Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Contoh soal 2 :
Seekor monyet bermassa 5 kg berayun dari satu dahan ke dahan lain yang lebih
tinggi 2 meter. Berapakah perubahan energi potensial monyet tersebut ? g = 10
m/s2
Panduan jawaban :
Soal ini sangat gampang kita tetapkan dahan pertama sebagai titik acuan, di
mana h = 0. Kita hanya perlu menghitung EP monyet ketika berada pada dahan
kedua
EP = mgh = (5 kg) (10 m/s2) (2 m)
EP = 100 Joule
Dengan demikian, perubahan energi potensial monyet = 100 Joule.
Contoh soal 3 :
Seorang buruh pelabuhan yang tingginya 1,50 meter mengangkat sekarung
beras yang bermassa 50 kg dari permukaan tanah dan memberikan kepada
seorang temannya yang berdiri di atas kapal. Jika orang tersebut tersebut berada
0,5 meter tepat di atas kepala buruh pelabuhan, hitunglah energi potensial
karung berisi beras relatif terhadap :
a) permukaan tanah
b) kepala buruh pelabuhan
Panduan jawaban :
a). EP karung berisi beras relatif terhadap permukaan tanah
Ketinggian total karung beras dari permukaan tanah = 1,5 m + 0,5 m = 2 meter
Dengan demikian,
EP = mgh = (50 kg) (10 m/s2) (2 m)
EP = 1000 Joule
b). EP karung berisi beras relatif terhadap kepala buruh pelabuhan
Kedudukan karung beras diukur dari kepala buruh pelabuhan adalah 0,5 meter.
EP = mgh = (50 kg) (10 m/s2) (0,5 m)
EP = 250 Joule
Energi Potensial Elastis
Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal tulisan ini, selain energi potensial
gravitasi terdapat juga energi potensial elastis. EP elestis berhubungan dengan
benda-benda yang elastis, misalnya pegas. Mari kita bayangkan sebuah pegas
yang ditekan dengan tangan. Apabila kita melepaskan tekanan pada pegas,
maka pegas tersebut melakukan usaha pada tangan kita. Efek yang dirasakan
adalah tangan kita terasa seperti di dorong. Apabila kita menempelkan sebuah
benda pada ujung pegas, kemudian pegas tersebut kita tekan, maka setelah
dilepaskan benda yang berada di ujung pegas pasti terlempar. perhatikan
gambar di bawah. Jika dirimu mempunyai koleksi pegas, baik di rumah maupun
di sekolah, silahkan melakukan percobaan ini untuk membuktikannya.
Ketika berada dalam keadaan diam, setiap pegas memiliki panjang alami, seperti
ditunjukkan gambar a (lihat gambar di bawah). Jika pegas di tekan sejauh x dari
panjang alami, diperlukan gaya sebesar FT (gaya tekan) yang nilainya
berbanding lurus dengan x, yakni :
FT = kx
k adalah konstanta pegas (ukuran kelenturan/elastisitas pegas) dan besarnya
tetap. Ketika ditekan, pegas memberikan gaya reaksi, yang besarnya sama
dengan gaya tekan tetapi arahnya berlawanan. gaya reaksi pegas tersebut
dikenal sebagai gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih adalah :
FP = -kx
Tanda minus menunjukkan bahwa arah gaya pemulih berlawanan arah dengan
gaya tekan. Ini adalah persamaan hukum Hooke. Persamaan ini berlaku apabila
pegas tidak ditekan sampai melewati batas elastisitasnya (x tidak sangat besar).
Untuk menghitung Energi Potensial pegas yang ditekan atau diregangkan,
terlebih dahulu kita hitung gaya usaha yang diperlukan untuk menekan atau
meregangkan pegas. Kita tidak bisa menggunakan persamaan W = F s = F x,
karena gaya tekan atau gaya regang yang kita berikan pada pegas selalu
berubah-ubah selama pegas ditekan. Ketika menekan pegas misalnya, semakin
besar x, gaya tekan kita juga semakin besar. Beda dengan gaya angkat yang
besarnya tetap ketika kita mengangkat batu. Lalu bagaimana cara mengakalinya
?
