Вы находитесь на странице: 1из 19

Presentasi Kasus Kejang Demam

___________________________________________________________________________________

Presentasi kasus

KEJANG DEMAM

Disusun oleh:

dr. Monica Adriani


Dokter Internship

Dokter pembimbing :

Dr. Eka Alpasra

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA
TEMBILAHAN
2015-2016

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

PRESENTASI KASUS KEJANG DEMAM


IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. T

Umur

: 1 tahun 2 bulan

Jenis kelamin

: perempuan

Alamat

: tembilahan

Agama

: Islam

Tanggal masuk RS

: 29 april 2016

RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama: Demam sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas, pasien panas tinggi. Panas timbul
mendadak dan panas berlangsung terus menerus. Sewaktu panas pasien tidak
menggigil. Ibu pasien mengatakan pasien tidak mengalami batuk dan pilek, tidak
mencret, tidak ada bintik bintik merah ditubuh, tidak ada mimisan. Ibu pasien
mengatakan sejak mengalami demam pasien tidak mau menyusu dan muntah setiap
diberi susu. Muntahan berisi air dan asi, kira kira gelas aqua.
Ibu pasien mengatakan saat panas tinggi dirumah pada malam hari, tiba tiba pasien
mengalami kejang. Awalnya kejang terjadi pada tangan pasien lalu kaki turut kejang
namun kejang tidak sampai kelonjotan diseluruh tubuh. Kejang berlangsung sebentar
selama 1 menit. Kemudian pasien diam. Ibu pasien mengatakan dirumah anak tidak
dilakukan pengukuran suhu tubuh dan tidak diberi obat apapun. Sebelumnya pasien
tidak pernah mengalami hal ini dan pasien tidak mengalami epilepsi. Di keluarga
pasien tidak ada yang pernah kejang seperti ini.
Pada pagi hari nya pasien dibawa kepuskesmas, dipuskesmas pasien tampak
lemas,tidak mau meyusu. Pasien mengalami muntah 1 kali kira-kira sebanyak gelas
aqua berisi asi dan air. Suhu tubuh terukur 39,50, kemudian pasien diberikan obat
penurun panas yang dimasukkan lewat anus. 15 menit kemudian suhu tubuh pasien
terukur 39,10. Setelah 30 menit, pasien mengalami kejang lagi dimulai dari tangan
dan kaki namun tidak sampai kelonjotan diseluruh tubuh. Pasien diberikan obat
kejang melalui anus. Kejang terjadi selama 2menit. Setelah kejang berhenti, pasien
tertidur.
_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

Riwayat penyakit dahulu


Pasien tidak pernah mangalami hal yang serupa. Tidak pernah dirawat dirumah
sakit, tidak pernah jatuh.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
Selama kehamilan ibu pasien tidak memeriksakan kehamilannya ke dokter.
Ibu pasien selama kehamilan tidak pernah mengalami keluhan yang berarti yang
sangat mengganggu kehamilannya. Ibu pasien juga mengaku tidak pernah
mengkonsumsi obat obatan tanpa sepengetahuan dokter. Pasien lahir spontan
dengan bantuan dukun kampung. Sewaktu lahir, pasien langsung menangis,
pergerakan aktif dan tidak ada cacat fisik maupun trauma lahir. Berat badan lahir dan
panjang lahir tidak dilakukan pengukuran saat lahir.

