Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat

hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa ataupun akibat keduanya.
Kekeruhan lensa pada katarak dapat mengenai kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Kekeruhan lensa
ini mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau
abu-abu. Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam
penglihatan yang menurun secara progresif.1
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan (WHO). Sebanyak tujuh belas
juta populasi dunia mengidap kebutaan yang disebabkan oleh katarak dan dijangka
menjelang tahun 2020, angka ini akan meningkat menjadi empat puluh juta. Katarak
memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai
hal, tetapi biasanya berkaitan dengan proses degeneratif.2,3 Katarak senilis merupakan
jenis katarak yang paling sering ditemukan dimana 90 % dari seluruh kasus katarak
adalah katarak senilis.
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun. Katarak akibat penuaan merupakan penyebab umum gangguan
penglihatan. Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi katarak pada
individu berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50%; prevalensi ini meningkat hingga
70% pada individu diatas 75 tahun. Tidak ada perbedaan ras dan jenis kelamin
terhadap penurunan penglihatan5

Katarak senilis dapat dibagi kedalam 4 stadium, yaitu katarak insipien, katak
imatur, katarak matur dan katarak hipermatur. Katarak insipient merupakan stadium
katarak yang paling awal dan belum menimbulkan gangguan visus. Pada katarak
imatur, kekeruhan belum mengenai seluruh bagian lensa sedangkan pada katarak
matur, kekeruhan telah mengenai seluruh bagian lensa. Sementara katarak hipermatur
adalah katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau
lembek dan mencair.1
Pengobatan pada katarak adalah tidakan pembedahan. Setelah pembedahan,
lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraocular.
Dengan peningkatan pengetahuan mengenai katarak, penatalaksanaan sebelum,
selama, dan post operasi, diharapkan penganganan katarak dapat lebih diperluas
sehingga prevalensi kebutaan di Indonesia dapat diturunkan.
1.2

Batasan Masalah
Case Report Session (CRS) ini akan membahas mengenai anatomi dan

fisiologi lensa, definisi,epidemiologi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis,


diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, komplikasi dan prognosis pada katarak
senilis imatur.
1.3

Tujuan Penelitian
Penulisan Case Report Session (CRS) ini bertujuan untuk memahami serta

menambah pengetahuan tentang katarak senilis imatur


1.4

Metode Penelitian
Penulisan CRS ini menggunakan berbagai literatur sebagai sumber

kepustakaan.

BAB II
2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1
Anatomi dan Fisiologi Lensa
2.1.1 Anatomi Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan transparan.
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan pada lensplate.1 Tebal sekitar 4 mm dan
diameternya 9 mm. Dibelakang iris lensa digantung oleh zonula (zonula Zinnii) yang
menghubungkan dengan korpus siliare. Disebelah anterior lensa terdapat humour aquos dan
disebelah posterior terdapat vitreus. Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel
yang dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular.
Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat
lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastik.2
Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral
yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di
kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi
maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa.2

Gamabar 2.1 Potong lintang lensa


2.1.2

Fisiologi Lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk

memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat
3

zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya
refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk
memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula
berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis
diiringi oleh peningkatan daya biasnya. Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris,
zonula, dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi.
Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang.
Selain itu juga terdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata untuk
memfokuskan sinar ke bintik kuning, lensa menyumbang +18.0 Dioptri.2.
2.2

Katarak

2.2.1

Definisi
Kata katarak berasal dari bahasa latin Cataracta yang berarti air terjun, karena orang

yang menderita katarak mempunyai penglihatan yang kabur seolah-olah penglihatannya


