Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
N DENGAN
BRONKIOLITIS DI RUANG KANAK-KANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
JAYAPURA
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
MARLOND JORDY SINAY
NIM. 124019.01.12.425
Oleh :
MARLOND JORDY SINAY
NIM. 124019.01.12.425
A. Motto
1. Keberhasilan yang paling manis adalah ketika mencapai sesuatu yang menurut
orang lain itu tidak mungkin.
B. Persembahan
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
1. Papaku Freddy Jerry Sinay dan Mamaku Pdt Joice Paulina Tulaseket yang aku
sayang yang selalu siang dan malam mendoakan dan memberi kasih sayang
kepada penulis agar menjadi orang yang sukses.
2. Bapak Yusuf Silimbu mama Alfrida Salu dan kakak Yurid Rosa Mustika yang selalu
memberikan perhatian dan kasih sayang bagi penulis.
3. Bapak Djufri Roward Pangemanan, Sp,M.Si , mama Irene Sumijati Done dan
Charen Marini Pangemanan yang selalu mendoakan penulis
4. Terima kasih Direktur Akademi Keperawatan Bunda Anik Sri Suryani,S.Sos M Si
beserta Dosen yang setia membimbing penulis
5. Kedua saudaraku Christanto Yusuf dan Zakarius Paarrang yang selalu
memberikan motivasi dan membantu penulis
6. Teman - teman AMPIGO FUTSAL dan Sentani Hunters Clan yang selalu
mendukung penulis didalam doa.
7. Teman-teman The Bancat Club yang selalu menjadi menghibur penulis
8. Teman - teman PAM Jemaat GKI EFATA Dosay yang selalu mendukung penulis
dalam doa
9.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkah dan anugerah-Nya, sehingga penulis
dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan Rumah Sakit Marhen Indey
Jayapura tahun 2015.
Adapun judul dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah Asuhan Keperawatan
Pada By. N Dengan Bronkiolitis Akut di Ruang Kanak - Kanak Rumah Sakit
Umum Daerah Jayapura.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bunda Anik Sri Suryani, S.Sos, MSi selaku Direktur Akademi Keperawatan
Rumah Sakit Marthen Indey.
2. dr. Yermia Msen. MKes selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Jayapura yang telah meyediakan lahan praktek guna memperdalam ilmu
keperawatan.
3. Kolonel CKM dr. Didik Catur Prasetya, selaku Kepala Rumah Sakit Tk. II
Marthen Indey.
4. Hilda N Kondoy, SST.,MPH dan Siti Patimah S.Kep, Ns selaku Pembimbing
yang senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
5. Murti Deasy, SE, selaku Dosen Penanggung Jawab Semester VI
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak kekurangan sehingga dengan penuh kerendahan dan ketulusan
hati, penulis akan menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Jayapura, 5 Juni 2015
Penulis
INTISARI
Latar belakang: Menurut WHO (2010), di seluruh dunia kira-kira ada 14 juta
orang menderita Bronkiolitis. Di Amerika Serikat sekitar 120.000 bayi dirawat
dengan bronkiolitis pertahun. Umumnya Bronkiolitis menyerang pada anak di
bawah umur 2 tahun dengan kejadian tersering kira-kira usia 6 bulan. Menurut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010, Bronkiolitis menduduki
peringkat tujuh dengan proporsi 6,74%, penyebab kematian seluruh kalangan usia.
Dari sepuluh besar penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit,
Bronkiolitis mendapat urutan kedelapan dengan proporsi 2,36%. Di Indonesia
sendiri daerah dengan jumlah penderita terbanyak pada tahun 2010, adalah
Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Jawa Barat dengan jumlah kasus masingmasing 51,83% dan 49,89%. Menurut data rekam medik yang diperoleh dari
Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura bahwa jumlah kasus Bronkiolitis Akut pada
tahun 2014 sebanyak 19 kasus pada anak.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dan latar belakang diatas maka
penulis tertarik untuk menulis dan menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Asuhan Keperawatan Pada By. N dengan Bronkiolitis Di Ruang Kanak- kanak
Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
Tujuan: Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien secara komprehensif
pada pasien dengan Bronkiolitis Akut dengan menggunakan pendekatan biologis psikologis social dan spiritual.
Metode: Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
proses keperawatan.
Hasil: Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus. Rencana tindakan sesuai
dengan masalah pada kasus ini adalah sebagai berikut: Hipertemi berhubungan
dengan reaksi inflamasi, Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
gangguan ekspansi paru, penumpukan secret, Ketidakefektifan bersihan jalan
napas berhubungan dengan atelektasis, Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake inadekuat, Gangguan pola tidur berhubungan dengan
batuk, sesak, Cemas berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan,Bronkiolitis
DAFTAR ISI
4. Etiologi ...................................................................................... 13
5. Patofisiologi ............................................................................... 13
6. Pathway ..................................................................................... 14
7.
8.
Komplikasi ................................................................................. 15
9.
11.
12.
13.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
A
ANC
BB
BBL
BCG
BJ1
BJ2
CO2
Cm
DS
DO
DPT
D5 ns
E
GDA
Gr
HE
HCT / HT
HGB / HB
I
IV
IVFD
IWL
KCL
MCH
MCHC
MCV
MPV
Nacl
O
O2
P
PBL
PCT
PDW
PLT
R
RBC
RDW
RR
RSV
S
Analisa
Antenatal Care
Berat Badan
Berat Badan Lahir
Basillus Calmatto Guenin
Bunyi Jantung1
Bunyi Jantung2
Karbon Dioksida
Centi Meter
Data Subyektif
Data Obyektif
Diphteria Pertusis Tetanus
Dextrose 5% + Normal Saline
Evaliasi
Gas Darah Akhir
gram
Helium
Hematokrit
Hemoglobin
Intervensi
Intra Vena
Intravenous Fluid Drops
Indensible Water Loss
Kalium Klorida
Mean Corpuscular Hemoglobin
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
Mean Corpuscular Volume
Mean puscular Volume
Natrium Klorida
Obyektif
Oksigen
Plan of care
Panjang Badan Lahir
Procalcitonin
Platelet Distribution Width
Platelet
Revisi
Red Blood Cell
Red Cell Distribution Width
Respirasi
Respiratory Syncytial Virus
Subyektif
SB
SOAP
SOAPIER
TT
UGD
WBC
WHO
C
Suhu Badan
Subyektif Obyektif Analisa Plan of care
Subyektif Obyektif Analisa Plan of care Intervensi Evaluasi Revisi
Tetanus Toksoid
Unit Gawat Darurat
White Blood Cell
World Health Organization
Derajat Celcius
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronkiolitis adalah penyakit infeksi akut pada alat pernafasan terutama
pada bayi umur 2-6 bulan, menimbulkan obstruksi saluran nafas kecil,
disertai gejala batuk, wheezing, krepitasi, dan dapat mengakibatkan apnea.
Infeksi ini ditandai dengan obstruksi saluran Bronkiolitis karena terjadi
edema dan mucus berlebih (Widagdo, 2011)
Bronkiolitis sering mengenai anak usia di bawah satu tahun dengan
insiden tertinggi umur 6 bulan, Bronkiolitis yang terjadi di bawah umur satu
tahun kira-kira 12% dari seluruh kasus, sedangkan anak yang berumur 2
tahun sudah mulai menurun, yaitu sekitar setengahnya. Penyakit ini
menimbulkan morbiditas infeksi saluran pernafasan bawah terbanyak pada
anak. Penyebab yang paling banyak adalah Virus Respiratory Syncytial, kirakira 45-55% dari total kasus. Virus lain seperti Parainfluenza, Rhinovirus,
Adenovirus dan Enterovirus sekitar 20%. Bakteri dan mikroplasma sangat
jarang menyebabkan Bronkiolitis pada bayi. Sekitar 70% kasus Bronkiolitis
pada bayi terjadi gejala yang berat sehingga harus dirawat di Rumah Sakit,
sedangkan sisanya dirawat dipoliklinik.