RIWAYAT PERKEMBANGAN

Pertumbuhan gigi pertama

Psikomotor:

: 6 bulan

- Tengkurap

: 3 bulan

- Berjalan

: 12 bulan

- Duduk

: 5 bulan

- Berbicara

: 12 bulan

- Berdiri

: 9 bulan

- Membaca dan menulis: belum

RIWAYAT IMUNISASI

Hepatitis B

:3x

BCG

:1x

DPT

:3x

Polio

:4x

Campak

:1x

Kesan

: Riwayat imunisasi dasar lengkap

RIWAYAT MAKANAN

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

Pasien mendapat ASI sampai saat ini. Sejak usia 7 bulan, pasien mendapat
makanan tambahan berupa bubur bayi. Sedangkan nasi lunak diberikan sejak usia 8
bulan. Saat ini pasien minum ASI. Tetapi semenjak sakit pasien tidak nafsu makan.
PEMERIKSAAN FISIS
Tanggal

: 29 april 2016

Jam: 09.30

Pemeriksaan umum
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Delirium

Tanda vital:
Frekuensi nadi

: 96 x / menit

Frekuensi napas

: 20 / menit

Suhu tubuh

: 39,5 0C

DATA ANTROPOMETRI
Berat badan

: 7 Kg

Tinggi badan

: 93 cm

Lingkar kepala

: 48 cm

Lingkar lengan atas

: 54 cm

PEMERIKSAAN SISTEMATIS
KEPALA

Bentuk dan ukuran

: normocephal

Rambut dan kulit kepala

: rambut berwarna hitam, terdistribusi merata


dan tidak mudah dicabut.

Mata

: conjunctiva tidak anemis, sklera ikterik tidak


ikterik. Pupil bulat isokor, diameter 3 mm,
refleks cahaya langsung + / +.

Telinga

: bentuk telinga normal, liang telinga lapang,


tidak ada sekret.

Hidung

: bentuk normal , tidak ada sekret, tidak ada


septum deviasi

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

Mulut

: bentuk normal, bibir tidak kering, lidah bersih,


gigi geligi baik.

Tenggorokan

: faring tidak hiperemis, uvula terletak di


tengah, tonsil T1 T1 tenang.

Leher

: kelenjar getah bening tidak membesar


Tiroid tidak membesar
Trakea terletak di tengah

TORAKS

Paru

Inspeksi

: gerakan dinding dada tampak simetris dalam keadaan


statis dan dinamis. Retraksi sela iga tidak ada.

Palpasi

: stem fremitus paru kanan dan kiri sama kuat

Perkusi

: sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi

: suara nafas vesikuler, ronchi - / -, wheezing - / -

Jantung
Inspeksi

: iktus cordis tidak terlihat

Palpasi

: iktus cordis teraba di sela iga IV midclavicular kiri

Perkusi

: jantung dalam batas normal

Auskultasi

: bunyi jantung I dan II murni, reguler, bising jantung (-),


gallop (-)

ABDOMEN

Inspeksi

: abdomen tampak datar

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Palpasi

: abdomen supel, turgor baik, nyeri tekan (-), hepar tidak


teraba, lien tidak teraba.

Perkusi

: timpani

EKSTREMITAS

:akral hangat, tidak ada deformitas, tidak ada edema

KULIT

: turgor kulit baik

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS:
Refleks Fisiologis :
-

Refleks Achiles +/+

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

Reflek bisep +/+


Refleks patela +/+
Reflek trisep +/+

Refleks Patologis :
- Babinski (-)
- Chadock (-)
- Rangsang meningeal :
Kaku kuduk : Brudzinski I : Brudzinski II : RINGKASAN
Telah diperiksa seorang anak perempuan berumur 1 tahun 2 bulan yang datang
dengan keluhan utama demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Dari
alloanamnesa didapatkan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien panas
tinggi, timbul mendadak dan terus menerus dan pasien mengalami kejang 1 kali
dirumah. Menggigil (-) . Pasien mengalami kejang 1 menit, kejang diawali pada
bagian tangan dan kaki, tidak kelojotan. Setelah kejang, pasien tertidur. Mual dan
muntah setiap diberi makan atau setelah minum ASI sebanyak gelas
aqua.Tidak ada batuk, tidak pilek, tidak mencret,tidak ada bintik merah ditubuh dan
tidak mimisan. BAK lancar, banyak, berwarna kuning jernih. BAB tidak mencret,
konsistensi lunak dan berwarna kuning.
DIAGNOSIS KERJA
Kejang demam sederhana e.c GEA
DIAGNOSIS BANDING
- epilepsi
- meningitis
- ensefalitis
- meningoensepalitis
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
EEG
CT-Scan
Lumbal pungsi
PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
Atasi kejang dengan:
1. Diazepam supp 10 mg
_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

