Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sejarah
Papua dulunya bernama Irian Barat (1969-1973), sempat berganti menjadi Irian
Jaya pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pada tahun 2002, sesuai UU Nomor
21 Tahun 2001, namanya resmi menjadi Papua. Pada tahun 2004, wilayah ini
mengalami pemekaran. Wilayah paling barat dari Pulau Nugini menjadi Provinsi
Papua Barat, sedangkan bagian Timurnya menjadi Provinsi Papua.
Berikut adalah kronologi sejarah Papua:
i.
Undang - Undang No.15 th 1956, Pembentukan Provinsi Irian Barat
ii.
Tahun 1961 Pemerintah RI menyatakan TRIKORA .Operasi Trikora (Tri
Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk
menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada saat itu Indonesia dan
Belanda memperebutkan daerah Papua bagian barat. Hasil dari operasi ini,
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
B. Letak Geografis
Papua terletak pada
kedudukan 0 19 - 10 45 LS
dan 130 45 41 BT,
menempati
setengah
Papua
6. Sorong Selatan
7. Teluk Bintuni
8. Teluk Wondama
9. Sorong
C. Kondisi Topografi
suaminya. Binatang babi menurut orang Papua bukan sekedar peliharaan, tetapi babi
adalah hewan berharga dalam kebudayaan masyarakat Papua. Babi harus ada (baik untuk
dikorbankan, ataupun untuk dimakan) dalam hampir semua upacara dan pesta yang
diadakan. Bahkan untuk sanksi adat pun bisa dijatuhkan dalam satuan babi.
E. Sistem Sosial
Tiap kelompok suku mengenal sistem strata dalam masyarakat. Penduduk
diklasifikasikan berdasarkan faktor tertentu seperti keturunan dan kekayaan. Strata ini
diwarisi secara turun temurun dengan nama dan struktur yang berbeda tiap suku, dan
strata dapat mempengaruhi kepemimpinan dalam masyarakat atau kepemimpinan
seseorang.
Orang Papua mempunyai kebiasaan menginang (makan sirih pinang), memiliki nilai
kekeluargaan, nilai persaudaraan yang sangat kuat dengan rasa sosialitas yang tinggi,
tidak hanya dilakukan kaum wanita tetapi kaum pria juga, termasuk remaja. Orang
disebut sebagai anak adat kalau ia menawarkan sirih dan pinang kepada orang lain.
Mereka menjadikan sirih dan pinang sebagai sarana komunikasi..
F. Kebudayaan Fisik
1. Bahasa
Bahasa Papua digolongkan ke dalam kelompok Bahasa Melanesia. Di Papua ini
terdiri ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik yang ada.
Adanya berbagai bahasa ini telah menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi antara
satu kelompok etnik dengan kelompok etnik lainya.
Pada gaya berbicara (dialek) orang Papua, lafal serta intonasinya sangat khas.
Kebanyakan dialek Papua itu disingkat-singkat seperti Saya = Sa, Kamu = Ko, Pergi
= Pi, dan lain-lain.
Ciri khas lain dialek Papua adalah:
Kata ganti kepunyaan selalu terpisah dengan subjek dan selalu subjek yg
diucapkan terlebih dahulu sebelum kata ganti kepunyaan.
Contoh: "Ini rumahku = Ini sa pu rumah.", "Istrimu cantik sekali = ko pu
Kata "sudah" biasanya digunakan untuk kata ganti "lah" pada akhir
kalimat dan tidak sambung dengan kata kerjanya.
Contoh: "Makanlah sedikit biar tidak sakit perut = makan sudah sedikit
akhir kalimat.
Contoh:"Aku kok makin gendut yah. . ? = Sa macam tambah gode eh".
Kata "Mo" selain berarti "Mau", biasa juga digunakan pada akhir atau
pertengahan kalimat sebagai penegas kalimat.
Contoh:"Ah, aku tadi lihat kok kamu sama dia jalan. = Ah, sa tadi ada lihat
c. Rumah adat
i.
Honai :
Honai
merupakan
rumah
adat
suku Dani di
Lembah
Baliem Provinsi Papua, terbuat dari kayu dengan atap berbentuk
kerucut yang terbuat dari jerami atau gulma atau reeds,
bentuknya seperti jamur. Pada Honai sengaja dibangun ruang
sempit atau ruangan kecil dan tanpa jendela untuk menahan
pegunungan dingin Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5
meter dan di tengah-tengah rumah disiapkan tempat untuk
membangun api untuk menghangatkan mereka. Honai untuk lakilaki disebut pilamo, sedang honai untuk perempuan disebut ebey.
Pilamo letaknya berhadapan dengan gapura.
ii.
Kariwari
Rumah adat Kariwari adalah rumah adat suku Tobati-Enggros
yang menghuni tepian Danau Sentani di Kabupaten Jayapura.
Rumah ini aslinya ditujukan khusus untuk laki-laki, perempuan
tidak diperkenankan masuk. Anak laki-laki yang dimaksud
adalah yang usianya kira-kira 12 tahun. Mereka dikumpulkan dan
dididik mengenai mencari pengalaman hidup. Dari mulai belajar
memahat, membuat perisai, membuat perahu, hingga teknik
perang. Intinya,
mereka
diajarkan
agar
lebih
kuat,
terampil,
dan
pintar.
