Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan
(Wadell, 1932). Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan
sebagai hasil dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang
kemudian mengalami erosi, tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada
akhirnya terendapkan atau tersedimentasikan.
Material tersebut akan terlitifikasi menjadi batuan yang bisa
menjelaskan bagaimana proes terbentuknya batuan tersebut melalui
lingkungan pengendapan, maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas
mengenai lingkungan pengendapan, terutama lingkungan pengendapan delta.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari dibuatnya makalah ini ialah agar menambah pengetahuan
serta pemahaman tentang lingkungan pengendapan, terutama lingkungan
pengendapan delta.
Tujuan dari dibuatnya makalah ini ialah untuk mengetahui lebih
tentang apa itu lingkungan pengendapann delta dan delta itu sendiri, dan
makalah ini juga dibuat sebagai salah satu tugas pada mata kuliah
Sedimentologi.
1.3 Ruang Lingkup
Permasalahan pada makalah ini terletak pada lingkungan pengendapan
delta, sehingga makalah ini hanya membahas mengenai lingkungan
pengendapan secara umum, delta, dan lingkungan pengendapan delta.
BAB II
DASAR TEORI
2.
Glasial
3.
Daratan
4.
Sungai
5.
6.
Lakustrin
7.
Delta
8.
Peralihan
9.
Estuarin
10.
Lagun
11.
Litoral (intertidal)
12.
Reef
13.
Laut
14.
15.
16.
adanya sedimentasi sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan
pasokan sedimen lebih besar daripada kemampuan pendistribusian kembali
oleh proses yang ada pada cekungan pengendapan (Elliot, 1986 dalam Allen,
1997).
Menurut Boggs (1987), delta diartikan sebagai suatu endapan yang
terbentuk oleh proses sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang
tenang. Dataran delta menunjukkan daerah di belakang garis pantai dan
dataran delta bagian atas didominasi oleh proses sungai dan dapat dibedakan
dengan dataran delta bagian bawah didominasi oleh pengaruh laut, terutama
penggenangan tidal. Delta terbentuk karena adanya suplai material
sedimentasi dari sistem fluvial. Ketika sungai-sungai pada sistem fluvial
tersebut bertemu dengan laut, perubahan arah arus yang menyebabkan
penyebaran air sungai dan akumulasi pengendapan yang cepat terhadap
material sedimen dari sungai mengakibatkan terbentuknya delta.
5
Delta yaitu tanah datar hasil pengendapan yang dibentuk oleh sungai,
muara
sungai,
dimana
timbunan
sediment
tersebut
mengakibatkan
propagradasi yang tidak teratur pada garis pantai (Coleman, 1968; Scott &
Fischer, 1969).
Delta
adalah
sebuah
lingkungan
transisional
yang
dicirikan
oleh adanya material sedimen yang tertransport lewat aliran sungai (channel),
kemudian terendapkan pada kondisi di bawah air (subaqueous), pada tubuh
air tenang yang diisi oleh aliran sungai tersebut, sebagian lagi berada di
darat/subaerial (Friedman & Sanders, 1978, vide Serra, 1985).
Proses pengendapan pada delta menghasilkan pola progradasi
yang menyebabkan majunya garis pantai. Litologi yang dihasilkan umumnya
mempunyai struktur gradasi normal pada fasies yang berasosiasi dengan
lingkungan laut (marine facies). Dalam pembentukan delta, material sedimen
yang dibawa oleh sungai merupakan faktor pengontrol utama.
Pembentukan delta dikontrol oleh interaksi yang rumit antara berbagai
faktor yang berasal/bersifat fluviatil, proses di laut dan kondisi lingkungan
pengendapan. Faktor-faktor tersebut meliputi iklim, pelepasan air, muatan
sedimen, proses yang terjadi di mulut sungai, gelombang (wave), pasang
surut (tide), arus, angin, luas shelf, dan lereng (slope), tektonik, dan geometri
cekungan penerima (receiving basin) akan mengontrol distribusi, orientasi,
dan geometri internal endapan delta (Wright et al., 1974, vide Walker, 1984).