dihalangi air terjun.3 Katarak adalah kekeruhan atau opasifikasi dari lensa mata atau kapsula
lensa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan. 5,6,7 Kekeruhan ini terjadi akibat hidrasi
cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan
serat atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai proses
degenerasi.8
Kekeruhan lensa dapat mengenai satu atau kedua mata dan tampak kekeruhan lensa
yang mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih. Walaupun
demikian, jika karatak mengenai satu mata tidak berarti akan menularkan ke mata lain.9
2.2.2 Klasifikasi Katarak
Klasifikasi katarak yakni berdasarkan : 2,3,4
a. Waktu terjadi (katarak didapat dan congenital)
b. Maturitas
c. Morfologi.
Klasifikasi katarak menurut waktu terjadinya yaitu : 2,3,4
1. Katarak didapat (acquired cataracts) , yakni > 99% katarak.
a. Katarak senilis ( lebih dari >90% katarak)
b. Katarak dengan penyakit sistemik
c. Katarak sekunder dan komplikata
4

d. Katarak ikutan (post-operasi katarak)


e. Katarak traumatik
f. Katarak toksik
2. Katarak kongenital (kurang dari 1 %)
a. Katarak Herediter
b. Katarak berkaitan dengan kerusakan embrionik awal (transplacental)
2.3

Katarak Senilis

2.3.1

Definisi Katarak Senilis


Katarak senilis imatur merupakan salah satu stadium katarak senilis, dimana pada

stadium ini kekeruhan lensa belum terjadi disemua bagian lensa. Kekeruhan pada stadium ini
utamanya terjadi di bagian posterior dan belakang nukleus lensa. Pada katarak imatur,
volume lensa dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan degeneratif lensa.
Pada keadaan ini, lensa akan mencembung dan dapat menimbulkan hambatan pupil sehingga
terjadi glaukoma sekunder.1,2
2.3.2 Epidemiologi Katarak senilis
Penuaan merupakan penyebab katarak yang terbanyak. Katarak akibat penuaan
merupakan penyebab umum gangguan penglihatan. Berbagai studi cross-sectional
melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50%;
prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu diatas 75 tahun. Tidak ada perbedaan ras
dan jenis kelamin terhadap penurunan penglihatan5
2.3.3 Klasifikasi Katarak Senilis
a. Berdasarkan maturitas yakni sebagai berikut :
1. Stadium insipient
2. Stadium imatur
3. Stadium matur
4. Stadium hipermatur
b. Berdasarkan morfologisnya, yakni sebagai berikut :
1. Katarak subcapsular
2. Katarak nuclear
3. Katarak kortikal
2.3.4

Etiologi Katarak Senilis


Penyebab katarak senilis belum diketahui secara pasti. Diduga terjadi karena :
1. Proses pada nucleus
5

Oleh karena serabut- serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong kearah
tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat (nukleus), mengalami
dehidrasi, penimbunan ion calcium dan sclerosis. Pada nucleus ini kemudian terjadi
penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih hipermetrop. Lama-kelamaan
nucleus lensa yang pada mulanya bewarna putih, menjadi kekuning-kuningan.2
2. Proses pada korteks
Timbulnya celah-celah diantara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan
penimbunan calcium, sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung, dan membengkak,
menjadi lebih miop. Pada stadium awal, karena proses pengerasan dari nucleus lensa,
seringkali terjadi peningkatan indeks refraksi lensa yang mengakibatkan terjadinya myopic
shift pada refraksi (myopia lentikuler). Pada beberapa kasus, myopc shift dapat membuat
orang-orang dengan presbiopi seolah-olah mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat
pada usia yang bertambah kondisi ini disebut juga sebagai second sight (penglihatan
sekunder).2
2.3.5 Patofisiologi Katarak Senilis
Patofisiologi terjadinya katarak senilis terjadi sangat kompleks. Dan belum
sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian, pada lensa katarak secara karakteristik terdapat
agregrat-agregat protein yang menghamburkan cahaya dan mengurangi transparansinya.
Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau
coklat.. temuan tambahan mungkin berupa vesikel diantara serat-serat lensa atau migrasi
epitel dan pembesaran epite-epitel yang menyimpang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tipe, maturasi dan usia munculnya katarak senilis:
-

Keturunan : mempengaruhi peran genetik dalam mulainya awitan seorang individu


terkena katarak dan maturasi dari kataraknya tersebut,

Radiasi Ultraviolet: paparan UV yang tinggi mempercepat maturasi dan usia


munculnya katarak.