Menurut WHO (2010), di seluruh dunia kira-kira ada 14 juta orang
menderita Bronkiolitis. Di Amerika Serikat sekitar 120.000 bayi dirawat
lancar maka diperlukan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lainnya,
serta dengan melibatkan pasien dan keluarganya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dan latar belakang diatas
maka penulis tertarik untuk menulis dan menyusun Karya Tulis Ilmiah
dengan judul Asuhan Keperawatan Pada By. N dengan Bronkiolitis Di
Ruang Kanak- kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien secara komprehensif
pada pasien dengan Bronkiolitis dengan menggunakan pendekatan
biologis - psikologis social dan spiritual.
2.
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah penulis
a. Dapat melakukan pengkajian secara komprehensif pada pasien By. N
dengan Bronkiolitis Di Ruang Kanak- kanak Rumah Sakit Umum
Daerah Jayapura
b. Dapat menganalisa data serta menetapkan diagnosa keperawatan baik
aktual maupun potensial pada pasien By. N dengan Bronkiolitis Di
Ruang Kanak- kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
c. Dapat merumuskan rencana keperawatan secara komprehensif pada
pasien By. N dengan Bronkiolitis Di Ruang Kanak- kanak Rumah
Sakit Umum Daerah Jayapura.
d.
f.
Mampu
mendokumentasikan
asuhan
keperawatan
secara
Di
kualitas
wisudawan
dan
wisudawati
sehingga
mempunyai nilai jual yang tinggi dan siap bersaing dengan alumnus
alumnus perguruan tinggi yang lain.
3.
4.
Bagi penulis.
a. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan bronkhitis akut
b. Dapat
menuangkan
kreatifitas
melalui
penulisan
dan
dapat
Wawancara
Metode wawancara yang dilakukan dalam Karya Tulis ini, yaitu
melakukan tanya jawab secara langsung kepada yang berkaitan dengan
kesehatan, dan proses keperawatan klien.
2.
Observasi-partisipatif
Mengamati keadaan umum, perkembangan penyakit pasien,
penatalaksanaan, dan pengobatan serta berperan serta aktif memberikan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
3.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan adalah keterampilan dasar yang digunakan dalam
melakukan pengkajian. Pemeriksaan fisik ini memungkinkan perawat
dalam mengumpulkan data fisik klien yang luas atau data dasar. Dalam
Karya Tulis ini metode yang digunakan yaitu metode head to toe
(pengkajian yang dilakukan secara menyeluruh mulai dari ujung kepala
hingga ujung kaki), untuk mendapatkan data obyektif berfokus pada
kemampuan fungsional pasien yang terdiri dari :
a.
b.
c.
Perkusi
yaitu
suatu
pemeriksaan
dengan
mengetuk
untuk
e.
4.
Studi Literature
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat dengan membaca, dan mempelajari
buku-buku referensi atau literatur lain tentang Bronkiolitis baik secara
umum maupun yang hanya berhubungan dengan anak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Bronkiolitis
1.
Pengertian
Bronkiolitis adalah suatu kondisi terjadi terutama pada umur
kurang dari 6 bulan dan didahului dengan gejala pilek yang diikuti oleh
batuk iritatif serak, sukar bernafas, dan tidak mau makan. (Insley, 2005).
Bronkiolitis akut adalah suatu sindrom obstruksi bronkiolus yang
sering diderita bayi atau anak berumur kurang dari 2 tahun, paling sering
pada usia 6 bulan. (Ngastiyah, 2005).
Bronkiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernafasan bawah
yang ditandai dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil ditandai
edema membran mukosa yang melapisi dinding bronkioli, ditambah
infiltrasi sel dan produksi mukus meningkat, yang menimbulkan obtruksi
jalan nafas (Keperawatan Pediatri, 2002)
Bronkiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada
saluran nafas kecil (Bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang dari 2
tahun dengan insiden tertinggi sekitar usia 6 bulan (Mansjoer, 2006).
2.
Anatomi fisiologi
a. Anatomi saluran nafas
b. Organ-organ Pernafasan :
1) Hidung
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2 lubang,
dipisahkan oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang
berfungsi untuk menyaring dan menghangatkan udara.
2) Tekak (faring)
Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
terdapat didasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut
setelah depan ruang tulang leher. Terdapat epiglotis yang berfungsi
menutup laring pada waktu menekan makanan.
3) Laring (pangkal tenggorok)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis
dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.
4) Trakea (batang tengkorak)
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh sel bersilia yang
berfungsi untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk
bersama-sama udara. Percabangan trakea menjadi bronkus kiri dan
kanan disebut karina.
dan menghembuskan
udara
yang banyak
mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Adapun
guna dari pernafasan yaitu mengambil O2 yang dibawa oleh darah ke
seluruh tubuh untuk pembakaran, mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari
pembakaran yang dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang,
menghangatkan dan melembabkan udara. Pada dasarnya sistem
pernafasan
terdiri
dari
suatu
rangkaian
saluran
udara
yang
difusi sedangkan pemindahan oksigen dan karbondioksida antara kapilerkapiler dan sel-sel tubuh yang disebut dengan perfusi atau pernafasan
internal.
Proses bernafas terdiri dari menarik dan mengeluarkan nafas. Satu
kali bernafas adalah satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi. Bernafas
diatur oleh otot-otot pernafasan yang terletak pada sumsum penyambung
(medulla oblongata). Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah
dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar. Ekspirasi
terjadi pada saat otot-otot mengendor dan rongga dada mengecil. Proses
pernafasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga
pleura dan paru-paru.
Proses fisiologis pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari
udara ke dalam jaringan-jaringan dan karbon dioksida dikeluarkan ke
udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama
adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar
paru-paru. Stadium kedua adalah transportasi yang terdiri dari beberapa
aspek yaitu difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi
eksterna) dan antara darah sistemik dengan sel-sel jaringan, distribusi
darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi
udara dalam alveolus-alveolus dan reaksi kimia, fisik dari oksigen dan
karbondioksida dengan darah. Stadium akhir yaitu respirasi sel dimana
metabolit dioksidasi untuk mendapatkan energi dan karbon dioksida yang
Patofisiologi
Dengan adanya invasi virus ini, menyebabkan timbulnya suatu
peradangan sehingga terjadi edema atau pembengkakan pada mukosa,
akumulasi sekret atau lendir yang menyebabkan obstruksi saluran nafas
sehingga terjadi penyempitan lumen pada bronkiolus. Dengan adanya
obstruksi akan meningkatkan resistensi pada jalan nafas selama inspirasi
dan ekspirasi. Tetapi, karena radius saluran nafas lebih kecil selama fase
ekspirasi maka terdapat mekanisme klep, sehingga udara akan
terperangkap. Hal ini akan menyebabkan hiperinflasi pada paru yang
merupakan akibat dari udara yang tidak terabsorpsi oleh karena terjadi
kontriksi dan dapat menyebabkan atelekfasis. Proses ini juga dan
ventilasi berkurang (Mansjoer, 2006).
6.
