Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa ataupun akibat keduanya.
Kekeruhan lensa pada katarak dapat mengenai kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Kekeruhan lensa
ini mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau
abu-abu. Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam
penglihatan yang menurun secara progresif.1
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan (WHO). Sebanyak tujuh belas
juta populasi dunia mengidap kebutaan yang disebabkan oleh katarak dan dijangka
menjelang tahun 2020, angka ini akan meningkat menjadi empat puluh juta. Katarak
memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai
hal, tetapi biasanya berkaitan dengan proses degeneratif.2,3 Katarak senilis merupakan
jenis katarak yang paling sering ditemukan dimana 90 % dari seluruh kasus katarak
adalah katarak senilis.
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun. Katarak akibat penuaan merupakan penyebab umum gangguan
penglihatan. Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi katarak pada
individu berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50%; prevalensi ini meningkat hingga
70% pada individu diatas 75 tahun. Tidak ada perbedaan ras dan jenis kelamin
terhadap penurunan penglihatan5
Katarak senilis dapat dibagi kedalam 4 stadium, yaitu katarak insipien, katak
imatur, katarak matur dan katarak hipermatur. Katarak insipient merupakan stadium
katarak yang paling awal dan belum menimbulkan gangguan visus. Pada katarak
imatur, kekeruhan belum mengenai seluruh bagian lensa sedangkan pada katarak
matur, kekeruhan telah mengenai seluruh bagian lensa. Sementara katarak hipermatur
adalah katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau
lembek dan mencair.1
Pengobatan pada katarak adalah tidakan pembedahan. Setelah pembedahan,
lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraocular.
Dengan peningkatan pengetahuan mengenai katarak, penatalaksanaan sebelum,
selama, dan post operasi, diharapkan penganganan katarak dapat lebih diperluas
sehingga prevalensi kebutaan di Indonesia dapat diturunkan.
1.2
Batasan Masalah
Case Report Session (CRS) ini akan membahas mengenai anatomi dan
Tujuan Penelitian
Penulisan Case Report Session (CRS) ini bertujuan untuk memahami serta
Metode Penelitian
Penulisan CRS ini menggunakan berbagai literatur sebagai sumber
kepustakaan.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi dan Fisiologi Lensa
2.1.1 Anatomi Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan transparan.
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan pada lensplate.1 Tebal sekitar 4 mm dan
diameternya 9 mm. Dibelakang iris lensa digantung oleh zonula (zonula Zinnii) yang
menghubungkan dengan korpus siliare. Disebelah anterior lensa terdapat humour aquos dan
disebelah posterior terdapat vitreus. Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel
yang dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular.
Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat
lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastik.2
Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral
yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di
kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi
maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa.2
Fisiologi Lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk
memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat
3
zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya
refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk
memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula
berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis
diiringi oleh peningkatan daya biasnya. Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris,
zonula, dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi.
Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang.
Selain itu juga terdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata untuk
memfokuskan sinar ke bintik kuning, lensa menyumbang +18.0 Dioptri.2.
2.2
Katarak
2.2.1
Definisi
Kata katarak berasal dari bahasa latin Cataracta yang berarti air terjun, karena orang
Katarak Senilis
2.3.1
stadium ini kekeruhan lensa belum terjadi disemua bagian lensa. Kekeruhan pada stadium ini
utamanya terjadi di bagian posterior dan belakang nukleus lensa. Pada katarak imatur,
volume lensa dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan degeneratif lensa.
