Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sunny
102012325/FF23
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email : sunnytahir@live.com
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit yang sering di derita oleh usia lanjut dan
sampai saat ini hipertensi juga masih tetap menjadi masalah karena beberapa
hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien
hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi
tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan
komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.1,2
Pelayanan Kedokteran dengan pendekatan keluarga merupakan gabungan
antara pelayanan kedokteran dan pendekatan keluarga. Pengertian pelayanan
kedokteran adalah pelayanan yang dilakukan oleh dokter yang berwenang sesuai
dengan latar belakang pendidikannya di bidang kedokteran, baik yang
dijalankan sendiri ataupun bersama dalam organisasi, dengan cara memelihara,
meningkatkan kesehatan, mencegah, memberikan tindakan yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan untuk menyembuhkan dan
menyelesaikan masalah kesehatan dari pengguna jasa individu, keluarga dan
ataupun kelompok komunitas.3
Maka dari itu, memberikan pengetahuan mengenai penyakit ini kepada
masyarakat perlu didalami, agar dapat segera dikenal, dicegah dan diobati
dengan tepat dan tuntas.
Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dari kasus ini adalah:
1. Faktor resiko apa saja yang ditemukan pada pasien
2. Melihat bagaimana fungsi keluarga menurut ilmu kedokteran keluarga
dalam mendukung penyembuhan pasien
3. Evaluasi terapi dalam rangka pengobatan pasien
Tujuan
Tujuan penulisan laporan kasus :
1. Mengetahui dan memahami betul tentang penyakit Hipertensi itu sendiri,
sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan berupa promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif
yang menyeluruh,
terpadu, dan
Manfaat
1. Meningkatkan sikap, perilaku, dan pengetahuan pasien dan keluargannya
terhadap Hipertensi dan pengobatannya.
2. Mengenali gejala dini dan tanda-tanda bahaya dari penyakit tersebut, serta
memanfaatkan potensi pasien dan keluargannya dalam menanggulangi
masalah yang timbul.
3. Membantu dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas pada kasus
penyakit menular atau penyakit tidak menular.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan curah
jantung dan atau kenaikan pertahanan perifer. Menurut The Joint National
Commitee of Prevention, Detection, Evaluation
and
Treatment
of
The
Blood Pressure (2004) dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik yang
lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah
diastolik yang lebih besar atau sama dengan 90mmHg. Umumnya tekanan
darah normal seseorang 120mmHg/80mmHg. Hasil pemeriksaan tersebut
dilakukan 2 atau lebih pemeriksaan dan dirata-rata.4
II.
Anamnesis
1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah
2. Indikasi adanya hipertensi sekunder
a) Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal
b) Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri, pemakian obatobat analgesic
c) Episode
berkeringat,
sakit
kepala,
kecemasan,
palpitasi
(feokromositoma)
d) Episode lemah otot dan tetani (aldosteronisme)
3. Faktor-faktor resiko :
a) Riwayat hipertensi atau
keluarga
pasien
b) Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarga pasien
c) Riwayat diabetes mellitus pada pasien atau keluarga pasien
d) Kebiasaan merokok
e) Pola makan
f) Kegemukan, intensitas olahraga
g) Kepribadian
Pemeriksaan Fisik
Selain memeriksa tekanan darah, juga untuk evaluasi adanya penyakit penyerta,
adalah
masalah
ketepatan
pengukuran,
sedangkan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang rutin dilakukan sebelum memulai
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan oragn dan factor resiko lain
atau mencari penyebab hipertensi.
Hematologi Rutin
Pada penderita hipertensi yang tidak diobati biasanya akan mengalami
peningkatan sel darah putih (leukosit) serta perubahan pada beberapa
komponen darah lainnya.
Gula Darah
Hipertensi yang disertai diabetes maupun diabetes yang disertai
hipertensi dapat menimbulkan risiko penyulit pada organ penting. Untuk
menghindari hal tersebut maka penyandang hipertensi juga perlu secara
teratur memeriksakan gula darahnya (gula puasa dan 2 jam PP).
