Вы находитесь на странице: 1из 22

9

BAB III
PENGEMBANGAN FORMULA
3.1

Contoh Sediaan yang Beredar di Pasaran

1. Lipitor
Bentuk Sediaan : Tablet
Komposisi

: Atorvastatin kalsium 10 mg, 20 mg dan 40 mg

No. Registrasi : DKI9790700217A1


Diproduksi oleh : PT. Pfizer
(ISO, 2013)
2. Atorsan
Bentuk Sediaan : Tablet
Komposisi

: Atorvastatin kalsium 10 mg dan 20 mg

No. Registrasi : DKL0631601509A1


Diproduksi oleh : PT. Sandoz
(ISO, 2013)
3. Truvaz
Bentuk Sediaan : Tablet
Komposisi

: Atorvastatin kalsium 10 mg, 20 mg dan 40 mg

No. Registrasi : DKL1011640217A1


Diproduksi oleh: PT. Kalbe Farma
(ISO, 2013)
3.2

Praformulasi

1. Zat Aktif
Sifat-Sifat Zat Aktif yang Dipertimbangkan Dalam Pembuatan Sediaan
Zat Aktif

: Kalsium Atorvastatin

Pemerian

: Serbuk Kristal berwarna putih atau hampir putih

Kelarutan

: Tidak larut pada larutan dengan pH < 4,0, sangat sedikit larut
pada air, buffer fosfat pH 7,4, dan asetonitril, sedikit larut di
etanol dan sangat larut di metanol.

10

Wadah dan Penyimpanannya : Simpan pada suhu ruang, dalam wadah


tertutup rapat tidak tembus cahaya.
(USP, 2011)
2. Eksipien
a. Kalsium Karbonat (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 89-92)
Pemerian : Serbuk atau Kristal berwarna putih tidak berbau dan tidak
berasa
Fungsi

: Buffering agent; coating agent

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dan air


Stabilitas : Stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada
tempat kering dan sejuk.
b. Laktosa Monohidrat (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 389394)
Pemerian : Serbuk putih, rasa agak manis, tidak berbau
Fungsi

: Pengikat pada tablet, pengisi pada tablet

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan eter. 1 bagian
laktosa monohidrat larut dalam 5,24 bagian air, dalam 3,05
bagian air pada suhu 40oC, dalam 2,3 bagian air pada suhu
50oC, dalam 1,71 bagian air pada suhu 60oC dan dalam 0,96
bagian air pada suhu 80oC.
Stabilitas : Jamur akan tumbuh pada kelembaban relatif 80% dan laktosa
akan berubah warna menjadi kecoklatan. Penyimpanan
laktosa monohidrat harus pada tempat yang kering dan sejuk
pada wadah tertutup/
c. Mikrokristalin Selulosa (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 132134)
Sinonim : Avicel PH; Celex; cellulose gel; Celphere; Ceolus KG;
crystalline cellulose; E460; Emcocel; Ethispheres; Fibrocel;
Pharmacel; Tabulose; Vivapur.
Pemerian : Serbuk Kristal putih, tidak berasa dan tidak berbau

11

Fungsi

: Sebagai diluen (20-90%), disintegran (5-15%), antiadherent


(5-20%)

Kelarutan : tidak larut dalam air, etanol dan dalam eter


Stabilitas : Stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada
tempat kering dan sejuk.
d. Povidon (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 611-615)
Sinonim : E1201; Kollidon; Plasdone; poly[1-(2-oxo-1-pyrrolidinyl)
ethylene];polyvidone; polyvinylpyrrolidone; PVP; 1-vinyl-2pyrrolidinone polymer.
Pemerian : Serbuk putih atau putih sedikit krem, tidak berbau atau
hampir tidak berbau, higroskopis
Fungsi

: Disintegran, pensuspensi, pengikat tablet.

Kelarutan : mudah larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol,


dan air. Praktis tidak larut dalam eter, minyak mineral, dan
hidrokarbon
Stabilitas : Stabil pada siklus singkat paparan panas pada suhu 110130oC. Penyimpanan di wadah tertutup pada tempat yang
kering dan sejuk
e. Polisorbat 80 (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 580-584)
Sinonim : Tween 80, Atlas E; Armotan PMO 20; Capmul POE-O;
Cremophor PS 80; Crillet 4; Crillet 50; Drewmulse
Pemerian : cairan kekuningan hangat, berbau khas, rasa pahit.
Fungsi

: sebagai pembasah, emulgator, surfaktan, pelarut, dan


pensuspensi.