Pada keadaan ini, lensa akan mencembung dan dapat menimbulkan hambatan pupil sehingga
terjadi glaukoma sekunder.1,2
2.3.2 Epidemiologi Katarak senilis
Penuaan merupakan penyebab katarak yang terbanyak. Katarak akibat penuaan
merupakan penyebab umum gangguan penglihatan. Berbagai studi cross-sectional
melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50%;
prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu diatas 75 tahun. Tidak ada perbedaan ras
dan jenis kelamin terhadap penurunan penglihatan5
2.3.3 Klasifikasi Katarak Senilis
a. Berdasarkan maturitas yakni sebagai berikut :
1. Stadium insipient
2. Stadium imatur
3. Stadium matur
4. Stadium hipermatur
b. Berdasarkan morfologisnya, yakni sebagai berikut :
1. Katarak subcapsular
2. Katarak nuclear
3. Katarak kortikal
2.3.4
Oleh karena serabut- serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong kearah
tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat (nukleus), mengalami
dehidrasi, penimbunan ion calcium dan sclerosis. Pada nucleus ini kemudian terjadi
penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih hipermetrop. Lama-kelamaan
nucleus lensa yang pada mulanya bewarna putih, menjadi kekuning-kuningan.2
2. Proses pada korteks
Timbulnya celah-celah diantara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan
penimbunan calcium, sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung, dan membengkak,
menjadi lebih miop. Pada stadium awal, karena proses pengerasan dari nucleus lensa,
seringkali terjadi peningkatan indeks refraksi lensa yang mengakibatkan terjadinya myopic
shift pada refraksi (myopia lentikuler). Pada beberapa kasus, myopc shift dapat membuat
orang-orang dengan presbiopi seolah-olah mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat
pada usia yang bertambah kondisi ini disebut juga sebagai second sight (penglihatan
sekunder).2
2.3.5 Patofisiologi Katarak Senilis
Patofisiologi terjadinya katarak senilis terjadi sangat kompleks. Dan belum
sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian, pada lensa katarak secara karakteristik terdapat
agregrat-agregat protein yang menghamburkan cahaya dan mengurangi transparansinya.
Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau
coklat.. temuan tambahan mungkin berupa vesikel diantara serat-serat lensa atau migrasi
epitel dan pembesaran epite-epitel yang menyimpang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tipe, maturasi dan usia munculnya katarak senilis:
-
Faktor diet: Defisiensi dari beberapa jenis protein, asam amino dan vitamin C, E serta
riboflavin dihubungkan dengan kecepatan maturasi dan usia munculnya katarak
Krisis dehidrasi: Riwayat dehidrasi berat seperti pada kolera meningkatkan resiko.
Lensa terlihat putih keabu-abuan, namun masih terdapat korteks yang jernih, maka
terdapat iris shadow.Kekeruhan terdapat dibagian posterior dan bagian belakang
nukleus lensa.Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi kroteks, yang mengakibatkan
lensa menjadi cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya
bertambah dan mata menjadi miopia.
III. Katarak senilis matur:
Kekeruhan korteks secara total sehingga iris shadow tidak ada. Lensa telah menjadi
keruh seluruhnya.Pada pupil nampak lensa yang seperti mutiara.Pada stadium ni,
lensa akan berukuran normal kembali akibat terjadi pengeluaran air.
IV. Katarak senilis hipermatur
i.
Katarak hipermatur tipe Morgagni: Pada kondisi ini, korteks mencair dan lensa
menjadi seperti susu. Nukleus yang berwarna coklat tenggelam ke dasar.Pada
stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, sehingga isi korteks yang cair
dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang dibawahnya terdapat nukleus lensa.
ii. Katarak hipermatur tipe sklerotik: Pada kondisi ini, korteks terdisintegrasi dan
lensa menjadi berkerut yang menyebabkan COA menjadi dalam.
Pada keadaan ini, lensa menjadi keras dan tidak elastis, sehingga menurunkan
kemampuan akomodasi serta menghalangi cahaya. Perubahan dimulai dari tengah, lalu secara
perlahan menyebar ke perifer sampai hampir meliputi seluruh kapsul, namun masih terdapat
sedikit bagian dari korteks yang masih jernih. Warna yang dapat dilihat ialah coklat
(cataracta brunescens), hitam (cataracta nigra) dan merah (cataracta rubra)
Pasien katarak sering mengeluh silau, yang bisa bervariasi keparahannya mulai dari
penurunan sensitivitas kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada saat
siang hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau kondisi serupa di malam hari.
Keluhan silau tergantung dengan lokasi dan besar kekeruhannya, biasanya dijumpai
pada tipe katarak posterior subkapsular.
2. Diplopia monokular atau polypia
Terkadang, perubahan nuklear terletak pada lapisan dalam nukleus lensa,
menyebabkan daerah pembiasan multipel di tengah lensa sehingga menyebabkan
refraksi yang ireguler karena indeks bias yang berbeda.
