Вы находитесь на странице: 1из 26

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. D

Umur

: 53 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status Perkawinan

: Menikah

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Jl. Kali Baru Timur 4 No.38 RT 006 RW 013, Jakarta Utara

Tanggal masuk RS

: 19 Agustus 2010

II. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis pada tanggal 28 Agustus 2010 pukul 14:30
Keluhan Utama

: nyeri pada benjolan di perut kiri dan kanan 4 bulan SMRS

Keluhan Tambahan

: sesak, pusing, dan lemas

Riwayat Penyakit Sekarang:


2 tahun SMRS, os menemukan benjolan pada perut kanan atas dan kiri dengan
ukuran kira-kira sebesar kacang tanah (1x1x1cm), namun os mengaku tidak merasa nyeri
pada perutnya. Benjolan berbatas tegas, konsistensi padat dan keras, permukaan rata, dan
tidak dapat digerakkan.
1 tahun sebelum masuk Rumah Sakit, benjolan terasa nyeri seperti teriris-iris,
namun tidak mengalami penjalaran, Nyeri dirasakan mendadak, tidak dipengaruhi oleh
waktu, baik sebelum ataupun sesudah mengkonsumsi makanan. Os tidak merasa
kembung, mual, muntah, dan demam. BAB normal, tidak keras ataupun diare. Os BAB
1x sehari, berwarna kuning, dan tidak disertai darah. Lalu os pergi berobat ke Rumah
Sakit Tugu, dan ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam. Setelah meminum 2 jenis
obat yang diberikan oleh dokter tersebut, os tidak lagi merasa sakit.
4 bulan sebelum masuk Rumah Sakit, os menemukan benjolan sebesar
5.5x4x2cm pada payudara kirinya namun benjolan tersebut tidak terasa sakit. Os
mengaku benjolan terasa padat dan keras, berbatas tegas, permukaan rata, dan bisa

digerakkan dari dasar. Os mengaku bahwa benjolan tidak berwarna merah, tidak pernah
luka ataupun berdarah, serta tidak pernah mengeluarkan nanah. Os menyangkal adanya
cairan yang keluar dari puting baik secara spontan maupun saat lakukan penekanan. Os
mengeluhkan kembali sakit yang hebat pada benjolan di perut kiri dan kanan atasnya,
namun os berkata bahwa benjolan tersebut tidak mengalami pembesaran. Maka os
kembali berobat jalan selama 3 bulan pada dokter spesialis penyakit dalam, namun os
merasa keadaannya tidak membaik dan merasa semakin lemah. Os juga merasa
pakaiannya menjadi lebih longgar karena os tidak napsu makan. Namun os tidak pernah
mengalami sakit pada tulang sebelumnya.
1 hari sebelum masuk Rumah Sakit, os merasakan nyeri yang hebat seperti teririsiris pada benjolan di perut kanan dan kirinya. Os juga merasa lemas, pusing dan sesak.
Lalu os pergi ke IGD RSUD Koja
Riwayat Penyakit Dahulu:
Sebelumnya os tidak pernah menderita penyakit ini. Riwayat tumor jinak, hipertensi,
diabetes mellitus, jantung, dan paru tidak ada. Os tidak pernah mengalami trauma
sebelumnya. Os tidak pernah operasi sebelumnya. Riwayat alergi pada makanan dan
obat-obatan disangkal os.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan os. Riwayat
penyakit tumor, hipertensi, diabetes mellitus, jantung, dan paru juga disangkal.
Riwayat kebiasaan hidup:
Os mengaku sering mengkonsumsi ikan asin, tahu, dan tempe. Os tidak pernah merokok,
mengkonsumsi alkohol, dan obat-obatan.
Riwayat Pengobatan:
Os tidak pernah menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB ataupun suntik. Os
tidak pernah melakukan terapi penyinaran.

Riwayat obstetri dan ginekologi:


Os mengalami menstruasi pertama kali pada usia 11 tahun, dengan siklus haid 30 hari dan
teratur, berlangsung selama 4-5 hari dan menggunakan sekitar 2-3 pembalut per hari. Os
mengalami menopause pada usia 45 tahun. Os memiliki 2 anak laki-laki. Os pernah
mengalami abortus saat kehamilan yang pertama. Os melahirkan pertama kali pada usia
22 tahun. Os menyusui anak pertamanya selama 9 bulan, dan anak keduanya selama 1.5
tahun.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis ( Pemeriksaan tanggal 28 Agustus 2010 )
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran

: Compos Mentis

Tanda Vital

TD

: 150/90 mmHg

Suhu : 36.3C
Nadi

: 96 x/menit

RR

: 20 x/menit

TB

: 150 cm

BB

: 55 kg

BMI

: BB/(TB)2
: 150/(1,50)2
: 24.44 kg/m2

Gizi

: Baik

Kulit

Turgor kulit baik, tidak ada atrofi, warna kulit tidak ikterik, tidak sianosis, tidak pucat.
Kepala:
Bentuk

: Normocephali, simetris

Rambut

: Distribusi merata

Mata

: Pupil bulat isokor, Conjunctiva Anemis (+/+), Sclera Icterik (-/-), Refleks

cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)


Hidung:
Deviasi septum (-), hiperemis mukosa (-), hipertrofi concha (-), sekret (-), pernapasan
cuping hidung (-)
Telinga:
Normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan mastoid (-), serumen (+/+), meatus akustikus
eksternus lapang
Mulut dan Bibir:
Bibir tidak pucat, tidak kering, tidak cyanosis; gusi merah muda, perdarahan (-); caries
dentis (+); lidah bersih, papil atrofi(-), deviasi(-); mukosa bucal merah muda serta tidak
ada perdarahan.
Tenggorokan:
Tonsil T1/T1 tenang, uvula di tengah, faring tidak hiperemis.
Leher:
Perbesaran KGB cervicalis (-), trakhea lurus di tengah, perbesaran kelenjar thyroid (-).
Thorax:
Paru-Paru:
Inspeksi

:Bentuk normsl, simetris kedua thorax pada keadaan statis dan dinamis,
spider nevi (-), retraksi sela iga (-)

Palpasi

:Vocal Fremitus kanan dan kiri simetris, tidak ada nyeri tekan.

Perkusi

:Sonor pada kedua hemithoraks

Auskultasi

:Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-.

Jantung:
Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat.

Palpasi

: Ictus cordis tidak teraba.

Perkusi

: Batas atas
Batas kiri

: sela iga II, garis parasternal kiri


: sela iga V, garis midclavicularis kiri

Batas kanan : sela iga IV, garis sternal kanan


Batas bawah : sela iga V, garis midclavicularis kiri
Auskultasi

: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-).

Abdomen lihat status lokalis


Ekstremitas atas dan bawah:
Kedua ekstremitas tidak oedem dan akral teraba hangat.
Status Lokalis Regio Mammae Sinistra
Os berbaring dengan tangan diatas kepala dengan bahu diganjal bantal
Inspeksi :
Payudara kiri dan kanan tidak simetris, payudara kiri terlihat lebih besar. tampak benjolan
pada payudara kiri bagian kuadran lateral atas, tampak retraksi puting, tidak tampak
nipple discharge, tidak tampak luka dan tanda peradangan, tidak tampak perubahan warna
kulit sekitar, tidak tampak peau d orange.
Palpasi

Teraba benjolan berjumlah 1 buah berbentuk bulat pada kuadran lateral atas, berbatas
tegas, dengan ukuran 5.5x4x2 cm, konsistensi padat keras, permukaan rata, bisa
digerakkan dari dasar, tidak nyeri pada perabaan, suhu sama dengan suhu kulit sekitar,
nipple discharge (-) saat dilakukaan penekanan.
Status Lokalis Regio Aksilaris Sinistra
Inspeksi :
Tidak tampak kelainan
Palpasi :
Terdapat pembesaran KGB infrasubskapuler pada puncak aksila sinistra, berjumlah 1,
ukuran 3x2x1 cm yang tidak dapat digerakkan dari dasar.

Status Lokalis Regio Abdomen


Inspeksi :
Datar, simetris, pelebaran vena (-), distensi abdomen (-), tidak terlihat benjolan, warna
kulit sama dengan warna kulit sekitar.
Palpasi :
Teraba benjolan berjumlah dua buah pada abdomen kuadran kanan atas dan kuadran kiri
atas, berbentuk bulat, berbatas tegas dengan ukuran 1x1x1 cm, konsistensi padat keras,
tidak dapat digerakkan dan nyeri pada perabaaan.
Hepatosplenomegali (-)
Turgor kulit baik
Perkusi :
Timpani, nyeri ketok (-), shifting dullness (-)
Auskultasi :
Bising Usus (+), 2-3x/menit
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM RUTIN (19 Agustus 2010)

HEMATOLOGI
Hemoglobin

: 5,9 g/dl

( N= 11,2-15,7)

Leukosit

:19.000/uL

(N=3.900-10000)

Hematokrit

:20%

(N=34-45%)

Trombosit

:641.000/uL

(N=182.000-369.000)

Ureum

:50mg/dl

(N=17-43)

Kreatinin

:0.8mg/dl

(N=0.4-0.7)

