Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan telah merubah pola piker dan persepsi kita
tentang kamar jenazah.saat ini kamar jenazah sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas
fasilitas yang memadai sehingga dapat melakukan pelayanan dengan baik.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi keluarga
jenazah.terutama karena meningkatkan kesadaran hukum, hak asasi manusia serta
secara berpikir yang kritis dan rasional. Selain itu untuk memberikan perlakuan
sebaik baiknya pada jenazah sebelum dikuburkan atau diserahkan kepada
keluarganya sebagai penghormatan terakhir.
Penanganan jenazah yang dilakukan oleh rumah sakit karena merupakan
kebutuhan sehingga fasilitas dan sumber daya manusia sangat minim. kamar
jenazah suatu rumah sakit,bukanlah satu-satunya pintu keluar pasien, karena
masih banyak pintu kesembuhan walaupun diakui bahwa kamar jenazah
merupakan bagian final keluarnya pasien yang telah benar - benar tampa nyawa.
Di RS Karitas, Unit kamar jenazah berada di bagian belakang sebelah timur
dimana alur untuk penanganan pelayanan kamar jenazah sudah diatur. "kamar
jenazah di Unit kamar jenazah tidak bisa dilalui oleh orang yang tidak
berkepentingan.lalu lintas hanya bias dilalui oleh petugas Unit kamar jenazah.

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Sejarah Penderian Rumah Sakit
Rumah Sakit Karitas Weetebula adalah salah satu upaya pelayanan di
bidang kesehatan milik Kongregasi Suster-Suster Amalkasih Darah Mulia yang
dikelola oleh Yayasan Karitas Katolik Sumba. Upaya pelayanan itu sebagai
tanggapan para Biarawati Amalkasih Darah Mulia di Weetebula yang melihat
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dimulai
pada tanggal 19 November 1958 oleh Sr. Regina yang merawat orang sakit di
ruang samping pendopo Susteran Weetebula dan semuanya masih sangat
darurat.
Pada tanggal 06 Februari 1959 Pater Deken bertemu Kepala Daerah Lede
Kalumbang di Waikabubak untuk membicarakan rencana pembangunan
poliklinik, Sekolah Rumah Tangga dan permohanan untuk memberikan injeksi
oleh Sr. Regina. Dan sejak tanggal 16 Februari 1959 Sr. Regina resmi bekerja
sebagai perawat di poliklinik yang bertempat di Susteran Weetebula.Tanggal 17
Februari 1959 dibicarakan rencana membuka Yayasan Karitas Katolik Sumba
dengan Bapak Yosep Nudu.
Tanggal 15 Desember 1959 lapangan besar yang berhadapan dengan
Susteran diserahkan dengan resmi kepada Dewan Gereja Sumba - Sumbawa
sebagai tempat untuk rumah sakit besar oleh Kepala Daerah Lede Kalumbang
dan Raja Laura Timoteus Tako Geli.
Tanggal 07 Desember 1960 PS Gubernur Oberst Peikum dan rombongan
secara resmi mengunjungi perbengkelan CSsR, Susteran , Rumah Sakit Karitas
di Weetebula (dulu pengertian poliklinik sama dengan Rumah Sakit).
PS Gubernur Oberst Peikum sangat senang dan beliau meminta Pater
Luckas agar sering berurusan ke Kupang . PS Gubernur juga memberitahukan
secara resmi bahwa Rumah Sakit Karitas Weetebula sudah diresmikan di
Kupang dan akan dilanjutkan ke Jakarta supaya segera diresmikan.
Tanggal 01 Februari 1961 pelayanan kesehatan yang dipendopo Susteran
dipindahkan ke salah satu rumah kepunyaan bapak Win Yan yang terdiri dari dua
tingkat.Tingkat pertama dipakai untuk pelayanan kesehatan dan tingkat kedua
dipakai untuk asrama.Pada waktu itu Sr. Regina sebagai penanggung Jawab
poliklinik.
01 Juni 1961 diterima berita dari Jakarta bahwa Rumah Sakit Karitas
Weetebula telah diresmikan oleh Kementrian Kesehatan Jakarta pada tanggal 17
Mei 1961 dengan nomor SK : 28473/RS.
Pada tanggal 21 Juni 1961 Rumah Sakit Karitas Weetebula dikunjungi oleh
Dokter Kantor Wilayah yang baru dan sekaligus mengunjungi Susteran.Pada
bulan Desember 1961 Sr. Martha Bergman dari Jerman datang untuk menambah
tenaga pelayanan kesehatan di Sumba. Semakin banyak penderita yang dirawat
kebanyakan rawat jalan namun belum menerima rawat inap.
09 Juni 1962 Kunjungan Pimpinan Umun Kongregasi Amalkasih Darah Mulia