Kita menggunakan gaya rata-rata. Gaya tekan atau gaya regang selalu berubah,
dari F = 0 ketika x = 0 sampai F = kx (ketika pegas tertekan atau teregang
sejauh x). Besar gaya rata-rata adalah :
x merupakan jarak total pegas yang teregang atau pegas yang tertekan
(bandingkan dengan gambar di atas).
Usaha yang dilakukan adalah :
Nah, akhirnya kita menemukan persamaan Energi Potensial elastis (EP Pegas).
Catatan :
Tidak ada rumus umum untuk Energi Potensial. Berbeda dengan energi kinetik
yang memiliki satu rumus umum, EK = mv2, bentuk persamaan EP
bergantung gaya yang melakukan usaha kalo bingung berlanjut, silahkan
pelajari kembali ya. sampai teler :)
Sekarang, mari kita pelajari pokok bahasan Energi Kinetik.
Istirahat dulu, masa ga teller dari tadi pelototin terus ne tulisan :D pisss
Energi Kinetik
Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Ketapel yang ditarik lalu dilepaskan
sehingga batu yang berada di dalam ketapel meluncur dengan kecepatan
tertentu. Batu yang bergerak tersebut memiliki energi. Jika diarahkan pada ayam
tetangga maka kemungkinan besar ayam tersebut lemas tak berdaya akibat
dihajar batu. Pada contoh ini batu melakukan kerja pada ayam ;) Kendaraan
beroda yang bergerak dengan laju tertentu di jalan raya juga memiliki energi
kinetik. Ketika dua buah kendaraan yang sedang bergerak saling bertabrakan,
maka bisa dipastikan kendaraan akan digiring ke bengkel untuk diperbaiki.
Kerusakan akibat tabrakan terjadi karena kedua mobil yang pada mulanya
bergerak melakukan usaha / kerja satu terhadap lainnya. Ketika tukang
bangunan memukul paku menggunakan martil, martil yang digerakan tukang
bangunan melakukan kerja pada paku.
Setiap benda yang bergerak memberikan gaya pada benda lain dan
memindahkannya sejauh jarak tertentu. Benda yang bergerak memiliki
kemampuan untuk melakukan kerja, karenanya dapat dikatakan memiliki energi.
Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kata kinetik berasal
dari bahasa yunani, kinetikos, yang artinya gerak. ketika benda bergerak,
benda pasti memiliki kecepatan. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan
bahwa energi kinetik merupakan energi yang dimiliki benda karena gerakannya
atau kecepatannya.
Sekarang mari kita turunkan persamaan Energi Kinetik.
Untuk menurunkan persamaan energi kinetik, bayangkanlah sebuah benda
bermassa m sedang bergerak pada lintasan lurus dengan laju awal vo.
Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju v maka pada
benda tersebut harus diberikan gaya total yang konstan dan searah dengan arah
gerak benda sejauh s. Untuk itu dilakukan usaha alias kerja pada benda tersebut
sebesar W = F s. Besar gaya F = m a.
Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan bergerak sejauh s, maka
untuk menghitung nilai percepatan a, kita menggunakan persamaan vt2 = vo2 +
2as.
Kita subtitusikan nilai percepatan a ke dalam persamaan gaya F = m a, untuk
menentukan besar usaha :
Persamaan ini menjelaskan usaha total yang dikerjakan pada benda. Karena W =
EK maka kita dapat menyimpulkan bahwa besar energi kinetik translasi pada
benda tersebut adalah :
W = EK = mv2 persamaan 2
Persamaan 1 di atas dapat kita tulis kembali menjadi :
Persamaan 3 menyatakan bahwa usaha total yang bekerja pada sebuah benda
sama dengan perubahan energi kinetiknya. Pernyataan ini merupakan prinsip
usaha-energi. Prinsip usaha-energi berlaku jika W adalah usaha total yang
dilakukan oleh setiap gaya yang bekerja pada benda. Jika usaha positif (W)
bekerja pada suatu benda, maka energi kinetiknya bertambah sesuai dengan
besar usaha positif tersebut (W). Jika usaha (W) yang dilakukan pada benda
bernilai negatif, maka energi kinetik benda tersebut berkurang sebesar W. Dapat
dikatakan bahwa gaya total yang diberikan pada benda di mana arahnya
berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya total tersebut mengurangi laju
dan energi kinetik benda. Jika besar usaha total yang dilakukan pada benda
adalah nol, maka besar energi kinetik benda tetap (laju benda konstan).