:144mg/dl

(N=60-100)

FUNGSI GINJAL

DIABETES
Glukosa Sewaktu

FUNGSI HATI
SGOT/ASAT

:50U/l

(N=13-33)

SGPT/ALAT

:27U/l

(N=6-30)

Na

:138mmol/L

(N=134-146)

:5.05mmol/L (N=3.4-4.5)

Cl

:99mmol/L

ELEKTROLIT

(N=96-108)

LABORATORIUM RUTIN (21 Agustus 2010)

HEMATOLOGI LENGKAP
Hemoglobin

:6.8g/dl

(N=12.0-16.0)

Leukosit

:14.300/uL

(N=4100-10900)

Hematokrit

:22%

(N=36-46)

Eritrosit

:2.77juta/uL

(N=4.0-5.0)

MCV

:78fL

(N=80-100)

MCH

:25pg

(N=26-34)

MCHC

:32g/dL

(N=31-36)

Basofil

:0%

(N=0-2)

Eosinofil

:0%

(N=0-5)

Batang

:0%

(N=2-6)

Segmen

:74%

(N=47-80)

Limfosit

:21%

(N=13-40)

Monosit

:5%

(N=2-11)

Trombosit

:588.0000/uL (N=140000-440000)

LED

:119mm/jam (N<15)

RDW

:21.8

Hitung Jenis:

(N=11.6-14.8)

FUNGSI HATI
Albumin

:2.92g/dL

(N=4.0-5.2)

Globulin

:4.40g/dL

(N=1.3-2.7)

Protein Total

:7.32g/dL

(N=6.0-8.0)

Ureum

:1.1mg/dL

(N=0.7-1.5)

Kreatinin

:70mg/dL

(N=20-40)

FUNGSI GINJAL

LABORATORIUM RUTIN (23 Agustus 2010)

HEMATOLOGI
Hemoglobin

:8.7g/dl

(N=12.0-16.0)

Leukosit

:11.500/uL

(N=4100-10900)

Hematokrit

:27%

(N=36-46)

Trombosit

:425.0000/uL (N=140000-440000)

LABORATORIUM RUTIN (25 Agustus 2010)

HEMATOLOGI
Hemoglobin

:11.1g/dl

(N=12.0-16.0)

Leukosit

:8800/uL

(N=4100-10900)

Hematokrit

:33%

(N=36-46)

Trombosit

:335.0000/uL (N=140000-440000)

LABORATORIUM RUTIN (30 Agustus 2010)

FUNGSI HATI
Albumin

:2.97g/dL

(N=4.0-5.2)

Globulin

:4.25g/dL

(N=1.3-2.7)

Protein Total

:7.22g/dL

(N=6.0-8.0)

Foto Rontgen Paru (19 agustus 2010) dalam batas normal.

USG Abdomen (30 Agustus 2010)


Kesan: Metastase pada hepar lesi noduler sebanyak 2 buah di lobus kanan
hepar dengan bentuk seperti Bulls eye sign.

Biopsi ( 3 september 2010) untuk pemeriksaan PA

V. RESUME:
Pasien, perempuan, 53 tahun, datang ke IGD pada tanggal 19 Agustus 2010
dengan keluhan nyeri pada benjolan di perut kanan dan kirinya sejak 4 bulan SMRS,
disertai sesak, pusing, serta lemas. Os mengatakan bahwa terdapat 2 benjolan di perutnya,
masing-masing sebesar kacang tanah (1x1x1cm), berbatas tegas, konsistensi padat dan
keras, permukaan rata, tidak dapat digerakkan, dan nyeri pada perabaan. 4 bulan SMRS,
os juga menemukan benjolan pada payudara kiri pada kuadran lateral atas berukuran
5x3x2cm, berbatas tegas, konsistensi padat dan keras, permukaan rata, dapat digerakkan,
serta tidak nyeri pada perabaan. Os tidak napsu makan karena sakit pada benjolannya dan
merasapakaiannya menjadi lebih lonngar sejak 4 bulan SMRS. Pemeriksaan fisik pada
status generalis dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan Hb
dan albumin, maka pasien dilakukan trasfusi PRC sebanyak 7x dan transfusi plasma
sebanyak 2x. Setelah keadaan umum os membaik, maka dilakukan insisi biopsi pada 3
September 2010.
Status lokalis Regio Mammae Sinistra (os berbaring dengan tangan diatas kepala.)
Inspeksi: payudara kiri dan kanan tidak simetris, payudara kiri terlihat lebih besar.
tampak benjolan pada payudara kiri bagian kuadran lateral atas, tampak retraksi puting,
tidak tampak nipple discharge, tidak tampak luka dan tanda peradangan, tidak tampak
perubahan warna kulit sekitar, tidak tampak peau d orange. Palpasi: teraba benjolan
berjumlah 1 buah berbentuk bulat pada kuadran lateral atas, berbatas tegas, dengan
ukuran 5.5x4x2 cm, konsistensi padat keras, permukaan rata, bisa digerakkan dari dasar,
tidak nyeri pada perabaan, suhu sama dengan suhu kulit sekitar, nipple discharge (-) saat
dilakukaan penekanan.

