
0.139
K335/0.94
0,869
K335
0,817
Dari perhitungan energy gibbs di atas berdasarkan variabel suhu (52oC dan
62oC), maka didapat nilai K<1 maka dapat disimpulkan reaksi esterifikasi asam
asetat dengan etanol merupakan reaksi reversible. Selanjutnya menghitung nilai
Hof reaksi untuk menentukan reaksi berjalan endotermis atau eksotermis.
Pada reaksi:
CH3COOH + C2H5OH
Hf reaksi
COOC2H5 + H2O
= Hf produk - Hfreaktan
= 484300J/mol
Hof298C2H5OH
= -277690 J/mol
Hof298CH3COOC2H5
= -479300 J/mol
Hof298H2O
= -285830 J/mol
maka :
Ho298
Esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alcohol
membentuk ester.Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO 2R
dengan R dapat berbentuk alkil ataupun aril (Pratiwi, 2011).
Pada percobaan ini, menggunakan asam karboksilat berupa asam asetat
yang direaksikan dengan sebuah alcohol berupa etanol menggunakan katalis
asam.Untuk pembuatan etil asetat, reaksi esterifikasi yang terjadi dalam
percobaan ini dan mekanisme katalis asam pada hidrolisa ester adalah sebagai
berikut:
2.
3.
Esterifikasi
Esterifikasi
10
Esterifikasi
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Rancangan Percobaan
Membuat
perhitungan
volume
Merangkai alat
Amati suhu
campuran sampai
suhu sesuai
variabel
Campur ke dua
reaktan tersebut
didalam labu takar
Ambil sampel 5 ml
mulai dari to sampai
t4 pengambilan 10
menit
@217.445ml
3. HCL
@7.4ml
4. NaOH
5. Indikator PP @3tetes
3.1.2. Alat
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Kompor listrik
Mencampurkan
asam klorida
dengan katalis
pada suhu sesuai
variabel
Panaskan etanol di
tempat berbeda
dengan suhu yang
sesuai variabel
11
Esterifikasi
4. Magnetic stirrer
5. Thermometer
6. Pengaduk
7. Buret
8. Pipet
9. Statif dan klem
10. Erlenmeyer
3.3. Gambar Alat Utama
Keterangan:
1. Magnetic stirer + heater
2. Waterbatch
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif
12
Esterifikasi
3.4 Variabel Operasi
a. Variabel tetap
Jenis Alkohol
: Etanol
Volume total
: 295ml
: 5 ml
: 12 menit
Katalis
: HCl 0,2N
:1:3
b. Variabel berubah
Suhu
13
Esterifikasi
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh variabel suhu terhadap konversi
t (menit)
Volume
titran
NaOH (ml)
Ca
Xa
15,5
1,04
0,745
12
11,8
0,744
0,817
24
0,52
0,872
36
8,5
0,48
0,882
48
8,4
0,472
0,884
k1
(mol/L)
k2
(mol/K)
4,20.10-3 1,32.10-3
3,182
t (menit)
0
12
24
36
48
Volume
titran
NaOH (ml)
28,9
12
9,9
9
8,5
Ca
Xa
2,112
0,76
0,592
0,52
0,48
0,482
0,813
0,855
0,872
0,882
k1
(mol/L)
k2
(mol/K)
5,29.10-4 1,70.10-4
3,112
14
Esterifikasi
Suhu 62C
Suhu 52C
= -484300 J/mol
Hof,298 C2H5OH
= -227690 J/mol
Hof,298 CH3COOC2H5
= -479300 J/mol
Hof,298 H2O
= -285830 J/mol
15
Esterifikasi
k1
k2
16
Esterifikasi
disebabkan karena suhu optimum reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol
adalah 60 . Menurut Ardiana dkk, 2005 mengatakan bahwa harga
konstanta reaksi mengalami penurunan pada suhu diatas suhu optimum
disebabkan karena pada kondisi tersebut asam asetat sisa reaksi cenderung
lebih banyak karena pada kondisi ini sejumlah kecil alkohol kemungkinan
telah membentuk fase uap yang tidak terembunkan dengan sempurna,
sehingga tidak dapat bereaksi dengan asam asetat.