Faktor diet: Defisiensi dari beberapa jenis protein, asam amino dan vitamin C, E serta
riboflavin dihubungkan dengan kecepatan maturasi dan usia munculnya katarak

Krisis dehidrasi: Riwayat dehidrasi berat seperti pada kolera meningkatkan resiko.

Merokok: merokok mempercepat munculnya katarak. Merokok menyebabkan


penumpukan molekul berpigmen -3 hydroxykhynurine dan chromophores, yang
menyebabkan terjadinya penguningan warna lensa, yang menyebabkan kekuningan.
Sianat dalam rokok juga menyebabkan terjadinya karbamilasi dan denaturasi protein.

Stadium maturasi katarak senilis :


A. Maturasi dari katarak senilis tipe kortikal
I. Stadium katarak insipien
Merupakan stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan
visus.Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa berca-bercak seperti
jari-jari roda, terutama mengenai korteks anterior, sedang aksis relatif masih
jernih.Gambaran berupa Spokes of a wheel.

Gambar : Katarak stadium insipien Spokes of a wheel


II. Katarak senilis imatur:
7

Lensa terlihat putih keabu-abuan, namun masih terdapat korteks yang jernih, maka
terdapat iris shadow.Kekeruhan terdapat dibagian posterior dan bagian belakang
nukleus lensa.Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi kroteks, yang mengakibatkan
lensa menjadi cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya
bertambah dan mata menjadi miopia.
III. Katarak senilis matur:
Kekeruhan korteks secara total sehingga iris shadow tidak ada. Lensa telah menjadi
keruh seluruhnya.Pada pupil nampak lensa yang seperti mutiara.Pada stadium ni,
lensa akan berukuran normal kembali akibat terjadi pengeluaran air.
IV. Katarak senilis hipermatur
i.

Katarak hipermatur tipe Morgagni: Pada kondisi ini, korteks mencair dan lensa
menjadi seperti susu. Nukleus yang berwarna coklat tenggelam ke dasar.Pada
stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, sehingga isi korteks yang cair
dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang dibawahnya terdapat nukleus lensa.

ii. Katarak hipermatur tipe sklerotik: Pada kondisi ini, korteks terdisintegrasi dan
lensa menjadi berkerut yang menyebabkan COA menjadi dalam.

Gambar : Katarak hipermatur tipe Morgagni


B. Maturasi dari katarak senilis tipe nuklear:
8

Pada keadaan ini, lensa menjadi keras dan tidak elastis, sehingga menurunkan
kemampuan akomodasi serta menghalangi cahaya. Perubahan dimulai dari tengah, lalu secara
perlahan menyebar ke perifer sampai hampir meliputi seluruh kapsul, namun masih terdapat
sedikit bagian dari korteks yang masih jernih. Warna yang dapat dilihat ialah coklat
(cataracta brunescens), hitam (cataracta nigra) dan merah (cataracta rubra)

Gambar : A.Cataracta brunescens, B.Cataracta nigra, C.Cataracta rubra

2.3.6 Gejala Klinis Katarak Senilis


Kekeruhan lensa dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala, dan dijumpai pada
pemeriksaan mata rutin. Gejala katarak yang sering dikeluhkan adalah :
1. Silau