Status lokalis regio aksilaris sinistra, inspeksi: tidak tampak kelainan. Palpasi:
terdapat pembesaran KGB infrasubskapuler pada puncak aksila sinistra, berjumlah 1,
ukuran 3x2x1 cm yang tidak dapat digerakkan dari dasar.
Status lokalis Regio Abdomen, inspeksi: tidak terlihat benjolan, warna kulit sama
dengan warna kulit sekitar. Palpasi: teraba benjolan berjumlah 2 buah, pada abdomen
kuadran kanan atas dan kuadran kiri atas, berbentuk bulat, berbatas tegas dengan ukuran
1x1x1 cm, konsistensi padat keras, tidak dapat digerakkan dan nyeri pada perabaaan.
VI.DIAGNOSIS KERJA:

Tumor Mammae suspek ganas stadium III A (T3N2M0) dan tumor abdomen
Dasar diagnosis :
1. Jenis kelamin wanita (wanita:pria = 1000:1)
2. Usia 53 tahun resiko meningkat seiring dengan pertambahan usia
3. Penurunan berat badan (pakaian terasa lebih longgar) dalam waktu 4 bulan
curiga keganasan
4. Terdapat benjolan pada payudara kuadran lateral atas dengan ukuran 5.5x4x2
cm T3
5. Tampak retraksi puting
6. Terdapat pembesaran KGB infrasubskapuler pada puncak aksila kiri
berukuran 3x2x1 cm yang tidak dapat digerakkan dari dasar N2
7. Terdapat benjolan pada abdomen kuadran lateral atas kanan dan kiri yang
terasa nyeri disertai, tidak mengalami penjalaran, nyeri mendadak, tidak
dipengaruhi oleh waktu, baik sebelum ataupun sesudah mengkonsumsi
makanan, kembung(-), mual(-), muntah(-),demam (-). BAB normal, tidak
keras ataupun diare, frekuensi 1x sehari, berwarna kuning, dan tidak disertai
darah.

Kulit

dan

sclera

pasien

tidak

kuning,

serta

tidak

ada

hepatosplenomegali, tidak napsu makan, dan ada penurunan berat badan


curiga M1
VII. DIAGNOSIS BANDING
Kelainan fibrokistik

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN


Bone Scanning
IX. RESUME TINDAKAN SELAMA DI RSUD KOJA
19 Agustus 2010
Dilakukan transfusi PRC 145 cc (pukul 00.45)
Pemeriksaan foto rontgen thorax
20 Agustus 2010, pukul 14.00
Dilakukan transfusi PRC 143 cc
21 Agustus 2010, pukul 07.00
Dilakukan transfusi PRC 161 cc
22 Agustus 2010
Dilakukan transfusi PRC 143 cc (pukul 11.15)
Dilakukan transfusi PRC 205 cc (pukul 19.30)
24 Agustus 2010, pukul 13.00
Dilakukan transfusi PRC 210 cc
25 Agustus 2010, pukul 07.00
Dilakukan transfusi PRC 219 cc
28 Agustus 2010
Dilakukan transfusi plasma 110 cc (pukul 21.40)
Dilakukan transfusi plasma 120 cc (pukul 22.40)
30 Agustus 2010

Pemeriksaan USG Abdomen


3 September 2010
Dilakukan biopsi insisi tumor mammae sinistra
X. PENGOBATAN
Medikamentosa
Kemoterapi 6 siklus: kombinasi CMF (siklofosfamid 100 mg, metotreksat 40 mg dan 5
fluorourasil 500 mg)
Non-Medikamentosa
1. Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
2. Biopsi hati
XI.PROGNOSIS
Qua ad vitam

: dubia ad malam

Qua ad fungsionam

: dubia ad malam

Qua ad sanationam

: dubia ad malam

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi2
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan
tidak terkendali.