Profil Lemak
Penyandang hipertensi berisiko mengalami penyakit kardiovaskular.
Risiko akan semakin besar apabila disertai peningkatan trigliserida,
kolesterol total dan kolesterol LDL, serta penurunan kolesterol HDL. Oleh
sebab itu sangat penting bagi penyandang hipertensi untuk memeriksakan
profil lemak secara berkala.
Fungsi Ginjal
Hipertensi pemicu utama terjadinya kerusakan pada ginjal. Dari hasil
evaluasi, 20 - 30% pasien cuci darah adalah penderita hipertensi. Untuk
itu perlu melakukan pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan:
Urea N
Urea Nitrogen merupakan produk akhir dari metabolisme protein
yang mudah disaring oleh ginjal. Urea N dalam darah mencerminkan
perbandingan antara urea yang dihasilkan dan urea yang dibuang.
Urea N dalam darah dapat tinggi pada keadaan penyakit ginjal akut
maupun kronik.
Kreatin
Kreatin merupakan pemeriksaan fungsi ginjal yang paling umum
digunakan. Namun konsentrasi kreatin akan menunjukkan hasil tidak
normal setelah setengah atau lebih kerja ginjal tidak berfungsi. Saat
ini penanda baru yang lebih sensitif dari kreatinin dalam mendeteksi
penurunan fungsi ginjal adalah Cystatin C.
Asam Urat
Asam urat sangat berhubungan erat dengan hipertensi. Konsentarsi
asam urat yang tinggi di dalam darah akan meningkatkan risiko
komplikasi hipertensi.
V.
Klasifikasi Hipertensi
Menurut The Seven Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC7) kalsifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2
(Tabel 1)4
TDS
TDD
(mmHg
(mmHg
Normal
)
< 120
)
< 80
Prahipertensi
120
80 89
90 99
139
Hipertensi derajat 1
140
159
Hipertensi derajat 2
160
100
VI.
Epidemiologi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang
cukup banyak menganggu kesehatan masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada
manusia yang sudah berusia setengah umur (usia lebih dari 40 tahun). Namun,
banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi. Hal
ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum
menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatannya.5
Di Amerika, data statistik pada tahun 1980 menunjukkan nahwa sekitar
20% penduduk menderita hipertensi. Di Indonesia belum ada penelitian
nasional yang menyeluruh, namun diperkirakan angka statistik di Indonesia
tidak jauh berbeda dengan Amerika.5
Boedi Darmoyo dalam penelitiannya, menemukan bahwa antara 1,8%28,6 % penduduk dewasa adalah penderita hipertensi. Angka 1,8% berasal dari
penelitian di Desa Kalirejo, Jawa Tengah, sedangkan nilai 28,6% dilaporkan
dari hasil penelitian di Sukabumi, Jawa Barat.5
VII.
hipertensi
primer
belum
diketahui
dengan
pasti
5. Usia
Patogenesis
Sampai sekarang pengetahuan tentang patogenesis hipertensi primer
terus berkembang karena belum didapat jawaban yang memuaskan yang dapat
menerangkan
terjadinya
peningkatan
tekanan
darah.
Tekanan
darah
dipengaruhi oleh curah jantung dan tahan perifer. Berbagai faktor yang
mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi tekanan
darah, seperti yang telihat pada gambar 1.
10
IX.
Gejala
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan
darah, gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi
esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung.
Perjalanan penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita hipertensi
mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun tahun. Masa laten ini
menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang
bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit
kepala atau pusing. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis,
mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata
berkunang-kunang.1,2
X.
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah :4
Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi
(diabetes, gagal ginjal proteinuria) <130/80 mmHg
kondisi penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus
dilaksanakan hingga mencapai target terapi masing-masing kondisi.
Pengobatan
hipertensi
terdiri
dari
terapi
nonfarmakologis
dan
Menghentikan merokok
Latihan fisik
11
XI.
