Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KAJIAN PUSTAKA
10
11
12
2. Berdasarkan Pengelolaan
a. Rumah Sakit Publik
Dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hokum
yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah
dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan
Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Rumah Sakit Privat
Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
Perseroan Terbatas atau Persero.
Dan berdasarkan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44
Tahun 2009 tentang rumah sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan
kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum
diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah
sakit:
a. rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan
subspesialistik luas.
b. rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas
spesialistik dan subspesialistik luas.
c. rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
13
d. rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar (Depkes RI, 2009;
Siregar,2004).
3. Badan Layanan Umum (BLU)
Berdasarkan PP No. 23 Tahun 2005, Badan Layanan Umum adalah
instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan
kegiatannya
didasarkan
pada
prinsip
efisiensi
dan
14
Kepmenkes
No.
1197/MENKES/SK/X/2004
tentang
15
aktivitas
fungsional
pembilasan,pembersihan/dekontaminasi,
CSSD
dimulai
pengeringan,
dari
inspeksi
proses
dan
16
dan
pembersihan.
Ruang
dekontaminasi
harus
17
lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat sehingga mudah
dibersihkan, alat steril disimpan pada jarak 19 24 cm dari lantai dan
minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding serta diupayakan
untuk menghindari terjadinya penumpukan debu pada kemasan, serta alatalat steril tidak disimpan dekat wastafel atau saluran pipa lainnya. Akses
ke ruang penyimpanan steril dilakukan oleh petugas pusat sterilisasi yang
terlatih, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian yang
sesuai dengan persyaratan.
Dengan adanya CSSD di rumah sakit bertujuan:
1. mencegah infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah
mengalami pensortiran, pencucian dan sterilisasi dengan sempurna.
2. memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit.
3. menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk
yang dihasilkan.
2.4. Limbah rumah Sakit
2.4.1. Pengertian Limbah Rumah Sakit
Prss, A.(2005), Limbah rumah sakit adalah limbah yang
mencakup semua buangan yang berasal dari instalasi kesehatan,
fasilitas penelitian, dan laboratorium. Kepmenkes Republik Indonesia
No.1204/Menkes/SK/X/2004, mengatakan Limbah Rumah Sakit ada 3
macam yakni; 1) Limbah cair artinya semua air buangan termasuk tinja
yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikrooganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
18
bagi kesehatan.2) Limbah Gas adalah semua limbah yang berbentuk gas
yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti
insenerator, dapur, perlengkapan generator,anastesi, dan pembuatan
obat Sitotoksik. 3) Limbah padat adalah semua limbah rumah sakit
yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri
dari limbah medis padat dan limbah padat non medis.
Limbah medis padat adalah limbah yang langsung dihasilkan dari
tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien (Candra, 2007).
Limbah medis padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi,
limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah container bertekanan, dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi. Limbah padat non medis artinya
limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis
yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat di
manfaatkan kembali apabila ada teknologinya. Limbah padat non medis
meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak
berkaitan dengan cairan tubuh. Pewadahan limbah padat non medis
dipisahkan dari limbah medis padat dan ditampung dalam kantong
plastik warna hitam khusus untuk limbah medis non padat (Kepmenkes
RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, Depkes RI, 2004).
19
Tabel 2.1. Klasifikasi Limbah Medis Padat yang Berasal dari Rumah Sakit
Kategori
Limbah
Infeksius
Patologis
Sitotoksis
Benda
tajam
Definisi
Farmasi
Kimia
Radioaktif
Logam
yang
bertekanan
tinggi/
berat
Kontainer
Bertekanan
20
21
medis
diakibatkan
oleh
proses
pembusukan,
pembakaran
dan
22
23
No
Kategori
Lambang
Keterangan
Radioaktif
Sangat
infeksius
Kuning
Limbah
infeksius,
patologi
anatomi
Kuning
Sitotoksik
Ungu
Limbah kimia
dan farmasi
Coklat
Kantong
boks
timbale
dengan symbol radioaktif
Kantong
kontainer
plastik
atau
24
8. Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk
pemulihan perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.