Contoh soal 1 :
Sebuah bola sepak bermassa 150 gram ditendang oleh Ronaldo dan bola
tersebut bergerak lurus menuju gawang dengan laju 30 m/s. Hitunglah :
a) energi kinetik bola tersebut
b) berapa usaha yang dilakukan Ronaldo pada bola untuk mencapai laju ini, jika
bola mulai bergerak dari keadaan diam ?
panduan jawaban :
a) Energi Kinetik bola
EK= mv2 = (0,15 kg) (30 m/s2)2 = 67,5 Joule
b) Usaha total
W = EK2 EK1
EK2 = 67,5 Joule
EK1 = mv2 = m (0) = 0 laju awal bola (vo) = 0
Dengan demikian, usaha total :
W = 67,5 Joule 0 = 67,5 Joule
Contoh soal 2 :
Berapa usaha yang diperlukan untuk mempercepat gerak sepeda motor
bermassa 200 kg dari 5 m/s sampai 20 m/s ?
Panduan jawaban :
Pertanyaan soal di atas adalah berapa usaha total yang diperlukan untuk
mempercepat gerak motor.
W = EK2 EK1
Sekarang kita hitung terlebih dahulu EK1 dan EK2
EK1 = mv12 = (200 kg) (5 m/s)2 = 2500 J
EK2 = mv22 = (200 kg) (20 m/s)2 = 40.000 J
Energi total :
W = 40.000 J 2.500 J
W = 37.500 J
Pengertian Energi Potensial dan Energi Kinetik | Energi potensial adalah energi yang
tersimpan di dalam suatu benda (materi) karena kedudukan atau keadaan benda tersebut.
Beberapa contoh bentuk energi potensial di antaranya adalah; energi pegas, energi pada
ketapel, energi busur, energi dari air terjun, energi nuklir, dll. Rumusan matematis dari energi
potensial karena ketinggian adalah sebagai berikut:
Ep = m.g.h
Keterangan:
Ep = energi potensial (joule)
m = massa (kg)
h = ketinggian (meter)
Pengertian energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena gerakannya. Energi
kinetik yang dimiliki oleh benda secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Ek = 1/2 m.v^2
Keterangan:
Ek = energi kinetik (joule)
m = massa benda (kg)
Sekian uraian tentang Pengertian Energi Potensial dan Energi Kinetik, semoga
bermanfaat.
Menurut diskusi kita kerja sebagai transfer energi, gaya ini dilakukan pada sistem harus
muncul sebagai peningkatan energi dari sistem. Buku ini dalam keadaan diam sebelum kita
melakukan usaha dan diam setelah kita melakukan usaha. Oleh karena itu, tidak ada
perubahan energi kinetik sistem.
Karena perubahan energi dari sistem tidak dalam bentuk energi kinetik, ia harus muncul
sebagai bentuk lain dari penyimpanan energi. Setelah mengangkat buku ini, kita bisa
melepaskannya dan membiarkannya jatuh kembali ke posisi yi. Perhatikan bahwa buku (dan
oleh karena itu, sistem) sekarang memiliki energi kinetik dan bahwa sumbernya adalah dalam
usaha yang dilakukan dalam mengangkat buku. Sementara buku itu di titik tertinggi, sistem
memiliki potensi untuk memiliki energi kinetik, tapi tidak dimilikinya sampai buku ini
dibiarkan jatuh. Oleh karena itu, kita sebut mekanisme penyimpanan energi sebelum buku
tersebut dijatuhkan merupakan energi potensial. Kita akan menemukan bahwa energi
potensial dari sebuah sistem hanya dapat dikaitkan dengan jenis gaya tertentu yang bekerja
antara anggota sistem. Jumlah energi potensial dalam sistem ditentukan oleh konfigurasi
sistem. Perpindahan anggota sistem untuk berbagai posisi atau memutar mereka dapat
mengubah konfigurasi sistem dan oleh karena itu merubah energi potensialnya.
