Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelemahan produk ikan yang diolah dengan cara pengasinan adalah karena kandungan
garamnya tinggi, maka rasanya menjadi asin sehingga hanya dapat dikonsumsi dalam jumlah
terbatas. Keadaan ini mengakibatkan ikan asin tidak dapat digunakan sebagai makanan sumber
protein hewani.
1. Persiapan bahan baku berupa ikan segar yang sudah di keluarkan ususnya dan terlah dicuci
hingga bersih.
2. Proses penggaraman
1. Cuci ikan teri sampai bersih, atau jika digunakan ikan yang ukurannya sedang buang sisik dan
jerohannya serta cuci sampai bersih. Jika menginginkan proses oengeringan yang kebih cepat,
ikan dapat dibelah pada bagian perutnya sedangakn bagian punggung tetap melekat, kemudian
dibuka.
2. Setelah dicuci, masukkan ikan ke dalam ember/tong perendaman yang telah diberi butir-butir
garam di dalamnya sebagai lapisan pertama. Kemudian susun ikan-ikan tersebut berlapis-lapis
dimana diantara lapisan-lapisan ditaburi garam sehingga semua ikan tertutup garam.
3. Ikan yang telah disusun di dalam ember/tong siram dengan larutan garam 40% supaya proses
penggaraman terganutng dari jenis ikan asin yang dikehendaki, yaitu :
a. Setengah Asin
b. Asin
4. Setelah perendaman selesai, pisah-pisahkan ikan dan atur diatas anyaman bambu untuk
dikeringkan dibawah sinar matahari yang terik. Selama penjemuran, ikan dibalik-balikkan
supaya penjemuran berlangsung merata. Ikan teri akan lebih cepat kering dan sudah dapat
diangkat setelah 5-6 jam jika udaranya cukup panas. Ikan-ikan yang berukuran lebih besar
memerlukan waktu lebih lama.
2. Tabur garam di dasar wadah yang dapat berupa bak semen, wadah plastik atau wadah dari
tanah liat (tembikar). Susun ikan secara teratur di atas lapisan garam tersebut. Usakahan agar
perut ikan menghadap ke dasar wadah. Kemudian diatas ikan ditaburkan kembali garam
sehingga seluruh permukaan ikan tertutupi garam. Lapisan garam ini merupakan dasar bagi
lapisan ikan berikutnya, demikian seterusnya, sampai di permukaan wadah. Pada lapisan atas
taburkan kembali garam sampai menutupi seluruh permukaan ikan, agar ikan tidak dihinggapi
lalat.
3. Tutup bagian atas wadah dengan menggunakan papan yang diberi pemberat. Lama proses
penggaraman ikan tergantung pada jenis, tingkat kesegaran dan ukuran ikan, umunya proses
penggaraman untuk :
4. Selesainya proses penggaraman ditandai dengan perubahan tekstur ikan menjadi kencang dan
padat.
1. Buat larutan garam jenuh, yang akan digunakan sebagai media penggaraman.
2. Susunlah ikan yang akan diproses di dalam wadah yang tidak bocor.Tambahkan larutan garam
tadi ke dalam bak berisi ikan, sampai seluruh ikan terendam di dalam air garam.
3. Tutuplah agarm dengan papan yang diberi pemberat dan biarkan sampai proses penggaraman
selesai, yang ditandi dengan perubahaan tekstur dagingikan menjadi lebih kencang dan padat.
4. Cucilah ikan yang telah selesai digarami dengan air bersih, untuk menghilangkan kotoran
yang mungkin berasal dari garam.
6. Jemur ikan tersebut di bawah sinar matahari sampai kering. Pada waktu penjemuran,
sebaiknya bagian tubuh ikan yang dibelah diletakkan menghadap ke atas agar dapat terkena sinar
matahari. Ikan harusb sering dibolak-balik agar proses pengeringan lebih cepat. Hindari ikan dari
kemungkinan terkena debu dan kotoran.
-Tekan tubuh ikan dengan jari tangan. Jika pada bagian ikan tidak meninggalkan bekas, ikan
dapat dianggap cukup kering.
-Untuk ikan berukuran besar, tutup bagian tubuh ikan yang dibelah. Jika tidak patah, berarti ikan
sudah dianggap cukup kering.
8. Kemas ikan asin yang diperoleh di alam kantong plastk. Setelah dilakukan proses
penggaraman dilakukan proses pengeringan. Cara yang umum digunakan untuk mengeringkan
ikan adalah dengan menguapkan air dari tubuh ikan, yaitu dengan menggunakan hembusan udara
panas. Dengan hawa panas ini, akan terjadi penguapan air dari tubuh ikan dari mulai permukaan
hingga ke bagian dalam tubuh ikan. Kecepatan penguapan atau pengeringan dipen garuhi
beberapa faktor antara lain :
1).Kecepatan udara. Semakin cepat udara maka ikan akan semakin cepat kering.
2). Suhu udara. Makin tinggi suhu udara maka penguapan akan semakin cepat.
3).Kelembaban udara. Makin lembab udara, proses penguapan akan semakin lambat.
4).Ketebalan daging ikan. Makin tebal daging ikan, proses pengeringan makin berjalan lambat.
5).Arah aliran udara terhadap tubuh ikan. Makin kecil sudut arah udara terhadap posisi tubuh
ikan maka ikan semakin cepat kering.
6).Sifat / kandungan tubuh ikan. Ikan yang berkadar lemak tinggi akan lebih sulit dikeringkan.
c. Prosedur Pengeringan
Setelah selesai proses penggaraman, keluarkan ikan dari wadah penggaraman. Cuci dan
bersihkan ikan dari kotoran serta sisa-sisa garam yang menempel ditubuhnya. Masukkan ikan
ketempat pengeringan pengeringan alami atau pengeringan mekanis. Lama pengeringan
dipengaruhi oleh jenis pengeringan yang digunakan serta ukuran ikan yang dikeringkan. Setelah
kering, ikan disortir berdasarkan kualitasnya dan dikemas dengan baik untuk menghindari
kerusakan selama penyimpanan.
Kecepatan meresapnya garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:
Konsentrasi garam
Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat proses masuknya garam ke
dalam daging ikan. Akan lebih baik apabila digunakan garam kristal untuk mengasinkan.
Jenis garam
Garam dapur murni (NaCl 95%) lebih mudah diserap dan menghasilkan ikan asin dengan
kualitas yang lebih baik. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat),
kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.
Semakin tebal daging ikan, proses pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan
garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan besar biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris
tipis sebelum diasinkan.
Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging
ikan.
Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar,
sehingga proses pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu
banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.
Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.