9. Limbah Sitotoksik dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor,
dan diberi label bertuliskan Limbah Sitotoksik.
c. Tempat penampungan sementara
1. Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya
harus membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam.
2. Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator maka limbah
medis padatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah
sakit lain atau pihak lain yang mempunyai insinerator untuk
dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila di
simpan pada suhu ruang.
d. Transportasi
1. Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan
pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
2. Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia
maupun binatang.
3. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung
diri yang terdiri: Topi, Masker, Pelindung amta, pakaian panjang
(coverall),apron untuk industri, pelindung kaki/sepatu boot, dan
sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).
25
26
27
Cair
Infection
incinerator
Autoclave
Penampungan setempat
UPL
28
Keterangan Gambar:
Limbah di laboratorium dipisahkan berdasarkan jenisnya yaitu: limbah
kering dan limbah cair. Limbah kering berupa jarum suntik dimusnahkan di
incinerator. Sedangkan limbah cair yang menimbulkan infeksi dimusnahkan di
autoclave dan limbah cair yang melebihi baku mutu yang ditetapkan pemerintah
dibuang padat penampungan setempat yaitu UPL.
UPL (unit pengelolaan limbah) merupakan sarana untuk mengolah limbah
cari dari limbah yang kotor kemudian di proses sampai menjadi cukup bersih dan
diusahakan untuk dibawah baku mutu yang ditetapkan pemerintah.
b). O.K
Kering (jarum suntik,dsb)
Basah (sisa makanan,dsb)
Cair
bak penampungan
Sisa organ tubuh
incinerator
Bak penampungan
UPL
pathology
luar RS
Sungai
Incinerator
Keterangan Gambar:
Limbah pada OK dipisahkan berdasarkan jenisnya. Limbah kering seperti
jarum suntik dimusnahkan menggunakan incinerator. Limbah basah seperti sisa
makanan di buang didalam bak penampungan diluar rumah sakit. Limbah cair di
buang dalam bak penampungan kemudian diproses sampai menjadi cukup bersih
dan dibawa baku mutu yang ditetapkan pemerintah (melalui UPL) kemudian
dibuang kesungai. Dan untuk limbah sisa organ tubuh dipisahkan berdasarkan
patologi kemudian dimusnahkan di incinerator.
29
c). Radiologi
Cair
Colbalt ex
Reexport
Keterangan Gambar:
Limbah radiologi yang bersifat cair di buang kedalam bak penampungan
khusus, sedangkan untuk limbah radiologi yg bersifat cobalt ex di musnahkan
melalui reexport.
d). Unit Rawat Jalan
Bak penampungan limbah
Cair
Septic tank
Medis
Incinerator
Sampah padat
Non medis
bak
Keterangan Gambar:
Untuk limbah cair dalam unit rawat jalan dibuang dalam dua tempat
yaitu, bak penampungan limbah yang selanjutnya dikelola berdasarkan UPL, dan
melalui septic tank. Untuk sampah padat dipisahkan berdasarkan sampah medis
dan non medis, sampah medis dimusnahkan dalam incinerator dan sampah non
medis dibuang kedalam bak diluar rumah sakit.
30
Incinerator
Septic tank
(wastafel dsb)
Cair
Keterangan Gambar:
Limbah kering dalam unit perawatan seperti jarum suntik dan perban
dimusnahkan dalam incinerator. Limbah basah seperti sisa makanan dibuang
dalam bak penampungan diluar rumah sakit. Limbah cair dialirkan melalui septic
tank diluar rumah sakit dan melalui wastafel yang selanjutnya dialirkan ke UPL.
Keterangan Gambar:
Untuk limbah dalam Laundry dan catering dialirkan ke UPL.