Mari kita turunkan ekspresi untuk energi potensial yang terkait dengan obyek pada lokasi
tertentu di atas permukaan bumi. Perhatikan gaya eksternal mengangkat benda bermassa m
dari ketinggian awal yi di atas tanah ke tinggi akhir yf seperti pada Gambar 7.15. Kita
berasumsi perpindahan dilakukan perlahan-lahan, dengan tidak ada percepatan, sehingga
gaya yang diterapkan dari luar besarnya sama dengan gaya gravitasi pada objek: objek
dimodelkan sebagai partikel dalam kesetimbangan bergerak pada kecepatan konstan. Usaha
yang dilakukan oleh gaya eksternal pada sistem (objek dan Bumi) sebagai objek mengalami
perpindahan ini yang diberikan oleh produk yang diterapkan atas gaya Fapp dan perpindahan
pada gaya ini, r = y j :
Wext = (Fapp ). r = (mg j) . [(yf - yi) j ] = mgyf - mgyi
(7.18)
dimana hasil ini adalah kerja total yang dilakukan pada sistem karena gaya yang diterapkan
adalah satu-satunya gaya pada sistem dari lingkungan. (Ingat bahwa gaya gravitasi bersifat
internal ke sistem.) Perhatikan kesamaan antara Persamaan 7.18 dan Persamaan 7.15. Dalam
setiap persamaan, kerja yang dilakukan pada sistem sama dengan perbedaan antara besarnya
nilai akhir dan awal. Pada Persamaan 7.15, usaha merupakan transfer energi ke dalam sistem
dan peningkatan energi dari sistem dalam bentuk energi kinetik. Pada Persamaan 7.18, usaha
merupakan transfer energi ke dalam sistem dan sistem energi muncul dalam bentuk yang
berbeda, yang telah kita sebut energi potensial.
Oleh karena itu, kita dapat mengidentifikasi besarnya mgy sebagai energi potensial gravitasi
Ug:
mgy
(7.19)Ug
Satuan energi potensial gravitasi adalah joule, sama dengan satuan usaha dan energi kinetik.
Energi potensial, seperti halnya usaha dan energi kinetik, adalah besaran skalar. Perhatikan
bahwa Persamaan 7.19 hanya berlaku untuk objek dekat permukaan bumi, di mana g adalah
mendekati konstan.
Menggunakan definisi kita tentang energi potensial gravitasi, Persamaan 7.18 sekarang dapat
ditulis kembali sebagai;
Wext = Ug
(7.20)
yang secara matematis menjelaskan bahwa usaha eksternal total dilakukan pada sistem dalam
situasi ini muncul sebagai perubahan energi potensial gravitasi dari sistem.
Energi potensial gravitasi hanya bergantung pada ketinggian vertikal dari objek di atas
permukaan bumi. Jumlah yang sama dari usaha harus dilakukan pada sistem objek-Earth
apakah objek yang diangkat secara vertikal dari Bumi atau didorong mulai dari titik yang
sama atas bidang miring tanpa gesekan, dan berakhir pada ketinggian yang sama. Kita
memverifikasi pernyataan ini untuk situasi tertentu rolling kulkas naik jalan dalam Contoh
Konseptual 7.7. Pernyataan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk umum dengan menghitung
kerja yang dilakukan pada objek oleh sebuah objek bergerak dengan perpindahan dalam
kedua komponen, vertikal dan horisontal:
Wext = (Fapp) . r = (mg j ) . [(xf - xi) i + (yf - yi) j ] = mgyf - mgyi
di mana tidak ada x pada hasil akhir karena j . i = 0.
