Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau
melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis. Angka yang pasti dari kejadian keracunan di
Indonesia belum diketahui, meskipun banyak dilaporkan kejadian-kejadian keracunan di beberapa rumah
sakit tetapi angka ini tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya didalam masyarakat. Di Amerika
Serikat kecelakaan dan keracunan merupakan penyebab utama kematian anak-anak. Lebih kurang 60% dari
paparan keracunan yang dilaporkan terjadi pada anak berumur < 6 tahun, dengan kematian < 4%. Di
RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang mengalami keracunan setiap tahunnya, sedang di
RS dr. Soetomo Surabaya 15 - 30 penderita anak yang datang untuk mendapatkan pengobatan karena
keracunan setiap tahun,yang sebagian besar karena keracunan hidrokarbon ( 45 - 60%), keracunan
makanan, keracunan obat-obatan, detergen dan bahan-bahan rumah tangga yang lain.
Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parenteral
tetapi yang terbanyak racun masuk melalui saluran cerna ( 75 % ) dan inhalasi ( 14% ).Keracunan
merupakan suatu keadaan gawat darurat medis yang membutuhkan tindakan segera, keterlambatan dalam
memberikan pertolongan dapat membawa akibat yang fatal.
Pada dasarnya keracunan pada anak tidaklah berbeda dengan pada dewasa, tapi oleh karena secara alamiah
terdapat perbedaan akibat dari tingkat perkembangan fisik yang masih sedang tumbuh, kepribadian dan
emosi yang sedang berkembang, sehingga terdapat beberapa perbedaan dalam kejadian, jenis, lokasi serta
motif dari keracunan. Mengingat resiko keracunan yang sangat berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan
kematian dan mengingat bahwa keracunan pada anak sebagian besar adalah karena kecelakaan dan dapat
dicegah, maka usaha-usaha pencegahan hendaknya mendapat perhatian dan prioritas utama dalam
penanggulangan
keracunan pada anak.
III.
Eliminasi racun.
1.
1.
Rangsang muntah
Akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam pertama sesudah menelan bahan beracun, bila sudah
lebih dari 1 jam tidak perlu dilakukan rangsang muntah kecuali bila bahan beracun tersebut mempunyai
efek yang menghambat motilitas ( memperpanjang pengosongan )lambung.
Rangsang muntah dapat dilakukan secara mekanis dengan merangsang palatum mole atau dinding belakang
faring,atau dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan :
1.
Sirup Ipecac
Dapat diberikan pada anak diatas 6 bulan. Pada anak usia 6 - 12 bulan 10 ml. 1- 12 tahun 15 ml. > 12 tahun
30 ml. Pemberian sirup ipecac diikuti dengan pemberian 200 ml air putih. Bila sesudah 20 menit tidak
terjadi muntah pada anak diatas 1 tahun pemberian ipecac dapat diulangi.
2.
Apomorphine
Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir 100%,dapat menyebabkan muntah dalam 2 - 5 menit.
Dapat diberikan dengan dosis 0,07 mg/kg BB secara subkutan. Kontraindikasi rangsang muntah :
1.
Keracunan hidrokarbon, kecuali bila hidrokarbon tersebut mengandung bahan-bahan yang berbahaya
seperti camphor, produk-produk yang mengandung halogenat atau aromatik, logam berat dan pestisida.
2.
3.
4.
Penderita kejang
5.
1.
Kumbah lambung
Kumbah lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan bahan beracun, kecuali bila
menelan bahan yang dapat menghambat pengosongan lambung. Kumbah lambung seperti pada rangsang
muntah tidak boleh dilakukan pada :
Keracunan hidrokarbon
Kejang
Pada penderita dengan gangguan kesadaran atau penderita- penderita dengan resiko aspirasi jalan nafas
harus dilindungi dengan cara pemasangan pipa endotracheal. Penderita diletakkan dalam posisi
trendelenburg dan miring kekiri, kemudian di masukkan pipa orogastrik dengan ukuran 24 - 36 Fr,
pencucian lambung dilakukan dengan cairan garam fisiologis ( normal saline/ PZ ) atau normal saline
Perkembangan kepribadian anak usia 0 - 5 tahun masih dalam fase oral sehingga ada kecenderungan
untuk memasukkan segala yang dipegang kedalam mulutnya.
