Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
REFERAT
PERIAPENDIKULAR INFILTRAT
Oleh:
AYU PUSPITA SARI, S.Ked
(N 111 14 075)
Pembimbing:
dr. I MADE WIRKA, Sp. B
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Anatomi................................................................................................5
Fisiologi.................................................................................................6
Etiologi..................................................................................................6
Patofisiologi............................. ............................................................7
Manifestasi klinis..................................................................................9
Diagnosis.............................................................................................10
Penatalaksanaan.................................................................................14
PENUTUP............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
memperpendek
waktu
rawat
inap.
Kerugiannya
adalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal.
Namun demikian, pada bayi, appendiks berbentuk kerucut, lebar pada
pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi
sebab rendahnya insiden appendisitis pada usia tersebut.1
Appendiks vermiformis terletak di regio iliaca dextra, dan ujungnya
diproyeksikan ke dinding anterior abdomen pada titik sepertiga bawah garis
yang menghubungkan spina iliaca anterior superior dan umbilicus (titik
McBurney).3
Hubungan antara dasar apendiks dan caecum tetap konstan tetapi
ujung appendiks dapat di temukan retrocaecal, pelvic, subcecal, preileal, atau
kanan pericolica.4
Gambar 1
Variasi posisi anatomi appendiks
Pada 65% kasus, appendiks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu
memungkinkan appendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada
panjang mesoappendiks penggantungnya. Oleh karenanya, gejala klinis
appendisitis ditentukan oleh letak appendiks.1
C. ETIOLOGI
Massa apendiks terbentuk di awali oleh adanya apendisitis akut.
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteri. Berbagai hal berperan sebagai
faktor pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang di
ajukan sebagai faktor penceus. Disamping hiperplasia jaringan limfoid,
fekalit, tumor apendiks, dan cacing askaris. Penyebab lain yang di juga dapat
10
intrapervikal maka massa dapat diraba pada rectal toucher sebagai massa
yang hangat. Peristaltik usus sering normal, peristaltik dapat hilang karena
ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat apendisitis perforasi.8
c. Pemeriksaan laboratorium
Darah rutin
Leukosit meningkat dengan neutrofil lebih dari 75% pada sebagian
besar pasien. Hitung leukosit yang tinggi (>20.000/mL) mengarah pada
komplikasi appendisitis dengan gangren atau perforasi.1
Urinalisis
Urinalisis berguna untuk menyingkirkan saluran kemih sebagai
sumber infeksi. Meskipun beberapa sel darah putih atau merah bisa
berasal dari ureter atau iritasi kandung kemih sebagai akibat dari radang
pada appendiks, bakteriuria dalam spesimen urin yang diperoleh melalui
kateter umumnya tidak terlihat dalam appendisitis akut.7
d. Pemeriksaan radiologi
Foto polos abdomen dikerjakan apabila hasil anamnesis atau
pemeriksaan fisik meragukan. Tanda-tanda perionitis kuadran kana
bawah. Gambaran perselubungan mungkin terlihat ileal atau sekal ileus,
tampak gambaran air fluid level. Patognomoni jika terdapat feklit.9
Ultrasound dengan radiasi pengion yang rendah harus menjadi
penunjang pilihan pada pasien muda, dan efektif mengidentifikasi
appendiks abnormal, terutama pada pasien yang kurus.
Graded compression sonography telah diusulkan sebagai cara yang
akurat untuk menegakkan diagnosis appendisitis. Diagnosis sonografi
appendisitis akut memiliki sensitivitas dari 55-96% dan spesifisitas 8598%.5 Hasil scan dianggap positif jika noncompressible appendix 6 mm
pada arah anteroposterior. Penebalan dinding appendiks dan adanya
cairan periappendiceal sangat sugestif. Gambaran sonografi yang normal
yaitu compressible, struktur tabung blind-ending berukuran 5 mm, dapat
menyingkirkan diagnosis apendisitis akut. 10
11
Gambar 2
Potongna longitudilan dan aksial menunjukkan appendiks
berbentuk tubular dan distensi tampak dinding hipoechoic
menunjukkan inflamasi apendiks.
Appendiks yang meradang memiliki diameter lebih besar dari 6
mm, dan biasanya dikelilingi oleh hyperechoic inflamed fat di sonografi.
Tanda-tanda
yang
sangat
mendukung
apendisitis
yaitu
adanya
Gambar 3
12
Skor
1
1
1
2
1
1
2
1
10
G. PENATAL
AKSANA
AN
13
Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan merupakan
satu-satunya pilihan yang baik adalah appendektomi. 1 Pasien dengan riwayat
klasik dan temuan pemeriksaan fisik, dengan analisis urin normal (atau
piuria) dan jumlah leukosit yang tinggi dengan pergeseran ke kiri biasanya
tidak memerlukan studi pencitraan tambahan sebelum appendektomi.
Pembedahan juga diindikasikan pada pasien dengan presentasi atipikal dan
temuan radiografi yang konsisten dengan appendisitis. Setiap pasien dengan
nyeri perut atipikal yang memiliki (1) nyeri persisten dan menjadi demam, (2)
peningkatan jumlah leukosit, atau (3) temuan pemeriksaan klinis memburuk
harus menjalani laparoskopi diagnostik dan usus buntu.11
Managemen bedah pada massa apendikular masih kontroversial.