Sementara itu untuk masing-masing variabel, nilai k1 lebih besar daripada
nilai k2. Hal ini karena reaksi esterifikasi adalah reaksi eksotermis, sehingga
kenaikan suhu akan menggeser reaksi ke arah kanan (produk) dan nilai k1
menjadi lebih besar daripada k2 (Levenspiel, 1970.)
17
Esterifikasi
18
Esterifikasi
4.3
Pengaruh variable suhu terhadap konstanta kesetimbangan
Gambar 4.3 Pengaruh variable terhadap konstanta kesetimbangan
Dari grafik 4.3 diatas dapat dilihat bahwa konstanta kesetimbangan
pada suhu reaksi 52oC lebih besar daripada konstanta kesetimbangan
reaksi pada suhu 62oC. Seharusnya seperti yang sudah kami jelaskan pada
pembahasan sebelumnya, menurut persamaan Arrhenius saat suhu
dinaikkan, maka akan meningkatkan harga konstanta laju reaksi sehingga
laju reaksi juga meningkat. Meningkatnya laju reaksi akan meningkatkan
jumlah produk yang dihasilkan.
A+BC+D
Konstanta kesetimbangan merupakan perbandingan mol produk pangkat
koefisien produk dengan mol reaktan pangkat koefisien reaktan.
produk
(Cc
dan
CD)
19
Esterifikasi
konstanta laju raksi ke arah produk pada suhu 62 oC yaitu 3,112 mol/men,
sehingga produk yang terbentuk pada suhu 52oC akan lebih banyak
daripada produk pada suhu 62oC sehingga nilai konstanta kesetimbangan
pada suhu 52oC akan lebih besar dibandingkan dengan nilai konstanta
kesetimbangan pada suhu 62oC. Karena hal tersebut sesuai dengan
persamaan
Suhu 62C
Suhu 52C
Gamba
r 4.4 Pengaruh waktu terhadap konversi
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan seiring dengan
bertambahnya waktu maka konversi reaktan (asam asetat dan etanol) pun
semakin besar pula. Pada percobaan yang dilakukan, nilai konversi yang
didapatkan dari waktu 0 menit hingga 48 menit dengan pengambilan
sampel tiap 12 menit menunjukkan peningkatan konversi dari asam asetat
baik pada variabel 1 yaitu pada suhu 52oC maupun pada variabel 2 yaitu
pada suhu 62oC. Nilai konversi asam asetat pada variabel 1 pada waktu 0,
12, 24, 36, 48 menit berturut-turut adalah 0.745; 0.817;0.872;0.882;0.884
20
Esterifikasi
sedangkan pada variabel 2 pada waktu 0, 12, 24, 36, 48 menit berturutturut adalah 0,482; 0,813; 0,855; 0,872; 0,882. Jadi, semakin lama waktu
reaksi yang diberikan maka jumlah tumbukan yang terjadi semakin banyak
yang mengakibatkan reaktan yang bereaksi semakin banyak pula sehingga
konversi yang dihasilkan semakin besar. Semakin lama waktu reaksi,
molekul akan memperoleh tambahan kesempatan untuk bergerak lebih dan
meningkatkan energi kinetik yang dihasilkan. Karena kesempatan
bertumbukan makin besar, dan membentuk produk, maka konversi
semakin besar pula . (Kusmiyati, 2008)
21
Esterifikasi
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Konversi pembentukan etil asetat dari asam asetat dan etanol semakin
besar seiring dengan bertambahnya waktu karena semakin lama waktu
reaksi maka kontak antar bahan baku akan semakin lama.
2. Konversi yang didapat pada suhu reaksi 52 oC lebih besar daripada
konversi pada suhu reaksi 62oC. Hal ini terjadi karena suhu optimum
untuk reaksi esterifikasi adalah 60 oC.
3. Pada percobaan dengan suhu reaksi 52oC didapat nilai konstanta
kesetimbangan (K) lebih besar dari percobaan dengan suhu reaksi 62 oC.
