Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
Health is one of the basic needs of society as well as an important aspect to be able to prosper. The government is responsible for
providing health and health care needs, especially for the poor. In order to realize universal health care for all people, the
government set a policy of the National Health Insurance Program.Problems in this research topic is how the implementation of the
National Health Insurance program in Mental Hospital Menur. And how resources, disposition, bureaucratic structure,
communication, support the target groups, the degree of desired change and response objects affect policy implementation of the
National Health Insurance program in Mental Hospital Menur.The method used in this study is a qualitative research method with a
descriptive type. Data were collected by interview, observation and documentation as well as the determination of informants using
purposive technique. While the examination technique of the validity of data through triangulation of data sources. The results
showed that the implementation of the National Health Insurance program in Mental Hospital Menur been going well and according
to existing procedures. Whereas the resource staff, physical facilities under conditions of inadequate or insufficient. And still needed
socialization for participants of the National Health Insurance on the requirements that must be met when will go to the Hospital. So
that neither party feels aggrieved or complicated and does not interfere with the implementation of national health insurance
progarm.
Keywords :
Implementation Policy, National Health Insurance Program, Social Security System, Mental Disorders.
Pendahuluan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan
dasar masyarakat, maka kesehatan adalah hak bagi
setiap warga masyarakat yang dilindungi oleh
Undang-Undang Dasar. Setiap negara mengakui
bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk
mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu, perbaikan
pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu
investasi sumber daya manusia untuk mencapai
masyarakat yang sejahtera.
Di negara sedang berkembang seperti
Indonesia, untuk dapat meningkatan kesejahteraan
masyarakat maka diperlukan adanya peran pemerintah
melalui layanan publik untuk dapat memenuhi
kebutuhan dasar rakyatnya, seperti kesehatan,
pendidikan, dan kebutuhan pokok lainnya
Pemerintah berkewajiban untuk dapat
memberikan kehidupan yang sehat dan sejahtera bagi
warga negaranya. Demi mewujudkan hal tersebut,
maka pemerintah pada tahun 2005 menyelenggarakan
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Miskin atau dikenal Asuransi Kesehatan Masyarakat
Miskin (ASKESKIN) yang kemudian berkembang
menjadi program kesehatan yang sekarang dikenal
dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Tabel 1.1
Jumlah penduduk yang memiliki Jaminan
Kesehatan tahun 2012 (dalam juta)
Jenis jaminan kesehatan
Peserta Askes PNS
Jiwa
17.274.520
TNI/Polri
2.300.000
Peserta Jamkesmas
76.400.000
5.600.000
31.866.390
15.351.532
2.856.539
151.548.981
Fasilitas
Kesehatan
Pembayaran
Ketersediaan Data
Faktor-Faktor
Yang
Dapat
Mempengaruhi
Keberhasilan Implementasi Program Jaminan
Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya
Metodologi Penelitian
Sumber Daya
a. Staf
Dari segi kuantitas staf yang dimiliki oleh Rumah Sakit
Jiwa Menur dalam melaksanakan program Jaminan
Kesehatan Nasional sudah mencukupi namun masih
diperlukan beberapa penambahan pada beberapa
bagian layanan berupa penambahan petugas medis dan
administratif. Hal tersebut sangat diperlukan guna tetap
dapat memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada,
mengingat jumlah pasien pengguna program JKN
semakin lama semakin bertambah banyak.
Sedangkan untuk kualitas sumber daya staf
yang dimiliki oleh Rumah sakit Jiwa Menur tersebut
sudah cukup memadai. Para staf tersebut memiliki
keahlian dan merupakan tenaga yang terdidik yang
sesuai dengan bidang pekerjaanya masing-masing. Hal
tersebut terlihat dengan kondisi dimana para petugas
tetap dapat memberikan pelayanan kesehatan meskipun
terkendala dengan kurangnya sejumlah staf pada
bagian pelayanan. Hal tersebut tidak terlepas dari
upaya-upaya yang dilakukan oleh Rumah Sakit dengan
mengadakan pelatihan, seminar, workshop dan
mengikutsertakan para stafnya dalam kegiatan
pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
ataupun Rumah Sakit lain.
b.Fisik
Sumber Daya
Administratif / staf: Kuantitas dan Kualitas
Sumber Daya staf di Rumah Sakit Jiwa Menur
untuk saat ini masih mencukupi. Dimana para
petugas pelaksana masih dapat memberikan
pelayanan kepada pasien dengan baik. Namun
untuk kedepannya diperlukan penambahan
petugas pelaksana.
Fasilitas Fisik: Fasilitas fisik yang dimiliki
Rumah Sakit Jiwa Menur masih belum tercukupi
pada beberapa fasilitas medis yaitu masih belum
adanya ruang perawatan untuk kelas 1 serta masih
terbatasnya jumlah tempat tidur di Instalasi Rawat
Inap. Serta belum tersedianya komputer pada
ruang perawatan di Poli Jiwa.
Informasi: Informasi terkait progam JKN
diperoleh melalui perwakilan dari BPJS yang
ditempatkan di Rumah Sakit, selain itu
penyaluran informasi juga dilakukan melalui
rapat formal, upacara apel pagi serta dari Juklak
dan Juknis.
Dana: Rumah Sakit Jiwa Menur memiliki dana
yang berasal dari biaya klaim yang diterima dari
BPJS terkait pelayanan yang telah diberikan oleh
Rumah Sakit Jiwa Menur kepada pasien peserta
JKN. Tidak terjadi kendala pada proses klaim
Rumah Sakit kepada BPJS. Untuk sistem
pembayaran BPJS kepada Rumah Sakit
menggunakan sistem INA-CBGs (Indonesia Case
Based Groups).
Struktur Birokrasi
Dalam pelaksanaan progam JKN ini Rumah
Sakit Jiwa Menur membuat struktur pengurusan
yang terdiri dari 3 tim yaitu tim pengelola yang
bertugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan
program JKN di Rumah Sakit. Tim pengendali
yang bertugas melakukan pengawasan akan
ketersediaan obat, durasi dan jumlah pemberian
obat ke pasien. Lalu Tim Coding dan Costing
yang bertugas melakukan input data pasien serta
pengajuan klaim ke BPJS. Rumah Sakit Jiwa
Menur sudah memiliki SOP kegiatan pelayanan
kesehatan maupun administrasi yang ada serta
SOP tersebut sudah mengatur mekanisme kerja.
Adanya SOP tersebut semakin mempermudah
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan
Nasional.
Komunikasi
Sudah terwujud Komunikasi dua arah, baik
antar petugas pelaksana maupun petugas
pelaksana dengan pasien / keluarga pasien,serta
telah terdapat kejelasan komunikasi baik internal
maupun eksternal melalui forum rapat. Namun
terdapat kendala terkait aturan dan petunjuk serta
arahan tentang pelaksanaan progam masih sering
berubah dan tidak konsisten, hal tersebut
membingungkan pihak Rumah Sakit terutama
bagi petugas frontline apabila terjadi perubahan
secara mendadak.
Disposisi
Aparat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Menur
sudah memiliki pemahaman dan pengetahuan
tentang progam Jaminan Kesehatan Nasional,
sehingga
menumbuhkan
penerimaan
dan
dukungan yang positif terhadap program tersebut.
Para pelaksana juga dapat menyelesaikan
tanggungjawab sesuai dengan tugas dan
peranannya.
Saran