3. Halo
Hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien oleh karena terpecahnya sinar putih menjadi
spektrum warna oleh karena meningkatnya kandungan air dalam lensa.
4. Distorsi
Katarak dapat menyebabkan garis lurus kelihatan bergelombang
5. Penurunan tajam penglihatan
Katarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif tanpa rasa nyeri. Umumnya
pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya langsung tepat sasaran. Dalam situasi
lain, pasien hanya menyadari adanya gangguan penglihatan setelah dilakukan
pemeriksaan. Pada katarak kupuliform (opasitas sentral) gejala lebih buruk ketika
siang hari dan membaik ketika malam hari. Pada katarak kuneiform (opasitas perifer)
gejala lebih buruk ketika malam hari.
6. Myopic shift
Seiring dengan perkembangan katarak, dapat terjadi peningkatan dioptri kekuatan
lensa, yang pada umumnya menyebabkan miopia ringan atau sedang. Umumnya,
pematangan katarak nuklear ditandai dengan kembalinya penglihatan dekat
10
oleh
karena meningkatnya miopia akibat kekuatan refraktif lensa nuklear sklerotik yang
menguat, sehingga kacamata baca atau bifokal tidak diperlukan lagi. Perubahan ini
disebut second sight. Akan tetapi, seiring dengan penurunan kualitas optikal lensa,
kemampuan tersebut akhirnya hilang.
2.3.7
Diagnosis
Diagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis danpemeriksaan fisik
matasertapemeriksaanpenunjang.
Anamnesis:11
Penurunanketajamanpenglihatansecaraprogresif(gejalautamakatarak).
Matatidaksakit,gatal,ataumerah(kecualipadakataraktraumatik).
Penglihatansepertiberkabut,berasap,tertutupfilm.
Perubahandayalihatwarnadankontrassensitivitas.
Silau pada mata terutama saat mengendarai kendaraan malam hari, lampu yang
terang
Diplopiadanpolypia
Baikmelihatdekatpadapasienrabundekat(hipermetropia).
Pemeriksaanfisik:11
Pemeriksaanvisus.
Slitlamp
Tonometri
Ophtalmoscopydirectatauindirect.
Pemeriksaan laboratorium diminta sebagai bagian dari proses screening pra
operasiuntukmendeteksipenyakityangmenyertai,sepertidiabetesmellitus,hipertensi,
dan penyakit jantung. Stadium katarak senilis ditentukan berdasarkan ketajaman
penglihatan pasien. Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra,
11
konjungtiva, kornea, iris, pupil, dan COA dalam keadaan normal. Pada lensa pasien
katarak,didapatkan lensakeruh.Selanjutnya bisadilakukan pemeriksaan shadowtest
untukmenentukanstadiumpadapenyakitkataraksenilis.11
2.3.8
Diagnosis Banding
Diagnosis Banding Katarak Senillis Imatur :
2.3.9
Penatalaksanaan
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak
tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti
kacamata sehingga didapatkan penglihatan maksimal. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang
dapat menjernihkan lensa yang keruh. Namun, aldose reductase inhibitor, diketahui dapat
menghambat konversi glukosa menjadi sorbitol dan sudah memperlihatkan hasil yang
menjanjikan dalam pencegahan katarak gula pada hewan. Obat anti katarak lainnya sedang
diteliti termasuk diantaranya agen yang menurunkan kadar sorbitol, aspirin, agen
glutathione-raising, dan antioksidan vitamin C dan E.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Terdapat 2 tipe
ekstraksi lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract
ekstraksi (ECCE). ECCE sendiri terdiri dari dua teknik yaitu Small Incision Cataract Surgery
(SICS) dan Phakoemulsifikasi.10
-
akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat
lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia
kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit
yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis,
endoftalmitis, dan perdarahan.
-
Phakoemulsifikasi
Phakoemulsifikasi merupakan suatu teknik ekstraksi lensa dengan memecah dan
memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil
(sekitar 2-3 mm) di kornea. Getaran ultrasonik akan digunakan untuk
menghancurkan katarak, selanjutnya mesin phako akan menyedot massa katarak
yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat
dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak
13
sehingga
memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas seharihari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan
katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat.