Hal ini disebabkan konstanta laju reaksi ke arah produk pada suhu 52 oC
lebih besar dari nilai konstanta laju raksi ke arah produk pada suhu 62 oC
lebih besar dari nilai konstanta laju raksi ke arah produk pada suhu 62oC.
4. Didapatkan nilai k1 lebih besar dari k2 pada percobaan. Hal ini disebabkan
karena suhu optimum reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol adalah
60
reaksi cenderung lebih banyak karena pada kondisi ini sejumlah kecil
alkohol kemungkinan telah membentuk fase uap
5.2. Saran
1. Memperhatikan keselamatan terhadap bahan berbahaya seperti HCl
2. Mengecek persediaan reagen dan mengecek alat untuk esterifikasi
3. Sebaiknya alat-alat yang berada di laboratorium dilakukan perawatan
secara berkala.
22
Esterifikasi
20
Esterifikasi
DAFTAR PUSAKA
Hakim, Arif Rahman dan Irawan S., 2010. Kajian Awal Sintesis Biodiesel dari
Minyak Dedak Padi Proses Esterifikasi. Skripsi. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik UNDIP, Semarang.
Haritsah, Iftironi., 2013. Regenerasi Katalis Pt/Zeolit dan H-Zeolit Serta Uji
Aktivitasnya dalam Reaksi Esterifikasi Asam Asetat dan Etanol. Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Levenspiel, Octave. 1970. Chemical Reaction Engineering. Hamilton Printing
Company.
Kusmiyati. 2008. Reaksi Katalitis Esterifikasi Asam Oleat dan Metanol Menjadi
Biodiesel dengan Metode Distilasi Reaktif. Universitas Muhammadiyah :
Surakarta
Pratiwi, Dini Novalia. 2011. Optimalisasi reaksi Esterifikasi Asam Asetat dengan
1-Heksena, Sebagai Salah Satu Tahapan Pada Proses Pembuatan Etanol.
Skripsi. Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Smith, JM dkk. 2001 Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics,
Sixth Edition. Mc Graw Hill
Setyawardhani, Dwi Ardiana, dkk. 2005. Kinetika Reaksi Esterifikasi Asam
Formiat dengan Etanol pada Variasi Suhu dan Konsentrasi Katalis. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Utomo. 2011. Kesetimbangan Kimia. Universitas Syiah Kuala.
A-1
Esterifikasi
LEMBAR PERHITUNGAN
Menghitung densitas reagen :
Asam Asetat
m picno kosong = 21,41 gr
m picno + asam asetat = 48,898 gr
V picno = 26,43 ml
asam asetat =
48,89821,41
26,43
= 1,04 gr/ml
Etanol
m picno kosong = 21,41 gr
m picno + etanol = 42,432 gr
V picno = 26,43 ml
42,43221,41
26,43
etanol =
= 0,7954 gr/ml
HCl
m picno kosong = 21,41 gr
m picno + HCl = 52,01 gr
V picno = 26,43 ml
52,0121,41
26,43
HCl =
= 1,1577 gr/ml
N=
0,2 =
gr
bm