2. Ibuprofen supp 125 mg


Kemudian lakukan :
3. IVFD RL
4. Rujuk RSU puri husada
ANALISA KASUS
Pada pasien ini ditegakkan diagnosa kejang demam kompleks berdasarkan :
- Allo anamnesa didapatkan panas tinggi, terus menerus, tidak menggigil, pasien
kejang dirumah 1 kali lamanya 1 menit, kejang diawali pada tangan dan kaki,
kejang tidak kelonjotan. setelah kejang pasien tertidur. Suhu tubuh pasien diukur
termometer 39,5 C dipuskesmas lalu turun menjadi 39,1 C setelah diberikan dumin
supp 78mg. Pasien sempat mengalami kejang dipuskesmas, kejang selama 2 menit
dimulai pada tangan dan kaki. Setelah diberikan diazepam supp 5 mg pasien
tertidur.
- Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
- Pada pemeriksaan refleks fisiologis positif.
- Pada pemeriksaan patologis setelah kejang didapatkan hasil negatif.
Penatalaksanaan kejang demam yang dilakukan :
1. Diazepam supp 5 mg
2. Dumin supp 10mg/kgbb
3. IVFD RL

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

Landasan Teori
KEJANG DEMAM
Definisi (1,2,3)
Kejang adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu
rectal di atas 38

C ) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang

demam merupakan kelainan neurologist yang paling sering ditemui pada anak,
terutama pada golongan umur 6 bulan sampai 4 tahun. Onset kejang paling tinggi
pada usia 14 18 bulan. Hampir 3 % anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah
menderitanya ( Millichap,1968). Terjadinya bangkitan kejang demam bergantung
kepada umur, tinggi serta cepatnya suhu meningkat. Faktor hereditas juga mempunyai
peranan. Lennox-Buchtal (1971) berpendapat bahwa kepekaan terhadap bangkitan
kejang demam diturunkan oleh sebuah gen dominan dengan penetrasi tidak sempurna.
Patofisiologi (1)
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan
suatu energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak
yang terpenting adalah glukosa. Sifat proses tersebut adalah oksidasi dimana oksigen
disediakan dengan perantaraan fungsi paru paru dan diteruskan ke otak melalui
sistem kardiovaskuler. Jadi sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses
oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam yang
berupa lipoid dan permukaan luar yang berupa ionik. Dalam keadaan normal
membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium ( K+) dan sangat
sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl -).
Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na + rendah,
sedangkan di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan
konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial yang
disebut potensial membrane dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial
membrane ini, diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATP ase yang terdapat
pada permukaan sel.

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

Keseimbangan potensial membrane ini dapat dirubah oleh adanya :


