Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
1.Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas O2 lebih dari 21% pada tekanan
1 atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
(www.google.co.id)
2.Anatomi Sistem Pernapasan
A.Saluran Nafas Atas
1.Hidung
Fungsi hidung:
-
2.Faring
3.Laring
Fungsi laring:
4.Trakea
2.Bronkiolus
3.Bronkiolus terminalis
Bronkiolus
membentuk
percabangan
menjadi
bronkiolus
6. Alveoli
PARU-PARU
PLEURA
Terbagi menjadi 2:
- Pleura parietalis
yaitu
yang
melapisi
rongga
dada
(Syaifuddin,1997:87-90)
juga
kedalaman
pernapasan
yang
meningkat.
5.Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu
bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus
memantau laju dan kedalaman pernapasan.
6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu :
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel
jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan
obstruksi sebagian jalan napas.
Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam
tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan
dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat
disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagianbagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah
hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan
menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang
berakumulasi didalam darah.
Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku
dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen
dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk
fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya
selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang
hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.
7. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini
Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan maneuver
jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher.
Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga
mulut dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.
Kegagalan membuka nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain
yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti
nafas (apnea)
Bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui
mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada sumbatan pada
jalan nafas dan dilakukan maneuver Heimlich.
Abdominal thrust
Chest thrust
Back blow
Gambar4. Pasien tidak sadar dengan posisi terlentang, perhatikan jalan nafasnya
Pangkal lidah tampak menutupi jalan nafas
Lakukan teknik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas.
Tempatkan korban pada tempat yang datar.
Kepala dan leher korban jangan terganjal
Chin Lift
Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan
Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien
kemudian angkat.
Head Tilt
Dlilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh
dilakukan pada pasien dugaan fraktur servikal.
Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah
sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun
terangkat ke depan.
Gambar 5. tangan kanan melakukan Chin lift ( dagu diangkat). dan tangan kiri
melakukan head tilt. Pangkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas.
Jaw thrust
Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi
bawah berada di depan barisan gigi atas
Penilaian:
o
o
o
Jika tidak ada denyut jantung dilakukan kompresi dan bantuan nafas
dengan ratio 15 : 2
Jika ada nafas dan denyut jantung teraba letakkan korban pada posisi sisi
mantap
Jika tidak ada nafas tetapi teraba denyut jantung, berikan bantuan nafas
sebanyak 12 kali permenit dan monitor denyut jantung setiap saat.
DAFTAR PUSTAKA
Boswick,John A.1988.Perawatan Gawat Darurat(Emergency Care).Jakarta:EGC
www.google.co.id tentang monitoring fungsi nafas dan oksigenasi, diakses tgl 13
Sep 2009 pkl 09.30
Syaifuddin.1997.Anatomi Fisiologi.edisi 2.Jakarta:EGC
Potter&Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.edisi 4.Jakarta:EGC