Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh manusia terdiri dari beberapa sistem, diantaranya yang utama
adalah sistem pernafasan dan sistem sirkulasi
Kedua sistem ini meruapakan komponen utama dalam mempertahankan
hidup.Terganggunya salah satu fungsi ini dapat mengakibatkan ancaman
kehilangan nyawa. Tubuh dapat menyimpan makanan untuk beberapa minggu
dan menyimpan air untuk beberapa hari, tetapi hanya dapat menyimpan
oksigen (O) untuk beberapa menit saja.
Sistem pernafasan

mensuplai oksigen kedalam tubuh sesuai dengan

kebutuhan dan juga mengeluarkan karbondioksida (CO). Sistem sirkulasi


inilah yang bertanggungjawab memberikan suplai oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh.
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
semester 5
1.2.2 Untuk menambah ilmu pengetahuan,baik bagi penulis maupun pembaca

BAB 2
PEMBAHASAN

1.Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas O2 lebih dari 21% pada tekanan
1 atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
(www.google.co.id)
2.Anatomi Sistem Pernapasan
A.Saluran Nafas Atas
1.Hidung

Terdiri atas bagian eksternal dan internal

Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang


hidung dan kartlago

Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan


menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal
yang sempit yang disebut septum

Rongga hidung dilapisi dengan membrane mukosa yang sangat


banyak mengandung vascular yang disebut mukosa hidung

Fungsi hidung:
-

sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paruparu.

Sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta


menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru

2.Faring

Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang


menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring

Faring dibagi menjadi 3 region:nasal(nasofaring), oral(orofaring),


laring(laringofaring)

Fungsi laring adalah menyediakan saluran pada traktus


respiratorius dan disgestif.

3.Laring

Laring sering disebut sebagai kotak suara yang terdiri dari:


-

Epiglotis:daun katup kartilago yang menutupi ostium


kearah laring selama menelan

Glotis:ostium antara pita suara dalam laring

Kartilago tiroid:kartilago terbesar pada trakea,sebagian


dari kartilago ini membentuk jakun

Kartilago krokoid:satu-satunya cincin kartilago yang


komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)

Kartilago aritenoid:digunakan dalam gerakan pita suara


dengan kartilago tiroid

Pita suara:ligament yang dikontrol oleh gerakan otot yang


menghasilkan bunyi suara

Fungsi laring:

Memungkinkan terjadinya vokalisasi

Melindungi jalan nafas bawah dari obstrruksi


benda asing

4.Trakea

Disebut juga batang tenggorok

Ujung trakea bercabang menjadi 2 bronkus yang disebut karina

B.Saluran nafas bawah


1.Bronkus

Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri

Bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2


bronkus)

2.Bronkiolus

Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi


lender yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi
bagian dalam jalan nafas

3.Bronkiolus terminalis

Bronkiolus

membentuk

percabangan

menjadi

bronkiolus

terminalis (yang tidak mempunyai lender dan silia)


4.Bronkiolus respiratori

Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori

Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional


antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas

5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar

Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus


alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli

6. Alveoli

Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2

Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu


lembar akan seluas 70 m2

Terdiri atas 3 tipe :


-

Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk


dinding alveoli

Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara


metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid

yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar


agar tidak kolaps)
-

Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang


merupakan sel-sel fagosit dan bekerja sebagai mekanisme
pertahanan

PARU-PARU

Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut

Terletak dalam rongga dada atau toraks

Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi


jantung dan beberapa pembuluh darah besar

Setiap paru mempunyai apeks dan basis


Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura
interlobaris

Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus

Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai


dengan segmen bronkusnya

PLEURA

Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan


elastis

Terbagi menjadi 2:
- Pleura parietalis

yaitu

yang

melapisi

rongga

dada

- Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru

Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis


pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu
bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan
toraks dengan paru-paru

Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir,


hal ini untuk mencegah kolap paru-paru.

(Syaifuddin,1997:87-90)

3. Fisiologi Sistem Pernapasan


Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu
dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang
dibuang (ekspirasi).
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paruparu atau sebaliknya. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma
turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan
gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara
alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi
yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi
oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini
kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi
membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal
gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler
pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru

b. Tebal membran respirasi


c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan
tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan
karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paruparu. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di
dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin.
Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
1. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada
yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada
waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter
dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter
transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval.
Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola
napas.
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi.
Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit

O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada


daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang
meningkat,

juga

kedalaman

pernapasan

yang

meningkat.

Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan


berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya
jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan
curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan
meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi
pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang
akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi
kebutuhan akan oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman
pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam
tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu
dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
4.Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat
pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu
penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek
sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena
hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka
anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari
sel.

