Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Bacalah dengan saksama cerpen berikut ini, kemudian catatlah data yang berkaitan dengan
latar tempat, waktu, dan suasana!
Pagi tadi, Eyang menyuruh Bi Jum, pembantunya, mengantar Via berobat ke Puskesmas. Sudah
dua hari Via pilek. Biasanya, Eyang sendiri yang mengantar Via berobat. Namun, tetangga sebelah
meninggal. Eyang melayat ke sebelah.
Benarkah Bunda tidak mau mengasuh Via, Eyang? desak Via penasaran. Eyang menatap lembut
cucunya yang sedang sedih dan gelisah. Dengan penuh kasih sayang, tangannya yang keriput membelai
Via.
Mmm, sebaiknya Via cari tahu sendiri ya, jawabannya. Nanti Eyang beritahu caranya.
Via menatap Eyang tak berkedip. Dengan senyum tetap tersungging di bibir, Eyang beranjak
mengambil kertas dan bolpoin.
Dulu, kalau Eyang kecewa terhadap seseorang, Eyang menulis semua hal tentang orang tersebut.
Semua kenangan yang manis ataupun yang tidak menyenangkan. Biasanya,
begitu selesai menulis, hati Eyang lega. Pikiran pun menjadi jernih. Sehingga Eyang bisa menilai orang itu
dengan tepat. Via mau mencoba cara ini? Tulislah kenangan tentang Bunda. Mudah-mudahan Via akan
menemukan jawaban. Eyang ke dapur dulu, ya.
Begitu Eyang berlalu, Via meremas kertas. Untuk apa menulis kenangan tentang Bunda? Bikin
tambah kesal saja. Plung! Via melempar kertas ke tempat sampah.
Langit begitu biru. Via menatap gumpalan awan putih yang berarak. Dulu, Bunda bercerita awan
itu berlari karena takut digelitik angin. Kenangan Via kembali ke masa kecil. Bunda selalu mendongeng
menjelang tidur. Bunda selalu memandikan dan menyuapinya. Tugas itu tidak pernah digantikan
pembantu, meskipun Bunda juga bekerja di kantor.
Tiba-tiba, jam kerja Bunda bertambah, karena hari Sabtu libur. Bunda tiba di rumah paling awal
pukul 17.20. Kini, Via lebih banyak bersama pembantu. Suatu ketika Bunda pulang lebih awal karena
tidak enak badan. Saat itu waktu bagi Via tidur siang. Namun, pembantu mengajaknya main ke rumah
tetangga. Bunda marah dan pembantu ketakutan. Ia keluar.
Sambil menunggu pembantu baru, Via ikut Bunda ke kantor sepulang sekolah. Mula-mula semua
berjalan lancar. Lalu Via mulai sakitsakitan. Akhirnya, ia harus opname. Dokter menduga Via kurang
istirahat dan makan tidak teratur. Bunda menangis mendengarnya. Ia merasa bersalah.
Eyang datang menawarkan diri mengasuh Via di Salatiga. Via senang sekali. Ia tidak akan kesepian
karena banyak sepupunya yang tinggal tidak jauh dari rumah Eyang. Sebetul-nya, Bunda keberatan.
Namun demi kebaikan Via, Bunda pun rela.
Setiap awal bulan, Ayah dan Bunda bergantian ke Salatiga. Biasanya, mereka tiba Minggu pagi.
Sore harinya mereka sudah kembali ke Bandung, karena esok paginya harus ke kantor. Bunda pun selalu
menyempatkan diri mengambil rapor Via. Atau menemani Via ikut piknik sekolah. Saat ulang tahun Via,
Ayah dan Bunda cuti untuk merayakannya bersama.
Ah, tiba-tiba ada aliran haru di dada Via. Keraguannya terhadap kasih sayang Bunda, hilang sudah.
(Sumber: Bobo No. 33/XXX)
2. Berdasarkan data yang telah kalian catat, kaitkan antara latar tempat, waktu, dan suasana
dalam cerpen dengan kenyataan sosial saat sekarang!
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
Menanggapi Membaca Cerpen, Menjelaskan Hubungan Latar dengan Realitas Sosial
Realitas sosial adalah kenyataan yang berhubungan dan terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Contoh: Cerpen Aku Seorang Pengecut
Aku terus mengengkol sepedaku dengan kencang. 10 menit lagi pukul 7. Jika aku tak mengengkol
sepedaku dengan laju, maka aku akan terlambat. Waktu yang ditempuh dari tempatku saat ke sekolah
memakan waktu 15 menit. 10 menit lagi bel masuk berbunyi. Keadaan di jalan raya sangat padat. Lalu
lalang kendaraan tak henti-hentinya. Beragam macam karakter orang yang berlalu lalang. Akhirnya,
aku tiba di perempatan jalan. Mampus aku. Lampu merah pula. Gawat waktuku terbuang. Aku
semakin kesal. Di pinggir jalan kulihat seorang kakek tua ditodong oleh 2 orang perampok. Mereka
yang berlalu lalang di sekitar kejadian pura-pura tak melihat. Aku ingin menolong kakek itu, tetapi
lampu hijau tiba-tiba menyala. Aku segera memacu sepedaku lebih laju lagi. Kuurungkan niatku
menolong. Aku takut dihukum guru karena terlambat. Entah bagaimana nasib si kakek. Aku mencoba
melupakannya. Anggap saja aku tak melihat kejadian itu. Aku tiba di sekolah tepat pukul 7. Untunglah
tak terlambat. Luar biasa.aku mampu memacu sepedaku dengan kencang. Robert, cepat berlari!
Gerbang akan segera ditutup. Teriak satpam. Aku berlari ngos-ngosan. Setiba di kelas, aku bernapas
lega
karean
guru
jam
pertama
belum
masuk
ke
kelas.
Tengtengteng
Bel istirahat berbunyi. Kulihat Mona menenteng tasnya sambil menangis. Aku menghampirinya.
Mau kemana, Mon? tanyaku penasaran. Mona ini sahabat karibku sejak TK. Kami berteman sangat
akrab.
Aku dijemput papaku, Bert. Kata papa kakekku masuk RS Antonius karena kepalanya terbentur di
aspal. Pagi tadi kakek diserang 2 orang perampok. Kakek memberontak, sehingga terjadi tarik
menarik.
Kakek
akhirnya
terjatuh
dan
terhempas
di
aspal.
Sejenak
aku
terdiam.
Apa
mungkin
kakek
tadi
adalah
kakek
Mona?
Di
Di
Aku
mana
perempatan
tertunduk
kejadiannya?
jalan
lesu.
tanyaku
sekitar
Ternyata,
untuk
jam
aku
memastikan.
kurang.
seorang
pengecut.
3. Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca
3 Kata kunci untuk mempermudah kita dalam menulis kembali cerpen yang telah dibaca dengan
kalimat sendiri:
1. Bacalah cerpen dengan baik
2. Pahami unsur intrinsik cerita dengan baik
3. Setelah memahami isi dan unsure intrinsik, tulis kembali cerpen yang sudah dibaca dengan
bahasa dan penafsiran Anda sendiri sesuai dengan teks aslinya.