Muder Elisabeth dari Jerman bersama Muder Patricia Pemimpin Regional


Kutoarjo dan Sr. Mikaela kembali ke Sumba untuk membicarakan pembangunan
Rumah Sakit Karitas Weetebula serta membicarakan kontrak antara Sustersuster Amalkasih Darah Mulia dengan Prefektur Mgr. Legeland CSsR.
18 Juli 1962 penandatanganan kontrak antara Suster dengan Prefektur
Sumba-Sumbawa.
25 Agustus 1963 mulai pembicaraan tentang perencanaan membangun
gedung Rumah Sakit Karitas Weetebula yang baru dan berkelayakan demi
pelayanan yang lebih baik. Perencanaan ini dipikirkan bersama Bruder Albert
CSsR, Mgr. Legeland CSsR dihadiri Sr. Hildegard dan Sr. Andrea. Tanggal 27
Agustus 1963 perencanaan untuk membangun gedung baru mengalami
perpindahan lokasi dari rumah Win Yan ke sebuah asrama guru.
Pada bulan September 1963 rencana pembangunan semakin mantap dengan
menyediakan tanah 1000 meter persegi untuk daya tampung 30 60 orang.
Rencana akan menerima rawat inap.
Tahun 1964 pembangunan Rumah Sakit Karitas Weetebula bertambah maju
dengan jumlah tukang yang membangun 37 orang.Tanggal 11 Juli 1964 Rumah
Sakit Karitas Weetebula selesai dibangun. Dan selama 2 tahun diadakan
pembenahan kompleks dan pengaturan isinya.
17 Maret 1966 Rumah Sakit Karitas Weetebula diberkati secara resmi dan
siap dibenahi terus-menerus dan dipakai menurut kehendak Tuhan melalui
Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia di Sumba.
B. RUMAH SAKIT KARITAS SAAT INI
Rumah sakit Karitas terletak di jalan Bulgur no 1 Weetebula dengan luas
tanah 23.131 M2 dan luas bangunan 6.030M2 .Rumah sakit Karitas memiliki 135
tempat tidur yang terdiri dari ruang VIP, Klas I, klas II dan klas III.
Rumah Katolik Sumba. Pada 3 Juli 2013 dengan nomor
HK.02.03/I/1233/2013 RS Karitas telah ditetapkan oleh Kementerian RI menjadi
Rumah Sakit kelas D. Sakit Karitas saat ini adalah rumah sakit swasta yang
bernaung dibawah Yayasan Karitas Sekarang mempersiapkan diri untuk
akreditasi versi 2012/JCI.

