Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
( SULAWESI TENGAH )
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Stratigrafi Indonesia)
oleh
Taufiq Akbar
D1H040010
Aditnya Hartono
D1H040041
D1H040058
M. Budi Purnomo
D1H040055
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
Jatinangor, 2007
CEKUNGAN BANGGAI
PENDAHULUAN
"Tidak ada masalah yang lebih penting artinya bagi geologi selain pertanyaan mengenai
asal-usul perlapisan. Kata perlapisan memegang peranan besar dalam semua
perdebatan geologi, mulai dari perdebatan antara kaum Neptunists dengan kaum
Plutonists hingga perdebatan mengenai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
terumbu koral dan morena. Apa perlapisan itu? Bagaimana perlapisan itu terbentuk?
Apa yang diimplikasikannya?"
(Walther, 1894, h. 623)
Peta Lokasi Cekungan Banggai (sumber EH. Eks bppka 12 Desember 2000)
Stratigrafi Cekungan
Stratigrafi Cekungan Banggai dibagi secara Tektonostratigrafi, yaitu:
1.
2.
3.
Tersier. Grup Salodik yang berumur Tersier terletak secara tidak selaras diatas
batuan dasar granitik Pra Tersier, dari mikrokontinen Banggai Sula. Grup
Salodik terdiri dari tiga Formasi yaitu: Formasi Tomori, Formasi Matindok,
Formasi Minahaki dan Anggota Mentawa.
Banggai berumur Pra Tersier dilaporkan terdiri dari sekis mika, kwarsit dan
granit. Penanggalan radiometrik sekis mika menunjukkan umur mutlak batuan
(sekis) adalah Perm Triasic. Berikut di bawah ini penjelasan tiap-tiap formasi
dengan urutan dari yang berumur tua ke muda.
1. Grup Salodik
Formasi Tomori
Formasi Tomori terletak secara tidak selaras diatas batuan dasar. Terdiri
atas batugamping bioklastik packstone berumur Eosen Atas sampai Miosen Awal
yang diendapkan pada kedalaman zona sublitoral. Formasi Tomori terbukti
mampu sebagai batuan reservoar dan diperkirakan juga berfungsi sebagai
batuan induk.
Formasi Matindok
Formasi Matindok terletak secara selaras diatas Formasi Tomori. Batuan
yang menyusun Formasi Matindok berupa batulempung dan batupasir dengan
sedikit sisipan batugamping dan batubara. Batulempung menempati bagian
bawah Formasi Matindok yang kontak dengan bagian atas batugamping Formasi
Tomori. Secara berangsur di bagian tengah Formasi ditemukan sisipan
batugamping yang semakin kearah atas semakin tebal. Zona kedalaman
lingkungan pengendapan Formasi Matindok adalah sublitoral litoral dan
merupakan sikuen regresi selama Kala Miosen. Kandungan fosil nanolangton
SEJARAH TEKTONIK
Cekungan Banggai terletak di sebelah lengan timur Pulau Sulawesi. Secara
tektonostratigrafi terdiri dari dua unit utama, yaitu:
New Guinea
Unit kedua berupa Sabuk Ophiolit Sulawesi bagian timur yang berumur
Mesozoikum (Koolhoven, 1930)
Pra-Tumbukan
Terjadi pada Kala Miosen yang dikarakteristikan oleh dua unit litologi
karbonat
Post-Tumbukan
Terjadi pada Kala Plio-Pleistosen yang dikarakteristikan oleh litologi
clastik yang tebal berupa batulempung, konglomerat, batupasir, dan
batugamping.
FORMASI
LEGEND
A
B
NW
SE
D
PLIO-PLEISTOCENE CELEBES MOLASSE
OPHIOLITE
E
C
GRANITIC BASEMENT
POSSIBLE
MESOZOIC
METAMORPHIC
BASEMENT
DNI/TSP-05.97
KLASIFIKASI CEKUNGAN
Cekungan Banggai termasuk ke dalam tipe
Karena pada cekungan ini terdapat sesar-sesar yang merupakan produk dari
tumbukan antara mikro kontinen Banggai-Sula yang menumbuk Ophiolit Belt di
lengan timur Pulau Sulawesi. Sesar-sesar tersebut berupa sesar normal,
imbricated thrust dan wrench fault. Sesar sesar ini menjadi struktur geologi
yang mengontrol cekungan Banggai.