Pathway
Respiratory Syncytial Virus (RSU)
Peradangan
Obstruksi
Suhu tubuh meningkat
Hipertermi
- Anoreksia
- Penurunan
BB
Batuk
Pilek
Sesak
Rhonci
Wheezing
Kontriksi pada
bronkiolus selama
ekspirasi
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Bersihan jalan
nafas tak efektif
Atelektasis
Kekurangan volume
cairan
Ansietas
Kerusakan
pertukaran gas
Hypoxsia
Sumber : Ngastiyah (2005)
Kurang
pengetahua
n
Terjadi asidosis dan
alkalosis respiratori ringan
7.
8.
Komplikasi :
Menurut Mandal (2008)
1.
2.
9.
asidosis
keperawatan
adalah
bantuan,
bimbingan,
penyuluhan,
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
pasien
(Standar
Praktek
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada. Pengkajian adalah dasar
bronkiolitis adalah :
1. Kaji tanda-tanda distess pernafasan selama face akut
2. Kaji adanya suara atau bunyi nafas tambahan
3. Kaji saturasi oksigen melalui oximeter
4. Kaji tanda-tanda dehidrasi
5. Kaji adanya batuk yang tidak efektif
6. Kaji system kardiovaskuler
Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon
aktual/potensial terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan.
Dari pengkajian yang dilakukan maka didapatkan diagnosa
keperawatan menurut (Doengoes, 2007 dan Lynda Juall, 2005).
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan
meningkatnya produksi lendir.
2) Bersihan
jalan
nafas
tak
efektif,
berhubungan
dengan
dibuat
berdasarkan
diagnose
keperawatan
(Doenges,2005)
Perencanaan perawatan diawali dengan menentukan prioritas
bardasarkan Ancaman kehidupan dan kesehatan menurut Griffth
Kenney Christensen (Wartonah, 2006). Maka dari itu ditemukan
prioritas yaitu:
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan
meningkatnya produksi lendir.
a) Auskultasi area paru
Rasional : penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi
dengan cairan.
b) Auskultasi bunyi nafas (frekuensi dan kedalaman pernafasan,
penggunaan otot bantu dan pergerakan otot.
Rasional : Takipnea, pernafasan dangkal, dispnea dan gerakan
dada
tidak
simetris
sering
terjadi
karena
menurunkan
kemampuan
untuk
2) Bersihan
Jalan
Nafas
tak
efektif
berhubungan
dengan
simetris,
sering
terjadi
karena
suhu/memanjangnya
demam
suhu/memanjangnya
demam
pemberian
cairan
menurunkan
kemampuan
keluarga
untuk
menggunakan pengetahuan.
b) Beri HE tentang keadaan dan cara perawatan anaknya.
Rasional : memberi informasi untuk menambah pengetahuan
keluarga dan dapat memahami keadaan anaknya.
proses
belajar,
meningkatkan
menurunkan
ansietas
dan
masalah
berlebihan.
7) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai perawatan anaknya
Tujuan
Intervensi :
a) Kaji tingkat pengetahuan orang tua, tentang penyakit dan
perawatan anak.
Rasional : mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan orang
tua mengenai penyakit dan perawatan anak.
b) Beri HE tentang keadaan cara perawatan pasien
Rasional : memberi informasi untuk menambah pengetahuan
keluarga dan dapat memahami keadaan anaknya.
Implementasi
Implementasi / pelaksanaan realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan
juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon
klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data
yang baru (Nikmatur, 2012).
Tahapan implementasi ada 3 yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap sesudah pelaksanaan
f.
Evaluasi
Evaluasi adalah
penilaian
dengan
cara
membandingkan
Menurut Potter (2005) ada tiga alternatif yang dapat dicapai oleh
perawat dalam menentukan sejauh mana yang diterapkan itu tercapai:
yaitu tujuan tercapai, tujuan sebagian tercapai, tujuan tidak tercapai.
Komponen evaluasi :
a. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.
b. Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru.
c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria standar.
d. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
(Potter, 2005).
Menurut Potter (2005) tipe tipe pernyataan evaluasi :
a.
b.
g.
Dokumentasi
Menurut Asmadi (2008) dokumentasi merupakan pernyataan
tentang kejadian atau aktivitas yang autentik dengan membuat catatan
tertulis. Dokumentasi keperawatan berisi hasil aktivitas keperawatan
yang dilakukan perawat terhadap klien mulai dari pengkajian hingga
evaluasi.
Menurut Nursalam (2007) karakteristik dokumentasi :
a. Ditulis oleh perawat, rencana tindakam keperawatan disusun dan
ditulis oleh perawat profesional yang mempunyai pendidikan dasar
yang memadai.
b. Dilaksanakan setelah kontak pertama kali dengan klien.
c. Diletakkan di tempat yang strategis / mudah didapat.
d. Informasi yang baru.
BAB III
TINJAUAN KASUS
: 407134
Ruang/Kelas
: Kanak-kanak/III
Diagnosa Masuk
: Bronkiolitis\
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Klien
Nama
: By. N
Tanggal lahir
: 13 Desember 2014
Usia
: 4 Bulan
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Anak yang ke
: Ketiga
b. Orang tua
1) Ayah
Nama
: Tn. F
Umur
: 31 Tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: PNS POLRI
Agama
: Kristen Potestan
Suku/Bangsa
: Biak/Indonesia
Alamat
: APO
2) Ibu
Nama
: Ny. Y
Umur
: 30 Tahun
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan
: SMA
Agama
: Kristen Protestan
Suku/ Bangsa
: Biak
Alamat
: APO
c. Saudara kandung
Tabel 3.1 Saudara kandung
No.
Umur/Jenis Kelamin
Pendidikan
Status Kesehatan
1.
6 tahun/ Perempuan
TK
Sehat
2.
3 tahun/Laki-Laki
Belum sekolah
Sehat
Prenatal care
a. Usia kehamilan
: 9 bulan
: Bidan
2. Jumlah kunjungan
: 6x di Puskesmas Imbi
d. Imunisasi TT
: 2x
: ada
2.
Natal
a. Penolong persalinan
: Dukun
b. Apgar score
3.
1.Tangisan
: Segera menangis
2.Warna kulit
: Merah
3.Gerakan
: Aktif
:6/8
c. Tempat
: Rumah
d. Perdarahan
: Tidak terkaji
e. Komplikasi
: Tidak ada
Neonatal
a. Kondisi bayi
1. BBL/PBL
4.
: Tidak terkaji
b. Cara Lahir
: Spontan
c. Air ketuban
: Jernih
Riwayat Imunisasi :
a. BCG
: 1x
b. DPT
: belum
c. Polio
: belum
d. Hepatitis B : belum
e. Campak
5.
: belum
1) Berguling
: belum bisa
2) Tengkurap
: bisa
3) Merangkak
: belum bisa
4) Berdiri
: belum bisa
5) Berjalan
: belum bisa
6) Berbicara
: belum bisa
: Pisang
: Tidak ada
31thn
6thn
3 thn
30thn
Keterangan gambar :
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Tinggal satu rumah
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
= Meninggal Dunia
?
= Tidak diketahui
Pola Nutrisi
Frekuensi makan
Waktu Makan
Jenis Makanan
Porsi
Nafsu Makan
Mual/Muntah
Masalah
Pola Cairan dan
Elektrolit
Frekuensi minum
Jumlah
Jenis Minuman
Masalah
Pola Eliminasi BAB
Frekuensi
Jumlah
Konsistensi
Warna/Bau
Darah/Lendir
Masalah
Pola Eliminasi BAK
Frekuensi
Jumlah
Sebelum Sakit
3x sehari
Pagi, siang, malam
Asi, bubur bayi
1 porsi
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Sebelum Sakit
5x sehari
200 cc
Asi, susu formula
Tidak ada
Sebelum Sakit
2 - 3x sehari
Tidak terkaji
Lunak
Kuning/khas
Tidak ada
Tidak ada
Sebelum Sakit
12x sehari
Tidak terkaji
Selama sakit
2x sehari
Pagi,malam
Asi, Bubur bayi
porsi
Kurang baik
Ada 2x
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Selama sakit
3x sehari
Tidak terkaji
asi
Kekurangan volume cairan
Selama sakit
1x sehari
1 0ns
Cair
kecoklatan/ khas
Berlendir
Selama sakit
Tidak terkaji
Tidak terkaji
3.