BAB III
VISI, MISI RUMAH SAKIT
A. VISI
Terwujudnya pelayanan pembelaan hidup sampai tuntas dengan
semangat komunio, profesional, holistic, hospitality bagi seluruh
lapisan masyarakat terutama yang miskin.
B. MISI
1. Mewujudkan pelayanan pembelaan hidup sampai tuntas.
2. Membangun semangat komunio dan hospitality
3. Mengembangkan profesionalitas
4. Mengembangkan pelayanan yang holistic
C. STRATEGI
1. Mewujudkan pelayanan pembelaan hidup sampai tuntas
a. Hormat terhadap martabat hidup manusia
b. Pelayanan tuntas
c. Memenangkan orang miskin dalam setiap kebijakan
2. Membangun semangat komunio/paguyuban dan hospitality
a. Pelayanan yang gembira, tulus dan sehati sejiwa
b. Pengambangan religiositas
c. Pengambangan hospitality
d. Pengambangan jejaring
3. Mengembangkan profesionalitas
a. Pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku
b. Pengembangan integritas
4. Mengembangkan pelayanan yang holistic
Budaya melayani secara utuh
D. MOTO RS KARITAS
Melayani dengan dalam semangat kerjasama
E. LOGO RS KARITAS
"Dalam kekuatan salib dan pencurahan darah Kristus yang telah
menyelamatkan kita dengan semangat kerjasama, tangan - tangan
kami merengkuh mereka yang sakit dan menderita"
Motto :"Melayani dengan kasih dalam semangat kerjasama"
Simbol tangan melingkar
Melambangkan : Tangan - tangan yang siap merengkuh para pasien
dalam semangat kerjasama
Psikologi warna

Warna biru melambangkan : ketenangan, keamanan, kebersihan dan


keteraturan
Warna merah pada salib dan tetesan darah melambangkan :
perjuangan, aktif, kehangatan dan cinta
Simbol Salib
Melambangkan : keberanian dan semangat berkorban untuk
menyelamatkan
Tetes darah
Melambangkan : Korban yang membawa hidup

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Rumah sakit karitas merupakan sebuah rumah sakit swasta yang bernaung
dibawah Yayasan Karitas Katolik Sumba yang diketuai oleh seorang suster. Rumah
sakit Karitas sendiri dipimpin oleh pejabat tertinggi yaitu Direktur. Direktur RS Karitas
dibantu oleh tiga Wadir yang mengatur jalannya pelayanan medik, keperawatan
serta umum dan keuangan.
Berikut ini adalah jajaran struktural dibawah Wakil Direktur :
A. Kepala Bidang
Adalah pejabat yang membantu Wakil Direktur dalampelaksanaan satu
atau lebih macam pelayanan rumah sakit yaitu :
1. Kabid Pelayanan Medik
2. Kabid Penunjang Medik
3. Kabid Mutu dan Etika Keperawatan
4. Kabid Sarana prasarana keperawatan
5. Kabod Umum dan Logistik
6. Kabid Keuangan dan Akuntansi
7. Kabid Personalia dan Kesekretariatan
B. Kepala Unit / Instansi
Adalah structural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki
fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit
baik berfungsi pelayanan maupun pendukung operasional rumah
sakit.Kepala Unit/Unit bertanggung jawab atas satu atau lebih
coordinator kerja. Berikut adalah daftar Kepala Unit / Unit :
1. Kepala Unit Rawat Jalan
2. Kepala Unit Rawat Inap
3. Kepala IGD & VK
4. Kepala IBS & OK
5. Kepala Unit Laboratorium, Radiologi dan Fisioterapi
6. Kepala Unit Farmasi
7. Kepala Unit Rekam Medis
8. Kepala Unit Gizi
9. Kepala Unit K3
10. Kepala Unit Pelayanan Umum
11. Kepala Unit Logistik
12. Kepala Unit Perbendaharaan
13. Kepala Unit Akuntansi
14. Kepala Unit Perencanaan dan Anggaran
15. Kepala Unit SIM RS
16. Kepala Unit SDM dan Diklat
17. Kepala Unit Kesekretariatan
18. Kepala Unit Kamar jenazah
C. Koordinator / Kepala Ruang
Adalah jabatan dibawah tanggung jawab kepala unit / Unit.Memiliki
wewenang untuk mengatur operasional staf pelaksana setiap harinya.
Berikut daftar Koordinator/Kepala Ruang :
1. Kepala Ruang Regina & Elisabeth

