Вы находитесь на странице: 1из 9

a.

Hasil
Tabel E1. Data denyut nadi dan tekanan darah
Mhs coba

Pemeriksaan

Dewa
Sukma
MC1
Rata-rata

I
II
III

Mhs coba

Pemeriksaan

Ratih
MC2

I
II
III

Rata-rata

Denyut
nadi
64
59
59
60,67
Denyut
nadi
67
67
63
65,67

Tek.Sistole

Tek.Diastole

100
100
100
100

70
70
70
70

Tek.Sistole

Tek. Diastole

90
100
100
96.67

70
70
70
70

Tabel E2. Data pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah
Posisi
Tubuh
Berbaring
terlentang

Duduk

Berdiri

Denyut Nadi
Dewa
Ratih
Sukma
62
62
64
60
64
63
Rata-rata :
Rata-rata :
63,33
61,67
77
60
86
63
76
66
Rata-rata : Rata-rata :
63
79,67
72
73
70
75
89
77
Rata-rata :
Rata-rata :
77
75

Tekanan Sistolik
Dewa
Ratih
Sukma
100
90
100
90
100
90
Rata-rata : Rata-rata :
100
90
90
100
100
100
100
102
Rata-rata : Rata-rata :
96,67
100,67
110
104
106
102
103
100
Rata-rata :
Rata-rata:
102
106,33

Tekanan Diastolik
Dewa
Ratih
Sukma
80
70
80
70
80
70
Rata-rata : Rata-rata :
70
80
80
80
80
70
70
70
Rata-rata : Rata-rata :
76,67
73,33
80
75
80
70
80
70
Rata-rata : Rata-rata :
80
71,67

Tabel E3. Pengaruh latihan Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Tabel E3.1. Hasil pengukuran denyut nadi dan tekanan darah secara auskultasi
sebelum melakukan kegiatan latihan fisik
Denyut nadi
MC

Waktu

Arham (L)

Pra
Latihan
Rata-rata

MC

Waktu

Dewa
Surya (L)

Pra
Latihan
Rata-rata

Tekanan
Sistolik
I
II
III
125 110 110

Tekanan
diastol
I
II
III
65
60
65

80

115

63

Denyut nadi

Tekanan
Sistolik
I
II
III
130 130 125

Tekanan
diastol
I
II
III
70
70
70

128

70

I
80

I
66

II
81

II
62

III
77

III
68

65
Denyut nadi

MC
Nita (P)

Tekanan
Sistolik
I
II
III
92
92 100

Tekanan
diastol
I
II
III
80
82
92

81

95

85

Denyut nadi

Tekanan
Sistolik
I
II
III
110 110 110

Tekanan
diastol
I
II
III
70
70
75

110

70

Waktu
Pra
Latihan
Rata-rata

MC

Waktu

Gunia (P)

Pra
Latihan
Rata-rata

I
88

I
54

II
76

II
61

III
79

III
59

58

Tabel E3.2. Hasil pengukuran denyut nadi dan tekanan darah secara auskultasi
sesudah melakukan kegiatan latihan fisik
Pasca Latihan 1
MC
Rata-rata pra latihan
Menit ke- 1
Menit ke- 3
Menit ke- 5
Menit ke- 7
Menit ke- 9
Pasca Latihan 2
MC
Menit ke- 1
Menit ke- 3
Menit ke- 5

A
80
96
86
82
79
A
99
82
78

Denyut Nadi
B
C
D
65
81
58
74
102
90
89
89
89
70
80
73
65
59
Denyut Nadi
B
C
D
98
100 141
111
89
111
99
81
81

Tekanan Sistolik
A
B
C
D
115 128
95
110
160 170 130 170
140 145 119 150
120 130
94
120
120
110
110
Tekanan Sistolik
A
B
C
D
150 160 176 150
130 135 150 130
110 130
93
110

A
63
80
65
65
60
A
70
65
60

Tekanan Diastol
B
C
D
70
85
70
60
121 120
50
89
70
70
83
70
80
70
Tekanan Diastol
B
C
D
60
132
80
60
130
70
60
85
70

Menit ke- 7
Menit ke- 9
Menit ke- 11
Pasca Latihan 3
MC
Menit ke- 1
Menit ke- 3
Menit ke- 5
Menit ke- 7
Menit ke- 9

A
92
86
78
-

70
70
60
55
Denyut Nadi
B
C
D
104
97
133
99
82
110
90
80
86
70
60
59

Tekanan Sistolik
A
B
C
D
160 170 143 150
140 140 102 160
120 130
93
130
120
130
110

A
90
80
65
60
-

Tekanan Diastol
B
C
60
122
60
89
60
83
-

D
80
70
80
90
70

Keterangan:
A: Arham
B: Dewa Surya
C: Nita
D: Gunia
Tabel E3.3. Hasil rata-rata pengukuran denyut nadi dan tekanan darah secara
auskultasi sesudah melakukan Kegiatan latihan fisik
No.