Bangunan
ini
berbentuk limas
segi delapan dengan atap kerucut, kuat menahan angin kencang
dari 8 penjuru arah yang berhembus ke bangunan. Sedangkan
bentuk atapnya yang kerucut ke atas lebih mengarah kepada
kepercayaan masyarakat dalam mendekatkan diri dengan roh
para leluhur.
iii.
Rumah Panjang
Rumah
Tipe Raja
iii.
e. Perkawinan
Sistem perkawinan adalah monogami walaupun poligami tidak dilarang. Jenis
perkawinan pada masyarakat Biak adalah:
i.
dipertaruhkan disini adalah derajat atau harga diri dan kedua pihak keret
marga yang bersangkutan langsung dalam proses perkawinan adat
tersebut, penonjolan harta kekayaan, kemampuan memberi mas kawin,
disiplin dalam soal tepat waktu melunasi maskawin dalam pelaksanaan
pesta perkawinan adat yang bersangkutan.
ii.
iii.
Farbakbuk
Pasposer
perkawinan
karena
perampasan),
iv.
v.
dengan
maksud
agar
wanita
tersebut
kelak
dalam
Kampung
yang
bersangkutan
dicurigai
sebagai
mata-mata
yang
3. Sistem Pengetahuan
Seperti yang sudah dijelaskan di bagian terdahulu bahwa Papua memiliki berbagai
ragam suku, maka tak heran jika setiap suku juga memiliki sistem pengetahuan yang
berbeda. Pada bagian ini, kami akan memberi contoh sistem pengetahuan dari Suku
Asmat dan Suku Dani.
1) Pengetahuan Suku Asmat
kehidupannya. Seperti misalnya batu sangat langka di daerahdaerah lumpur berawa-rawa. Mereka telah mengatahui kekurangan
dan kelebihan yang dimiliki oleh masyarakat mereka sendiri
maupun masyarakat di luar daerahnya. Untuk mengatasi kesulitan
tersebut, suku Asmat telah mengenal sistem barter. Mereka telah
biasa melakukan barter dengan masyarakat lain yang tinggal di
daerah dataran tinggi untuk mendapatkan alat-alat seperti kapak,
batu, dsb yang memudahkan mereka dalam kehidupannya.
Rok mini dan cawat penutup aurat kaum laki-laki (pummi) dan
perempuan Tok (semacam cawat atau celana dalam).
ii.
iii.
iv.
2)
2)
2)
Busana tradisional Suku Dani
a. Koteka (penutup alat kelamin laki-laki), yokal (rok wanita dari serat), dan
sali (rok gadis).
b. Aksesori masyarakat Suku Dani
Pria:
-
Mul semacam baju besi yang dibuat dari anyaman serat rotan
5. Sistem Ekonomi
Mata Pencaharian utama penduduk Papua adalah :
i.
Pertanian
Komoditi tanaman pangan meliputi kentang, jagung, keladi, ubi kayu, ubi
jalar dan padi ladang, dengan luas panen 10.653, 52 Ha, dengan total
produksi sebesar 72.655,88 ton/tahun.
ii.
Perkebunan
Jenis komoditi perkebunan yang dapat dikembangkan adalah kopi/biokopi,
apel,jeruk,nenasdan pisang. Jenis tanaman perkebunan yang menonjol terdiri
dari kopi dengan luas lahan 134,15 ha, produksi sebanyak 28,48 ton. Jumlah
rumah tangga yang mengusahakan komoditi kopi sebanyak 536 KK
iii.
Peternakan
Jenis Komoditi peternakan yang menonjol adalah babi,kelinci dan ayam buras.
Jumlah ternak Babi sebanyak 43.298 ekor, kambing 60 ekor, kelinci 1008
ekor, ayam buras sebanyak 11.657 ekor dan itik sebanyak 368 ekor. Jumlah
produksi telur ayam buras sebanyak 3.988 kg dan 1.518 kg telur itik/entok.
iv.
Perikanan
Jenis perikanan darat yang menonjol adalah ikan mas, ikan nila (terutama ikan
nila merah). Luas areal budidaya perikanan air tawar adalah 106,83 ha dengan
jumlah kelompok pengelola sebanyak 162 kelompok dan anggota sebanyak
2.164 orang.
v.
Kehutanan
Luas hutan 1.532.991ha atau sekitar 94% dari total luas wilayah kabupaten.
Hutannya antara lain, hutan tropis dengan beberapa jenis kayu yang seperti
arancria,librocedus, gerville, metrocideres, tristanis, dan daridium. Beberapa
jenis tumbuhan khas papua yang menonjol adalah Papua cendrum sp dan
Pordocarpus papuarnus.