Kelarutan : larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak nabati
Stabilitas : Stabil terhadap elektrolit, asam dan basa lemah. Polisorbat
memiliki sifat higroskopis sehingga kadar airnya perlu
diperhatikan. Penyimpanan sebaiknya di wadah tertutup pada
kondisi sejuk dan kering serta terlindungi dari cahaya.

12

f.Natrium Kroskarmelosa (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 211213)


Sinonim : Ac-Di-Sol
Pemerian : serbuk putih atau putih keabuan, tidak berbau
Fungsi

: disintegrant

Kelarutan : tidak

larut

di

air,

walaupun

natrium

kroskarmelosa

mengembang 4-8 kali jika kontak dengan air. Praktis tidak


larut dalam aseton, etanol, dan toluen.
Stabilitas : stabil terhadap material higroskopis. Penyimpanan di tempat
sejuk dan kering pada wadah tertutup..
g. Magnesium Stearat (HOPE 5th, hal 404-405)
Pemerian : serbuk sangat halus, putih, voluminous, bau lemah khas,
mudah melekat di kulit.
Fungsi

: digunakan sebagai pelincir pada konsentrasi 0,25-5%

Kelarutan : tidak larut dalam air, etanol dan dalam eter


Stabilitas : Stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada
tempat kering dan sejuk.
h. Hidroksipropil metilselulosa (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal
346-348)
Sinonim : Hipromelosa, Benecel MHPC; E464; HPMC; Methocel;
methylcellulose propylene glycol ether;
Pemerian : serbuk atau granul berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa
Fungsi

: Penyalut, film-former; rate-controlling polymer for sustained


release; stabilizing agent; suspending agent; tablet binder;
viscosity-increasing agent.

Kelarutan : larut dalam air dingin, membentuk larutan koloid yang kental.
Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan etel, larut

13

dalam camputan etanol-air, etanol-diklorometan dan metanoldiklorometan


Stabilitas : Stabil,

walaupun

higroskopis

setelah

pengeringan.

Penyimpanan sebaiknya dalam wadah tertutup di tempat yang


sejuk dan kering. .
i. Talk (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 767-769)
Sinonim : Altalc; hydrous magnesium calcium silicate;
Pemerian : serbuk sangat halus berwarna putih atau putih keabuan, tidak
berbau
Fungsi

: Anticaking agent; glidant; tablet and capsule diluent; tablet


lubricant

Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam dan basa encer, pelarut organik
dan air
Stabilitas : Stabil dan dapat disterilisasi dengan pemanasan pada suhu
160oC dalam waktu kurang dati 1 jam. Talk sebaiknya
disimpan pada tempat yang kering dan sejuk pada wadah
tertutup.
j. Polietilen glikol 4000
Sinonim : Carbowax; Carbowax Sentry; Lipoxol; Lutrol E; PEG;
Pemerian : Putih, berbentuk seperti pasta atau lilin, berbau manis
Fungsi

: Basis salep, plasticizer, lubrikan pada tablet dan kapsul, basis


suppositoria

Kelarutan: larut dalam air


Stabilitas : Stabil, tidak mudah berbau tengik,
k. Titanium dioksida (Handbook of Pharmaceutical Excipient Hal 782-784)
Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa,
higroskopis.
.

Fungsi

: Coating agent; opacifier; pigment.

14

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam encer, pelarut organik, dan air.
Larut dalam asam sulfat pekat dan asam florida
Stabilitas : Stabil pada temperatur tinggi. Sebaiknya disimpan pada
wadah tertutup dan terlindung dari cahaya
Dari data praformulasi dan farmakologi yang diperoleh maka akan dibuat
sediaan tablet Kalsium Atorvastatin dengan dosis 10 mg. Dibanding dengan
sediaan lain, sediaan tablet memiliki keuntungan antara lain :
1. Tablet merupakan sediaan utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari
semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas
kandungan yang paling rendah.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling
rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling
kompak.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk
dikemas dan dikirim.
5. Pemberian tanda pengenal produk pada taplet yang paling mudah dan
murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan
permukaan penceak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti
pelepasan di usus atau produk lepas lambat.
7. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah diproduksi secara
besar-besaran.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Lachman,
2008).
Pembuatan tablet salut film atorvastatin ini dimaksudkan dengan alasan
sebagai beikut :
1. Untuk menutupi rasa, bau, atau warna obat
2. Untuk memberikan perlindungan fisik atau kimia pada obat
3. Untuk mengendalikan pelepasan obat dari tablet
4. Untuk melindungi obat dari suasana asam lambung