Insidens dan epidemiologi1,5


Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat kedua setelah karsinoma
serviks uterus. Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini
jarang ditemui pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45-66
tahun. Insidens karsinoma payudara pada laki-laki hanya 1% dari kejadian pada
perempuan.
Berdasarkan penelitian (Haagensen) kanker payudara lebih sering terjadi di
kuadran lateral atas, kemudian sentral (subareolar) dan payudara kiri lebih sering terkena
dibandingkan dengan payudara kanan.5
Etiologi dan faktor risiko1,2,3
Terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya
kanker payudara diantaranya:

1. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen


yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk
kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko 2-3 kali lebih besar keganasan pada
wanita yang ibu atau saudara kandungnya menderita kanker payudara, terutama
bila keluarga tersebut menderita kanker bilateral atau kanker pada pramenopause.1
Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker
payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50
tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh,
sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75
tahun.2
2. Usia: Insidens meningkat sejalan dengaan bertambahnya usia.1
3. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda,
menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko
utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara
terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window
of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional,
payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25%
kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan
awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.2
4. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara.1,2 Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa
terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi
estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak
terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang
menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitif terhadap

rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau


menjadi ganas.2
5. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis,
tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan
papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia
atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.2
6. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh
dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. 2,3 Variasi terhadap
kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan
kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap
terjadinya keganasan ini.2
7. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8
tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker
payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.1,2
8. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier
dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.1,2
Patofisiologi
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
1. Fase inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik
menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan
suatu karsinogen).
Klasifikasi2
Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun
penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan
tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan
pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu
histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan,
scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling
banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health
Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh
American Cancer Society dan American College of Surgeons).2
Pada sistem TNM1,2,3

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node
atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh.
Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga
sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara,
penilaian TNM sebagai berikut:

T (tumor size), ukuran tumor:


o

T 0: tidak ditemukan tumor primer

T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm

T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau
dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau
bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar
tumor utama

N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):


o

N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla

N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau


pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

M (metastasis), penyebaran jauh:


o

M x: metastasis jauh belum dapat dinilai

M 0: tidak terdapat metastasis jauh

M 1: terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian


digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Stadium 0: T0 N0 M0

Stadium 1: T1 N0 M0

Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0

Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0

Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T3 N2 M0

Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0

Stadium III C: Tiap T N3 M0

Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

Gejala klinis1,2,3
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
1.Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula
kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2.Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda
atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk
(peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin
lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh
payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:

Pendarahan pada puting susu.

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar,
sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.

Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema)


pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut:

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);

adanya nodul satelit pada kulit payudara;

kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;

terdapat model parasternal;

terdapat nodul supraklavikula;

adanya edema lengan;

adanya metastase jauh;

serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter
lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

Pengobatan kanker2
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada
stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
1.Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut &
Pressman, 1992):

Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,


jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di
sekitar ketiak.

Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja,


tetapi bukan kelenjar di ketiak.

Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.


Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang

mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti
dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
2.Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih
tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi
lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb
dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3.Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker
pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah
pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan
yang diberikan pada saat kemoterapi.
Strategi pencegahan2
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog
sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular
adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara,
pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri
dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara

sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor resiko terkena
kanker payudara ini
2.Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan
populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining
melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker
payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining
dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi
setiap tahun.

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai


usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker
payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas
mendeteksi secara dini menjadi 75%.
3.Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya
akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.

Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta
mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat
berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita.
Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika.
Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan
dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
Prognosis5
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
1.Stadium kanker
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
Stadium

Angka kelangsungan hidup 5 tahun

100%

98%

IIA

88%

IIB

76%

IIIA

56%

IIIB

49%

IV

16%

2. Tipe histopatologi
CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.
3. Reseptor hormon
Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2003.p.388-402


2. Gazali P.Hati-Hati Kanker Mengintai Payudara Anda!Tanya Dokter Anda.com.
Desember

27,

2007.

[cited

2010

September

15].

Available:

http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/12/hati-hati-kanker-mengintaipayudara-anda
3. Breast Cancer. Wikipedia, the free encyclopedia. September 15, 2010. [cited 2010
September 15]. Available:
http://en.wikipedia.org/wiki/Breast_cancer#External_links
4. Diagnosis dan stadium kanker payudara. Pita pink peduli kanker payudara (situs
resmi yayasan kesehatan payudara Indonesia). 2005. [cited 2010 September 15].
Available: http://www.pitapink.com/id/pengobatan.php
5. Status Kanker Payudara.Scribd.2010. [cited 2010 September 15]. Available:

http://www.scribd.com/doc/20798551/Status-Kanker-Payudara

PRESENTASI KASUS
BEDAH UMUM

TUMOR MAMMAE

Pembimbing:
dr S.Marbun, Sp. B

Disusun oleh:
Mariana Felichiani
030.06.155

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD KOJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA 2010

Вам также может понравиться