1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.
2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau
aliran listrik dari sekitarnya.
3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau
keturunan.
Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10% - 15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%.
Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh
tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu
tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan
dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion Kalium maupun ion Natrium melalui
membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini
demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel
tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah
kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda tergantung dari tinggi
rendahnya ambang kejang seseorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu
tertentu. Pada anak dengan ambang kejang rendah, kejang akan terjadi pada suhu
380C sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi
pada suhu 400C atau lebih. Dari kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa
terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada ambang kejang yang rendah
sehingga penanggulangannya perlu diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita
kejang.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan
tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari
15 menit) biasanya disertai terjadinya apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan
energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai
denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat disebabkan
meningkatnya aktifitas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak
meningkat. Rangkaian kejadian di atas adalah faktor penyebab hingga terjadinya
_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama. Faktor terpenting adalah
gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan
permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel
neuron otak.
Kerusakan pada daerah mesial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang
yang berlangsung lama dapat menjadi matang di kemudian hari, sehingga terjadi
serangan epilepsi yang spontan. Jadi kejang demam yang berlangsung lama dapat
menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga terjadi epilepsi.
Manifestasi klinis (1)
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan
dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di
luar susunan saraf pusat, misalnya tonsillitis, otitis media akut, bronchitis,
furunkulosis dan lain lain. Serangan kejang biasanya tejadi dalam 24 jam pertama
sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik
klonik, tonik, fokal maupun akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu
kejang berhenti anak tidak dapat memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah
beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya
kelainan saraf. Livingstone membuat kriteria dan membagi kejang demam atas 2
golongan, yaitu:
1. Kejang demam sederhana ( simple febrile convulsion)
2. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam ( epilepsi triggered off by fever)
Namun selain itu, ada pula yang membagi kejang demam menjadi dua tipe, yaitu : (2)
1. Kejang demam sederhana
2. Kejang demam kompleks
Kejang demam sederhana biasanya berbentuk umum tonik- klonik tanpa
adanya kejang fokal, berlangsung singkat kurang dari 10 menit, kejang tidak berulang
dalam waktu 24 jam dan umumnya akan berhenti sendiri.
Sedangkan kejang demam kompleks memiliki satu atau lebih ciri antara lain :
Adanya kejang parsial ( fokal ), berlangsung lebih dari 10-15 menit, dan berulang
lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Faktor resiko terjadinya kejang demam berulang meliputi :
-

usia < 15 bulan saat kejang demam pertama

kejang pertama terjadi pada saat suhu sudah relatif normal

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

10

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

adanya riwayat kejang demam dalam keluarga

jarak yang singkat antara onset demam dan permulaan kejang

Pasien dengan 4 faktor resiko mempunyai kemungkinan kambuh 70 % lebih besar.


Pasien tanpa faktor resiko mempunyai kemungkinan kambuh 20 %.
Penanggulangan (1)
Dalam penanggulangan kejang demam ada 4 faktor yang perlu dikerjakan yaitu:
1. Memberantas kejang secepat mungkin
2. Pengobatan penunjang
3. Memberikan pengobatan rumat
4. Mencari dan mengobati penyebab.
1. Memberantas kejang secepat mungkin
Bila penderita datang dalam keadaan status konvulsifus, obat pilihan utama
adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Keampuhan diazepam yang
diberikan secara intravena ini sudah tidak perlu dipersoalkan lagi, karena keberhasilan
untuk menekan kejang adalah sekitar 80%-90%. Efek terapeutiknya sangat cepat,
yaitu antara 30 detik sampai 5 menit dan efek toksik yang serius hampir tidak
dijumpai apabila diberikan secara perlahan dan dosis tidak melebihi 50 mg
persuntikan.
Dosis tergantung dari berat badan, yaitu kurang dari 10 kg : 0,5-0,75 mg/kgbb dengan
minimal dalam semprit 2,5 mg; 10-20 kg : 0,5 mg/kgbb dengan minimal dalam
semprit 7,5 mg dan di atas 20 kg : 0,5 mg/kgbb. Biasanya dosis rata-rata yang terpakai
0,3 mg/kgbb/kali dengan maksimum 5 mg pada anak berumur kurang dari 5 tahun dan
10 mg pada anak yang lebih besar.
Setelah suntikan pertama secara intravena ditunggu 15 menit, bila masih terdapat
kejang diulangi suntikan kedua dengan dosis yang sama, juga intravena. Setelah 15
menit suntikan kedua masih kejang, diberikan suntikan ketiga dengan dosis yang
sama tetapi pemberiannya secara intramuskuler, dengan harapan kejang akan berhenti.
Bila tidak berhenti dapat diberikan fenobarbital atau paraldehyde 4% secara intravena.
Akibat samping diazepam adalah mengantuk, hipotensi, penekanan pada pusat
pernafasan, laringospasme dan henti jantung. Penenkanan pada pusat pernafasan dan
hipotensi terutama terjadi bila sebelumnya anak telah mendapat fernobarbital.