Pasien katarak sering mengeluh silau, yang bisa bervariasi keparahannya mulai dari
penurunan sensitivitas kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada saat
siang hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau kondisi serupa di malam hari.
Keluhan silau tergantung dengan lokasi dan besar kekeruhannya, biasanya dijumpai
pada tipe katarak posterior subkapsular.
2. Diplopia monokular atau polypia
Terkadang, perubahan nuklear terletak pada lapisan dalam nukleus lensa,
menyebabkan daerah pembiasan multipel di tengah lensa sehingga menyebabkan
refraksi yang ireguler karena indeks bias yang berbeda.
3. Halo
Hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien oleh karena terpecahnya sinar putih menjadi
spektrum warna oleh karena meningkatnya kandungan air dalam lensa.
4. Distorsi
Katarak dapat menyebabkan garis lurus kelihatan bergelombang
5. Penurunan tajam penglihatan
Katarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif tanpa rasa nyeri. Umumnya
pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya langsung tepat sasaran. Dalam situasi
lain, pasien hanya menyadari adanya gangguan penglihatan setelah dilakukan
pemeriksaan. Pada katarak kupuliform (opasitas sentral) gejala lebih buruk ketika
siang hari dan membaik ketika malam hari. Pada katarak kuneiform (opasitas perifer)
gejala lebih buruk ketika malam hari.
6. Myopic shift
Seiring dengan perkembangan katarak, dapat terjadi peningkatan dioptri kekuatan
lensa, yang pada umumnya menyebabkan miopia ringan atau sedang. Umumnya,
pematangan katarak nuklear ditandai dengan kembalinya penglihatan dekat
10

oleh

karena meningkatnya miopia akibat kekuatan refraktif lensa nuklear sklerotik yang
menguat, sehingga kacamata baca atau bifokal tidak diperlukan lagi. Perubahan ini
disebut second sight. Akan tetapi, seiring dengan penurunan kualitas optikal lensa,
kemampuan tersebut akhirnya hilang.

2.3.7

Diagnosis
Diagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis danpemeriksaan fisik

matasertapemeriksaanpenunjang.
Anamnesis:11

Penurunanketajamanpenglihatansecaraprogresif(gejalautamakatarak).
Matatidaksakit,gatal,ataumerah(kecualipadakataraktraumatik).
Penglihatansepertiberkabut,berasap,tertutupfilm.
Perubahandayalihatwarnadankontrassensitivitas.
Silau pada mata terutama saat mengendarai kendaraan malam hari, lampu yang

terang
Diplopiadanpolypia
Baikmelihatdekatpadapasienrabundekat(hipermetropia).

Pemeriksaanfisik:11

Pemeriksaanvisus.
Slitlamp
Tonometri
Ophtalmoscopydirectatauindirect.
Pemeriksaan laboratorium diminta sebagai bagian dari proses screening pra

operasiuntukmendeteksipenyakityangmenyertai,sepertidiabetesmellitus,hipertensi,
dan penyakit jantung. Stadium katarak senilis ditentukan berdasarkan ketajaman
penglihatan pasien. Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra,
11

konjungtiva, kornea, iris, pupil, dan COA dalam keadaan normal. Pada lensa pasien
katarak,didapatkan lensakeruh.Selanjutnya bisadilakukan pemeriksaan shadowtest
untukmenentukanstadiumpadapenyakitkataraksenilis.11
2.3.8

Diagnosis Banding
Diagnosis Banding Katarak Senillis Imatur :

2.3.9

Kekeruhan badan kaca


Endopthalmitis
Glaukoma kronis

Penatalaksanaan
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak

tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti
kacamata sehingga didapatkan penglihatan maksimal. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang
dapat menjernihkan lensa yang keruh. Namun, aldose reductase inhibitor, diketahui dapat
menghambat konversi glukosa menjadi sorbitol dan sudah memperlihatkan hasil yang
menjanjikan dalam pencegahan katarak gula pada hewan. Obat anti katarak lainnya sedang
diteliti termasuk diantaranya agen yang menurunkan kadar sorbitol, aspirin, agen
glutathione-raising, dan antioksidan vitamin C dan E.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Terdapat 2 tipe
ekstraksi lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract
ekstraksi (ECCE). ECCE sendiri terdiri dari dua teknik yaitu Small Incision Cataract Surgery
(SICS) dan Phakoemulsifikasi.10
-

Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)


Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya.
Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan
dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya
dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak
12

akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat
lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia
kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit
yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis,
endoftalmitis, dan perdarahan.
-

Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)


Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan
kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien
katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti,
implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa
intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan
prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami
prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid
macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat
melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat
timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

Phakoemulsifikasi
Phakoemulsifikasi merupakan suatu teknik ekstraksi lensa dengan memecah dan
memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil
(sekitar 2-3 mm) di kornea. Getaran ultrasonik akan digunakan untuk
menghancurkan katarak, selanjutnya mesin phako akan menyedot massa katarak
yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat
dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak
13

diperlukan jahitan dan irisan akan pulih dengan sendirinya

sehingga

memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas seharihari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan
katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat.
-

Small Incision Cataract Surgery SICS


Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih murah dan proses
penyembuhannya lebih cepat.

Lensa Tanam Intraokuler


Implantasi lensa intraokular merupakan metode pilihan untuk koreksi afakia.
Biasanya bahan lensa intraokuler terbuat dari polymethylmethacrylate (PMMA).
Pembagian besar dari lensa intraokular berdasarkan metodi fiksasi pada mata
ialah:
1. IOL COA: Lensa di depan iris dan disangga oleh sudut dari COA.
2. Lensa yang disangga iris: lensa dijahit kepada iris, memiliki tingkat
komplikasi yang tinggi.
3. Lensa Bilik Mata Belakang: Lensa diletakan di belakang iris, disangga oleh
sulkus siliaris atau kapsula posterior lensa.

2.3.10 Komplikasi
-

Komplikasi Intra Operatif


Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi
suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam
luka serta retinal light toxicity2,10

Komplikasi dini pasca operatif

14

COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan
yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar,
edema stroma dan epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea
perifer dengan daerah sentral yang bersih paling sering)

Ruptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps vitreus

Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak
adekuat yang dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang
tidak sempurna, astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.

Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi

Komplikasi lambat pasca operatif

Ablasio retina

Endoftalmitis kronik yang timbul karena organissme dengan virulensi rendah


yang terperangkap dalam kantong kapsuler

Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah Malformasi
lensa intraokuler, jarang terjadi.

2.3.11 Prognosis
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang.
Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil
dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau
fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2
garis pada pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.
15

BABIII
ILUSTRASIKASUS
IDENTITASPASIEN
Nama
JenisKelamin
Umur
Pekerjaan
Agama
Alamat

:Ny.Syamsimar
:Perempuan
:66tahun
:Iburumahtangga
:Islam
:Pauh

ANAMNESIS
16

Seorangpasienperempuanberumur66tahundirawatdibangsalmataRSUPM.Djamil
Padangpadatanggal11April2016
KeluhanUtama:Penglihatanmatakiridankanandirasakabursejak1tahunyanglalu
RiwayatPenyakitSekarang:
- Penglihatanmata kanandan kiri kabur secaraperlahanyangsemakinlamasemakin
kaburhinggamenggangguaktivitasdantidakdisertairasanyeri sejak 1tahun yang
-

lalu.
Matakanandirasakankaburterlebihdahuludaripadamatakiri
Matakananterasalebihkaburdaripadamatakiri
Pandangansepertimelihatdibalikasap(+)
Keluhanmatasilau,gatal(+)
Keluhanpenglihatanganda(+)
Keluhansakitkepala(+)
Matamerah,berair,sekretpadakeduamata()
Pasien telah menggunakan kacamata sejak usia 50 tahun. Koreksi terakhir= OD:
+3.00OS:+3.00

RiwayatPenyakitDahulu:
- Riwayathipertensitidakterkontrolada
- Riwayatpenyakitmatasebelumnyatidakada
- Riwayatoperasimatasebelumnyatidakada
- Riwayatalergitidakada
- Riwayatdiabetestidakada
- Riwayattraumapadakeduabolamatatidakada
- Riwayatmatamasukbendaasingtidakada
RiwayatPenyakitKeluarga:
- Riwayatanggotakeluargamenderitapenyakitsepertipasientidakada.