5.Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu
bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus
memantau laju dan kedalaman pernapasan.
6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu :
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel
jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan
obstruksi sebagian jalan napas.
Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam
tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan
dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat
disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagianbagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah
hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan
menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang
berakumulasi didalam darah.
Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku
dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen
dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk
fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya
selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang
hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.
7. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini

sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang


sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping
hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung
meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas
kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
8. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di
sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi
jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau
trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan,
karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu
tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian
atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru.
Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi
keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang
tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara
mengorok selama inhalasi (inspirasi).
(Potter&Perry,2005)
5. Pemeriksaan Jalan Nafas
Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela
iga, warna mukosa/kulit dan kesadaran.
Lihat lubang hidung untuk melihat apakah ia terbuka dan dalam
keadaan istirahat. Perhatikan dada bagi ekspansi yang normal dan
simetris. Perhatikan gerakan abdomen yang menunjukkan bahwa
diafragma bekerja.

Dengar aliran udara pernafasan


Dengarkan dengan telinga didekatkan ke mulut untuk memastikan
kembali bahwa ada pergerakan udara yang baik keluar dari hidung
dan mulut. Dengan stetoskop,dengarkan toraks di anterior dan
posterior. Berikan perhatian khusus pada bagian atas dada di setiap
sisi.

Rasakan adanya aliran udara pernapasan dengan menggunakan pipi


penolong.
(John A.Boswick.1988:14)

Gambar 1. Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara simultan.


Cara ini dilakukan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan.
Tindakan:
1.Membuka jalan nafas dengan proteksi cervical

Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)

Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)

Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi

Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan maneuver
jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher.

Untuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat


dilakukan teknik Cross Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari
dan jari telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas dan bawah.

Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga
mulut dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.

Kegagalan membuka nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain
yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti
nafas (apnea)

Bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui
mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada sumbatan pada
jalan nafas dan dilakukan maneuver Heimlich.

Gambar 2. Pemeriksaan sumbatan jalan nafas di daerah mulut dengan


menggunakan teknik cross finger
Tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas tambahan) :

Mendengkur(snoring), berasal dari sumbatan pangkal lidah. Cara


mengatasi : chin lift, jaw thrust, pemasangan pipa
orofaring/nasofaring, pemasangan pipa endotrakeal.

Berkumur (gargling), penyebab : ada cairan di daerah hipofaring.


Cara mengatasi : finger sweep, pengisapan/suction.

Stridor (crowing), sumbatan di plika vokalis. Cara mengatasi :


cricotirotomi, trakeostomi.

2.Membersihkan jalan nafas


Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing pada
rongga mulut belakang atau hipofaring seperti gumpalan darah,
muntahan, benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang.
Cara melakukannya :
Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan fraktur tulang leher)
kemudian buka mulut dengan jaw thrust dan tekan dagu ke bawah
bila otot rahang lemas (maneuver emaresi)
Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih atau
dibungkus dengan sarung tangan/kassa/kain untuk membersihkan
rongga mulut dengan gerakan menyapu.

Gambar 3. Tehnik finger sweep

3. Mengatasi sumbatan nafas parsial


Dapat digunakan teknik manual thrust

Abdominal thrust
Chest thrust
Back blow

Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan :

Gelisah oleh karena hipoksia


Gerak otot nafas tambahan (retraksi sela iga, tracheal tug)
Gerak dada dan perut paradoksal
Sianosis
Kelelahan dan meninggal

Jalan nafas bebas:


Pasien sadar, ajak bicara. Bicara jelas dan lancar berarti jalan nafas
bebas
Beri oksigen bila ada 6 liter/menit
Jaga tulang leher : baringkan penderita di tempat datar, wajah ke
depan, posisi leher netral
Nilai apakah ada suara nafas tambahan.

Gambar4. Pasien tidak sadar dengan posisi terlentang, perhatikan jalan nafasnya
Pangkal lidah tampak menutupi jalan nafas
Lakukan teknik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas.
Tempatkan korban pada tempat yang datar.
Kepala dan leher korban jangan terganjal

Chin Lift
Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan
Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien
kemudian angkat.

Head Tilt
Dlilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh
dilakukan pada pasien dugaan fraktur servikal.
Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah
sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun
terangkat ke depan.

Gambar 5. tangan kanan melakukan Chin lift ( dagu diangkat). dan tangan kiri
melakukan head tilt. Pangkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas.
Jaw thrust
Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi
bawah berada di depan barisan gigi atas

Gambar maneuver jaw thrust


Mengatasi sumbatan parsial/sebagian. Digunakan untuk membebaskan sumbatan
dari benda padat.

Penilaian:
o
o
o

Jika tidak ada denyut jantung dilakukan kompresi dan bantuan nafas
dengan ratio 15 : 2
Jika ada nafas dan denyut jantung teraba letakkan korban pada posisi sisi
mantap
Jika tidak ada nafas tetapi teraba denyut jantung, berikan bantuan nafas
sebanyak 12 kali permenit dan monitor denyut jantung setiap saat.

DAFTAR PUSTAKA
Boswick,John A.1988.Perawatan Gawat Darurat(Emergency Care).Jakarta:EGC
www.google.co.id tentang monitoring fungsi nafas dan oksigenasi, diakses tgl 13
Sep 2009 pkl 09.30
Syaifuddin.1997.Anatomi Fisiologi.edisi 2.Jakarta:EGC
Potter&Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.edisi 4.Jakarta:EGC

Вам также может понравиться