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

11

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

Diazepam diberikan langsung tanpa larutan pelarut dengan perlahan-lahan kira-kira 1


ml/menit dan pada bayi sebaiknya diberikan 1 mg/menit. Pemberian diazepam secara
intravena pada anak yang kejang seringkali menyulitkan, cara pemberian yang mudah,
sederhana dan efektif melalui rektum telah dibuktikan keampuhannya. Hal ini dapat
dilakukan dengan baik oleh orang tua atau tenaga lain yang mengetahui dosisnya.
Dosis tergantung dari berat badan, yaitu berat kurang dari 10 kg : 5 mg dan
berat lebih dari 10 kg : 10 mg. Rata-rata pemakaian 0,4-0,6 mg/kgbb. Kemasan terdiri
dari 5 mg dan 10 mg dalam rektiol. Bila kejang tidak berhenti dengan dosis pertama
dapat diberikan lagi setelah ditunggu 15 menit dengan dosis yang sama dan bila tidak
berhenti setelah ditunggu 15 menit dapat diberikan secara intravena dengan dosis 0,3
mg/kgbb. Pemberian dilakukan pada anak/bayi dalam posisi miring/menungging dan
dengan rektiol yang ujungnya diolesi vaselin, dimasukkanlah pipa saluran rektiol ke
rektum sedalam 3-5 cm. Kemudian rektiol dipijat hingga kosong betul dan selanjutnya
untuk beberapa menit lubang dubur ditutup dengan cara merapatkan kedua muskulus
gluteus.
Apabila diazepam tidak tersedia, dapat diberikan fenobarbital secara
intramuskulus dengan dosis awal untuk bayi baru lahir (neonatus) 30 mg/kali, anak
berumur 1 bulan sampai 1 tahun : 50 mg/kali dan umur 1 tahun ke atas 75 mg/kali.
Bila kejang tidak terhenti setelah ditunggu 15 menit, dapat diulangi suntikan
fenobarbital dengan dosis untuk neonatus 15 mg, anak 1 bulan sampai 1 tahun 30 mg
dan diatas 1 tahun 50 mg secara intramuskuler. Hasil yang terbaik ialah apabila
tersedia fenobarbital yang dapat diberikan secara intravena dengan dosis 5 mg/kgbb
pada kecepatan 30 mg/menit.
Difenilhidantoin oleh banyak sarjana masih dipakai sebagai obat pilihan
pertama untuk menanggulangi status konvulsifus karena tidak menggangu kesadaran
dan tidak menekan pusat pernafasan, tetapi menggangu frekuensi dan irama jantung.
Dosisnya adalah 18 mg/kgbb dalam infus dengan kecepatan tidak melebihi 50
mg/menit. Dengan dosis tersebut kadar terapeutik dalam darah akan menetap selama
24 jam.
Bila kejang tidak dapat dihentikan dengan obat-obat tersebut di atas maka
sebaiknya penerita dirawat di ruangan intensif untuk diberikan anestesi umum dengan
thiopental yang diberikan oleh seorang ahli anestesi.