Jangan diberikan bersama obat muntah, pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit
sesudah emesis. Dosis 1 gram/kg BB dan bisa diulang tiap 2 - 4 jam bila diperlukan, diberikan per oral atau
Anak-anak masih belum mengetahui apa yang berbahaya bagi dirinya (termasuk disini anak dengan
retardasi mental.
steroid,morphine,propoxyphene.
valproate.
Anak-anak pada usia ini mempunyai sifat negativistik yaitu selalu menentang perintah atau melanggar
larangan.
depressants Norit tidak efektif pada keracunan Fe, lithium, cyanida, asam basa kuat
dan alkohol.
Oleh karena sifat-sifat tersebut maka keracunan pada anak lebih sering karena kecelakaan (accidental
4.
poisoning ),sedang pada dewasa keracunan lebih sering karena pekerjaannya (occupational poisoning) dan
Efektivitasnya masih dipertanyakan. Jangan diberikan bila ada gagal ginjal,diare yang berat ( severe
Catharsis
pembunuhan atau usaha bunuh diri. Pada anak kecil jarang terjadi keracunan karena usaha bunuh diri atau
pembunuhan, walaupun pernah dilaporkan melalui media massa adanya pembunuhan anak dengan jalan
memberi racun oleh ibu yang putus asa sebelum kemudian dia bunuh diri.
5.
Diberikan pada keracunan salisilat dan phenobarbital ( alkalinisasi urine ). Tujuan adalah untuk
Penyebab keracunan
mendapatkan produksi urine 5,0 ml/kg/jam,hati-hati jangan sampai terjadi overload cairan. Harus dilakukan
Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak bahan tersebut
monitor dari elektrolit serum pada pemberian diuresis paksa. Kontraindikasi : udema otak dan gagal ginjal.
6.
Makanan, Bahan-bahan kimia, Obat-obatan, Bahan-bahan keperluan rumah tangga ( Household poison ).
Hanya dilakukan bila usaha-usaha lain sudah tidak membawa hasil. Bermanfaat hanya pada bahan beracun
Oleh karena anak kecil lebih sering berada dirumah maka keracunan yang terjadi pada anak biasanya
yang bisa melewati filter dialisis (dialysa ble toxin ) seperti phenobarbital, salisilat, theophylline, methanol,
disebabkan oleh bahan-bahan yang ada dirumah atau sekitar rumah. Di RSUD dr. Soetomo keracunan yang
paling sering terjadi adalah keracunan minyak tanah ( > 45% ) sama seperti laporan dari center-center lain.
Dialysis
Asidosis berat
Gagal ginjal
Penatalaksanaan keracunan
I.
7.
2.
Immobilisasi
Tindakan emergensi :
II.
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha mencari penyebab keracunan
3.
Lepaskan semua yang dipakai kemudian bersihkan dengan sabun dan siram dengan air yang mengalir
3.
Penatalaksanaan :
4.
1.
Rangsangan muntah pada keracunan hidrokarbon masih merupakan kontroversi karena bahaya
Keluarkan penderita dari ruang yang mengandung gas racun. Berikan oksigen. Kalau perlu lakukan
terjadinya aspirasi pneumonia, karena itu rangsang muntah tidak dianjurkan pada keracunan
pernafasan buatan.
hidrokarbon,kecuali bila yang ditelan cukup banyak > 1 ml/kg BB atau bila hidrokarbon yang ditelan
IV.
tercampur atau merupakan bahan pelarut dari bahan beracun yang berbahaya seperti pada pestisida maka
V.
Pengobatan Supportif
2.
3.
Pemberian oksigen kalau ada tanda-tanda distres nafas atau kalau berat bisa dilakukan intubasi dan
Diagnosa
Penegakan diagnosa dari keracunan seringkali dengan mudah dapat ditegakkan karena keluarga atau
4.
pengantar penderita sudah mengatakan penyebab keracunan atau membawa tempat bahan beracun kepada
Pemberian antibiotika masih merupakan kontroversi pada keracunan hidrokarbon. Antibiotika hanya
dokter.Tapi kadang-kadang kita menemui kesulitan dalam menentukan penyebab keracunan terutama bila
diberikan bila keadaan penderita memang sangat berat, membutuh kan bantuan pernafasan dengan alat atau
penderita tidak sadar dan tidak ada saksi yang mengetahui kejadiannya. Diagnosa dari keracunan terutama
didasarkan pada anamnesa yang diambil dari orang tua, keluarga,pengasuh atau orang lain yang mengetahui
5.