Penanganan non operatif awal di kenalkan oleh ochsner pada tahun 1901. Hal
ini meliputi :
F regimen (Ochsner-Sherren Regimen)
Fowler Posistion
Fluids by mouth atau intravena
Four hourly atau lebih sering, observasi nadi dan 2x sehari ukur
suhu.
Feel, palpasi massa apakah mengecil atau makin membesar
Fungi, antibiotik
Forbidden analgetik
Managemen non operatif pada massa apendiks membutuhkan
penilaian yang berkelanjutan terhadap perkembangan pasien. Terdapatnya
abses apendiks ahrus dilakukan drinase selama followup, appendektomi
elektif di rekomendasian setelah terjadi resolusi massa apendiks. Biasanya
disarankan dengan periode interval kira-kira 4-8 minggu.12
Appendektomi segera pada pasien dengan massa apendikular adalah
pilihan terapi konservatif konvensional. Tujuan utamanya adalah perbaikan
yang lebih awal dan kesembuhan total selama serangna awal. Disisi lain hal
ini memiiliki komplikasi kira-kira 36% pasien dengna massa apendiks.
Komplikasi yang sering setelah apendektomi segera adalah infeksi luka,
fistula intestinal, small bowel obstruksi, abses intraabdomen, dan sepsis.12
14
Massa apendiks berfariasi dari flegmon sampai abses dan ini terbentuk
2%-6% kasus yang di awali dengna apendisitis akut. Pada kasus abses
apendiks yang jelas tidak terdapat kontroversi terhadap managemen nya.
Operasi drainase segera (perkutaneus atau open) adalah tatalaksana pilihan
oleh sebagian besar spesialis bedah. Untuk flegmon, dapat dilakukan
beberapa pendekatan tatalaksana pilihan dari konservatif sampai agresif.
Terdapat tiga pendekatan yang populer dilakukan untuk tatalaksana massa
apendiks. a) terapi konservatif diikuti dengan apendektomi interval 6-8
minggu kemudian, b) apendektomi segera jika terdapat resolusi massa
inflamasi, c) konservatif secara keseluruhan tanpa apendektomi interval pada
pasien dengan massa apendiks.13
Masalah bagi ahli bedah adalah jika pederita ditemui setelah 48 jam.,
ahli bedah akan mengoperasi untuk membuang apendiks yang mungin
gangrene dari dalam massa perlengketan ringan yang longgar dan sangat
berbahaya, dan bilamana karena massa ini telah menjadi lebih terfiksasi dan
vaskular, sehingga membuat operasi berbahaya maka harus menunggu
pembentukan abses yang dapat mudah di drainase. Massa periapendikular
yang masih bebas disarankan segera dioperasi unutk mencegah penyulit.
Selain itu operasi lebih mudah. Pada anak dipersiapkan operasi dalam waktu
2-3 hari saja. Pada pasien dewasa dengan massa periapendikular yang
berdinding sempurna di anjurkan untuk dirawat dahulu dan diberi antibiotik
sambil di awasi suhu tubuh, ukuran massa, serta luasnya perionitis. Bila
sudah tidak ada demam, massa periapendikular hilang, dan leukosit normal,
penderita boleh pulang dan apendiktomi elektif dapat dikerjakan 2-3 bulan
kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan sekecil
mungkin. Bila terjadi perforasi, akan terbentuk abses apendiks. hal ini di
tandai dengan kenaikan suhu dan frekuensi nadi, bertambahnya nyeri, dan
teraba pembengkakan massa, serta bertambahnya angka leukosit. Massa
apendiks dengan proses radang yang masih aktif sebaiknya dilakukan
tindakan pembedahan segera setelah pasien di persiapkan, karena ditakutkan
terjadi abses apendiks dan peritonitis umum.13
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Periapendikular
infiltrat
adalah
inflamasi
di
appendiks
atau
mikroperforasi yang ditutupi atau di bungkus oleh omentum dan atau lekuk
usus halus atau peritoneum sehingga terbentuk suatu massa Appensisitis
infiltrat didahului oleh keluhan apendisitis akut yang kemudian disertai
adanya massa periapendikular.
Managemen bedah pada massa apendikular masih kontroversial.
Penanganan non operatif awal di kenalkan oleh ochsner pada tahun 1901. Hal
ini meliputi F regimen (Ochsner-Sherren Regimen), Fowler Posistion, Fluids
by mouth atau intravena, Four hourly atau lebih sering, observasi nadi dan 2x
sehari ukur suhu, Feel, palpasi massa apakah mengecil atau makin membesar,
Fungi, antibiotic, Forbidden analgetik.
massa periapendikular yang berdinding sempurna di anjurkan untuk
dirawat dahulu dan diberi antibiotik sambil di awasi suhu tubuh, ukuran
massa, serta luasnya perionitis. Bila sudah tidak ada demam, massa
periapendikualr hilang, dan leukosit normal, penderita boleh pulang dan
apendiktomi elektif dapat dikerjakan 2-3 bulan kemudian agar perdarahan
akibat perlengketan dapat ditekan sekcil mungkin.
DAFAR PUSTAKA
17
Available
from:http://emedicine.medscape.com/article/773895-
overview#aw2aab6b2b7aa.
12. Kaya B, Sana B, Eris C, Kutanis R. Immediate appendectomy for
appendiceal mass. Turkish journal of trauma and emergency surgery. 2012
13. Garba ES, Ahmed A. Management of appendiceal mass. Annals of african
18