Hanya beberapa proses saja yang tergolong sangat penting dalam
mengontrol geometri, proses internal yang bersifat progradasi pada delta
(progradational framework) serta kecenderungan arah penyebaran (trend)
delta, yaitu : pasokan sedimen, tingkat energi gelombang, dan tingkat energi
pasang surut (Galloway, 1975; Galloway & Hobday, 1983 vide Boggs, 1987).
Ketiga faktor inilah yang nantinya akan sangat berperan dalam penggolongan
delta ke dalam tiga tipe dasar delta yang sangat fundamental yaitu (1) fluvialdominated, (2) tide-dominated, dan (3) wave-dominated (Boggs, 1987).
Adanya dominasi diantara salah satu faktor pengontrol tersebut akan
mempengaruhi geometri delta yang terbentuk.
Sublingkungan Delta
Berdasarkan fisiografinya, delta dapat diklasifikasikan menjadi
tiga bagian utama , yaitu :
1. Delta Plain
Merupakan bagian delta yang berada pada bagian lowland
yang tersusun atas active channel dan abandoned channel .yang
dipisahkan oleh lingkungan perairan dangkal dan merupakan
permukaan
yang
muncul
atau
hampir
muncul.
Proses
Gerusan-gerusan
tersebut
biasanya
mencapai
interdistributary
channel
merupakan
10
b. Channel
Channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada
bagian dasar urutan fasies dan menghalus ke atas. Struktur
sedimen yang umumnya dijumpai adalah cross bedding, ripple
cross stratification, scoure and fill.
11
12
3. ProDelta
Prodelta merupakan sublingkungan transisi antara delta
front dan endapan normal marine shelf yang berada di luar delta
front. Prodelta merupakan kelanjutan delta front ke arah laut
dengan perubahan litologi dari batupasir bar ke endapan
batulempung dan selalu ditandai oleh zona lempungan tanpa pasir.
Daerah ini merupakan bagian distal dari delta, dimana
hanya terdiri dari akumulasi lanau dan lempung dan biasanya
sendiri serta fasies mengkasar ke atas memperlihatkan transisi dari
lempungan prodelta ke fasies yang lebih batupasir dari delta front.
Litologi dari prodelta ini banyak ditemukan bioturbasi yang
merupakan karakteristik endapan laut. Struktur sedimen bioturbasi
bermacam-macam sesuai dengan ukuran sedimen dan kecepatan
sedimennya.
2.2.3
Klasifikasi Delta
14
Klasifikasi
merupakan
suatu
usaha
pengelompokkan
15
baik ke atas).
Distributary mount bar : batupasir dengan cross
deformasi.
Refleksi seismik : oblique dan sigmoid clinoform.
16
17
2. Tide-dominated Delta
Dicirikan oleh sejumlah teluk-teluk kecil di daerah
muara yang berbentuk corong kearah hulu, distributary channel
akan berliku-liku (meandering)
Merupakan area dimana tingkat pasang surut tinggi,
sehingga aliran balik (yang terjadi dalam distributary channel
selama kondisi banjir dan surut) kemungkinan akan terjadi
sumber energi utama yang memisah sedimen.
panatai.
Litologi dan struktur :
- Tidal channel dan ridge facies sangat dominan.
- Channel facies : batupasir dengan sortasi baik,
-
18
19
3. Wave-dominated Delta
Dicirikan oleh pasir pada daerah pantai kelaut menyebar
secara pararel terhadap garis pantai.
Delta yang didominasi gelombang dan biasanya terdiri
dari rangkaian fasies yang saling berhubungan dan mengkasar
ke atas secara menerus yang merupakan karakteristik dari pantai
yang dipengaruhi gelombang.