gr
36,5 x
1000
v
1000
295
x ek x kadar
x 1 x 25%
gr = 8,614 gram
A-2
Esterifikasi
V HCl =
gr
8,614 gr
= 1,1577 gr
ml
= 7,44 ml
( Vas ) 1( Vetanol )
=
mr asam
mr etanol
V etanol = 217,445
Menghitung konsentrasi asam asetat sisa (C A) dan konversi asam asetat (XA)
1. Variabel 1 (suhu reaksi 52oC)
gr
m
72,185 gram \
70,11 ml 0,99 =
A-3
Esterifikasi
gr 1000
x
bm v ( ml )
Cao =
gr
Massa etanol = v kadar = 0,7954 bm
= 4,078 mol/L
217,445 ml 0,96 =
166,037 gram
Cbo =
Ca =
gr 1000
x
bm v ( ml )
166,037 gr 1000 ml /l
x
46 gr /mol
295 ml
= 12,235 mol/L
0,08v 0,2
Xa = 1-
t (menit)
Ca
Cao
Ca
Xa
15,5
1,04
0,745
12
11,8
0,744
0,817
24
0,52
0,872
36
8,5
0,48
0,882
48
8,4
0,472
0,884
A-4
Esterifikasi
CC = CAO.XA = 4,078 XA
CD = CAO.XA = 4,078 XA
M=
Cbo
Cao
- rA
=3
d C A
dt
= k1
C Ao
dXA
dt
= k1
C Ao
dXA
dt
= k1
C A C B
C Ao
dXA
dt
C Ao
dXA
dt
dXA
dt
= k1
= k1
2
Ao
.C Ao ( 1X A )
( C Ao X A ) ( C Ao X A )
k
C Ao ( 1 X A ) C Ao
= k1 . C
= k1 . C Ao
C c C D
k
(C C C C
)
k
C Ao ( 1 X A ) .(C BoC Ao X A )
dXA
dt
12,235
4,078
C Bo
C 2Ao X 2A
X A
C Ao
k
C Bo
X2
XA A
C Ao
k
) )
)
)
X 2A
( 1X A ) ( M X A k
C Ao X
C Bo()
C Ao ( 1 X A )
( C Ao X )( C Ao X
K=
) )
C
X
( 1X A ) . C Bo X A k A
Ao
C C C
C A .CB
Konstanta Kesetimbangan
A-5
Esterifikasi
2
( X AC )
( 0.884)
K = ( 1X ) ( M X ) = ( 10,884 ) ( 30.884 ) = 3,182
Ac
Ac
C Bo
X 2A
C
1X
Ao (
A)
A
= k1
C Ao
k
dXA
dt
dXA
dt
Mencari nilai
= k1 C Ao
) )
)
X 2A
( 1X A ) ( M X A ) k
XA
X 2A
( 1 X A ) ( M X A ) k
dXA
dt
= k 1 C Ao
dXA
dt
X 2A
k
4,078
1X
3
X
(
A)(
A)
= 1
3,182
dXA
dt
2
= k 1 .4,078 ( 0,68 X A 4 X A +3 )
dXA
dt
dXA
dt
2
= k 1 .2,77( X A 5,88 X A +4,41)
XA
t
d XA
1
=k
1 dt
2
2,77
o (X A 5,88 X A +4,41)
o
Rumus ABC
(X 2A 5,88 X A + 4,41) = (XA 4,99)(XA 0,882)
0.361
X
dxa
( A4,99)(X A 0,882)
XA
A
X A 4,99
B
X A 0,882
= 0,361
A-6
Esterifikasi
A
X A 4,99
A
-0,882A
A ( X A 0,882 ) +B ( X A 4,99 )
B
X A 0,882 =
=0
-4,99B
=1
( X A 4,99 ) ( X A 0,882 )
A = 0,24
B = -0,24
Sehingga persamaan menjadi
Xa
Xa
0,24
0,24
0.361 ( Xa4,99) dXa ( Xa0,882) dXa
0
0
= k1 . t
X
X
0,361(0,24) [ ln ( xa4,99 ) 0 ln ( xa 0,882 ) 0 ]= k1 . t
A
0,08664 ln
( xa0,882)(4,99)
( xa4,99)(0,882)
= k1 . t y = mx
Y
x2
t (x)
Xa
0,745
-0,147333
12
0,817
-0,210449
-2,525388
144
24
0,872
-0,371472
-8,915328
576
36
0,882
1296
48
0,884
2304
X=120
m=
K=
Xy
Y=-0,729254
n . xy x y
n x ( x )2
2
k1
k2
k2 =
k1
K
Xy=-11,440716
30,3069
7200
= 4,209291.10-3 mol/menit
0,00421
3,182
= 1,322844.10-3 mol/menit
