Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh:
Ester Cardia Pakpahan
NIM 10-2012-057
Kelompok E6
Daftar Isi:
I.
Daftar Isi.......................................................................................
II.
Pendahuluan:
-Latar Belakang
...................................................................1
-Tujuan .......................................................................................1
-Kaidah Dasar Bioetik...................................................................1
III.
Isi:
-Beneficence .............................................................................2
-Non-Maleficence
...................................................................4
-Autonomi
.............................................................................6
-Justice .......................................................................................7
IV.
Penutup .......................................................................................8
V.
Pendahuluan
I.
Latar Belakang
Mempelajari kasus tentang dokter Bagus dan mengidentifikasi masalah-masalah
yang terjadi serta berusaha menentukan kaidah dasar bioetik apa yang harus
diterapkan.
II.
Tujuan Penulisan
Memahami, menjelaskan dan menerapkan kaidah dasar Bioetik(Beneficence,
Non-Maleficence, Autonomy dan Justice) dalam bidang kedokteran yang
dikaitkan dengan kasus tentang dokter Bagus.
III.
Isi
1.
Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia,
dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan.
Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien.
Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien
mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk.
Biasanya Beneficence diterapkan pada pasien-pasien umum.3 Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Mengutamakan Alturisme
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya
menguntungkan seorang dokter
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
suatu keburukannya
Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
orang lain inginkan
Memberi suatu resep
Pembatasan Goal Based
Tidak menarik honorarium di luar kepantasan
Contoh Kasus:
Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Sehariharinya ia bertugas si sebuah Puskesas yang hanya ditemani oleh seorang mantri, hal ini
merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga desa yang
datang berobat karena Puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang
ada. Dokter Bagus betugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan
ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan
pertolongannya.
1
2
Beneficence
Mengutamakan Alturisme
Memandang pasien atau keluarga
bukanlah suatu tindakan tidak hanya
Ada
Tidak Ada
4
5
6
7
8
9
2. Non-Maleficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan
yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien
sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.4 Biasanya NonMaleficence diterapkan pada pasien yang gawat darurat. Non-malficence mempunyai ciriciri:
Contoh Kasus:
Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang periksa, dr. Bagus terkejut kerena
segerombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak
sadarkan diri. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar
karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. Ketika yang lain
sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu orang mengatakan
bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin penggilingan
padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan
dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter Bagus mendapatkan telapak tangan
pemuda tersebut hancur. Dokter Bagus bertanya kepada orang-orang yang mengantar pemuda
tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi
keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter
Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus
dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat hati, istri pemuda tersebut menyetujui
tindakan yang akan dilakukan oleh dokter Bagus. Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus
akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami
kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien
diperbolehkan pulang dengan diberii beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang
kembali untuk kontrol.
4
Non-Maleficence
Ada
Tidak Ada
3. Autonomi
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus
diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam
hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri.
Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan
pasien demi dirinya sendiri.5 Autonomy mempunyai ciri-ciri:
Contoh Kasus:
Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya
mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang-buang air besar. Setelah memeriksakan
anak tersebut, dr. Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah sakit yang berada
di kota. Namun ibu tersebut menolah karena tidak mempunyai uang untuk berobat. baik lah
kalau begitu saya akan meberikan ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan
obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak mampir kerumah ibu untuk melihat
kondisi keadaan anak ibu kata dr. Bagus. pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu
ini dan setelah tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini kata dokter Bagus
kepada pak mantri.
Autonomi
Ada
Tidak Ada
4. Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan
adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat
ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan,
dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.6 Justice
mempunyai ciri-ciri :
Contoh Kasus:
Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke Puskesmas sudah ada 5 orang pasien yang sedang
mengantri. Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini
dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. Pasien pertama adalah seorang
ibu, datang dengan keluhan demam 2 hari yang lalu disertai batuk dan pilek. Setelah
memeriksa pasien tersebut, dokter Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin
serta nasehat agar istirahat yang cukup.
1
2
Justice
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
Mengambil porsi terakhir dari proses membagi
yang telah ia lakukan
Ada
Tidak Ada
Penutup
Berdasarkan pembahasan yang telah saya lakukan diatas, dokter Bagus sudah melaksanakan
prinsip Bioetik yaitu Beneficence, Non-Maleficence, Autonomi dan Justice. Akan tetapi ada
juga beberapa dari prinsip itu yang sudah dilanggar oleh dokter Bagus. Secara keseluruhan,
dokter Bagus sudah menerapkan kaidah dasar Bioetik didalam kesehariannya menangani
pasien. Pernyataan ini dapat dibuktikan melaui pelayanannya kepada masyarakat dengan
menggunakan prinsip beneficence.
Kesimpulannya semua hasil yang diambil harus berdasarkan keputusan yang terjadi dilandasi
niat yang murni untuk melakukan kebaikan. Pasien sebagai orang yang memiliki penyakit
atau masalah kesehatan harus mendapat pelayanan kesehatan yang terbaik, terutama
pasien yang berada dalam keadaan gawat darurat. Segala akibat yang timbul akibat tindakan
yang diambil harus dipertanggung jawabkan
Daftar Pustaka
1. Thomas A. Shannon. Penghantar Bioetika Penerbt PT Gramedia Pustaka Uatama,
Jakarta