96 E
100 E
104 E
108 E
112 E
116 E
120 E
124 E
128 E
132 E
136 E
140 E
144 E
Manila
THAILAND
TYPES OF BASINS
LIST OF BASINS
Bangkok
INTRACRATONIC
OCEANIC TRENCH*
ISLAND ARC
PASSIVE MARGIN
FOREARC
ABORTED RIFT
INTRA-ARC
FORELAND
PULL-APART
BACK-ARC
TRANSFORM MARGIN
SUSPENDED
SUTURES
CAMBODIA
12 N
OCEANIC AND
REMNANT OCEANIC
VIETNAM
FOREDEEP
Pnom Pene
PLATFORM
Ho Chiminth
outh
China
1 NORTH SUMATRA
2 CENTRAL SUMATRA
3 OMBILIN
4 SOUTH SUMATRA
5 MEULABOH
6 NIAS
7 MENTAWAI
8 SUNDA STRAIT
9 SOUTH WEST JAVA
10 SOUTH JAVA
11 SOUTH BALI-LOMBOK
12 SOUTH CENTRAL JAVA
13 SOUTH EAST JAVA
14 SUNDA
15 ASRI
16 VERA
SBILLITON
ea
17
35 SOUTH MAKASSAR
36 LARIANG
37 SPERMONDE
38 SALAYAR
39 SENGKANG
40 BONE
41 GORONTALO
42 SOUTH MINAHASA
43 NORTH MINAHASA
44 BANGGAI-SULA
45 SALABANGKA
46 MANUI
47 BUTON
48 BANDA
49 SAVU
50 TIMOR
Palawan
51 TANIMBAR-KAIS
Mindoro
INDONESIA BASINS
52 WEBER
53 SERAM (BULA)
54 NE HALMAHERA (KAU BAY)
55 EAST HALMAHERA (BULI BAY)
56 SE HALMHERA (WEDA BAY)
57 ARAFURA
Samar
58 ARU
59 AKIMEUGAH
60 CENTRAL IRIAN JAYA
Panay
61 LENGGURU
62 BINTUNI
63 TELUK BERAU-AJUMARU
64 MISOOL-ONIN
65 SALAWATI
66 WAIPOGA-WAROPEN
PHILIPPINES
PAC IFIC
O CEAN
Negros
This distribution of basin in Indonesia is not an official document. This map has been prepared and modified
from the previous PERTAMINA/BEICEP 1982 and 1985 non exclusive studies.
08 N
Mindanao
Sandakan
22
Banda Aceh
L hokseu mawe
BRUNEI
S ABAH
21
PHILIPPINES
Brunei Darusalam
04 N
INDONESIA
Natuna
Medan
Kualalumpur
33
Anambas
Morotai
Toba Lake
N atuna
Simeule
32
Sea
Nias
Kucing
Padang
41
Samarinda
30
KALIMANTAN
M aluku
Palangkaraya
25
Bangka
Pagai
Palembang
27
26
Belitung
44
36 SULAWESI
14
Java
9
08 S
B ali
Pasuruhan
13
Bali
Denpasar
Fl ores
I R I A N J A YA
59
Kai
Wakem
51
PAPUA NEW
GUNEA
Kobroor
Trangan
57
Arafura
S ea
Wetar
Sea
Yos Sudarso
Alor
Lombok
Flores
Dili
Sumbawa
11
52
58
48
20
Mataram
10
O C E A N
Sea
S ea
40
Surabaya
Yogyakarta
Jayapura
61
Ambon
B anda
38
12
66
53 64
Seram
Buru
Buton
Madura
Semarang
JAVA
Yapen
Cendrawasih Bay
62
47
39
Cirebon
Bandung
Biak
63
60
Ujungpandang
37
19
Jakarta
65
Misool
35
Sea
16
18
56
Obi
Mangole
46
Kendari
28
Lampung
Enggano
Sea
Seram S ea
Laut
17
15
Talibu
45
Banjarmasin
Plaju
Bengkulu
Bacan
Banggai
34
Jambi
Saka kemang
Block
Sea
Palu
Siberut
Sipura
Hal ma he ra
Waigeo
29
23
Mah akam
Total
54
55
Pontianak
Singkep
I N D I A N
HALMAHERA
Manado
24
Bintan
00
04 S
43
Sea
42
Batam
Pekanbaru
Tana Batu
S ulawesi
31
SINGAPORE
Sumba
49
T imor
S ea
Timor
S aw u S ea
Kupang
50
12 S
AUSTRALIA
0
16 S
KILOMETERS
500
AUSTRALIA
Petroleum System
Seperti telah disinggung di atas, Cekungan banggai ini menghasillkan
Minyak dan gas bumi. Berikut di bawah ini ptroleum system yang menjadi
pengontrol utama akumulasi hidrokarbon.
1. Source Rock
Formasi batuan yang potensial untuk menjadi source rock adalah batuan
berumur Tersier yang terdiri dari batuan katbonat berumur Paleogen yang
diendapkan di atasnya berupa batugamping reefal dan shelf berumur Miosen.
Seperti Formasi Matindok. Beberapa bukti lain mengindikasikan bahwa terdapat
lebih dari satu source rock lain yang potensial yaitu batuan Shale Karbonatan
berumur Miosen Bawah dan batugamping argilliceous, begitu juga batugamping
bituminous
4. Migrasi
Generation dan migrasi hidrokarbon terjadi pada Kala Plio-Plistosen,
dimana hidrokarbon diperkirakan migrasi ke arah up dip dan terakumulasi pada
reservoir batugamping reefal berumur Miosen.
5. Seal
Batuan yang berumur Pliosen yang terdiri dari endapan flysch, mollase
dengan sisipan batulempung yang cukup tebal merupakan seal rock yang secara
regional berpotensi bagus.
Referensi
Allen & allen.1990. Basin analysis, Principal & application. Blackwell Scientific
Publication.USA.
Boggs Jr., Sam. 1995. Principal of Sedimentology and Stratigraphy.Second
Edition. Prantice Hall. New Jersey.
Reynolds, Stephen J., and Davis, George H., 1984. Structural Geology of Rocks
and Region.,Second Edition. John Willey and Sons, Inc.
Tim Dosen Lab. Geodinamik, Diktat kuliah Geologi Struktur Indonesia. Geologi
Unpad. Tidak dipublikasikan.