17

PEMERIKSAANFISIK
STATUS
OFTALMOLOGI

OKULODEKSTRA

OKULOSINISTRA

Visustanpakoreksi

1/60

1/60

Visusdengankoreksi

Reflekfundus

(+)

(+)

Silia/Supersilia

Trikiasis()
Madarosis()

Trikiasis()
Madarosis()

Palpebrasuperior

Edema()

Edema()

Palpebrainferior

Edema()

Edema()

Margopalpebral

Entropion()
Ektropion()

Entropion()
Ektropion()

Aparatlakrimalis

Normal

Normal

Konjungtivatarsalis

Hiperemis()

Hiperemis()

Konjungtivafornics

Hiperemis()

Hiperemis()

Konjungtivabulbi

Hiperemis()

Hiperemis()

Sklera

Putih

Putih

Kornea

Bening

Bening

Kameraokulianterior

Cukupdalam

Cukupdalam

Iris

Coklat
Rugae(+)

Coklat
Rugae(+)

Pupil

Bulat(+)
3mm
Rf.cahaya+/+

Bulat(+)
3mm
Rf.cahaya+/+

Lensa

Keruhnukleus,
subkapsulposterior

Keruhnukleus,
subkapsulposterior

Korpusvitreum

Jernih

Jernih

18

Funduskopi:
Media
Papiloptic

Agakkeruh
Bulat,batastegas,
c/d0,30,6
1:3
Tidakjelas
Tidakjelas

A/V
Retina
Makula

Agakkeruh
Bulat,batastegas,
c/d0,30,6
1:3
Tidakjelas
Tidakjelas

Tekananbulbusoculi

16mmHg

15mmHg

Posisibolamata

Ortho

Ortho

Gerakanbulbusokuli

Bebas

Bebas

GambarKlinis

DIAGNOSISKERJA
KatarakSenilisImaturODS
DIAGNOSISBANDING
Kelainanrefraksi
Glaukoma
KatarakSenilisMaturODS
RetinopatihipertensiODS
Presbiopi
PEMERIKSAANANJURAN
Funduskopi
Slitlamp
TINDAKANPENGOBATAN
- Timoled0,5%,1ddgttIODS
- PasiendisarankanuntukoperasiExtraCapsularCataractExtraction(ECCE)+IOL
-

OD
Preoperasi: Midriasil1%ditetespadamatakanansetiap15menitsampaipupil
melebar

- Bulumatadicukur
Postoperasi:Antibiotik+kortikosteroidtetesmata
- Asammefenamat3x500mg

19

SARAN:
Konsumsiobatsecarateratur
Segerarencanakanwaktuuntukoperasi
Lindungimatadaridebuataupunbendaasing
KOMPLIKASI:
-

Glaukomasekunder(fakomorfik)

PROGNOSIS:
-

Dubiaadmalam
BABIV
DISKUSI

Pasien perempuan berumur 66 tahun dengan keluhan utama pasien adalah


penglihatankeduamatakabursecaraperlahanlahansejak1tahunyanglalu.Penyakit
ini masuk dalam kelompok penyakit visus turun perlahan tanpa mata merah.
Kemungkinanpenyakitlainnyayangmengalamivisusmenurunperlahantanpamata
merahadalahkelainanrefraksi,katarak,glaukomakronissertaretinopati. Keluhan
dirasakansemakinmemberathinggamenggangguaktivitasnya.Pasienjugamengeluh
pandanganberbayangpadakeduamatasepertimelihatasap,silau,danpenglihatan
ganda. Pasien tidak mengeluh sakit pada sekitar mata, mual dan muntah. Dari
pemeriksaan tonometri didapatkan tekananintraokuler OD 16mmHg danOS15
mmHg sehingga diagnosis glaukoma disingkirkan. Kemungkinanpasienmenderita
retinopati hipertensi ada, namun hal ini harus dikonfirmasikan kembali dengan
20

