Вы находитесь на странице: 1из 4

Pola Pembiayaan Dalam Kerangka Perekonomian Nasional

Salah satu unsur penting dalam melaksanakan suatu usaha adalah permodalan. Kemampuan
permodalan para pelaku usaha sangat mempengaruhi kapabilitas dan kapasitas usaha, untuk itu
pembiayaan pihak ketiga dibutuhkan untuk membatu kebutuhan permodalan dalam rangka
penyelesaian suatu pekerjaan atau pengembangan usaha. Permasalahan pembiayaan merupakan
salah satu hal yang paling menonjol dikeluhkan oleh Koperasi dan usaha mikro dan kecil dalam
pemenuhan modal kerja dan pengembangan usaha, hal tersebut antara lain disebabkan oleh
bebrapa permasalahan antara lain : a) Terbatasnya fasilitasi kredit mikro bagi UMKM dari
perbankan; b) Prosedur dan persyaratan kredit perbankan relatif rumit dan birokratis; c)
Ketidakmampuan dalam menyediakan jaminan tambahan; d) Tingginya bunga kredit perbankan
terutama untuk modal investasi; dan e) Terbatasnyan jangkauan pelayanan kredit perbankan di
daerah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini sumber pembiayaan usaha dalam bangun perekonomian
nasioanal adalah perbankan yang sudah tumbuh dan berkembang sejak jaman kemerdekaan
Sebagian besar para pelaku usaha ketika mengembangkan usahanya dengan mengharapkan
pinjaman pembiayaan atau kredit dari perbankan. Untuk itu dalam penggambaran akses
pembiayaan berdasarkan kondisi eksisting yang ada disegmentasikan berdasarkan kelayakan
usaha dan kapasitas usaha dalam memenuhi persyaratan perbankan dalam menyalurkan
pembiayaan/kredit.
Secara umum para pelaku usaha dapat dikelompokkan dalam kondisi : 1) belum layak usaha dan
belum bankable; 2) layak usaha dan belum bankable; 3) layak usaha dan bankable; dan 4) layak
go public di pasar modal. Dengan asumsi modal sendiri sebesar 40% dan kebutuhan dukungan
permodalan sebesar 60%, maka perkiraan kebutuhan permodalan dan pola pembiayaan
KUMKM dapat dijelaskan berdasarkan klaster sebagai berikut :
Klaster 1 adalah kelompok usaha mikro yang kondisinya belum layak usaha dan belum bankable
sehingga mempunyai resiko tinggi dalam pengembalian modal yang diberikan. Usaha mikro
dalam klaster ini diperkirakan sebanyak 70% atau 35,49 juta unit, sehingga dibutuhkan modal
sebesar Rp. 212,93 trilyun.
Dalam klaster ini kebijakan dan pola pembiayaan yang perlu diupayakan adalah perlindungan
dan pemberdayaan masyarakat dapat menjalankan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
antara lain dilakukan melalui program PNPM Mandiri, penyediaan bantuan modal, model
pembiayaan bantuan sosial atau hibah, penyediaan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan dan
pendampingan.
Klaster 2 dan 3, adalah kelompok usaha mikro dan kecil yang layak usaha dan belum bankable
dan mempunyai resiko rendah dalam pengembalian modal yang diberikan. Usaha mikro dalam
klaster ini diperkirakan sebanyak 30% atau 15,21 juta unit, sehingga dibutuhkan modal ebesar
Rp. 91,26 trilyun. Sedangkan usaha kecil dalam klaster ini diperkirakan sebanyak 40% atau
208,9 ribu unit, sehingga dibutuhkan modal sebesar Rp. 12,48 trilyun.

Dalam klaster ini kebijakan dan pola pembiayaan yang perlu diupayakan adalah perlindungan
dan pemberdayaan agar usaha yang dijalankan dapat mandiri dan memiliki kesiapan dalam
menghadapi persaingan pasar, antara lain dilakukan melalui program Kredit Usaha Rakyat
(PNPM Mandiri), penurunan suku bunga kredit, mengembangkan lembaga penjaminan
mendorong tumbuh dan berkembangnya Perusahaan Pembiayaan dan Modal Ventura serta
pendirian Bank Usaha Mikro dan Kecil (Bank UMK).
Klaster 4 dan 5, adalah kelompok usaha kecil dan menengah yang layak usaha dan bankable
serta mempunyai resiko rendah dalam pengembalian modal yang diberikan. Usaha kecil dalam
klaster ini diperkirakan sebanyak 60% atau 23,80 ribu unit, sehingga dibutuhkan modal sebesar
Rp. 18,73 trilyun.. Sedangkan usaha kecil dalam klaster ini diperkirakan sebanyak 90% atau
35,69 ribu unit, sehingga dibutuhkan modal sebesar Rp. 21,41 trilyun.
Klaster 6, adalah kelompok usaha menengah yang layak usaha dan bankable serta layak go
public. Usaha kecil dalam klaster ini diperkirakan sebanyak usaha menengah dalam klaster ini
diperkirakan sebanyak 10% atau 4 ribu unit, sehingga dibutuhkan modal sebesar Rp. 2,38
trilyun
http://pristiyanto.blogspot.co.id/2009/07/pola-pembiayaan-koperasi-dan-umkm-dalam.html

Pembiayaan; bagi usaha kecil dan menengah (UKM) masalah pembiayaan masih
merupakan kendala dalam pengembangan usaha. Kendala pembiayaan yang
dihadapi dapat berupa kurang percayanya lembaga pembiayaan terhadap usaha
yang dijalankan maupun kendala kemampuan akses dari UKM terhadap lembaga
pembiayaan yang ada, karena faktor kesulitan prosedur ataupun persyaratan yang
harus dipenuhi. Oleh karena itu, diperlukan upaya fasilitasi bagi UKM ke sumbersumber pembiayaan. Fasilitasi pembiayaan antara lain pembiayaan usaha untuk
kegiatan perkebunan, industri pengolahan, usaha perdagangan dan ekspor,
pembiayaan untuk pembinaan kelembagaan dan usaha, pembiayaan untuk
penelitian dan pengembangan produk. Pola pembiayaan dapat berupa hibah,
bantuan teknis atau pinjaman lunak. Sumber-sumber pembiayaan berasal dari dana
pemerintah alokasi APBN/APBD, pemanfaatan dana pembinaan dari keuntungan
BUMN, kredit komersial, bank dan lembaga keuangan lainnya.

STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PRODUK KELAPA MASA


DEPAN
Abner Lay dan Patrik M. Pasang1)
1) Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado

industri kecil cukup penting dalam


perekonomian nasional terutama yaitu dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan
pembiayaan-pembiayaan yang relatif murah. Industri kecil juga turut mengambil peranan dalam
peningkatan tabungan domestik. Oleh sebab itu industri kecil cenderung memperoleh modal dari dari
tabungan para pengusaha sendiri atau dari tabungan keluarga dan pinjaman. Pada sisi yang lain industri
kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar atau sedang, hal tersebut
dikarenakan industri kecil menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana yang biasanya tidak
dihasilkan oleh industri besar atau sedang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL
(Studi Kasus Pada Industri Krupuk Rambak di Kelurahan
Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto)
JURNAL ILMIAH
Rizky Adrianto 2013

Вам также может понравиться