4.
D.
Warna/Bau
Masalah
Pola Istirahat/Tidur
Kuning/ bau
Tidak ada
Tidak terkaji
Tidak ada
Sebelum Sakit
Selama sakit
2-4 jam
1.
Tidur siang
2.
Tidur malam
10-12 jam
Digendong
Tidak ada
Sebelum Sakit
2x Sehari
Bersih
Belum punya gigi
Bersih
Tidak ada
Selama Sakit
2x Sehari dengan lap badan
Bersih
Belum punya gigi
Bersih
Defisit personal hygiene
3.
4.
5.
E.
1.
2.
3.
4.
5.
: 5 Orang
c. Ventilasi
: Ada
: Baik
d. Harapan-harapan:
Orang tua klien mengatakan berharap anaknya bisa sembuh dan pulang
berkumpul bersama keluarga kembali.
8. Keadaan Spiritual Sebelum Sakit
a. Agama yang dianut: Pasien menganut agama kristen protestan
b. Aktifitas dalam keagamaan: Orang tua pasien mengatakan sering
mendoakan pasien
c. Selama sakit: Orang tua pasien mengatakan sering mendoakan pasien
selama dirumah sakit.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
: Sedang
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. Tanda-tanda vital
1) Suhu badan
: 38,2C
2) Respirasi
3) Nadi
4) Lingkar Kepala
: 41 cm
5) Lingkar Dada
: 42 cm
6) Lingkar Perut
: 37 cm
7) BB Sebelum dirawat
: 6500 gr
8) Selama dirawat
: 6500 gr
c. Keadaan Kepala
1) Rambut
2) Bentuk kepala
: Oval
3) Kebersihan
: Tampak bersih
4) Distribusi
: Merata
5) Kelainan
: Tidak ada
d. Hidung
1) Bentuk
2) Kebersihan
: Bersih
3) Haluaran
: Tidak ada
4) Fungsi pernapasan
5) Kelainan
: Tidak ada
: Ada
e. Telinga
1) Bentuk
2) Kebersihan
: Tampak bersih
3) Haluaran
: Tidak ada
f. Mata
1) Bentuk
2) Kebersihan
: Tampak bersih
3) Haluaran
: Tidak ada
g. Mulut
1) Kebersihan
: Tampak bersih
2) Bibir
: Tampak pucat
3) Gigi
: Belum ada
h. Leher
1) Bentuk
: Simetris
2) Kelenjar Tiroid
: Tidak teraba
3) Kelenjar Limfe
: Tidak teraba
i. Dada
1) Bentuk
2) Bunyi Jantung
: BJ1, BJ2
3) Bunyi paru
: wheezing
: Datar
2) Peristaltik Usus
: Ada
3) Turgor
: <3 detik
4) Kelainan
: Tidak ada
k. Ekstremitas
1) Atas
2) Bawah
3) Kelainan
: Tidak ada
NS
l. Kelamin
1) Laki-laki/perempuan
: Laki-Laki
2) Kelainan
: Tidak ada
Hasil
19.7
4.38
8.9
28.3
79
26.9
34.2
16.8
650
8.2
0.469
15.0
Nilai Normal
4.0-10.0
3.8-6.5
11.5-17
37-54
80-100
27-32
32-36
11-16
150-500
6-11
0.150-0.500
11.0-18.0
Satuan
x 103/mm3
x 103/mm3
g/dl
%
m
Pg
g/dl
%
x 103/ml
m3
%
%
Dosis
24 Tetes/ Menit (mikro)
3 x 200 g
3 x 200 g
100 mg
2 Liter/menit
per 8 jam
Cara Pemberian
Waktu
IV
IV
Drip
Data Objektif
Klien Tampak:
- Tanda-Tanda Vital
Suhu Badan : 38,2c
Respirasi
: 110 Kali/ Menit
Nadi : 120 Kali/ Menit
Lingkar Kepala
: 41 Cm
Lingkar Dada : 42 Cm
Lingkar Perut : 37 Cm
BB
: 6,5 Kg
- Terdengar
Wheezing
Pada
Seluruh Area Paru
- Tampak Sesak
- Tampak Mengguanakan Otor
Bantu Pernapasan
- Cuping Hidung
- Bibir Pucat
- Orang Tua Tampak Khawatir
Dengan Kondisi Anaknya,
- Bertanya Tentang Penyakit Dan
Kondisi Anaknya
- Pasien Gelisah Dan Rewel
- Pasien Terpasang :
IVFD D5 NS 24 tpm
Oksigen 2 liter/menit
Data
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Anaknya demam
- Anaknya rewel dan gelisah
DO: Pasien tampak:
- Tanda-tanda vital
- Suhu badan : 38,2C
- Hasil Laboraturium pada tanggal 7
Mei 2015:
WBC: 19,0 x103/mm3
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Anaknya sesak
- Batuk kadang
- Rumahnya berada di pinggir jalan
yang sangat berdebu.Ayah klien
memiliki kebiasaan merokok, baik di
dalam rumah maupun di luar rumah.
DO: pasien tampak:
Klien tampak:
- Tanda-tanda vital:
Respirasi
: 110 kali/ menit
- Terdengar wheezing pada seluruh
area paru
- Tampak sesak
- Batuk kadang-kadang
- Tampak Mengguanakan Otot Bantu
Pernapasan
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Dipuasakan
- Muntah 1x
DO: Pasien tampak:
- Lingkar Kepala : 41 cm
Lingkar Dada : 42 cm
Lingkar Perut
: 37 cm
BB
: 6,5 Kg
- Bibir pucat
- Warna BAB coklat, bau khas dan
berlendir
- Pasien Terpasang :
IVFD D5 NS 24 tpm
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Orang tua klien mengatakan berharap
anaknya bisa sembuh dan pulang
berkumpul
bersama
keluarga
kembali.
- Bertanya tentang penyakit dan
kondisi anaknya
DO: Orang tua tampak:
- Orang tua tampak khawatir dengan
kondisi anaknya
- Bertanya tentang penyakit dan
Masalah
Hipertemi
Penyebab
Peradangan
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
- batuk
- pilek
- sesak
- rhonci
- wheezing
- Anoreksia
- Penurunan
BB
Cemas
Kuranya
paparan
informasi
kondisi anaknya
DS: Orang tua pasien mengatakan:
- Anaknya tidur siang 1/2-2 jam sering
terbangun karena demam dan batuk
- Anaknya tidur malam 6-8 jam sering
terbangun karena demam dan batuk
DO: Pasien tampak:
- Tanda-tanda vital
Respirasi
: 110 kali/ menit
- Tampak sesak
- Batuk kadang-kadang
- Cuping hidung
DS: Orang tua pasien mengatakan
anaknya:
- Batuk ka
- Sesak
Gangguan pola
tidur
- batuk
- sesak
- batuk
- sesak
- wheezing
C. Asuhan Keperawatan
Nama
: By. N
Tanggal Masuk/Jam
Umur
: 4 Bulan
Tanggal Pengkajian/Jam
: 407134
Alamat
Ruangan
:Kanak-kanak
Diagnosa Medis
: Bronkiolitis
: APO
Diagnosa Keperawatan
1
1
2
Hipertemi
berhubungan
dengan reaksi inflamasi
yang ditandai dengan :
DS: Orang tua pasien
mengatakan:
- Anaknya demam
- Anaknya rewel dan
gelisah
DO: Pasien tampak:
- Tanda-tanda vital
- Suhu badan : 38,2C
- Hasil
Laboraturium
pada tanggal 7 Mei
2015:
Rencana Keperawatan
Tujuan
Intervensi
3
4
Setelah
dilakukan
tindakan
1. Kompres
klien
keperawatan selama
menggunakan
air
1x 8jam peningkatan
hangat
suhu tubuh klien
dapat
tertangan
dengan kriteria hasil
:
1. Tidak panas
2. Anjurkan pada orang
2. Suhu dalam batas
tua untuk mengganti
normal:
pakaian
kering dan
36,5-37,5C
tipis, dan menyerap
3. Klien tidak rewel
keringat.