2. Kepala Ruang Maria


3. Kepala Ruang Lukas
4. Kepala Ruang Yoseph
5. Kepala Ruanag Emanuel
6. Kepala Ruang Seraphine
D. Komite
Adalah wadah non structural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi,
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur
dalam Rangka Peningkatan dan Pengembangan Mutu RS. Komite
yang ada di RS Karitas adalah :
1. Komite Medik
2. Komite Mutu
3. Komite PPI
4. Komite Akreditasi
5. SPI
Adapun bagan struktur organisasi rumah sakit Karitas Weetebula adalah sebagai
berikut :

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT KARITAS WEETEBULA


YAYASAN KARITAS KATOLIK SUMBA

Sr. Virgo Rambu Day, ADM

SPI

WADIR
. PELAYANAN MEDIK
drg. Denny Hardianto, MPH

DIREKTUR
dr. A. A. Gede Oka Wiryanatha, Sp. B

WADIR KEPERAWATAN
Sr. Brigitta, ADM

Komit
e Mutu

KABID PELAYANAN MEDIK

KABID PENUNJANG MEDIK

dr.. Made G.
. Cahyadi,
Permana
KEPALA INST RAJAL

Sr. Yosepha, ADM

Margaretha M. Ate, S.Kep


KEPALA INST RANAP
Andreas D. Nggaba, Amd. Kep
KARU REGINA & ELISABETH
Monika
. Settu, Amd. Keb

KARU LUKAS
Maria M. Kleruk, Amd. Kep
KARU MARIA
Roswita Karlo, Amd. Kep
KARU YOSEPH
Yanuaria E. Ghari, S.Kep. Ns
KARU EMANUEL
Caesilia N. M. Tukan, S.Kep. Ns

KARU SERAPHINE
Maria Y. Himan, AMd. Kep

KEPALA IGD & VK


dr. Yusuf Alfi Mulia
KOOR KEP. IGD
Regina B. R. Widu, S.Kep. Ns

KEPALA IBS & OK


Maria G. U. Nono, Amd. Kep

Karolus R. Kota, Amd

KA. INS LAB, RAD & FIS

KABID SARANA PRASARANA KEP

Yohanes P. Bali, Amd. Rad

Marcelinus I. Ndiwa, S.Kep

KOOR. FISIOTERAPI
Parjanto, Amd. Fis

KOOR SOSMEDIK

KOOR RADIOLOGI
Yohanes P. Bali, Amd. Rad

Maria M. Malo

Sr. Marsela,
ADM
.
KA UNIT K3
Martinus U. Londong
KA INST PEL. UMUM
Frlorianus G. Kedang
KOOR KEAMANAN
Viktor Ama Kii

KOOR LABORATORIUM
Yayu Kusendang, Amd, AL

KOOR KENDARAAN
Ignasius Bulu

KA INST FARMASI
Cristin Wati, S. Farm, Apt

KOOR LOUNDRY
Maria M. Loba

KOOR FARMASI RAJAL


Apriani H. Kaka, Amd. Farm
KOOR FARMASI RANAP
Sesilia Y. Muda, Amd. Farm
KA INST REKAM MEDIK
Angelique L. Bulu, Amd

KOOR SARPRAS UMUM


Rofinus Ng. Malo
KOOR KEBERSIHAN & PU
Cristian Wolla

KA UNIT LOGISTIK
Maximilianus Bulu, SE
KOOR LOG UMUM
Veronika W. Mali

KOOR PELAPORAN

KOOR LOG FARMASI


Maria Yulita

KA INST GIZI

KABID UMUM & KEUANGAN


Teodora Woa, SE

KA UNIT
PERBENDAHARAAN
Yashinta Wini Ngongo

KOOR KASIR
Bernadethe Y. Malo
KA. UNIT AKUNTANSI
Yosefina M. Bali
KA UNIT PERENCANAAN
& ANGGARAN
Kherubim V. Rato, SE