(Sumber : Manajemen Rumah Sakit, 2003)
31
kota yang lain. Daur ulang sedapat mungkin diterapkan pada setiap
kesempatan. Bahan-bahan tajam yang terinfeksi harus dibungkus secara baik
serta tidak akan mencelakakan pekerja yang menangani dan dapat dibuang
seperti limbah umum, sedang bahan-bahan tajam yang terinfeksi diperlakukan
sebagai limbah berbahaya.
Untuk memudahkan pengenalan berbagai jenis limbah yang akan
dibuang, digunakan pemisahan dengan kantong-kantong yang spesifik
(biasanya dengan warna yang berbeda atau dengan pemberian label).
Beberapa contoh warna yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI
adalah:
1. Kantong warna hitam: limbah sejenis rumah tangga biasa
2. Kantong warna kuning: semua jenis limbah yang harus masuk insinerator
3. Kantong warna kuning strip hitam: limbah yang sebaiknya ke insinerator,
namun bisa pula dibuang ke landfill bila dilakukan pengumpulan terpisah
dan pengaturan pembuangan
4. Kantong warna biru muda atau transparans strip biru tua : limbah yang
harus masuk ke autoclave sebelum ditangani lebih lanjut.
Limbah yang harus dipisahkan dari yang lain adalah limbah patologis
dan infektious. Limbah infectious beresiko tinggi perlu ditangani terlebih
dahulu dalam autoclave sebelum menuju pengolahan selanjutnya atau
sebelum disingkirkan di landfill. Limbah darah yang tidak terinfeksi dapat
dimasukkan ke dalam saluran limbah kota dan dibilas dengan air, sedang
yang terinfeksi harus diperlakukan sebagai limbah berbahaya. Kontainer-
32
33
34
kemungkinan
daur-ulang
limbah
kimiawi
berbahaya
misalnya :
a) Solven semacam toluene, xylene, acetone dan alkohol lainnya yang
dapat diredistilasi
b) Solven organik lainnya yang tidak toksik atau tidak mengeluarkan
produk toksik bila dibakar dapat digunakan sebagai bahan bakar
c) Asam-asam khromik dapat digunakan untuk membersihkan
peralatan
gelas
di
laboratorium,
atau
didaur-ulang
untuk
mendapatkan khromnya
d) Limbah
logam-merkuri
dari
termometer,
manometer
dan
35
e) Larutan-larutan
pemerosesan
dari
radioaktif
yang
banyak
dan
nonhalogen;
solven
berhalogen
membutuhkan
penanganan khusus dan solven non- halogen dapat dibakar pada on-site
insinerator
6. Limbah cytotoxic dan obat-obatan genotoxic atau limbah yang
terkontaminasi harus dipisahkan, dikemas dan diberi tanda serta dibakar
pada insinerator; limbah jenis ini tidak di autoclave karena disamping
tidak mengurangi toksiknya juga dapat berbahaya bagi operator
7. Beberapa jenis limbah kimia berbahaya juga dihasilkan dari bagian
pelayanan alat-alat kesehatan, misalnya: disinfektan, oli dari trafo dan
kapasitor atau dari mikroskop yang mengandung PCB dan sebagainya,
sehingga perlu ditangani sesuai jenisnya
36
37
Limbah Padat
Limbah Gas
1. Monitoring gas
NO2,SO2,logam berat,dan
dioksin sekali setahun
2. Pembakaran 1.000 C dengan
mengurangi emisi gas dan
debu
38
Pengelolaan Limbah
Padat RSUD Toto
Kabila
3. Pengangkutan
a. Kenderaan pengangkut
b. Pengangkutan jalur
khusus
4. Pemusnahan Akhir
(Incinerator)
Bertitik tolak dari Kerangka konsep penelitian tersebut diatas maka alur
pelaksanaan penelitian pengelolaan limbah di RSUD Toto Kabila dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1.
Timbulan sampah yang menjadi sasaran penelitian adalah yang berasal dari
ruang laboratorium, ruang rawat jalan, ruang perawatan, dan ruang radiologi
untuk timbulan limbah padat medis sedangkan untuk limbah padat non medis
berasala ke lima ruangan tersebut ditambah dengan ruangan laundry/catering.
39