4. Akral tetap hangat
Rasional
5
Jam
Implementasi
Evaluasi
7
Kamis, 7 Mei 2015
1. Mengompres
klien
dengan menggunakan
air hangat pada dahi,
aksila dan lipatan paha.
Respon : panas klien
secara bertahap turun
8
Kamis, 7 Mei 2015
Jam : 14.00
S:
Orang
tua
klien
mengatakan
panas
anaknya masih naik
turun, klien tidak rewel
2.
O:
Klien tampak panas
berkurang, akral tetap
hangat, bibir lembab,
warna kulit merah,
suhu : 38, 9C, klien
1. Membantu dalam
proses penurunan
panas dengan cara
evaporasi melalui
kulit
09.00
WIT
10.00
WIT
Ketidakefektifan
pola
nafas berhubungan dengan
gangguan
penumpukan
sekret,
yang
ditandai
dengan:
DS: Orang tua pasien
mengatakan anaknya:
- Batuk kadang-kadang
- Sesak
5. Bibir lembab
memberikan rasa
nyaman pada klien.
nyaman.
3. Pertahankan pemberian
cairan D5 Ns 500 cc,
28 tetes per menit
mikro.
3. Cairan
dapat
membantu proses
penurunan suhu
10.25
WIT
4. Lanjut
pemberian
therapi antipiretik :
- Sanmol :2 x 100 mg
antibiotik:
- Ampicilin :2 x 200
mg
- Cefotaxime :2 x
200 mg
4. Antipiretik dapat
menurunkan suhu
tubuh
dan
antibiotik
dapat
mengatasi
mikroorga-nisme
pencetus demam.
09.00
WIT
4.
Melanjutkan pemberian
antipiretik
dan
antibiotik sesuai anjuran
dokter.
Respon
:
klien
mendapatkan
injeksi
intra vena
Sanmol 100 mg
Ampicilin 200 mg
Cefotaxime 200 mg
5. Untuk mengetahui
peningkatan suhu
tubuh klien
11.00
WIT
5.
Mengukur tanda-tanda
vital pada klien
Respon:
- Suhu: 38,2C
1. Untuk
mempertahankan
kepatenan jalan nafas
dan
mengurangi
tekanan pada rongga
dada
serta
memaksimalkan
ekspansi paru
09. 25
WIT
Setelah
dilakukan 1. Atur posisi kepala
tindakan
sedikit ekstensi dengan
keperawatan
memasang ganjalan
diharapkan
pola
kain pada bahu
nafas tidak efektif
dapat tertasi dengan
kriteria hasil:
- Pasien
tidak
sesak
3.
Mempertahankan
pemberian cairan.
Respon : klien terpasang
infu D5 Ns 500 cc, 24
tetes per menit mikro.
tampak beristirahat
A:
Masalah belum teratasi
P:
Pertahankan intervensi
1,2,4,dan 5
Pasien
tidak 2. Pertahankan oksigenasi
menggunakan
1-2 liter per menit,
otot
bantu
dengan nasal kanul.
pernapasan
Pantau humidifier
Pernapfasan
dalam
batas
normal : 3040x/menit
2. Untuk
mensuplai
kebutuhan oksigen,
Membantu
melembabkan udara
yang diberikan
09.00
WIT
2. Mempertahankan
oksigenasi 2 liter per
menit, dengan kanal nasal.
Respon :
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya
sudah tidak terlalu sesak
sepeti sebelumnya
- Pasien tampak sesak
berkurang
- Penggunaan otot bantu
pernapasan berkurang
3. Menghindari
penekanan diafragma
09.15
WIT
3. Memeriksa
dan
mempertahankan
posisi
dengan mengganjal kain
pada daerah punggung.
Respon : klien lebih
nyaman dalam bernafas
4. Agar
mengetahui
tingkat keberhasilan
intervensi
09.20
WIT
4. Menghitung
respirasi
pasien selama 1 menit.
Respon:
- RR: 38x/ menit
- Pasien tampak sesak
sepeti sebelumnya
O: Pasien tampak:
- TTV: RR: 65x /
menit
- Pasien tampak sesak
- Penggunaan
otot
bantu
pernapasan
pasien berkurang
- Pasien tampak lebih
nyaman
bernapas
menggunakan posisi
head up 30
- Pasien
terpasang
kanul nasal dengan
konsentrasi oksigen 2
liter per menit
A: Masalah
teratasi
belum
P: Lanjutkan intervensi
2, 3, dan 4
Setelah dilakukan
tindakan
1. Kaji adanya sumbatan/
keperawatan selama
gangguan jalan nafas.
1 x 8 jam klien dapat
menunjukan
bersihan jalan nafas
menjadi efektif
dengan kriteria hasil
:
- Sesak hilang
- Bunyi nafas
vasikuler
- Sekret dapat
dikeluarkan
2. Bersihkan jalan nafas
- Nafas spontan
dari
secret
yang
- Tanda vital dalam
mengeras
(lubang
batas normal
hidung).
Nadi :
110- 130 x/menit
- Respirasi : 30-40
kali
3. Lanjut therapi nebulizer
tiap 8jam
1. Untuk mengetahui
adanya benda asing
yang terdapat pada
saluran nafas.
09.30
WIT
2. Untuk memberikan
kenyamanan klien
dalam bernafas
09.30
WIT
3. Pengasapan dapat
membantu
mengencerkan
dahak
11.15
3. Melanjutkan
therapi
nebulizer Combivent 1
flakon
Respon:
setelah
dilakukan
Nebulizer
selama 5-10 menit sekret
dapat dikeluarkan dan
sesak berkurang.
Setelah dilakukan
tindakan
1. Observasi berat badan
keperawatan selama
setiap hari
1 x 8 jam kebutuhan
nutrisi klien
terpenuhi, dengan
kriteria hasil:
- Adanya
peningkatan
berat badan klien
- Berat badan
ideal sesuai
2. Pertahankan pemberian
dengan umur
cairan D5 Ns 500 cc,
- Orang tua
28 tetes per menit
mampu
mikro.
mengidentifikasi
kebutuhan
nutrisi anaknya
3. pemberian penjelasan
kepada orang tua klien
tentang
pentingnya
nutrisi bagi klien
1. Untuk mengetahui
sejauh
mana
terjadinya
perubahan
berat
badan
sebagai
indikator
untuk
melaksana-kan
intervensi
selanjutnya
12.30
WIT
2. Untuk mengetahui
sejauh
mana
terjadinya
perubahan
berat
badan
sebagai
indikator
untuk
melaksana-kan
intervensi
selanjutnya.
09.00
WIT
12.45
WIT
S:
Orang
tua
mengatakan
pasien
anaknya
dipuasakan
2.