15

5. Untuk menggabungkan obat lain atau membantu formula dalam penyalutan


untuk menghindari tidak tercampurnya obat secara kimia, atau untuk
menjamin terselenggaranya pelepasan obat secara berurutan
6. Untuk memperbaiki penampilan obat dengan menggunakan warna khusus
(Lachman, 2008).
3.3

Formulasi, Metode dan Pembuatan Sediaan

1. Sediaan yang akan dibuat adalah kalsium atorvastatin 10 mg dengan formula


utama
R/ kalsium atorvastatin trihidrat

10 mg

Kalsium karbonat

36 mg

Laktosa monohidrat

65 mg

Avicel PH 102

30 mg

Povidone K-30

3 mg

Tween 80

0.4 mg

Ac-Di-Sol

4 mg

Mg stearate

0.6 mg

(Handbook of pharmaceutical manufacturing formulations: compressed solid


products )

2. Metode
Metode yang dipilih dalam pembuatan tablet adalah metode granulasi
basah. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung
karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode
granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat
tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi.

16

Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan


suatu perekat (cairan pengikat) sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini
membetuhkan larutan, suspense atau bubur yang mengandung pengikat
yang biasanya ditambahkan ke dalam campuran serbuk atau dapt juga bahan
tersebut dimasukkan kering kedalam campuran serbuk atau cairan
dimasukkan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang
sangat penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan
kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan
meningkat. Gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting
pada

awal

pembentukan

granul,

bila

cairan

sudah

ditambahkan

pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua


bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh masa basah atau lembab
maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat
penggiling atau oscillating granulator, tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih
cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali.
Keuntungan metode granulasi basah:
a. Memperoleh aliran yang baik
b. Meningkatkan kompresibilitas dan sifat kohesinya
c. Untuk serbuk dengan BJ nyata rendah (voluminous) sehingga dapat
mencegah kontaminasi silang
d. Dapat digunakan untuk tablet dengan sistem pelepasan zat aktif
terkendali
e. Mencegah segregasi komponen sehingga diperoleh sediaan dengan
keseragaman kandungan yang baik
f. Distribusi keseragaman kandungan
g. Meningkatkan kecepatan disolusi untuk obat yang kurang larut (dengan
cara pemilihan larutan pengikat dan pengikat yang sesuai atau
penambahan zat pengikat kelarutan obat) (Ansel, 2005).
Akan dibuat 10.000 tablet kalsium atorvastatin 10 mg dengan metode
granulasi basah maka dilakukan penimbangan :
Tabel 3.1 Formula Tablet Atorvastatin

17

Bahan
Kalsium Atorvastatin

Skala mg/tablet
10

Skala g/10000 tablet


100

Trihidrat
Kalsium Karbonat
Laktosa Monohidrat
Avicel PH 102
Povidone K-30
Tween 80
Ac-Di-sol
Mg stearate
Air

36
65
30
3
0,4
4
0,6
q.s

360
650
300
30
4
40
6
q.s

Larutan penyalut (Opadry yellow)


Tabel 3.2 Formula Larutan Penyalut
Bahan
Hidroksipropil

Skala mg/tablet
10

Skala g/10000 tablet


100

40

PEG-4000

1,6

16

Titanium dioksida

1,34

13,4

Pewarna Sunset Yellow

0,046

0,46

1,34

13,4

0,75

7,5

metilselulosa
Talk

E110, FCF
Pewarna FD&C Yellow
no. 10
Opadry-OY-S 29019
(clear)
Aquadest

2250

(Handbook of pharmaceutical manufacturing formulations: compressed solid


products)
Bobot Tablet = 150 mg
Jumlah yang akan digunakan untuk pengujian mutu sediaan akhir
a.
b.
c.
d.