Komplikasi
1. Stroke
Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat,
bahwa tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan
tekanan darah yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah yang ada
termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan yang juga
kecil. Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh
darah, maka pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya akan terjadi
stroke hemoragik yang memiliki prognosis yang tidak baik.2
2. Penyakit Jantung Hipertensi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi
terhadap pemompaandarah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung
bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofiventrikel kiri untuk
meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan
dindingyang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang
jantung. Akan tetapikemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah
jantung dengan hipertrofi kompensasiakhirnya terlampaui dan terjadi
dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiringparahnya
aterosklerosis koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi karena gabungan
12
13
BAB III
MATERI dan METODE
Materi
Materi yang dibahas dalam laporan kasus ini adalah Hipertensi yang terjadi pada
pasien.
Metode
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam laporan, yaitu :
1. Pengamatan atau observasi terhadap pasien, keluarga, serta lingkungan
rumah dan sekitarnya.
2. Wawancara/interview langsung dengan menggunakan alat berupa daftar
pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada pasien.
3. Dokumentasi dengan melampirkan foto sebagai bukti pelaksanaan
kunjungan ke rumah pasien.
14
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil Data
Dari hasil wawancara dengan pasien serta pengamatan pada saat melaksanakan
kunjungan ke rumah pasien di Puskesmas Jelambar Baru, maka diperoleh data
sebagai berikut :
I.
Puskesmas
Alamat
No Register
: ---
Identitas Pasien :
Nama
: Ibu Runi
Umur
: 56 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
Alamat
013/RW 10 No 6
II.
: Baik
Kebersihan perorangan
: Baik
Penyakit keturunan
: Hipertensi (Ayah),Almarhum
Penyakit kronis/menular
: Tidak ada
15
: Tidak ada
Pola makan
III.
IV.
V.
: 3 orang
Psikologis Keluarga :
Kebiasaan buruk
: Suami
Ketergantungan obat
: --
: Puskesmas
Pola rekreasi
: Baik
Jenis bangunan
: Semi Permanen
Lantai rumah
: Semen
Luas rumah
: 30 m2
Penerangan
: Kurang
Kebersihan
: Kurang
Ventilasi
: Kurang
Dapur
: Ada
Jamban keluarga
: PAM
Sumber pencemaran
: Tidak ada
: Ada
: Ada
Sanitasi lingkungan
: Kurang
Pemanfaatan pekarangan
: Tidak ada
Spiritual Keluarga :
Ketaatan beribadah
: Baik
16
VI.
VII.
: Baik
Tingkat pendidikan
: sedang
: baik
: baik
: Kurang
Keadaan ekonomi
: Sedang
Kultural Keluarga
: Jawa
Lain lain
: Tidak ada
Nama
Hub
Umur Pendi-
dgn
Pekerja
dikan
an
Agama
Keadaan
Keada
kesehatan
an gizi
Imunisasi
Agus S
KK
KK
60 th
SMP
Security
Islam
Baik
Cukup
Lupa
Runi
Isteri
56 th
SMP
Ibu
Islam
Baik
Cukup
Lupa
Islam
Baik
Cukup
Lengkap
Rumah
3
Muhha
Anak
28 th
S1 IT
Tangga
-
mad
IX.
Keluhan Utama :
Kepala Sering Pusing, Badan tidak enak
X.
Keluhan Tambahan :
Malam susah tidur
XI.
Keadaan umum
: Sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 130/70 mmHg
RR
: 28x/menit
Suhu
: 37 C
Keadaan Regional
Kulit
Leher
Diagnosis keluarga :
18
Riwayat Hipertensi
XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit :
a. Promotif : Menjelaskan tentang penyakit Hipertensi
b. Preventif : -
c. Kuratif :
Terapi medikamentosa :
-
Amlodipin 5 mg/hari
Terapi non-medikamentosa :
1. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus
memperhatikan kebiasaan makan penderita hipertensi.
2. Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan
bagi pasien penderita hipertensi.
3. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Anjurkan
kepada pasien penderita hipertensi untuk melakukan olahraga
seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu. Selain itu menghentikan kebiasaan
merokok dan mengurangi minum minuman beralkohol
sebaiknya juga dilakukan
d. Rehabilitatif : XVII. Prognosis :
Penyakit : dubia ad bonam
Keluarga : dubia ad bonam
Masyrakat : dubia ad bonam
XVIII. Resume
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 23 Juli
2015 pasien adalah penderita Hipertensi. Pasien kurang memiliki pengetahuan
19
tentang penyakitnya sehingga melakukan pola hidup yang salah, kurang tidur,
kurang olahraga dan berobat tidak teratur. Rumah pasien tergolong rumah
yang tidak sehat dilihat dari kurangnya ventilasi dan susunan ruangan yang
terlalu padat sehingga ventilasi pun berkurang. Untuk pencegahan terhadap
hal ini pasien disarankan minum obat secara teratur, kontrol tekanan darahnya
secara rutin minimal 1 bulan sekali dan olahraga secara teratur, memperbaiki
pola makan dan melakukan hal-hal yang terdapat dalam perilaku hidup sehat.
Sedangkan keluarga pasien sebagai kelompok resiko tinggi, dianjurkan untuk
berperilaku hidup sehat sedini mungkin dan mengontrol tekanan darah secara
teratur dan hidup dengan pola makan yang sehat. Untuk mencapai kesehatan
yang menyeluruh hendaknya didukung pula oleh kondisi rumah yang sehat.
XIX. Lampiran : foto foto perilaku atau lingkungan yang mempengaruhi
timbulnya penyakit atau yang nantinya akan mempengaruhi keadaan
kesehatan keluarga
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(b)
(a
(c)
(a)
(b)
21
(a)
(c)
(b)
Gambar 4. (a), (b), (c) Kondisi dalam ruangan dalam rumah (Banyak baju ditumpuk di
lantai, barang-barang yang ditumpuk, dan sebuah jendela yang tertutup
22
(a)
(b
)
Gambar 6. Dapur (Terlihat ada plastik berisi sampah yang digantung di lemari piring
dan makanan)
23
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 23 Juli 2015,
didapatkan bahwa pasien adalah penderita Hipertensi. Pasien kurang memiliki
pengetahuan tentang penyakitnya sehingga melakukan pola hidup yang salah,
kurang tidur, kurang olahraga dan pola makan tidak sehat. Rumah pasien
tergolong rumah yang tidak sehat dilihat dari kurangnya ventilasi dan udara
dalam ruangan yang panas. Pasien disarankan dengan minum obat secara
teratur, kontrol tekanan darahnya secara rutin minimal 1 bulan sekali dan
olahraga secara teratur, memperbaiki pola makan dan melakukan hal-hal yang
terdapat dalam perilaku hidup sehat. Sedangkan keluarga pasien sebagai
kelompok resiko tinggi, dianjurkan untuk berperilaku hidup sehat sedini
mungkin dan mengontrol tekanan darah secara teratur dan hidup dengan pola
makan yang sehat. Untuk mencapai kesehatan yang menyeluruh hedaknya
didukung pula oleh kondisi rumah yang sehat.
Daftar Pustaka
1. Sudoyo AW, Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta: InternaPublishing, 2009.h.1079-85.
2. Arief Mansjoer,dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta .Penerbit
Media Aesculapius FKUI. 2000.h.518-21.
3. Soetono, Sadikin, & Zanilda. Membangun Praktek Dokter Keluarga Mandiri.
Jakarta : Pengurus Besar IDI. 2006.
4. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.
Edisi 6. Jakarta: EGC, 2005. h.583-5.
5. Gunawan L. Hipertensi: Tekanan darah tinggi. Jakarta: Kanisius, 2001. h. 159.
24
25