Mempertahankan
pemberian cairan.
Respon :
Pasien terpasang infus
D5 Ns 500 cc, 28 tetes
per menit mikro.
Pasien dipuasakan.
O:
Klien tampak kurus
BB: 7,5 Kg
Pasien dipuasakan
Bibir pucat dan kering
A:
12.55
WIT
3.
4.
Memberikan penjelasan
tentang
pentingnya
nutrisi
bagi
masa
pertumbuhan
dan
penyembuhan anak.
Respon : Orang tua klien
mengatakan sekarang
saya mengerti akan
pentingnya nutrisi bagi
anak saya.
Mengingatkan
pada
orang tua pasien bahwa
P:
Pertahankan intervensi
1,2,3
dipuasakan
Gangguan
pola
berhubungan
batuk,
sesak,
tidur
Setelah
dengan
yamg
dilakukan 1. Kaji
hal-hal
tindakan
memudahkan
keperawatan selama
tidur
jam
memberikan ASI
pada
pasien
sehingga
akan
terjadi aspirasi.
yang 1. Agar
pasien
membantu
dalam
dapat
09.50
perawat
WIT
pasien
sedang
dipuasakan.
Respon:
Orang
tua
pasien
mengatakan ingat dan
tidak akan memberikan
makan dan minum pada
pasien.
1. Mengkaji hal-hal yang
mempermudah
menentukan
intervensi
pasien
untuk tidur.
S:
Respon:
mengatakan:
- anaknya dapat tidur
ditandai dengan:
1x24
diharapkan
selanjutnya,
dan
membantu
agar
anaknya
dapat
teratasi
pasien dapat
tidur
dengan
kriteria
dengan nyenyak
lebih
mudah
Orang
tua
hasil:
-
Pasien
tidur
pasien
rapi
nyenyak
meningkatkan
Tidak terbangun
kenyamanan
pasien
lagi
dapat
10.30
WIT
2.
O: Pasien tampak:
pasien
- Orang
Respon:
tidur
tua
mengikuti
tampak
anjuran
Tempat
tidur
pasien
tampak
rapi.
masih
rewel
ketika
perawat
dengan lelap
dibaringkan
O:
Masalah
belum
3. Anjurkan
untuk
orang
tua 3. Agar
menggendong
menambah
kenyamanan
anak
10.35
3.
WIT
saat tidur
teratasi
menggendong
P: Lanjutkan intervensi
2, 3, 4
tidur dibaringkan ke
kasur
posisi head up 30
Respon:
Orang
tua
tampak
mengikuti
anjuran
perawat
Pasien
tampak
tidur
dengan lelap
4. Memantau
kembali 4. Agar
mengetahui
13.15
tingkat keberhasilan
WIT
intervensi.
4.
Pantau
kembali
pola
tidur pasien
Respon:
Orang
tua
mengatakan
pasien
anaknya
sebelumnya,
Cemas berhubungan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 x 2 jam
dengan:
1. Kaji penyebab
1. Dengan mengetahui
09.00
penyebab cemas
WIT
tua
1. Mengkaji
penyebab
kecemasan.
Jam : 14.00
Respon:
perawat dapat
Orang
menentukan
cemas
intervensi
anaknya.
tua
mengatakan
karen
mengatakan:
kondisi -
Paham dengan
anjuran perawat
selanjutnya.
Berharap anaknya
cepat sembuh
pemasangan oksigen
dan infus
09.15
WIT
tujuan
paham dengan
dari
trindakan yang
dari pemasangan
dilakukan oleh
untuk
membantu
dan mengurangi
memenuhi
kebutuhan
demi kesembuhan
kecemasan.
anaknya
untuk
penyembuhan
sedangkan
pasien,
pemasangan
- Mengikuti anjuran
perawat
- Tampak tenang
A: masalah tertasi
Respon:
Orang
tua
mengatakan
09.20
paham tentang
WIT
diderita
ini
bronkhitis.
adalah
anaknya
yaitu
Bronkhitis
infeksi
pada
area
bronkus,
infeksi
itu
yang
pada
saluran
mengakibatkan
menempel
napas
anakn
terjadi
P: Hentikan intervensi
panas.
4. Beri motivasi orang tua 4. Dengan motivasi
pasien
dapat mengurangi
09.25
WIT
kecemasan
4. Berikan
motivasi
pada
dan
dokter,
semua
tindakan
dilakukan
untuk
kesembuhan pasien.
Respon:
Orang
tua
tampak
tersenytum
dan
5. Dengan dukungan
09.22
untuk selalu
spiritual dapat
WIT
mendoakan
mengurangi
membantu
kesembuhan anaknya
anaknya
membantu proses
Respon:
penyembuhan
Orang
anaknya.
mengatakan
kesembuhan
tua
klien
akan
D. Catatan Perkembangan
Nama
: By. N
Tanggal Masuk/Jam
:7 Mei 2015/00.30WIT
Umur
:4Bulan
: 407134
Alamat
Ruangan
: Kanak-kanak
Diagnosa Medis
: Bronkiolitis
: APO
Diagnosa
Hipertemi
berhubungan
dengan reaksi
inflamasi
S:
Orang tua klien
mengatakan
panas anaknya
masih
naik
turun,
klien
tidak rewel
O:
Klien tampak
panas
berkurang,
akral tetap
hangat, bibir
lembab, warna
kulit merah,
suhu : 37C,
klien tampak
beristirahat
Hari/Tanggal
jam
Jumat, 8 Mei
2015
09.00
WIT
10.00
WIT
Implementasi
1. Mengukur
tandatanda vital pada
klien
Respon:
- Suhu: 37C
2. Mengompres klien
dengan
menggunakan
air
hangat pada dahi,
aksila dan lipatan
paha.
Respon :
- Orang tua pasien
mengatakan panas
anaknya
sudah
mulai turun
- Pasien
tampak
panas
secara
bertahap turun
09.00
WIT
3. Mempertahankan
pemberian cairan.
Respon
:
klien
terpasang infus D5
Ns 500 cc, 28 tetes
per menit mikro
08.00
WIT
4. Melanjutkan
pemberian antipiretik
dan antibiotik sesuai
anjuran dokter.
Respon
:
klien
mendapatkan injeksi
intra vena
Evaluasi
S: Orang tua
mengatakan:
- Orang tua
mengatakan
anaknya
mulai turun
pasien
pasien
panas
sudah
O: Pasien tampak:
- Suhu: 37C
- panas
secara
bertahap turun
- terpasang infus
D5 Ns 500 cc,
28 tetes per
menit mikro
A: Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1,2,3 dan 4
Sanmol 100 mg
Ampicilin 200 mg
Cefotaxime
200
mg
Ketidakefektif
an pola nafas
berhubungan
dengan
gangguan
ekspansi paru,
penumpukan
sekret
S: Orang tua
pasien
mengatakan:
- Orang tua
pasien
mengatakan
anaknya
sudah tidak
terlalu sesak
sepeti
sebelumnya
O:
Pasien
tampak:
- TTV: RR:
89x / menit
- Pasien
tampak
sesak
- Penggunaan
otot bantu
pernapasan
pasien
berkurang
- Pasien
tampak
lebih
nyaman
bernapas
menggunaka
n
posisi
head up 30
- Pasien
terpasang
kanul nasal
dengan
konsentrasi
oksigen
2
liter
per
menit
Jumat, 8
Mei 2015
09.15
WIT
1. Memeriksa
dan
pertahankan posisi
dengan mengganjal
kain pada daerah
punggung.
Respon : Pasien
tampak pengguanaan
otot
bantu
pernapsasan
berkurang
09.20
WIT
2. Memantau
cairan
humidifier.