Uji kekerasan tablet


Uji friabilitas
Uji friksibilitas
Uji keseragaman sediaan

20 tablet
20 tablet
20 tablet
30 tablet

18

e. Uji waktu hancur


f. Uji disolusi
TOTAL

5 tablet
6 tablet
101 tablet

3. Prosedur Pembuatan Sediaan


a. Pembuatan Tablet
1) Atorvastatin kalsium trihidrat, laktosa monohidrat, dan avicel PH 102
diayak pada ayakan 0,5 mm
2) Tween 80 dan PVP K-30 dilarutkan dalam air pada suhu 50 oC lalu
diaduk dengan menggunakan stirrer hingga larutan berwarna bening.
Larutan ini kemudian dijadikan sebagai larutan pengikat
3) Serbuk kemudian ditambahkan larutan pengikat sampai terbentuk
massa yang dapat dikepal kemudian dibentuk granul.
4) Granul kemudian dikeringkan hingga kadar air 2%
5) Granul kemudian diayak pada ayakan mesh 16
6) Ac-Di-Sol dan Mg Stearat diayak
7) Granul kemudian dicampurkan pada fase luar (Ac-Di-Sol dan Mg
stearate) kemudian diaduk selama 1 menit.
8) Granul kemudian dicetak menjadi tablet dengan diameter punch 12
mm dan berat tablet 150 mg
(Handbook of pharmaceutical manufacturing formulations: compressed
solid products)
b. Pembuatan Larutan Penyalut
1) Hidroksipropil metilselulosa dikembangkan dalam 175 gram air (7080o C) sambil diaduk. Larutan dibiarkan semalam agar terdispersi
sempurna
2) Dispersikan talk dan PEG-4000 dalam 25 gram air (25-30 oC) Larutan
ini kemudian dibiarkan semalam agar terdispersi sempurna.
3) Larutan 1 dan 2 kemudian dicampurkan, kemudian dihomogenkan
dengan menggunakan homogenizer (gap setting, 1,5 mm).

19

4) Tambahkan Titanium Dioksida, pewarna sunset yellow dan FD&C


Yellow ke dalam larutan HPMC, kemudian dihomogenkan dengan
menggunakan homogenizer.
5) Larutan disaring dengan menggunakan saringan dengan ukuran
lubang 90 m.
6) Dispersikan Opadry-OY-S dalam 25 gram air sambil diaduk perlahan.
Kemudian ditambahkan ke dalam larutan penyalut.
7) Larutan diaduk dengan kecepatan rendah (6-10 rpm)
8) Semprotkan larutan penyalut pada tablet dengan kecepatan semprot
180 g/m. Cek tablet setiap 5 menit apakah terjadi sticking pada tablet.
Hentikan apabila terjadi.
9) Setelah penyemprotan, putar panci penyalut selama 10 dengan aliran
udara dingin.
(Handbook of pharmaceutical manufacturing formulations: compressed
solid products)
Kondisi optimal penyalutan

Gambar 3.1 Kondisi Optimal Penyalutan


(Handbook of pharmaceutical manufacturing formulations: compressed solid
products)
3.4

In Process Control (IPC) dan Pengawasan Mutu Obat Jadi

20

3.4.1 In Process Control (IPC)


Penimbangan

Pencampuran

Granulasi

Pengeringan

IPC:
o Uji homogenitas
o Susut pengeringan
o Kecepatan alir dan sudut istirahat
o Kompresibilitas
o Distribusi ukuran granul

Pencetakan

Pengemasan

Evaluasi
a. Uji Homogenitas campuran
Tujuan

: Memastikan bahwa zat aktif terdistribusi merata di dalam campuran

Prinsip

: 1) Visual, jika serbuk berwarna


2) Menetapkan kadar zat aktif dengan cara sampling pada beberapa
titik (atas, tengah, bawah) wadah pencampur

Penafsiran hasil : Campuran dinyatakan homogen jika


1) Warna terdistribusi merata dalam campuran
2) Kadar zat aktif pada beberapa titik sama

21

b. Susut pengeringan (Loss on Drying)


Sejumlah 10 gram granul instan ditempatkan pada bagian pengeringan dalam
alat moisture balance hingga massanya tetap. Perhitungan kadar susut
pengeringan dihitung dengan menggunakan rumus:

Tujuan

: Mengontrol

kandungan

lembab

granul

sehingga

dapat

mengantisipasi masalah yang terjadi selama proses pengempaan


tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya.
Prinsip

: Alat akan menentukan secara otomatis persentase massa yang


hilang (air, komponen yang mudah menguap) selama pemanasan
pada suhu tertentu (70C)

Alat

: Moisture balance

Penafsiran Hasil : Kadar air yang baik 2-4 %


(Sulaiman, 2007)
c. Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat
Granul yang telah kering ditimbang sebanyak 25 gram, lalu dimasukkan ke
dalam corong yang bagian bawahnya tertutup. Kemudian bagian bawah corong
dibuka sehingga granul dapat mengalir di atas meja yang telah dilapisi kertas.
Waktu alir granul ditentukan pada saat granul mulai mengalir sampai granul
berhenti mengalir menggunakan stopwatch (USP 32, 2009). Kecepatan alir
dihitung dengan rumus:

Tujuan

: Menjamin keseragaman pengisian kedalam cetakan

Prinsip

: Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama


waktu tertentu.

