Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
STRUKTUR
Ditjen Strahan terdiri dari Sekretariat, Direktorat Kebijakan Strategi, Direktorat
Pengerahan, Direktorat Analisa Strategi, Direktorat Kerjasama Internasional, Direktorat Wilayah
Pertahanan dan Direktorat Hukum Strategi Pertahanan.
Sekretariat Direktorat Jenderal. Sekretariat Direktorat Jenderal ini merupakan unsur
pembantu Ditjen dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal, mempunyai tugas memberikan
pelayanan teknis dan administrasi Ditjen. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Ses Ditjen
menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan laporan program
kerja dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja Ditjen, penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan Ditjen, pembinaan kepegawaian, administrasi keuangan, materiil,
ketatausahaan dan kerumahtanggaan Ditjen, pengelolaan data dan informasi serta
dokumentasi dan perpustakaan Ditjen serta Koordinasi dan supervisi staf.
Sekretariat Ditjen terdiri dari Bagian Program dan Laporan, Tat Usaha dan Informasi,
Bagian Umum dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Direktorat Kebijakan Strategi. Direktorat Kebijakan Strategi selanjutnya disebut
Direktorat Jakstra adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Strategi
Pertahanan, dipimpin oleh Direktur Kebijakan Strategi disebut Dir Jakstra mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standardisasi teknis, pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang kebijakan strategis pertahanan negara.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jakstra
menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan di bidang strategi pertahanan, perumusan
standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang kebijakan umum pertahanan negara,
STRATEGI BESAR
Tugas pokok dari Ditjen Strahan yang sangat strategis adalah merumuskan dan
merancang grand strategy pertahanan negara yang akan dijadikan landasan dalam upaya
penyelenggaraan pemerintah Negara, khusunya di bidang pertahanan. Dalam kaitan tersebut
pada abad ke-21 ini, sumber daya manusia (SDM) pertahanan akan menjadi rujukan sistem
pendidikan pada konteks implementasi kebijakan.
Dalam perumusan kebijakan dan penyelenggaraan pertahanan negara, Diejen Strahan
bekerja berdasarkan arahan dari Menhan mengenai penyelengaraan pertahanan Negara.
Setelah arahan kebijakan turun maka disusunlah strategi, postur, buku putih serta doktrin
pertahanan negara.
Prinsip-prinsip mendasar perlu menjadi acuan dalam membentuk profesonalisme TNI
sebagai tentara rakyat, tentara perjuang, tentara nasional dan tentara professional. Selain itu,
juga di tambah dengan konsep Menhan tentang perwujudan konsep Trimatra Terpadu di
lingkungan TNI.
Seyogyanya konsep-konsep seperti itu dituangkan juga dalam strategi pengembangan
SDM pertahanan ke depan. Intinya mencangkup spiritual, akhlak, dan lain-lain. Konsep ini
kemudian diwujudkan dalam kurikulum, terutama di lingkup Kementerian Pendidikan Nasioanal
(Kemdiknas). Penerapan sejak masa kecil, secara psikologis ajaran-ajaran tersebut akan melekat
terus. Karena itu dalam kurikulum Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah
masalah yang terkait dengan spiritual mutlak diajarkan.
WILAYAH PERBATASAN
Indonesia sebagai adalah negara kepulauan (Archipelagic State) memiliki 17.504 pulau
dan panjang garis pantai 80.290 Km, dimana 2/3 luas wilayahnya berbatasan di wilayah darat
dengan 3 (tiga) negara tetangga yaitu Malaysia, Papua New Guinea dan Timor Leste berbatasan
laut dengan 10 (sepuluh) negara tetangga yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura,
Vietnam,Philipina, Palau, Papua New Guinea, Timor Leste dan Australia.
Arah kebijakan pengelolaan wilayah perbatasan telah berubah dari kebijkan
pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi kedalam (inward looking) menjadi keluar
(outward looking). Paradigma pengelolaan secara outward looking tersebut diarahkan untuk
mengelola wilayah perbatasan sebagai halaman depan negara yang berfungsi sebagai pintu
gerbang keluar/masuk orang, barang dan semua aktivitas. Pengelolaan wilayah perbatasan
selain menggunakan pendekatan keamanan seperti yang pernah dilakukan, juga dengan
menggunakan pendekatan kesejahteraan. Dalam pengelolaan pertahanan di wilayah
perbatasan juga harus mengimplimentasikan aspek mana yang harus di kedepankan, aspek
Security, Prosperity atau Environment tanpa mengesampingkan yang satu dengan yang lainnya,
sehingga pemberdayaan pertahanan dapat dilakukan keseluruhan.
Wilayah perbatasan RI dengan negara-negara tetangga memiliki peran yang sangat
strategis dalam hubungannya dengan nasionalisme, keutuhan, kehormatan, martabat, dan
kedaulatan RI baik secara Gegorafi, Demografi, Sumber Daya Alam, Ideologi, Politik, Ekonomi,
Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan. Hal tersebut mengingat karena wilayah perbatasan
merupakan bagian wilayah yang tidak boleh dipisahkan dari wilayah NKRI secara keseluruhan.
Dengan kata lain mengabaikan masalah perbatasan antar negara, berarti mengabaikan
eksistensi, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta keutuhan NKRI.
Pemerintah telah memebentuk Badan Nasional Pengelolahan Perbatasan (BNPP)
melalui Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 yang diketuai oleh Menteri Dalam Negeri.
Selain itu, BNPP memiliki fungsi pengkoordinasian penetapan kebijakan dan pelaksanaan
pembangunan, pengelolaan serta pemanfaatan batas wilayah Negara dan kawasan perbatasan,
sehingga pengelolaan di wilayah perbatasan dapat diupayakan seoptimal mungkin