-
2.3.10 Komplikasi
-
14
COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan
yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar,
edema stroma dan epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea
perifer dengan daerah sentral yang bersih paling sering)
Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak
adekuat yang dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang
tidak sempurna, astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.
Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi
Ablasio retina
Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah Malformasi
lensa intraokuler, jarang terjadi.
2.3.11 Prognosis
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang.
Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil
dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau
fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2
garis pada pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.
15
BABIII
ILUSTRASIKASUS
IDENTITASPASIEN
Nama
JenisKelamin
Umur
Pekerjaan
Agama
Alamat
:Ny.Syamsimar
:Perempuan
:66tahun
:Iburumahtangga
:Islam
:Pauh
ANAMNESIS
16
Seorangpasienperempuanberumur66tahundirawatdibangsalmataRSUPM.Djamil
Padangpadatanggal11April2016
KeluhanUtama:Penglihatanmatakiridankanandirasakabursejak1tahunyanglalu
RiwayatPenyakitSekarang:
- Penglihatanmata kanandan kiri kabur secaraperlahanyangsemakinlamasemakin
kaburhinggamenggangguaktivitasdantidakdisertairasanyeri sejak 1tahun yang
-
lalu.
Matakanandirasakankaburterlebihdahuludaripadamatakiri
Matakananterasalebihkaburdaripadamatakiri
Pandangansepertimelihatdibalikasap(+)
Keluhanmatasilau,gatal(+)
Keluhanpenglihatanganda(+)
Keluhansakitkepala(+)
Matamerah,berair,sekretpadakeduamata()
Pasien telah menggunakan kacamata sejak usia 50 tahun. Koreksi terakhir= OD:
+3.00OS:+3.00
RiwayatPenyakitDahulu:
- Riwayathipertensitidakterkontrolada
- Riwayatpenyakitmatasebelumnyatidakada
- Riwayatoperasimatasebelumnyatidakada
- Riwayatalergitidakada
- Riwayatdiabetestidakada
- Riwayattraumapadakeduabolamatatidakada
- Riwayatmatamasukbendaasingtidakada
RiwayatPenyakitKeluarga:
- Riwayatanggotakeluargamenderitapenyakitsepertipasientidakada.
17
PEMERIKSAANFISIK
STATUS
OFTALMOLOGI
OKULODEKSTRA
OKULOSINISTRA
Visustanpakoreksi
1/60
1/60
Visusdengankoreksi
Reflekfundus
(+)
(+)
Silia/Supersilia
Trikiasis()
Madarosis()
Trikiasis()
Madarosis()
Palpebrasuperior
Edema()
Edema()
Palpebrainferior
Edema()
Edema()
Margopalpebral
Entropion()
Ektropion()
Entropion()
Ektropion()
Aparatlakrimalis
Normal
Normal
Konjungtivatarsalis
Hiperemis()
Hiperemis()
Konjungtivafornics
Hiperemis()
Hiperemis()
Konjungtivabulbi
Hiperemis()
Hiperemis()
Sklera
Putih
Putih
Kornea
Bening
Bening
Kameraokulianterior
Cukupdalam
Cukupdalam
Iris
Coklat
Rugae(+)
Coklat
Rugae(+)
Pupil
Bulat(+)
3mm
Rf.cahaya+/+
Bulat(+)
3mm
Rf.cahaya+/+
Lensa
Keruhnukleus,
subkapsulposterior
Keruhnukleus,
subkapsulposterior
Korpusvitreum
Jernih
Jernih
18
Funduskopi:
Media
Papiloptic
Agakkeruh
Bulat,batastegas,
c/d0,30,6
1:3
Tidakjelas
Tidakjelas
A/V
Retina
Makula
Agakkeruh
Bulat,batastegas,
c/d0,30,6
1:3
Tidakjelas
Tidakjelas
Tekananbulbusoculi
16mmHg
15mmHg
Posisibolamata
Ortho
Ortho
Gerakanbulbusokuli
Bebas
Bebas
GambarKlinis
DIAGNOSISKERJA
KatarakSenilisImaturODS
DIAGNOSISBANDING
Kelainanrefraksi
Glaukoma
KatarakSenilisMaturODS
RetinopatihipertensiODS
Presbiopi
PEMERIKSAANANJURAN
Funduskopi
Slitlamp
TINDAKANPENGOBATAN
- Timoled0,5%,1ddgttIODS
- PasiendisarankanuntukoperasiExtraCapsularCataractExtraction(ECCE)+IOL
-
OD
Preoperasi: Midriasil1%ditetespadamatakanansetiap15menitsampaipupil
melebar
- Bulumatadicukur
Postoperasi:Antibiotik+kortikosteroidtetesmata
- Asammefenamat3x500mg
19
SARAN:
Konsumsiobatsecarateratur
Segerarencanakanwaktuuntukoperasi
Lindungimatadaridebuataupunbendaasing
KOMPLIKASI:
-
Glaukomasekunder(fakomorfik)
PROGNOSIS:
-
Dubiaadmalam
BABIV
DISKUSI
bayangan iris mengarah kepada katarak senilis imatur. Dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik,didapatkan diagnosis yangsesuaiadalah kataraksenilis imatur.