x2=4320
A-7
Esterifikasi
Ca
28,9
2,112
0,482
12
12
0,76
0,813
24
9,9
0,592
0,855
36
0,52
0,872
48
8,5
0,48
0,882
K=
C C C
C A .CB
( X AC )
(0,882)2
K = ( 1X ) ( M X ) = ( 10,882 )( 30,882 ) = 3,112
Ac
Ac
dXA
dt
dXA
dt
Xa
Mencari nilai
dXA
dt
= k1 C Ao
= k1 C Ao
) )
)
C
X
( 1X A ) C Bo X A kA
Ao
X 2A
( 1X A ) ( M X A ) k
XA
= k 1 C Ao
X 2A
( 1 X A ) ( M X A ) k
A-8
Esterifikasi
dXA
dt
X 2A
k
4,078
1X
3
X
(
A)(
A)
= 1
3,112
dXA
dt
2
= k 1 .4,078 ( 0,678 X A 4 X A +3 )
dXA
dt
dXA
dt
XA
t
d XA
1
=k 1 dtq
2
2,767
o (X A 5,89 X A + 4,42)
o
Rumus ABC
2
(X A 5,89 X A + 4,4 2) = (XA 5,007)(XA 0,882)
X
dxa
( A5)( X A 0,88)
0.3614
XA
A
X A 5
A
X A 5
A
B
X A 0,88
B
X A 0,88 =
-0,88A
B
-5B
= 0,3614
A ( X A 0,88 ) + B ( X A 5 )
( X A 5 ) ( X A 0,88 )
=0
=1
A = 0,242 B = -0,242
Sehingga persamaan menjadi
Xa
Xa
0,242
0,242
0.3614 ( Xa5) dX ( Xa0,88) dXa
0
0
= k1 . t
A-9
Esterifikasi
X
X
0,3614(0,242) [ ln ( xa5 ) 0 ln ( xa 0,88 ) 0 ] = k1 . t
A
0,0874 ln
( xa5)(0,88)
( xa0,88)(5)
t (x)
Xa
= k1 . t y = mx
x2
Xy
0,482
0,060489
12
0,813
0,209565
2,51478
144
24
0,855
0,294844
7,076256
576
36
0,872
0,394072
14,186592
1296
48
0,882
2304
0,95897
23,777628
120
m=
K=
n . xy x y
2
n x ( x )2
k1
k2
k2 =
k1
K
3,81174
7200
5,294.104
3,112
= 5,294.10-4 mol/menit
= 1,7012.10-4 mol/menit
4320
B-1
esterifikasi
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PROSES KIMIA
Materi :
ESTERIFIKASI
Disusun Oleh :
21030114120027
21030114130143
Faishal Kalbuadi
21030114130141
B-2
esterifikasi
I.
Tujuan Percobaan
1. Mengetahui pengaruh variabel suhu terhadap konversi pada proses
esterifikasi.
2. Mengetahui
pengaruh
variabel
suhu
terhadap
konstanta
PERCOBAAN
II.1
@217.445ml
3. HCL
@7.4ml
4. NaOH
5. Indikator PP @3tetes
II.2
B-3
esterifikasi
II.3
Variabel Operasi
a. Variabel tetap
Jenis Alkohol
: Etanol
Volume total
: 295ml
: 5 ml
: 12 menit
Katalis
: HCl 0,2N
:1:3
b. Variabel berubah
Suhu
II.4
: 520C, 62oC
Cara Kerja
B-4
esterifikasi
0,2 =
gr
36,5 x
gr = 8,614 gram
V HCl =
gr
1000
295
x 1 x 25%
8,614 gr
= 1,1577 gr
ml
= 7,44 ml
B-5
esterifikasi
V etanol = 217,445
V asam asetat = 287,56 217,445
V asam asetat = 70,11
Hasil Percobaan
Variabel 1 (520C)
t (menit)
0
12
24
36
48
15,5
11,8
9
8,5
8,4
Variabel 2 (620C)
t (menit)
28,9
12
12
24
9,9
36
48
8,5
Mengetahui,
Asisten
B-6
esterifikasi
DIPERIKSA
N
O
1
2
3
3
KETERANGAN
TANGGAL
20-05-2016
23-05-2016
24-05-2016
24-05-2016
Cek Perhalaman
Cek Perhalaman
Cek Perhalaman
ACC
TANDA
TANGAN