Nama/Jenis Kelamin

1.

Nita Nurrisa / (P)

2.

Dewa Surya / (L)

3.

Arham Juaini /(L)

4.

Gunia Prastuti / (P)

Waktu
Menit ke- 1
Menit ke- 3
Menit ke- 5
Menit ke- 1
Menit ke- 3
Menit ke- 5
Menit ke- 7
Menit ke- 1
Menit ke- 3
Menit ke- 5
Menit ke- 7
Menit ke- 1
Menit ke- 3
Menit ke- 5
Menit ke- 7
Menit ke- 9
Menit ke-11

Rata-rata Pasca Latihan


Denyut
Tekanan
Tekanan
Nadi
Sistolik
Diastol
100
150
125
87
124
103
80
93
84
92
167
60
100
140
57
86
130
63
70
96
157
80
85
137
70
79
116
63
79
120
60
121
157
93
70
99
70
80
120
73
65
117
80
59
110
70
55
-

Pembahasan
A. Pemeriksaan denyut nadi dan Mengukur tekanan darah

Denyut nadi adalah berapa kali arteri (pembuluh darah bersih)


mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respon terhadap
detak jantung. Jumlah denyut nadi sama dengan detak jantung. Ini karena
kontraksi jantung menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut
nadi di arteri. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah
terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan
elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan
peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya,
penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. Tekanan darah
pada orang dewasa normal, yaitu 120/80 mmHg. (sistole =120 mmHg dan
diastole= 80 mmHg) dengan selisih sebesar 40 mmHg. Tekanan sistole
terjadi akibat periode kontraksi dari ventrikel dan tekanan diastole ini
muncul akibat periode relaksasi dari ventrikel.
Pada percobaan mengukur denyut nadi kami menggunakan cara
palpasi, yaitu kemampuan jari tangan untuk merasakan denyut nadi pada
arteri radialis. Sedangkan untuk mengukur tekanan darah kami
menggunakan cara auskultasi, yaitu suatu pemeriksaan tekanan darah yang
dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan stetoskop pada lengan
kanan arteri radialis dextra. Pada praktikum ini dilakukan dua orang
mahasiswa sebagai sampel yaitu mahasiswa laki-laki (Dewa Sukma) dan
perempuan (Ratih). Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis
kelamin terhadap jumlah denyut nadi dan tekanan darah. Berdasarkan data
yang diperoleh didapatkan bahwa terdapat perbedaan jumlah denyut nadi
dan tekanan darah pada laki laki dan perempuan. Dimana mahasiswa
coba laki-laki mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi daripada
mahasiswa coba perempuan hal ini dikarenakan oleh kondisi dan aktivitas
fisik yang berbeda. Tekanan darah pada seorang laki-laki maupun
perempuan sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan, namun ketika
lanjut usia seorang perempuan yang telah mengalami menopause yaitu
usia di atas 45 tahun cenderung menderita hipertensi daripada laki-laki.
Perempuan yang telah menopause akan mengalami defisiensi hormone
estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar HDL (High Density
Lipoprotein) kadar HDL yang rendah ini akan mempengaruhi terjadinya

aterosklerosis. Aterosklerosis adalah kondisi di mana terjadi penyempitan


dan pengerasan di dalam pembuluh darah arteri akibat pengendapan
kolesterol dan zat-zat lemak lainnya. Penyakit ini juga dikenal dengan
istilah pengapuran pembuluh darah. Penyempitan dan pengerasan di dalam
pembuluh darah tersebut menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.
B. Pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah
Pada praktikum ini juga mengunakan dua orang mahasiswa sebagai
sampel, yaitu Dewa Sukma dan Ratih. Berdasarkan hasil praktikum
diketahui bahwa posisi tubuh ternyata mempengaruhi denyut nadi dan
tekanan darah. Pengukuran denyut nadi pada Dewa Sukma saat posisi
berbaring

