Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Obyektif Presentasi:
Keilmuan
Diagnostik
Keterampilan
Manajemen
Penyegaran
Masalah
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Remaja
Dewasa
Lansia
Anak
Deskripsi : Laki-laki, 58 tahun, sesak napas,batuk, perokok, PPOK
Tujuan: menangani PPOK, pencegahan dan penanganan komplikasi, memperbaiki kualitas hidup pasien.
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Neonatus
Cara membahas:
Diskusi
Presentasi dan diskusi
Email
Data pasien:
Nama: Tn. A
Nomor Registrasi: 607885/12
Nama klinik: RSUD dr.Fauziah
Telp: Terdaftar sejak: 3 Juli 2012
Bireun
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Penyakit Paru Obstruksi Kronis, sesak napas, batuk berdahak, perokok, keadaan umum tampak sakit
2. Riwayat Pengobatan: pasien belum pernah berobat sebelumnya
3. Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat keluarga: Ayah dan Ibu pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama
5. Riwayat pekerjaan: Pasien wiraswasta
6. Riwayat Kebiasaan : Pasien perokok berat dan sudah mulai merokok sejak usia 17 tahun
Daftar Pustaka:
1. Andika
Bumil
Bayi
2009.
PPOK
dan
Nutrisi,
PPOK
dan
Antibiotik,
PPOK
Eksaserbasi
Audit
Pos
Akut.
Tersedia
di:
hhtp://www.andikacp.wordpress.com/2009/07/26/PPOK-eksaserbasi-akut
2. Antonio et all 2007. Global Strategy for the Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary
Disease. USA, p. 16-19 Didapat dari : http://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asp
2009.
Penggunaan
Rasional
Antibitica
Pada
Pasien
PPOK.
Didapat
dari:http://dokterblog.wordpress.com/2009/05/01/penggunaan-rasional-antibiotik-pada-pasien-ppok/
9. Riyanto BS, Hisyam B 2006. Obstruksi Saluran Pernafasan Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen IPD FKUI, p. 984-5.
10. Roberto RR et all 2007. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management and Prevention. USA. Tersedia di
http://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asp
11. Sin DD, McAlister FA, Paul SF, et all 2003. Management of chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Journal of
American Medical Association, p 2302-2312.
12. Slamet H 2006. PPOK Pedoman Praktis Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta:. p. 1-18.
Hasil pembelajaran:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Definisi PPOK
Faktor resiko PPOK
Manifestasi klinis PPOK
Patofisiologi PPOK
Diagnosis PPOK
Penatalaksanaan PPOK
Pencegahan PPOK
Rangkuman
1. Subjektif:
Pasien Tn A, 58 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Sesak dirasakan makin memberat
sejak 2 hari yang lalu. Sesak dirasakan awalnya ringan menetap dan semakin lama semakin memberat. Sesak tidak hilang dengan
perubahan posisi seperti duduk atau berbaring. Batuk yang dirasakan sudah sejak lama. Batuk memberat sejak 5 hari yang lalu. Batuk
awalnya tidak berdahak, tetapi akhir-akhir ini batuk disertai dengan dahak berwarna putih kekuningan. Pasien mempunyai kebiasaan
merokok sejak usia muda. Pasien biasanya merokok 1 bungkus per hari.
2. Objektif:
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik sangat mendukung diagnosa PPOK. Pada kasus ini diagnosa ditegakkan berdasarkan:
Gejala klinis (sesak napas, batuk berdahak, kebiasaan merokok)
Pemeriksaan fisik (perkusi hipersonor, auskultasi wheezing (+/+))
Hasil Lab yang menunjang : leukositosis
3. Asessment (penalaran klinis):
Penyakit Paru Obstrutif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang
bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial., bersifat progresif, biasanya disebabkan oleh proses inflamasi paru yang disebabkan
oleh pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan sistemik. Penyebab utama PPOK adalah rokok, asap polusi dari
pembakaran, dan partikel gas berbahaya.
Faktor resiko PPOK yaitu :
1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a) Riwayat merokok
Perokok aktif
Perokok pasif
Bekas perokok
b) Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan
lama merokok dalam tahun :
Ringan : 0-200
Sedang : 200-600
Berat : >600
Anamnesis
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang,
b.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
Penggunaan otot bantu napas
Hipertropi otot bantu napas
Pelebaran sela iga
Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan edema tungkai
Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi : Pada PPOK fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi : Pada PPOK hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
Auskultasi : Suara napas vesikuler normal, atau melemah. Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa ekspirasi memanjang bunyi jantung terdengar jauh
Pada pasien ini ditegakkan diagnosa berdasarkan :
Faktor resiko utama dari PPOK ini adalah merokok. Komponen-komponen asap rokok ini merangsang perubahan-perubahan pada
sel-sel penghasil mukus bronkus dan silia. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta
metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan
menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran nafas. Mukus berfungsi sebagai tempat
persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul peradangan yang menyebabkan edema dan
pembengkakan jaringan. Ventilasi, terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit
dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan. Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena
perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu : inflamasi, fibrosis, metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama
obstruksi jalan napas.
Diagnosis Banding PPOK Adalah
Asma
Adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pascatuberculosis dengan lesi paru yang minimal.
Pneumotoraks
Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal : bronkiektasis, destroyed lung.
Asma dan PPOK adalah penyakit obstruksi saluran napas yang sering ditemukan di Indonesia, karena itu diagnosis yang tepat
4. Plan:
Diagnosis:
Mengurangi gejala
Lini I : amoksisilin
makrolid
Edukasi yang diberikan terutama tentang ajuran untuk berhenti merokok, hindari polusi udara.
Konsultasi: Dijelaskan perlunya konsultasi dengan Spesialis Paru untuk memantau perawatan dan faktor komplikasi PPOK.
Penjelasan mengenai kemungkinan relaps dan prognosis pasien.