6. Sistem Religi
Dalam hal kerohanian, sebagian besar penduduk asli Papua telah mempunyai
kepercayaan dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun demikian ada
sebagian dari penduduk terutama yang berada di daerah pedalaman masih menganut
faham animisme. Untuk pertama kalinya pada tanggal 5 Februari 1855 agama Kristen
masuk di Pulau yang dibawa oleh dua orang penginjil yaitu Ottow dan Geizler dari
Belanda dan Jerman. Sejak itu agama Kristen mulai berkembang ke seluruh daerah
Papua.
7. Kesenian
a.
Tari;
i.
Tari Musyoh
Tari
Musyoh adalah
tari tradisional
Papua
yang
merupakan tarian
sakral suku adat yang ada di Papua yang bertujuan untuk menenangkan
arwah suku adat Papua yang meninggal karena kecelakaan. Suku adat
Papua tersebut mempercayai bahwa apabila ada yang meninggal karena
kecelakaan, maka arwahnya tidak tenang, sehingga dilakukanlah tarian
skral ini (Tari Musyoh) untuk menenangkan arwah orang yang kecelakaan
tersebut.
Tari tradisional Musyoh ini diiringi oleh alat musik tradisional
Papua, yaitu Tifa. Alat musik Tifa ini juga digunakan pada beberapa tarian
dari Suku Adat Papua lainnya.
ii.
Tari Sajojo
Tari Sajojo adalah merupakan tarian pergaulan berbagai suku adat di
Papua. Tarian ini sudah cukup terkenal sebagai tarian penyambut tamu
yang sering dipertunjukan dalam acara penyambutan tamu maupun acara
lainnya.
Para penari sajojo menari dengan cara melompat dan menghentakhentakkan kakinya. Berbagai alat musik tradisional Papua seperti tifa juga
dipergunakan untuk mengiringi tari sajojo ini. Tari Sajojo ini mulai
terkenal sekitar tahun 1990an. Bahkan sejak saat itu, tarian ini banyak
dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tarian yang dinamis ini memang
bisa dilakukan oleh semua orang. Dalam perkembangannya musik
pengiring
tari
sajojo
ini
makin
dan
dipergunakan
sebagai gerak pada
senam kesehatan jasmani.
Kata Yospan sendiri merupakan akronim dari Yosim Pancar yang
merupakan nama tarian tersendiri. Tari yospan ini memang merupakan
penggabungan dari 2 tarian tradisional suku Papua. Yosim merupakan
tarian dari daerah Teluk Sairei, sedangkan tari Pancar berasal dari daerah
Biak, Numfor dan Manokwari.
Gerakan tarian Yospan terinspirasi saat pesawat-pesawat bermesin
jet mulai mendaratkan rodanya di Biak sekitar 1960 an saat terjadi konflik
antara Kerajaan Belanda dengan Pemerintah Indonesia. Pada waktu itu,
banyak pesawat-pesawat tempur MiG buatan Rusia yang dipacu oleh pilot-
pilot Indonesia terbang di atas langit Biak tepatnya di atas Bandara Frans
Kaisiepo sambil melakukan gerakan-gerakan aerobatik. Gerak tarian ini
yaitu gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik, dan menarik.
Gerakannya dilakukan dengan cara berjalan sambil menari berkeliling
lingkaran di iringi oleh musisi yang menyanyikan lagu asal daerah Papua.
Gerakan yang terkenal dalam tarian ini adalah pancar gas yang merupakan
representasi dari pesawat-pesawat yang melintas dan meninggalkan awan
putih di langit,gale-gale, jef,pacul tiga,seka dan sebagainya
Tarian Yospan ini biasanya dilakukan oleh 2 Grup terdiri dari grup
penari dan musisi. Alat musik pengiring tarian yospan antara lain tifa,
gitar, ukulele dan bas bersenar 3. Tidak ada patokan khusus pada Pakaian
yang dikenakan penari dan musisi dalam tarian yospan. Setiap grup
Yospan memiliki pakaian tersendiri namun masih mencirikan pakaian
Papua.
b.
Seni Ukiran
Yang paling besar berupa tiang Mbitoro yang mencapai tinggi sepuluh
meter. Bahan diambil dari pohon yang besar, bagian akarnya diukir
ditempatkan sebagai bagian atas ukiran (dibalik). Mbitoro ini dijumpai di
desa Kaugapu kecamatan Mapuru Jaya yang melukiskan wajah Paulus
Kapirapu, kepala desa yang meninggal beberapa tahun yang lalu. Mbitoro
biasanya ditegakkan di depan rumah adat yg khusus dibangun saat inisiasi
anak-anak Komoro.
Mbikaso, yaitu topeng besar yang diukir, dikenakan di atas kepala dan
pundak saat acara ritual. Tujuan dibuat mbikaso adalah untuk
menimbulkan rasa takut terutama bagi musuh. Dibuat dari jalinan kulit
kayu kembang sepatu dan rotan, terbuat dalam berbagai bentuk. Mbikaso
dianggap sebagai bentuk paling menakjubkan dari karya Komoro.
c.
Lagu Daerah
Lagu daerah Irian yang terkenal antara lain Apuse dan Yamko Rambe Yamko.
i.
Lagu Apuse
Lirik beserta arti lagu Apuse:
DAFTAR PUSTAKA