terlentang

menunjukkan

rata-rata

denyut

nadi

sebesar

63,33/menit, sedangkan pada Ratih menunjukkan rata-rata denyut nadi


sebesar 61,67/menit. Pengukuran tekanan darah sistolik Dewa Sukma
sebanyak 3 kali pada saat berbaring terlentang menunjukkan tekanan
sistolik terendah 100 mmHg dan yang tertinggi juga sebesar 100 mmHg
dengan rata-rata 100 mmHg. Untuk tekanan darah diastolik Dewa Sukma
menunjukkan tekanan diastolik terendah 80 mmHg dan yang tertinggi 80
mmHg dengan rata-rata 80 mmHg. Sehingga tekanan sistolik dan
diastoliknya tetap sama selama 3 kali pengukuran secara berturut-turut.
Sedangkan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik pada Ratih
juga menunjukkan tekanan sebesar 90/70 mmHg yang sama setelah
mengalami 3

kali pengukuran secara beturut-turut pula. Pada posisi

berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus


melawan kekuatan gravitasi.
Penghitungan dan pengukuran denyut nadi serta tekanan darah
pada Dewa Sukma dan Ratih saat posisi duduk menunjukkan hasil ratarata 79,67kali/menit dan 63kali/menit. Untuk tekanan tertinggi sistolik dan
diastolik pada Dewa Sukma, yaitu 100/80 mmHg sedangkan pada Ratih
sebesar 102/70 mmHg. Dan tekanan terendah sistolik dan diastolik pada
Dewa Sukma, yaitu 90/80 mmHg sedangkan pada Ratih sebesar 100/70
mmHg. Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil.
Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis
terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui

saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot


abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut
yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan
darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat
jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi
meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen.
Posisi tubuh yang terakhir, yaitu berdiri di mana hasil
menunjukkan denyut nadi serta tekanan darah pada Dewa Sukma dan
Ratih saat posisi duduk menunjukkan hasil rata-rata 77kali/menit dan
75kali/menit. Untuk tekanan tertinggi sistolik dan diastolik pada Dewa
Sukma, yaitu 106/80 mmHg sedangkan pada Ratih sebesar 104/75 mmHg.
Dan tekanan terendah sistolik dan diastolik pada Dewa Sukma, yaitu
103/80 mmHg sedangkan pada Ratih sebesar 100/70 mmHg. Detak
jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang kembali
ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan
adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak
dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Sebanyak 300-500 ml
pada posisi berdiri, darah pada pembuluh capacitance vena anggota
tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan (Ganong,
2008). Pengumpulan darah di vena lebih banyak pada posisi berdiri,.
Mengakibatkan volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi
sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan
darah akan turun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan
darah sampai ke bagian tubuh yang dituju.. Volume jantung berkurang
maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang (Guyton, 2002).
C. Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah
Pada praktikum pengaruh fisik terhadap denyut nadi dan tekanan
darah, kami menggunakan 4 mahasiswa coba yang berbeda yakni, 2
mahasiswa coba perempuan (Gunia dan Nita) dan 2 mahasiswa coba lakilaki (Arham dan Dewa Surya). Hal tersebut untuk membandingkan
keadaan fisik laki-laki dengan perempuan serta keadaan fisik seseorang
yang bertubuh kurus (Nita dan Arham) dengan yang bertubuh berisi
(Gunia dan Dewa Surya) setelah melakukan latihan fisik. Pada praktikum