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

12

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

2. Pengobatan penunjang
Sebelum memberantas kejang jangan lupa dengan pengobatan penunjang.
Semua pakaian yang ketat dibuka. Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah
aspirasi isi lambung. Penting sekali mengusahakan jalan nafas yang bebas agar
oksigenisasi terjamin, kalau perlu dilakukan secara teratur dan pengobatan ditambah
dengan pemberian oksigen.
Fungsi vital seperti kesadaran, suhu, tekanan darah, pernafasan dan fungsi
jantung diawasi secara ketat. Cairan intravena sebaiknya diberikan dengan monitoring
untuk kelainan metabolik dan elektrolit. Bila terdapat tanda tekanan intrakranial yang
meninggi jangan diberikan cairan dengan kadar natrium yang terlalu tinggi. Bila suhu
meninggi (hiperpireksia) dilakukan hibernasi dengan kompres atau alkohol. Obat
untuk hibernasi adalah klorpromazin 2-4 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis;
prometazin 4-6 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis secara suntikan.
Untuk mencegah terjadinya edema otak, diberikan kortikosteroid, yaitu dengan dosis
20 30 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis atau sebaiknya glukortikoid misalnya
deksametazon 0,5 1 ampul setiap 6 jam sampai keadaan membaik.
3. Pengobatan rumat
Setelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat. Daya kerja
diazepam sangat singkat yaitu berkisar antara 45-60 menit sesudah disuntik. Oleh
sebab itu harus diberikan obat antiepileptik dengan daya kerja lebih lama misalnya
fenobarbital atau difenilhidantoin.
Fenobarbital diberikan langsung setelah kejang berhenti dengan diazepam. Dosis awal
adalah neonatus 30 mg; umur 1 bulan 1 tahun 50 mg dan umur 1 tahun ke atas 75
mg, semuanya secara intramuskuler. Sesudah itu diberikan fenobarbital sebagai dosis
rumat. Karena metabolismenya di dalam tubuh perlahan, pada anak cukup diberikan
dalam 2 dosis sehari dan kadar maksimal dalam darah terdapat setelah 4 jam. Untuk
mencapai kadar terapeutik secepat mungkin diperlukan dosis yang lebih tinggi
daripada biasa. Dengan dosis ganda 8-10 mg/kgbb/hari kadar 10-20 mikrogram/ml,
yaitu kadar efektif dalam darah tercapai dalam 48-72 jam. Di sub Bagian Saraf Anak
_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

13

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

FKUI-RSCM Jakarta, fenobarbital sebagai dosis awal diberikan setelah dosis awal
sebanyak 8-10 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis untuk hari pertama dan kedua,
diteruskan untuk hari berikutnya dengan dosis biasa 4-5 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2
dosis. Selama keadaan belum memungkinkan antikonvulsan diberikan secara suntikan
dan bila telah membaik diteruskan secara oral.
Lanjutan pengobatan rumat ini tergantung aripada keadaan penderita.
Pengobatan ini dibagi atas dua bagian, yaitu :
A. Profilaksis intermiten
B. Profilaksis jangka panjang
A. profilaksis intermiten
Untuk mencegah terulangnya kejang kembali dikemudian hari, penderita yang
menderita kejang demam sederhana diberikan obat campuran antikonvulsan dan
antipiretika, yang harus diberikan kepada anak bila menderita demam lagi.
Antikonvulsan yang diberikan ialah fenobarbital dengan dosis 4-5 mg/kgbb/hari yang
mempunyai akibat samping paling sedikit dibandingkan dengan obat antikonvulsan
lainnya. Obat antipiretika yang dipakai misalnya aspirin. Dosis aspirin adalah 60
mg/tahun/kali, sehari diberikan 3 kali atau untuk bayi di bawah umur 6 bulan
diberikan 10 mg/bulan/kali, sehari diberikan 3 kali. Kadar maksimum dalam darah
tercapai dalam 2 jam pemberian oral.
Sebenarnya pemberian antikonvulsan dan antipiretik seperti ini dianggap
kurang tepat, oleh karena biasanya kejang pada kejang demam sederhana timbul di
dalam 16 jam pertama setelah anak demam. Akan tetapi pada penyelidikan Camfield
dkk, pemberian antipiretika tanpa antikonvulsan dibanding dengan yang diberi
konvulsan ternyata pada golongan yang kedua, kejang dapat dicegah dengan hasil
yang bermakna ( p < 0,02). Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebenarnya
diperlukan fenobarbital dengan dosis yang lebih tinggi yakni 10-15 mg/kgbb/hari,
tetapi dengan dosis tersebut terdapat efek samping seperti mengantuk, penekanan
terhadap pusat pernapasan dan sebagainya.
Obat yang kini lebih ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah
terulangnya kejang demam sederhana ialah diazepam, baik diberikan secara rektal
maupun oral pada waktu anak mulai teraba panas.
Profilaksis intermiten ini sebaiknya diberikan sampai kemungkinan anak untuk
menderita kejang demam sederhana sangat kecil, yaitu sampai sekitar umur 4 tahun.
_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