KA UNIT SIM RS
Elfrida Simanjuntak

KOOR KODING
Fransiska S. Bali, Amd
Oktavianus A. Kii, Amd. RMIK

Komit
e PPI

Komit
e
Medik

WADIR UMUM & KEUANGAN


Sr. Mikaela, ADM

KABID UMUM& LOGISTIK


KABID MUTU & ETIKA KEP

Komite
Akredita
si

KOOR LOG GIZI


Sesilia Bolu

KABID PERSONALIA &


KESEKRETARIATAN
Sr. Raymunda, ADM
KA UNIT SDM &
DIKLAT
Tri R. Y. Indriyati, Amd
KOOR DIKLAT
Katrina A. D. Kaka,
SKM
KA UNIT
KESEKRETARIATAN
Maria A. Bili, SKM
KA UNIT HUMAS &
MARKETING
Maria Y. Rembu, SKM

DITETAPKAN DI
: WAITABULA
PADA TANGGAL
:
BADAN PENGURUS YAYASAN KARITAS
KATOLIK SUMBA

SR. VIRGO RAMBU DAY, ADM


KETUA

BAB V
BAGAN ORGANISASI UNIT
Unit kamar jenazah adalah salah satu bagian dari unit yang bertugas memberikan
pelayanan dan pendampingan spiritualitas terhadap jenazah di RS Karitas, yang
berada di bawah Wadir Keperawatan. Unit kamar jenazah merupakan salah satu
bagian yang bertanggung jawab terhadap memberikan pelayanan dan
pendampingan rohani kepada jenazah sesuai dengan iman dan kepercayaannya
masing-masing.
Bagan dan kompenen dalam struktur organisasi Unit kamar jenazah RS Karitas
disesuaikan dengan kondisi serta struktur organisai induk rumah sakit. Struktrur
organisasi Unit kamar jenazah RS. Karitas adalah sebagai berikut :

WADIR KEPERAWATAN

KEPALA INSTALASI
KAMAR JENAZAH

STAF KAMAR
JENAZAH

BAB VI
URAIAN JABATAN

Unit kamar jenazah RS. Karitas sesuai dengan struktur organisasinya terdiri dari :
Kepala unit dan staf pelaksana yang memiliki uraian jabatan sebagai berikut :
1
2

Nama Jabatan
Pengertian

Persyaratan

Tanggung
Jawab

Uraian Tugas

Kepala Unit Kamar Jenazah


Pejabat struktural yang membantu Wadir Bidang
Keperawatan dalam pengelolaan Pelayanan Rumah
Sakit
1. SLTA, diutamakan telah memiliki pengalaman kerja di
rumah sakit
2. Mampu berkomunikasi dan kerjasama baik secara
horizontal maupun vertical.
3. Berkepribadian
menarik,
sabar
dan
telaten
menghadapi pasien.
a. Bertanggunjawab langsung kepada Wadir
Keperawatan
b. Bertanggungjawab terhadap hasil kerja staf.
1. Menyusun dan menyempurnakan standard operating
prosedur (SOP) Yang di perlukan unit kerjanya
dengan memperhatikan standar pelayanan dan
ketentuan Akreditasi.
2. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta
dokumen-dokumen, mekanisme, prosedur, pelatihan,
dan sebagainya. Untuk kepentingan Akreditasi dan
pemenuhan standar pelayanan atau standar kerja
yang suda di tetapkan dengan slalu dilakukan
koordinasi ke team akreditasi.
3. Menyusun rancangan pembagian shift kerja pegawai
agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk
diberikan kepada kepala seksi.
4. Mengkoordinir pegawai sehingga beban kerja
pegawai saat bertugas relatif bisa merata dengan
senantiasa memberikan pelayanan baik pada pasien.
5. Memerintakan rotasi tugas pegawai saat bekerja
dengan selalu memperhatikan kualitas pelayanan
kepada pasien.
6. Berkoordinasi dengan seksi kerja yang lain bila
sewaktu-waktu memerlukan bantuan tenaga pada
saat beban pelayanan tinggi dan memerintakan
pegawai yang bertugas untuk membantu seksi yang
di maksud demi mempertahankan kualitas pelayanan.
7. Menginstruksikan dan mengendalikan pegawai agar
senantiasa mentaati arahan atau/ instruksi / kebijakan
manajemen.
8. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap

9.
10.
11.
12.

13.

14.

15.
16.
17.

18.

19.

20.

Hasil Kerja

Wewenang

ketertiban dan kedisiplinan pegawai.


Melakukan pengawasan kebersihan lingkungan/
wilayah kerja.
Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
keramahan dan standarisasi kualitas pelayanan.
Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
kepatuhan pegawai dalam, melaksanakan SPO.
Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap
pemeliharaan dan pengunaan sarana prasarana RS
sehingga bisa lebih lama dipergunakan.
Memberikan peringatan, teguran, dan pembinaan
bagi pegawai yang kinerjanya kurang baik dan atau
tidak melaksanakan SOP.
Mengusulkan pemberian sangsi tertulis kepada
kepala seksi untuk diteruskan ke seksi SDM. Apabila
ada pegawai yang tidak mengindahkan peringatan
atau teguran lisan.
Melakukan penilaian kinerja pegawai secara rutin.
Mengusulkan kenaikan pangkat berkala dan kenaikan
pangkat istimewa pegawai.
Merancang dan mengusulkan pelatihan dan
pengembangan pegawai sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
Pemantau dan pengevaluasian pelaksanaan kegiatan
pelayanan kususnya untuk meningkatkan mutu
pelayanan atau kepuasan pasien.
Melakukan
evaluasi
penyempurnaan
dan
penyesuaian terhadap kebijakan, pedoman, dan SOP
yang kurang sesuai untuk kemudian mengusulkannya
kepada kepala seksi untuk ditindak lanjuti
penyesuaiannya.
Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
operasional (harian, mingguan, bulanan) untuk di
serahkan kepada kepala Unit.

1. Melaksanankan
Pembinaan,
Pengarahan,
evaluasi bagia staf kamar jenazah
2. Membagi Tugas
3. Memberi petunjuk pelaksana tugas serta koreksi
yang diperlukan
4. Memberi Penilaian kinerja staf kamar jenazah
5. Menjaga kerahasiaan system rumah sakit
6. Memberikan saran dan pertimbangan kepada
atasan langsung

7. Menjalankan tugas lain yang diberikan

1
2

Nama Jabatan
Pengertian

Staf Kamar jenazah


: Petugas yang membantu Kepala Unit kamar jenazah
dalam melakukan fungsi kamar jenazah Rumah Sakit
: 1. SLTA
2. Mampu berkomunikasi dan kerjasama baik secara
horizontal maupun vertical.
3. Berkepribadian menarik, sabar dan telaten
menghadapi pasien.
: Kepala Unit kamar jenazah

Persyaratan

4
5

Tanggung
Jawab
Uraian Tugas

Hasil Kerja

: Pelayanan yang diberikan kepada pasien dan karyawan

Wewenang

: Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan


langsung

1. Bertanggungjawab kepada kepala kamar jenazah.


2. Mengarahkan semua aktifitas staff yang barkaitan
dengan suplai alat steril bagi perawatan pasien di
rumah sakit
3. Menjaga kebersihan diri dan ruangan, karena hal
tersebut merupakan cerminan dari kebersihan
linen
4. Menjaga inventaris yang dimiliki Unit kamar
jenazah