kejadiannya. Pada anamnesa ditanyakan kapan dan bagaimana terjadinya, tempat kejadian dan kalau
Pemberian kortikosteroid juga masih merupakan kontroversi, hanya diberikan pada keadaan-keadaan yang
mungkin mencari penyebab keracunan. Ditanya pula kemungkinan penggunaan obat-obatan tertentu atau
resep yang mungkin baru didapat dari dokter. Diusahakan sedapat mungkin agar tempat bekas bahan
UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN
beracun diminta untuk melihat isi bahan beracun dan kemudian diselidiki lebih lanjut. Pemeriksaan fisik
Karena anak-anak lebih sering berada dirumah maka keracunan pada anak lebih sering terjadi dirumah atau
sangat penting terutama pada penderita-penderita yang belum jelas penyebabnya. Selain pemeriksaan fisik
lingkungan sekitar rumah dan disebabkan oleh bahan-bahan yang banyak didapat dirumah. Menurut tempat
BAU :
Dapur ( 40% ), Kamar mandi ( 21% ), Kamar tidur ( 12% ), Tempat lain ( 26% ). Beberapa hal yang harus
diperhatikan pada keracunan pada anak dalam upaya pencegahan keracunan adalah :
Bahan-bahan yang menyebabkan keracunan adalah bahan-bahan yang banyak didapatkan dirumah
Antibiotika
Kortikosteroid
KU LIT:
Dari hal-hal tersebut diatas maka keracunan pada anak bisa dikatakan terutama terjadi akibat kelalaian
orang tua atau pengasuh anak. Oleh karena itu peran orang tua atau pengasuh anak dalam usahapencegahan
Kering : Anticholinergik
I.
mencegahnya
Memberikan informasi secara intensif kepada orang tua atau orang yang bertanggung jawab dalam
Keracunan pada anak, bagaimana terjadinya,akibat- akibat yang terjadi serta bagaimana
SUHU TUBUH :
TEKANAN DARAH :
II.
Para produsen bahan-bahan yang potensial dapat menyebabkan keracunan agar membuat label dan
keterangan serta peringatan yang jelas mengenai isi,bahaya, gejala klinis yang timbul dan tindakan yang
III.
Arithmia : Anticholinergik,organofosfat,fenothiazin,carbonmonoksida,cyanida,beta-blocker
Menyimpan obat-obatan serta bahan berbahaya ditempat khusus yang terkunci dan tidak bisa
SELAPUT LENDIR :
dijangkau anak-anak.
Kering : Anticholinergik
Bahan-bahan beracun dan obat-obatan jangan diletakkan dalam satu tempat dengan makanan.
Obat-obatan dan bahan beracun harus mempunyai label yang jelas.Bila tidak berlabel atau bila sudah
RESPIRASI :
Bahan-bahan rumah tangga seperti minyak tanah,detergent,semir cair, cairan pembersih kaca, obat
pemutih dsb.jangan diletakkan disembarang tempat yang mudah dijangkau anak-anak. 75% dari keracunan
bahan-bahan rumah tangga terjadi karena kelalaian mengembalikan bahan-bahan beracun atau obat-obatan
SAL.PENCERNAAN :
ketempat semula.
Berikut akan kami bahas beberapa keracunan khusus yang sering dijumpai :
terhadap kemungkinan terjadinya keracunan. Obat-obatan yang berbahaya hendaknya diberikan dalam
KERACUNAN HIDROKARBON
jumlah yang terbatas dan hanya cukup untuk satu kali pengobatan, terutama pada anak dengan
Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan keracunan adalah minyak tanah,bensin, minyak cat
keterbelakangan mental.
( tinner ) dan minyak untuk korek api. Gejala klinik : terutama terjadi sebagai akibat dari irritasi pulmonal
menarik dengan rasa yang enak karena hal ini akan mempermudah terjadi nya keracunan. Ini merupakan
1.
87% dari penyebab keracunan karena aspirin,meskipun angka kematian karena keracunan aspirin lebih
Irritasi pulmonal :
Bahan-bahan yang potensial dapat menyebabkan keracunan yang terdapat didalam atau sekitar rumah
Dokter dan tenaga farmasi hendaknya memberikan obat-obatan secara hati-hati dengan tetap waspada
Harus ada perhatian khusus terhadap obat-obatan berbahaya yang dikemas dalam bentuk yang
dikandungnya, maka pemberian obat-obatan dan bahan-bahan berbahaya pada ibu hamil harus hati-hati.
2.
Oleh karena obat-obatan yang diberikan pada ibu hamil dapat memberi dampak pada janin yang