14

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

B. profilaksis jangka panjang


Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya dosis
terapeutik yang stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah
terulangnya kejang dikemudian hari.
Diberikan pada keadaan:
1. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam
2. Keadaan yang telah disepakati pada konsensus bersama, yaitu pada semua kejang
demam yang mepunyai ciri:
a. Terdapatnya gangguan perkembangan saraf seperti serebral palsi, retardasi
perkembangan dan mikrosefali.
b. Bila kejang berlangsung lebih dari 15 menit, bersifat fokal atau diikuti
kelainan saraf yang sementara atau menetap.
c. Bila terdapat riwayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik pada orangtua
atau saudara kandung.
d. Pada kasus tertentu yang dianggap perlu, yaitu bila kadang-kadang terdapat
kejang berulang atau kejang demam pada bayi berumur di bawah 12 bulan.
Bila diperhatikan keempat faktor tersebut di atas tidaklah berbeda dengan kriteria
modifikasi Livingston untuk kejang demam.
Obat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialah:
1. Fenobarbital
Dosis 4-5 mg/kgbb/hari. Akibat samping dari fenobarbital jangka panjang
ialah perubahan sifat anak menjadi hiperaktif, perubahan siklus tidur (suka
tidur) dan kadang-kadang gangguan kognitif atau fungsi luhur.
2. Sodium valproat/asam valproat (Epilin, Depakene)
Dapat menurunkan resiko terulangnya kejang dengan memuaskan, bahkan
lebih baik dibandingkan dengan fenobarbital.
Dosis ialah 20-30 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis. Kekurangan obat ini
ialah harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan fenobarbital dan gejala
toksis berupa rasa mual, kerusakan hepar, pankreatitis.
3. Fenitonin (Dilantin)
_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

15

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

Diberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkan gangguan sifat


berupa hiperaktif sebagai pengganti fenobarbital. Hasilnya tidak atau kurang
memuaskan.
Pemberian antikonvulsan pada profilaksis jangka panjang ini dilanjutkan
sekurang-kurangnya 3 tahun seperti mengobati epilepsi.
Menghentikan pemberian antikonvulsan kelak harus perlahan-lahan dengan
jalan mengurangi dosis selam 3 atau 6 bulan.
4. Mencari dan mengobati penyebab
Penyebab dari kejang demam beik kejang demam sederhana maupun
epilepsi yang diprovokasi oleh demam biasanya infeksi traktus respiratorius
bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotika yang tepat dan
adekuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut.
Secara akademis pada anak dengan kejang demam yang datang untuk pertama
kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan fungsi lumbal.
Hal ini perlu untuk menyingkirkan faktor infeksi di dalam otak misalnya
meningitis.
Apabila menghadapi penderita dengan kejang lama, pemeriksaan yang
intensif perlu dilakukan, yaitu pemeriksaan fungsi lumbal, darah lengkap
misalnya gula darah, kalium, magnesium, kalsium, natrium, nitrogen dan faal
hati.
Selanjutnya bila belum memberikan hasil yang diinginkan dan untuk
melengkapi data, dapat dilakukan pemeriksaan khusus, yaitu X-foto
tengkorak,

elektroensefalogram,

ekoensefalografi,

brain

scan,

pneumoensefalografi dan arteriografi.


Pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan laboratorium
pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit, kalsium, fosfor, magnesium, atau gula
darah tidak rutin dilakukan pada kejang demam pertama. Pemeriksaan
laboratorium harus ditujukan untuk sumber demam, bukan sekedar sebagai
pemeriksaan rutin.
-

EEG (elektro ensefalo gram)

EEG adalah pemeriksaan gelombang otak untuk meneliti ketidaknormalan


gelombang. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam
_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

16

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

yang baru terjadi sekali tanpa adanya defisit atau kelainan neurologi. Tidak ada
penelitian yang menunjukkan bahwa EEG yang dilakukan saat kejang demam atau
segera setelahnya atau sebulan setelahnya dapat memprediksi akan timbulnya
kejang tanpa demam di masa yang akan datang. Walaupun dapat diperoleh
gambaran yang abnormal setelah kejang demam gambaran tersebut tidak bersifat
prediktif terhadap resiko berulangnya kejang demam atau resiko epilepsi.
-

Lumbal Pungsi

Adalah pemeriksaan cairan cerebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang
belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis. Pemeriksaaan ini dilakukan setelah
kejang demam pertama pada bayi ( usia >12 bulan) karena gejala dan tanda meningitis
pada bayi mungkin sangat minimal atau tidak tampak. Pada kejang demam pertama di
usia antara 12 18 bulan, ada beberapa pendapat berbeda. Berdasar penelitian yang
telah diterbitkan, cairan serebrospinal yang abnormal umumnya diperoleh pada anak
dengan kejang demam yang :
1. memiliki tanda peradangan selaput otak
2. mengalami complex partial seizure
3. sudah sakit dalam 48 jam sebelumnya
4. kejang saat tiba di UGD
5. keadaan postiktal yang berkelanjutan. Mengantuk saat kejang demam
adalah normal
6. kejang pertama setelah usia 3 tahun
- CT-Scan dan MRI tidak dilakukan pada kejang demam yang baru perjadi untuk
perrtama kalinya.

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

17

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

BAGAN MEMBERANTAS KEJANG


1. Segera diberikan
diazepam intravena

dosis rata-rata 0,3 mg/kgbb

atau
diazepam rektal

dosis <10 kg : 5 mg rektiol


>10 kg : 10 mg rektiol
bila kejang
tidak berhenti
tunggu 15 menit

dapat diulang dengan dosis/cara yang sama


kejang berhenti
berikan dosis awal fenobarbital
dosis : neonatus

: 30 mg intramuskuler
1 bulan 1 tahun

: 50 mg intramuskuler

> 1 tahun

: 75 mg intramuskuler

pengobatan rumat
4 jam kemudian
dosis : Hari I + II

: fenobarbital 8 10 mg/kgbb
dibagi dalam 2 dosis
Hari berikutnya

: fenobarbital 4 5 mg/kgbb
dibagi dalam 2 dosis

2. Bila diazepam tidak tersedia :


langsung memakai fenobarbital
dengan dosis awal dan selanjutnya
_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

18

Presentasi Kasus Kejang Demam


___________________________________________________________________________________

diteruskan dengan pengobatan rumat

DAFTAR PUSTAKA
1. Latief, Abdul dkk. Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian/ SMF Ilmu kesehatan
Anak FKUI, Jakarta, 1985, hal. 847 854.
2. Soetomo, Taslim dkk. Neurologi Anak. Jakarta. Badan Penerbit IDAI:
1999; 244 251.
3. Mason H. Willbert : measles. Nelson textbook of pediatrics 18th. 2007
4. Soedaemo,S. Sumarmo, dkk : Buku Ajar Infeksi & Pediatric Tropis. 2008
5. http://www.who.int/topics/measles/en/
6. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001569.htm
7. http://www.emedicinehealth.com/measles/article_em.htm

_______________________________________________________________________________
Puskesmas Tembilahan Kota

19

Вам также может понравиться