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

UNIT
RANAP,ICU,IGD

LOGISTIK
KAMAR
JENAZAH

SDM

K3

Wadir

URAIAN TATA HUBUNGAN KERJA


Unit Terkait
Bentuk Hubungan Kerja
Wadir
Melapor hasil kerja
SDM
Berkoordinasi dengan bagian SDM dalam permintaan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga di unit kamar jenazah
K3
Berkoordinasi untuk keselamatan di unit kamar jenazah
Logistik
Berkoordinasi dalam hal pengadaan Sarana lainya.
Unit
Penerimaan permintaan pelayanan kamar jenazah
Ranap,ICU,IGD

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Dalam upaya mempersiapkan tenaga kamar jenazah yang handal, perlu kiranya
melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang
tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi
dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi.
Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin
sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai
dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di Kamar jenazah
Rumah Sakit Karitas Weetebula adalah sebagai berikut :
A. Kualifikasi SDM

No

Nama jabatan

Kualifikasi
Pendidikan Formal
Forman

Non Formal

Masa

Jlh

1
2

Kepala Unit
Staf

SMA
SMA

Ket

Kerja

Sertifikat
Kamar
jenazah

tersedia
1

2 tahun
O tahun

1
1

B. Dasar Perhitungan Ketenagaan Kamar jenazah


Sesuai Ketentuan Pedoman SDM RS. Karitas
C. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan unit Kamar jenazah yaitu :
Dinas Pagi
:
Pukul 07.30-15.15 Witeng
Dinas Sore da
:
Pukul 15.15 21.15 Witeng
Diluar jam kerja
:
Pukul 21.15 07.30 bisa dipanggil on call.

BAB X
KEGIATAN ORIENTASI
Program orientasi dilakukan pada seluruh pegawai yang masuk ke unit
Kamar jenazah selama 3 minggu, setelah melalui test dalam seleksi penerimaan
pegawai yang terkait dengan pelayanan yang ada di unit Kamar jenazah.Jadwal
Orientasi sesuai tabel dibawah ini :
Tabel Orientasi petugas baru Kamar jenazah
NO

MATERI

WAKTU

Perkenalan karyawan

30 menit

2
3

Orientasi ruangan dan kegiatan di ruang


Kamar
jenazahRumah
Sakit 60 menit
KaritasWeetebula secara keseluruhan
Sosialisasi Misi, Visi dan struktur organisasi
30 menit
Rumah Sakit Karitas

Sosialisasi Peraturan dan Kebijakan di

30 menit

Bimbingan pelayanan sesuai SPO

60 menit

Bimbingan dan evaluasi kerja

3 Minggu

PENGARAH
Ka.Kamar
jenazah
Ka.Kamar
jenazah
Ka.Kamar
jenazah
Ka.Kamar
jenazah
Ka.Kamar
jenazah
Ka.Kamar
jenazah

BAB XI
PERTEMUAN RAPAT

Rapat
Insidentil

Waktu
Jam
Tempat
Peserta
Materi
Kelengkapan
Rapat

: Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu


hal yang perlu dibahas dan diselesaikan segera.
: Disesuaikan
: Disesuaikan
: Wadir dan pelaksana
: Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
: Undangan, Daftar hadir, notulen rapat.
laporan/rekomendasi/usulan kepada Atasan.

BAB XII
PELAPORAN

A. Laporan bulanan
Laporan bulanan Kamar jenazah terdiri dari :
1. Rekapitulasi pelayanan kamar jenazah

BAB XIII
PENUTUP
Dengan telah tersusunnya buku Pedoman Organisasi Kamar jenazah RS Karitas
Weetebula ini, harapan kami semoga dapat dijadikan sebagai pegangan bagi
seluruh staf di Kamar jenazah.
Untuk pemerhati diluar organisasi diharapkan buku ini bisa membantu mengenal sisi
pengorganisasian di Unit Kamar jenazah RS Karitas Weetebula secara singkat.

Вам также может понравиться