ini, mahasiswa coba terlebih dahulu diukur denyut nadi pada arteridialis
sinistra, tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi sebanyak tiga
kali berturut-turut setelah duduk tenang selama 2-3 menit. Setelah itu
mahasiswa melakukan latihan fisik dengan naik turun tangga selama 2
menit dengan manchet masih terpasang pada lengan kanan. Setelah itu
mahasiswa coba duduk dengan tenang dan tunggu 1 menit untuk nantinya
diukur denyut nadi dan tekanan darah dengan interval waktu dua menit
sampai nilainya kembali seperti keadaan sebelum latihan.
Hasil yang diperoleh pada praktikum pengaruh fisik terhadap
denyut nadi dan tekanan darah berbeda setiap mahasiswa coba. Hal
tersebut dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi yakni jenis
kelamin dan keadaan fisik pada masing-masing mahasiswa coba. Secara
klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada lakilaki atau perempuan. Wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih
rendah dari pada pria yang berusia sama, hal ini cenderung akibat variasi
hormon. Setelah menopause, wanita umumnya memiliki tekanan darah
lebih tinggi dari sebelumnya. Pada hasil praktikum yang diperoleh,
tekanan darah pada perempuan memang lebih rendah dengan tekanan
darah laki-laki. Namun setelah aktivitas, beberapa data yang diperoleh
wanita memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari laki-laki.
Orang yang memiliki tubuh berisi cenderung memiliki tekanan
darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurus. Hal ini
disebabkan karena tubuh orang yang berisi harus bekerja lebih keras
untuk membakar kelebihan kalori yang mereka konsumsi. Sebagian besar
orang berpendapat bahwa berat badan yang berlebihan dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat. Hal itu belum tentu benar, penggunaan alat
pengukuran tekanan darah konvensional dengan probabilitas kurang
akurat. Semakin besar lilitan manset karet pada lengan, semakin besar
kelebihan

penilaian

terhadap

tekanan

darah.

Meski

terdapat

kecenderungan untuk menilai tekanan darah lebih dari yang sebenarnya


masih terdapat hubungan yang meyakinkan antara berat badan dan tekanan
darah (Beevers, 2002). Pada hasil yang diperoleh, mahasiswa yang
memiliki ukuran tubuh yang berisi (Gunia) dengan yang kurus (Nita)

tidaklah mengalami perbedaan yang signifikan. Begitu pula dengan


mahasiswa coba laki-laki yang kurus (Arham) dengan yang berisi (Dewa
Surya) tidak mengalami perbedaan yang signifikan pula karena hasil yang
diperoleh berbeda-beda pada setiap waktu.
Suhu yang tinggi dapat mempengaruhi tekanan darah karena secara
fisiologi saat suhu yang panas, keringat akan banyak keluar dan cairan
tubuh berkurang sehingga tekanan darah menjadi rendah. Usia sudah pasti
akan mempengaruhi tekanan darah karena pada usia lanjut kinerja organ
jantung dan pembuluh darah dalam mengalirkan darah semakin melemah.
Selain itu terdapat juga faktor dalam yang dapat mempengaruhi tekanan
darah seperti, elastisitas vasa, resistensi perifer, viskositas darah, dan
fungsi hormon.
Pada saat melakukan latihan atau olahraga menyebabkan
perubahan besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan, dimana keduanya
berlangsung bersamaan sebagai bagian dari respon homeostatik, denyut
nadi dan tekanan darah seseorang akan mengalami peningkatan. Hal ini
dikarenakan saat berolahraga, otot akan berkontraksi. Kontraksi otot
membutuhkan banyak oksigen untuk energi sehingga darah sebagai
penyuplai oksigen harus memenuhinya. Curah jantung pun menjadi
meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen tersebut. Peningkatan
curah jantung akan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, aktivitas yang
dilakukan akan merangsang saraf simpatik dan akhirnya mempercepat
denyut jantung. Konsekuensi peningkatan denyut jantung menyebabkan
waktu pengisian diastolic memendek dan terjadi penurunan kapasitas
jantung. Setelah beristirahat beberapa menit, jantung perlahan-lahan akan
kembali normal karena tubuh tidak lagi membutuhkan energi yang banyak
sehingga kebutuhan oksigen juga akan berkurang, penurunan ini juga
terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi.
Tekanan darah dan denyut nadi pun kembali normal. Perbedaan waktu
yang dibutuhkan untuk menurunkan tekanan darah dan denyut nadi
berbeda, hal tersebut dikarenakan mahasiswa coba ketika pada saat di ukur
tidak dalam keadaan tenang, seperti berbicara, melakukan pergerakan
ataupun kondisi duduk yang tidak nyaman sehingga tubuh memerlukan

energi untuk melakukan aktivitas tersebut yang menyebabkan lamanya


waktu yang diperlukan untuk menurunkan tekanan darah dan denyut nadi
kembali normal.
Beevers, D. 2002. Seri Kesehatan Bimbingan Dokter pada Tekanan
Darah. Dian Rakyat: Jakarta.
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta:
EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
ke-9. Jakarta: EGC.

Вам также может понравиться