Dalam pemecahan masalah, Anda harus memilih konfigurasi referensi dimana energi
potensial gravitasi sistem diatur sama dengan beberapa nilai referensi, yang biasanya nol.
Pemilihan konfigurasi referensi benar-benar sembarang karena besaran yang penting adalah
perbedaan energi potensial, dan perbedaan ini tidak tergantung pada pilihan konfigurasi
referensi.
Dalam hal ini yang sering dipilih sebagai acuan konfigurasi untuk nol energi potensial
gravitasi, konfigurasi di mana suatu obyek di permukaan bumi, tapi pilihan ini tidak penting.
Seringkali, pernyataan masalah menunjukkan konfigurasi nyaman untuk digunakan.
Energi Potensial Elastis
Karena anggota sistem dapat berinteraksi satu sama lain melalui berbagai jenis gaya, bisa
mungkin bahwa ada berbagai jenis energi potensial dalam suatu sistem. Kita akrab dengan
energi potensial gravitasi dari sebuah sistem di mana anggota berinteraksi melalui gaya
gravitasi. Mari kita jelajahi kedua jenis energi potensial yang dimiliki sistem.
Perhatikan sebuah sistem yang terdiri dari balok dan pegas seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 7.16. Pada Bagian 7.4, kita hanya identifikasi balok sebagai sistem. Sekarang kita
menggabung keduanya, balok dan pegas ke dalam sistem dan menyatakan bahwa gaya pegas
adalah interaksi antara dua anggota sistem. Gaya yang diberikan pegas pada balok diberikan
oleh Fs = -kx (Persamaan 7.9). Usaha yang dilakukan oleh gaya eksternal Fapp pada sistem
yang terdiri dari balok yang terhubung ke pegas diberikan oleh Persamaan 7.13:
Wapp = kxf2 kxi2
(7.21)
Dalam situasi ini, awal dan akhir koordinat x balok diukur dari posisi kesetimbangan, x = 0.
Sekali lagi (seperti dalam kasus gravitasi) kita melihat bahwa kerja yang dilakukan pada
sistem adalah sama dengan perbedaan antara nilai awal dan akhir dari sebuah ekspresi yang
berhubungan dengan konfigurasi sistem. Fungsi energi potensial elastis yang terkait dengan
sistem balok-pegas didefinisikan oleh:
kx2
(7.22)Us
Energi potensial elastis sistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan dalam pegas
yang berubah bentuk (salah satu yang ditekan atau diregangkan dari posisi kesetimbangan).
Energi potensial elastis yang tersimpan dalam pegas adalah nol bila pegas keras atau kaku (x
= 0). Energi disimpan pada pegas hanya saat pegas diregangkan atau ditekan. Karena energi
potensial elastis sebanding dengan x2, kita melihat bahwa Us selalu positif dalam pegas yang
kaku. Contoh sehari-hari dari penyimpanan energi potensial elastis dapat ditemukan dalam
jam gaya lama atau jam tangan yang beroperasi dari pegas wound-up dan wind-up mainan
untuk anak-anak.
Perhatikan Gambar 7.16, yang menunjukkan pegas pada lantai tanpa gesekan di permukaan
horizontal. Ketika sebuah balok didorong ke pegas oleh agen eksternal, energi potensial
elastis dan energi total sistem meningkat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.16b.
Ketika pegas yang ditekan dengan jarak xmax (Gambar. 7.16c), energi potensial elastis yang
tersimpan pada pegas adalah kx2max. Ketika balok dilepaskan dari yang lain, pegas
memberikan gaya pada balok dan mendorong balok ke kanan. Energi potensial elastis dari
sistem menurun, sedangkan energi kinetik meningkat dan energi total tetap (Gambar 7.16d).
Ketika pegas kembali seperti panjang aslinya, yang tersimpan energi potensial elastis benarbenar berubah menjadi energi kinetik dari balok (Gambar. 7.16e).