Respon : air masih
dalam batas garis.
09.25
WIT
3. Menghitung respirasi
pasien selama 1
menit.
Respon:
- RR: 38x/ menit
- Pasien
tampak
sesak
Ketidakefektif
an
bersihan
jalan
napas
berhubungan
dengan
akumulasi
sekret
S:
Orang
tua
klien
mengatakan
anaknya masih
sesak
dan
mengeluarkan
lendir
lebih
banyak
dibanding
sebelumnya.
O:
Klien tampak
sesak
agak
berkurang,
iiiancer dapat
dikeluarkan,
bunyi
nafas
tambahan
ronchi,
klien
tampak istirahat
tenang, liter per
menit,
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
inadekuat
S:
Orang
tua
pasien
mengatakan
kurang makan
O:
Klien tampak
kurus
BB: 6,5 Kg
Bibir pucat
Jumat, 8 Mei
S: Orang tua pasien
2015
mengatakan:
09.30
1. Mengkaji
adanya - Orang tua pasien
WIT
sumbatan/gangguan
mengatakan
jalan nafas
anaknya
batuk
Respon:
mrngrluarkan
- Pada
auskultasi
lendir
terdapat
bunyi
nafas
tambahan O: Pasien tampak:
wheezing
- Pada auskultasi
terdapat bunyi
11.30
2. Melanjutkan
nafas tambahan
WIT
nebulizer
ronchi
Combivent
1 - lubang hidung
flakon
bersih
Respon:
setelah - Tampak pasien
dilakukan
batuk
Nebulizer selama
mengeluarkan
5-10 menit sekret
sekret
dapat dikeluarkan
dan
sesak A: Masalah belum
berkurang.
tertasi
P: Lanjutkan
intervensi 1, 2, 3 dan
4
Jumat, 8 Mei
2015
12.30
1. Menimbang
berat
WIT
badan klien setiap
hari.
Respon :
- berat
badan
pasien 6500 gr
09.00
WIT
12.45
WIT
2. Mempertahankan
pemberian cairan
Respon :
- Pasien
terpasang
infus D5 Ns 500
cc, 24 tetes per
menit mikro.
- Pasien dipuasakan.
3. Memberikan
penjelasan
tentang
pentingnya
nutrisi
bagi
masa
pertumbuhan
dan
penyembuhan anak.
Respon : Orang tua
klien
mengatakan
sekarang
saya
mengerti
akan
pentingnya
nutrisi
bagi anak saya.
12.55
WIT
Gangguan
pola
tidur
berhubungan
dengan batuk,
sesak
S: Orang tua
mengatakan:
- anaknya
dapat tidur
nyenyak
dan sudah
tidak terlalu
rewel
seperti
sebelumnya.
O:
Pasien
tampak:
- Orang tua
tampak
mengikuti
anjuran
perawat
- Pasien
tampak tidur
dengan lelap
4. Mengingatkan pada
orang tua pasien
bahwa
berikan
makan sedikit tapi
sering
Respon:
- Orang tua pasien
mengatakan anaknya
rewel
Jumat, 8 Mei
2015
10.30
1. Merapikan
WIT
tidur pasien
Respon:
Tempat tidur
tampak rapi.
masih rewel
dibaringkan
10.35
WIT
13.15
WIT
tempat
pasien
Pasien
ketika
2. Menganjurkan orang
tua
menggendong
pasien,
kemudian
ketika sudah terlelap
dibaringkan
ke
tempat tidur dengan
posisi head up 30
Respon:
- Orang tua tampak
mengikuti anjuran
perawat
- Pasien tampak tidur
dengan lelap
3. Memantau kembali
pola tidur pasien
Respon: Orang tua
pasien mengatakan
anaknya dapat tidur
nyenyak, sudah tidak
terlalu rewel seperti
sebelumnya, tetapi
sesekali
terbangun
dan tidur lagi.
Nama
: By. N
Tanggal Masuk/Jam
:7 Mei 2015/00.30WIT
Umur
:4Bulan
: 407134
Alamat
Ruangan
: Kanak-kanak
Diagnosa Medis
: Bronkiolitis
: APO
Waktu
Hipertemi
berhubungan
dengan reaksi
inflamasi
S: Orang tua
pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
panas
anaknya
sudah mulai
turun
O:
Pasien
tampak:
- Suhu: 38C
- panas secara
bertahap turun
- terpasang
infus D5 Ns
500 cc, 28
tetes
per
menit mikro
Hari/tanggal
Implementasi
jam
Sabtu, 9 Mei
2015
08.30
1. Mengukur
tandaWIT
tanda vital pada
klien
Respon:
- Suhu: 38C
09.30
2. Mengompres klien
WIT
dengan
menggunakan
air
hangat pada dahi,
aksila dan lipatan
paha.
Respon :
- Orang tua pasien
mengatakan panas
anaknya
sudah
mulai turun
- Pasien
tampak
panas
secara
bertahap turun
08.30
3. Mempertahankan
WIT
pemberian cairan.
Respon
:
klien
terpasang infus D5
Ns 500 cc, 28 tetes
per menit mikro
08.00
4. Melanjtkan
WIT
pemberian Therapi
injeksi
antipiretik
dan antibiotik sesuai
anjuran dokter.
Respon
:
klien
mendapatkan injeksi
intra vena
Sanmol 100 mg
Ampicilin 200 mg
Cefotaxime
200
mg
Evaluasi
S: Orang tua pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
panas
anaknya sudah mulai
turun
O: Pasien tampak:
- Suhu: 38C
- panas secara bertahap
turun
- terpasang infus D5
Ns 500 cc, 28 tetes per
menit mikro
A: Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1,2,3 dan 4
Ketidakefektifan
pola
nafas
berhubungan
dengan
gangguan
ekspansi paru,
penumpukan
sekret
S: Orang tua
pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya
sudah
tidak
terlalu sesak
sepeti
sebelumnya
O:
Pasien
tampak:
- TTV: RR: 38x
/ menit
- Pasien tampak
sesak
- Pasien
terpasang
kanul
nasal
dengan
konsentrasi
oksigen 2 liter
per menit
Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas
berhubungan
dengan
akumulasi
sekret
S: Orang tua
pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya batuk
mrngrluarkan
lendir
O:
Pasien
tampak:
- Pada
auskultasi
terdapat bunyi
Sabtu, 9 Mei
2015
08.45
1. Memeriksa
dan
WIT
mempertahankan
posisi
dengan
mengganjal
kain
pada
daerah
punggung.
Respon : Pasien
tampak pengguanaan
otot
bantu
pernapsasan
berkurang
08.55
WIT
2. Menghitung respirasi
pasien selama 1
menit.
Respon:
- RR: 34x/ menit
- Pasien
tampak
sesak
Sabtu, 9 Mei
S: Orang tua pasien
2015
mengatakan:
09.00
1. Mengkaji
adanya - Orang
tua
pasien
WIT
sumbatan/gangguan
mengatakan
anaknya
jalan nafas
batuk
mrngrluarkan
Respon:
lendir
- Pada
auskultasi
terdapat
bunyi O: Pasien tampak:
nafas
tambahan - Pada auskultasi terdapat
wheezing
bunyi nafas tambahan
ronchi
11.00
2. Melanjutkan
- lubang hidung bersih
WIT
nebulizer
- Tampak pasien batuk
Combivent
1
mengeluarkan sekret
flakon
Respon:
setelah A: Masalah belum tertasi
dilakukan
Nebulizer selama P: Lanjutkan intervensi 1,
5-10 menit sekret dan 2
dapat dikeluarkan
dan
sesak
nafas
tambahan
wheezing
- lubang hidung
bersih
- Tampak
pasien batuk
mengeluarkan
sekret
A: Masalah
belum tertasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1, 2, 3
dan 4
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
inadekuat
S:Orang
tua
pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya rewel
O:Pasien
tampak:
- Berat badan
pasien 6,5 kg
- terpasang
infus D5 Ns
500 cc, 28
tetes
per
menit mikro.