Struktur sedimen yang umum dijumpai antara lain :
ripple dan humocky yang merupakan indikator pengendapan
yang tinggi.
Pada lingkungan dengan aktivitas gelombang kuat,
endapan mount bar secara menerus mengalami reworked
menjadi suatu seri superimposed coastal barriers. Tubuh pasir
akan cenderung paralel terhadap garis pantai berbeda dengan
delta dominasi sungai yang mendekati tegak lurus terhadap
pantai.
20
dominan.
Fasies distributary mount bar termodifikasi/reworked
ka atas.
Struktur yang dijumpai pada tipe ini adalah
perlapisan tipis, paralel laminasi, dan cross bedding
satu arah, struktur flaser, slumps, struktur alga,
bioturbasi dengan intensitas tinggi pada bagian atas
dan mudcrack pada shale.
21
Birdfoot
Lobate
Cuspate
Arcuate
Estuarine
sempurna
22
geometri
delta
berdasarkan
proses
dominan
yang
23
dimana
a. Pyroklastik delta
Delta piroklastik biasanya termasuk dalam kipas
volkanik, steep cone, progradasi menuju laut atau danau.
Teragantung terhadap komposisi dan karakter fisik dari
suatu erupsi gunungapi, apakah bersifat phreatic atau
magmatic.
Mekanisme
pengendapannya
bervariasi,
24
2. Alluvial Delta
Merupakan
tipe
pembentukan
lingkungan
Delta.
25
(sistem
sungai
terletak
tunggal).
Endapan
di
kurang
26
2.2.4
27
menyebabkan
siklus
penggenangan
dan
penurunan
permukaan air laut yang tidak merata di setiap bagian sekuen delta
meskipun secara lateral jaraknya hanya terpisah beberapa meter.
Perulangan daur susut genang laut dengan ketebalan puluhan
meter adalah tipe endapan pantai dan endapan delta. Hal ini
menunjukan bahwa dalam beberapa interval stratigrafi, garis pantai
dapat berpindah puluhan atau ratusan kilometer ke arah depan ataupun
ke arah belakang dengan perubahan lingkungan pengendapan dari
lepas pantai ke arah dataran delta (delta plain) maupun sebaliknya.
Secara umum mekanisme daur progradasi dan peninggalan
delta sebagai berikut :
1.
channel
dan
pengangkutan
material
sedimennya,
4.
serpih marine.
Berkembangnya
endapan
batubara
tebal
yang
28
BAB III
29
PENUTUP
3.1 Simpulan
Delta diartikan sebagai suatu endapan yang terbentuk oleh proses
sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang tenang. Dataran delta
menunjukkan daerah di belakang garis pantai dan dataran delta bagian atas
didominasi oleh proses sungai dan dapat dibedakan dengan dataran delta
bagian bawah didominasi oleh pengaruh laut, terutama penggenangan tidal.
Delta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi dari sistem fluvial.
Ketika sungai-sungai pada sistem fluvial tersebut bertemu dengan laut,
perubahan arah arus yang menyebabkan penyebaran air sungai dan akumulasi
pengendapan
yang
cepat
terhadap
material
sedimen
dari
sungai
DAFTAR PUSTAKA
30
1. Prawira, Oliver. 2015. http://dokumen.tips/documents/alluvial-dannon-alluvial-delta.html. Diakses pada jam 14.37 tanggal 16 Mei
2016 di Pekanbaru.
2. Utomo, Puji Tri. 2016. http://documents.tips/documents/lingkunganpengendapan-delta-570a7a466bba7.html. Diakses pada jam 14.51
tanggal 16 Mei 2016 di Pekanbaru.
3. Zulfari,
Dio
Yasril.
2015.
Bayu.
2012.
2013.
https://www.academia.edu/6349648/FASIES_DELTA_jadi. Diakses
pada jam 19.47 tanggal 16 Mei 2016 di Pekanbaru.
31