Pada katarak senilis imatur terjadi intumesensi yang mengakibatkan hidrasi korteks
sehingga lensa menjadi cembung. Hal ini menyebabkan indeks refraksi berubah
karenadayabiasbertambah(miopisasi).
Penatalaksanaanpadakatarakimaturadalahekstraksilensa.Ekstraksilensa
dapat dilakukan dengan metode ECCE atau Fakoemulsifikasi. Dimana pemilihan
teknik operasi ini juga diserahkan pada pasien, namun sebelumnya kita harus
memberikan edukasi mengenai kelebihan ataupun kekurangan dari masingmasing
tekniktersebut.PadaECCE,pembedahanyangdilakukanlebihlebardibandingkan
denganteknikfakoemulsifikasisehinggaprosespenyembuhanakanberlangsunglebih
lamadankemungkinanterjadinyaastigmatismajugalebihbesar.Sementarateknik
fakoemulsifikasi memiliki komplikasi astigmatisma yang lebih kecil hanya saja
biayanyalebihmahaldibandingkandenganECCE.
Prognosis pasien ini baik, hal ini disebabkan karena katarak merepukan suatu
kekeruhan pada lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam penglihatan pasien
setelah dioperasi akan lebih baik dibandingkan dengan sebelum dioperasi.
22
Daftar Pustaka
1.
Setiohadji,
B.,
Community
Opthalmology.,
Cicendo
Eye
Hospital/Dept
of
Ilyas S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2005.
128-139
3.
Vaughan DG, Asbury T, Riodan Eva P. Oftalmologi umum. Edisi 14. Jakarta : Widya
Medika 2000. 175-183
4.
Norman S. Jaffe, Mark S. Jaffe, Gary S. Jaffe. Cataract Surgery and Its Complications.
Edisi kelima. Toronto Philadephia : The C.V. Mosby Company . 1984
5.
6.
Vicente Victor D Ocampo Jr, MD. Senile Cataract. Department of Ophthalmology, Asian
Hospital
and
Medical
Center,
Philippines.
2011.
Available
in
URL
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview
7.
Anynomous.
Types
of
senile
cataract.
Available
in
URL
http://www.livestrong.com/article/78866-types-senile-cataracts/
8.
Daniel. Oftalmologi. Suspensi Oftalmik untuk katarak senilis. Majalah farmacia. Edisi
Juni
2008,
Halaman
46.
Available
farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=816
23
in
URL
http://www.majalah-
9.
Syis.
Moh
Z.
Katarak
senilis.
2009.
Available
in
URL
http://refmedika.blogspot.com/2009/02/katarak-senilis.html
10. Riordan-Eva, P, Whitcher, J P : Vaughan & Asburys General Ophthalmology, Sixteenth
edition, Mc Graw Hill Companies, Inc, Boston, Singapore, International Edition 2004.
11. Ocampo Jr, Vicente VD. Senile Cataract. 2012. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914overview
24