pemeriksaan funduskopi dimana pada penderita retinopati hipertensi ditemukan


penyempitan pembuluh darah umum atau setempat, percabangan pembuluh darah
yang tajam, fenomena crossing, dan sklerose pembuluh darah. Gejalagejala yang
dialamipasieninisesuaidengankepustakaanyangmenujukearahkatarak.Katarak
merupakan kekeruhan pada lensa sehingga mengakibatkan penurunan tajam
penglihatan.Tingkatkekaburanyangdialamipasienbervariasitergantungdaritingkat
kekeruhanlensa.Usiapasienyanglebihdari50tahunmerupakansalahsatupenentu
jenis katarak. Jenis katarak yang sesuai adalah katarak senilis. Pasien mengaku
memakaikacamatauntukmembacadenganukuran+3.00padamatakiridankanan,
halinimenunjukanterdapatnyakelainanrefraksipadapasienini,ditinjaudarisegi
usia,pasienmenderitapresbiopia.Awalnyapasienmengeluhmatakanankabursecara
perlahanlaludiikutimatakiri.Keluhanmatamerah,nyeri,berair,sekretpadakedua
mata,disangkal.Keluhannyerikepalakadangkadangdirasakan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus pasien 1 /60, terdapat kekeruhan pada
kedua lensa yang jika disinari dengan menggunakan senter pada kemiringan 45 o
menimbulkan bayangan iris. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan
bahwapadalensanormalyangtidakterdapatkekeruhan,sinardapatmasukkedalam
matatanpaadayangdipantulkan.Jikakekeruhanlensahanyasebagiansaja,maka
sinarobliqyangmengenaibagianyangkeruhini,akandipantulkanlagi,sehingga
padapemeriksaan,terlihatdipupil,adadaerahyangterangsebagaireflekpemantulan
cahayapadadaerahlensayangkeruhdandaerahyanggelap,akibatbayanganiris
pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut bayangan iris (+). Pada
pemeriksaanopthalmologi,tidakditemukanadanyahiperemipadakonjungtivaserta
rasanyeripadamata().Padafunduskopi,didapatkanreflexfundusyang(+).Adanya
21

bayangan iris mengarah kepada katarak senilis imatur. Dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik,didapatkan diagnosis yangsesuaiadalah kataraksenilis imatur.
Pada katarak senilis imatur terjadi intumesensi yang mengakibatkan hidrasi korteks

sehingga lensa menjadi cembung. Hal ini menyebabkan indeks refraksi berubah
karenadayabiasbertambah(miopisasi).
Penatalaksanaanpadakatarakimaturadalahekstraksilensa.Ekstraksilensa
dapat dilakukan dengan metode ECCE atau Fakoemulsifikasi. Dimana pemilihan
teknik operasi ini juga diserahkan pada pasien, namun sebelumnya kita harus
memberikan edukasi mengenai kelebihan ataupun kekurangan dari masingmasing
tekniktersebut.PadaECCE,pembedahanyangdilakukanlebihlebardibandingkan
denganteknikfakoemulsifikasisehinggaprosespenyembuhanakanberlangsunglebih
lamadankemungkinanterjadinyaastigmatismajugalebihbesar.Sementarateknik
fakoemulsifikasi memiliki komplikasi astigmatisma yang lebih kecil hanya saja
biayanyalebihmahaldibandingkandenganECCE.
Prognosis pasien ini baik, hal ini disebabkan karena katarak merepukan suatu
kekeruhan pada lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam penglihatan pasien
setelah dioperasi akan lebih baik dibandingkan dengan sebelum dioperasi.

22

Daftar Pustaka
1.

Setiohadji,

B.,

Community

Opthalmology.,

Cicendo

Eye

Hospital/Dept

of

Ophthalmology Medical Faculty of Padjadjaran University. 2006.


2.

Ilyas S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2005.
128-139

3.

Vaughan DG, Asbury T, Riodan Eva P. Oftalmologi umum. Edisi 14. Jakarta : Widya
Medika 2000. 175-183

4.