Bar Charts Energi
Gambar 7.16 menunjukkan representasi informasi grafis penting yang berkaitan dengan
energi dari sistem yang disebut bar chart energi. Sumbu vertikal mewakili jumlah energi
dari jenis tertentu dalam sistem. Sumbu horizontal menunjukkan jenis energi dalam
sistem. Grafik batang di Gambar 7.16a menunjukkan bahwa sistem berisi nol energi
karena pegas diam dan balok tidak bergerak. Antara Gambar 7.16a dan Gambar 7.16c,
tangan tidak bekerja pada sistem, menekan pegas dan menyimpan energi potensial elastis
dalam sistem. Dalam Gambar 7.16d, balok telah dilepas dan bergerak ke kanan saat masih
berhubungan dengan pegas. Ketinggian bar untuk energi potensial elastis sistem menurun,
energi kinetik bar meningkat, dan bar total energi masih tetap. Dalam Gambar 7.16e,
pegas telah kembali ke panjang semula dan sistem sekarang hanya ada energi kinetik
yang terkait dengan gerakan balok.
http://softonezero.blogspot.com/2013/10/energi-potensial-system.html
Materi : Gravitasi
Topik : Menentukan Percepatan Gravitasi (Bumi atau Planet-Planet) pada Dua Tempat
Berbeda Tinggi
Kelas : XI SMA IPA
Author : Fisika Study Center
(Beginner)
Rumus Percepatan Gravitasi
Dimana
g = kuat medan gravitasi atau percepatan gravitasi (N/m) atau (m/s 2)
r = jarak titik ke pusat massa (pusat bumi atau pusat planet) [m]
G = konstanta gravitasi = 6,67 x 1011 kg1 m3 s2
M = massa penghasil kuat medan gravitasi (massa bumi atau massa planet) [kg]
Dua tempat yang berbeda jarak dari pusat massa akan memiliki kuat medan
gravitasi yang berbeda, sehingga berat suatu benda akan berlainan pula jika
diukur pada dua tempat tersebut. Dari default rumus di atas jika dibuatkan
perbandingan
Kesimpulan:
-Semakin jauh suatu titik dari pusat massa (bumi, planet) percepatan gravitasi
atau kuat medan gravitasinya semakin kecil.
-Kuat medan gravitasi pada suatu titik dipegaruhi oleh jarak titik ke pusat massa,
dan oleh massa penghasil medan gravitasi (bumi, planet, bulan dll)
-Konsisten dengan pengambilan jarak titik, yaitu dari pusat (pusat bumi, pusat
planet,..)
prepared by :
fisikastudycenter.com
Read more: http://fisikastudycenter.com/reviews/233-gravitasi-menentukanpercepatan-gravitasi-pada-dua-tempat-berbeda-tinggi#ixzz2yczAPip1
Medan gravitasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Medan gravitasi adalah medan yang menyebabkan suatu benda bermassa mengalami gaya
gravitasi. Medan ini dibangkitkan oleh suatu benda bermassa. Didefinisikan secara rumus
matematis sebagai besar gaya tarik dibagi massa benda.
dengan:
Perhatikan bahwa tidak seperti dalam hal rumusan medan listrik, di mana muatan dapat
berharga positif atau negatif, dalam hal medan gravitasi massa selalu berharga positif,
sehingga medannya selalu menuju atau mengarah ke titik pusat penghasil medannya. Dengan
kata lain apabila di dalam lingkungan medan gravitasi ditempatkan obyek bermassa, maka
obyek tersebut akan mengalami gaya gravitasi yang arahnya menuju penyebab medan
gravitasi. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa gaya gravitasi selalu bersifat tarikmenarik.
Percepatan gravitasi
Dalam beberapa kasus, massa penyebab gravitasi sedemikian besarnya, sehingga medan
gravitasi dapat dianggap tetap, walaupun titik pengamatan diubah. Untuk kasus ini lebih
lazim jika ditetapkan suatu percepatan gravitasi, yang berupa suatu konstanta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Medan_gravitasi