- Pasien
dipuasakan
A:
Masalah
belum teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi 1, 2,
3, dan 4
Gangguan pola
tidur
berhubungan
dengan batuk,
sesak
S: Orang tua
berkurang.
Sabtu, 9 Mei
2015
12.00
1. Menimbang
berat
WIT
badan klien setiap
hari.
Respon :
- berat
badan
pasien 6,5 kg
08.30
WIT
12.15
WIT
2. Mempertahankan
pemberian cairan
Respon :
- Pasien
terpasang
infus D5 Ns 500
cc, 28 tetes per
menit mikro.
- Pasien dipuasakan.
3. Mengingatkan pada
orang tua pasien
bahwa pasien sedang
dipuasakan.
Respon:
- Orang tua pasien
mengatakan anaknya
rewel
menunjuknunjuk air minum
yang ada di botol
- Orang
tua
mengatakan
tidak
memberikan anaknya
minum
ataupun
makan
hanya
mengusapkan air di
bibir anaknya saja
P: Lanjutkan intervensi 1,
2, dan 3
Sabtu, 9 Mei
2015
10.00
1. Merapikan
tempat
WIT
tidur pasien
Respon:
Tempat tidur pasien
pasien
mengatakan:
- Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya dapat
tidur nyenyak
dan
sudah
tidak terlalu
rewel seperti
sebelumnya,
tetapi sesekali
terbangun dan
tidur lagi.
O:
Pasien
tampak:
- Pasien tampak
tidur dengan
lelap
- Orang
tua
tampak
mengikuti
anjuran
perawat
A:
Masalah
belum teratasi
P:
Lanjutkan
Intervensi 1, 3
12.45
WIT
seperti
sebelumnya,
tetapi sesekali terbangun
dan tidur lagi.
2. Memantau kembali
pola tidur pasien
Respon: Orang tua
pasien mengatakan
anaknya dapat tidur
nyenyak dan sudah
tidak terlalu rewel
seperti sebelumnya,
tetapi
sesekali
terbangun dan tidur
lagi.
O: Pasien tampak:
- Pasien tampak tidur
dengan lelap
- Orang tua tampak
mengikuti
anjuran
perawat
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi 1,
dan 2
BAB IV
PEMBAHASAN
Kg, akral terba hangat, terdengar wheezing pada seluruh area paru, tampak
sesak, terpasang kanul nasal 2 liter/menit, batuk mengeluarkan sekret
berwarna putih, tangan kanan terpasang IVFD D5
bibir pucat dan kering, warna BAB kecoklatan, bau khas dan berlendir, orang
tua tampak khawatir dengan kondisi anaknya, bertanya tentang penyakit dan
kondisi anaknya, pasien gelisah dan rewel.
Dengan demikian, penulis dapat menjelaskan bahwa antara teori dengan
prektek tidak ditemukan kesenjangan yang jauh karena ada hal-hal yang
memiliki kesamaan dan semua berhubungan dengan situasi, kondidi, koping,
dan daya tahan tubuh individu itu sendiri. Selain itu juga tergantung pada
berat ringannya penyakit yang diderita pasien serta sumber fasilitas (sarana)
yang ada untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan.
B. Diagnosa Keperawatan
Secara teori Smeltzer & Bare (2001) diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien dengan bronkhitis adalah:
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi infeksi
2. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Ansietas berhubungan dengan kesulitan nafas, prosedur dan lingkungan
asing (rumah sakit).
4. Resiko
ketidak
seimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebuhan
tubuh
2.
3.
C. Perencanaan
Merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan menurut
Smeltzer & Bare (2001):
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi infeksi
Intervensi keperawatan: Berikan lingkungan yang nyaman, berikan
kompres basah hangat pada seluruh tubuh, berikan terapi cairan sesuai
indikasi, anjurkan minum yang cukup, berikan antibiotik dan antipiuretik
sesuai permintaan, ajak (ikut sertakan) orang tua dalam perawatan
anaknya.
2. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan proses inflamasi.
Intervensi keperawatan: Beri posisi untuk untuk ventilasi yang maximum,
tinggikan kepala pasien 300, hindari bedong atau pakaian yang ketat,
periksa posisi anak dengan sering untuk memastikan anak tidak merosot,
gunakan bantalan, beri peningkatan kelembaban dan oksigen suplemen,
tingkat istirahat dan tidur dengan penjadwalan yang tepat.
3. Ansietas berhubungan dengan kesulitan nafas, prosedur dan lingkungan
asing (rumah sakit).
Intervensi keperawatan: Jelaskan prosedur, ciptakan hubungan terapeutk
antara (p) keluarga,dan anak, gunakan teknk perawatan centered family,
perhatikan siklus pola tidur dalam perencanaan keperawatan, beri aktivitas
pengalihan sesuai tumbang anak.
D5 Ns 500 cc, 24 tetes per menit mikro, obat antipiretik sanmol: 100 mg,
antibiotik ampicilin: 2 x 200 mg, dan cefotaxime :2 x 200 mg
2.
3.
4.
5.
6.
D. Implementasi
Evaluasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien By. N dengan
Bronkiolitis di Ruang Kanak-Kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura,
dengan menggunakan proses pengkajian head to toe selama 3 hari dari
tanggal 7 Mei 2015 sampai tanggal 9 Mei 2015, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut: Pada kasus nyata yang penulis angkat
sebagai Karya Tulis Ilmiah ini ditemukan 6 (enam) diagnosa keperawatan
yang muncul sama dengan diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien By. N penulis
mendapatkan 6 diagnosa keperawatan yaitu: Hipertemi berhubungan dengan
reaksi inflamasi, ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan
ekspansi paru, penumpukan secret, ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan akumulasi secret, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake inadekuat, gangguan pola tidur berhubungan
dengan batuk, sesak, dan cemas berhubungan dengan kurangnya paparan
informasi. Dari 6 masalah keperawatan diatas, setelah dilakukan tindakan
keperawatan,
hipertemi
berhubungan
dengan
reaksi
inflamasi,
sesak belum teratasi dan akan dilanjutkan oleh perawat Ruang Kanak-Kanak
Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, dan 1 (satu) masalah yang terawatasi
yaitu cemas berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi penulis
Dapat menambah ilmu pengetahuan penulis tentang penyakit Bronkiolitis
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dan dapat dijadikan bahan informasi
berikutnya dalam penulisan karya tulis ilmiah khususnya pada kasus
Bronkiolitis.
2. Bagi institusi
a. Lebih memicu institusi untuk lebih maju dan bersaing dalam hal mutu
dan kualitas pendidikan dengan lembaga perguruan tinggi lainnya.
b. Meningkatkan
pengetahuan
dan
ketrampilan
mahasiswa
dalam
sering
terjadi
khususnya
diruang
Kanak-Kanak
dengan
Bronkiolitis.
d. Meningkatkan
kualitas
wisudawan
dan
wisudawati
sehingga
mempunyai nilai jual yang tinggi dan siap bersaing dengan alumnialumni perguruan tinggi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Identitas
Nama
: 124019.01.12.425
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kristen Protestan
Suku / Kebangsaan
: Ambon-Maluku / Indonesia
Status
: Belum Kawin
Alamat