Norman S. Jaffe, Mark S. Jaffe, Gary S. Jaffe. Cataract Surgery and Its Complications.
Edisi kelima. Toronto Philadephia : The C.V. Mosby Company . 1984

5.

Kanski Jack J. Clinical Ophtalmology. Edisi 6. Saunders Elsevier. British. 2008

6.

Vicente Victor D Ocampo Jr, MD. Senile Cataract. Department of Ophthalmology, Asian
Hospital

and

Medical

Center,

Philippines.

2011.

Available

in

URL

http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview
7.

Anynomous.

Types

of

senile

cataract.

Available

in

URL

http://www.livestrong.com/article/78866-types-senile-cataracts/
8.

Daniel. Oftalmologi. Suspensi Oftalmik untuk katarak senilis. Majalah farmacia. Edisi
Juni

2008,

Halaman

46.

Available

farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=816
23

in

URL

http://www.majalah-

9.

Syis.

Moh

Z.

Katarak

senilis.

2009.

Available

in

URL

http://refmedika.blogspot.com/2009/02/katarak-senilis.html
10. Riordan-Eva, P, Whitcher, J P : Vaughan & Asburys General Ophthalmology, Sixteenth
edition, Mc Graw Hill Companies, Inc, Boston, Singapore, International Edition 2004.
11. Ocampo Jr, Vicente VD. Senile Cataract. 2012. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914overview

24

Вам также может понравиться

  • Epidural Hematom
    Epidural Hematom
    Документ21 страница
    Epidural Hematom
    Arum Puspita
    100% (1)
  • Meningioma
    Meningioma
    Документ27 страниц
    Meningioma
    Wirda Elya Sari
    100% (1)
  • SSJ Lapkas
    SSJ Lapkas
    Документ35 страниц
    SSJ Lapkas
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Leaflet TBC
    Leaflet TBC
    Документ3 страницы
    Leaflet TBC
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Henoch Scholein Purpura Tinj. Pust
    Henoch Scholein Purpura Tinj. Pust
    Документ7 страниц
    Henoch Scholein Purpura Tinj. Pust
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • BST DR Andi
    BST DR Andi
    Документ11 страниц
    BST DR Andi
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Definisi Amnioinfusi
    Definisi Amnioinfusi
    Документ8 страниц
    Definisi Amnioinfusi
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Bismillah Crs CKD Fixxx
    Bismillah Crs CKD Fixxx
    Документ18 страниц
    Bismillah Crs CKD Fixxx
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Fix Hipoksia Janin
    Fix Hipoksia Janin
    Документ24 страницы
    Fix Hipoksia Janin
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Css Peb
    Css Peb
    Документ21 страница
    Css Peb
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Komplikasi
    Komplikasi
    Документ2 страницы
    Komplikasi
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Atonia
    Atonia
    Документ11 страниц
    Atonia
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Prog, TL Ditya
    Prog, TL Ditya
    Документ4 страницы
    Prog, TL Ditya
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Cover Grand Case
    Cover Grand Case
    Документ1 страница
    Cover Grand Case
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Prog, TL Ditya
    Prog, TL Ditya
    Документ4 страницы
    Prog, TL Ditya
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Css Peb
    Css Peb
    Документ21 страница
    Css Peb
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ9 страниц
    Bab I
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Dapus Pdca
    Dapus Pdca
    Документ2 страницы
    Dapus Pdca
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Mte Baru Lengkap
    Mte Baru Lengkap
    Документ22 страницы
    Mte Baru Lengkap
    Jane Sentosa
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ9 страниц
    Bab I
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Fix Case Catarract
    Fix Case Catarract
    Документ24 страницы
    Fix Case Catarract
    Annisa Alamsyah
    Оценок пока нет
  • Benjolan Pada Leher
    Benjolan Pada Leher
    Документ15 страниц
    Benjolan Pada Leher
    Annisa Alamsyah
    50% (2)