Alat

: Flow Tester

Penafsiran Hasil:
Tabel 3.3 Kecepatan alir dan tipe aliran serbuk (Aulton, 2002).

22

Kecepatan Alir (g/s)


>10

Tipe Aliran
Sangat baik

4-10

Baik/mudah

1.6-4

Sukar

<1.6

Sangat sukar

Sudut istirahat diperoleh dengan mengukur tinggi dan diameter tumpukan


granul yang terbentuk. Digunakan rumus berikut:

Keterangan

= sudut istirahat
h = tinggi tumpukan granul
D = diameter tumpukan granul

Tabel 3.4 Sudut istirahat dan tipe aliran serbuk (Aulton, 2002).
Sudut Istirahat
<25

Tipe Aliran
Sangat baik

25-30

Baik

30-40

Buruk

>40

Sangat buruk

d. Kompresibilitas Granul
Granul seberat 100 g dituang pelan-pelan ke dalam gelas ukur
250 ml dan dicatat sebagai Vo. Gelas ukur dipasang pada alat
bulk density tester dan motor dihidupkan. Perubahan volume
dicatat setelah pengetapan selama 4 menit (USP 32, 2009).
Pengurangan volume granul akibat pengetapan dinyatakan
dengan rumus:

23

Keterangan : Vo = Volume awal


Vt = Volume setelah ketukan
Tujuan

: Menjamin aliran granul yang baik

Prinsip

: Pengukuran BJ nyata dan BJ mampat berdasarkan perbandingan


bobot

granul

terhadap

volume

sebelum

dan

setelah

dimampatkan (diketuk 500x). Pengukuran % kompresibilitas


berdasarkan Carrs Index
Penafsiran hasil :
Tabel 3.5 Indeks Konsolidasi Carr (Aulton, 2002)
Kompresibilitas (%)
5-12

Sifat Aliran
Sangat Baik

12-16

Baik

18-21

Cukup

23-28

Kurang

28-35

Sangat Kurang

>40

Sangat Buruk

Kompresibilitas juga dapat dihitung dengan parameter Rasio Hausner, dengan


menggunakan persamaan:

Tabel 3.6 Indeks Rasio Hausner (USP 32, 2009)


Rasio Hausner
1,00 1,11

Sifat Aliran
Sangat Baik

1,12 1,18

Baik

1,19 1,25

Agak Baik

1,26 1,34

Cukup Baik

1,35 1,45

Buruk

1,46 - 1,59

Sangat Buruk

> 1,60

Sangat Amat Buruk

24

e. Distribusi ukuran granul (Teori dan Praktek Farmasi Industri , hal 54-56)
Tujuan

: Memastikan distribusi ukuran granul mengikuti distribusi normal

Alat

: Granulometer

Prinsip

: Granul

dilewatkan melalui susunan pengayak dalam berbagai

ukuran, yang disusun bertingkat satu sama lain dengan pengayak


berukuran paling halus diletakkan di bawah. Granul yang tertinggal
di tiap pengayak ditimbang dan dihitung persentasenya serta
ukuran diameternya
Penafsiran hasil: Distribusi ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.
3.4.2 Pengawasan Mutu Obat Jadi
Persyaratan Wajib
Evaluasi fisik
a. Keseragaman Sediaan (FI IV <911>, hal. 999-1001)
Keseragaman kandungan jika tablet mengandung zat aktif < 50 mg atau
zat aktif merupakan < 50 % bobot tablet
1) Keseragaman bobot (FI IV hal. 999)
Tujuan : Menjamin keseragaman kandungan zat aktif
Prinsip : (untuk tablet tidak bersalut) Diambil 10 tablet secara acak
lalu ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata-ratanya.
Berdasarkan hasil penetapan kadar, dihitung jumlah zat aktif
dalam masing-masing dari 10 tablet tersebut dengan
anggapan zat aktif terdistribusi homogen.
Penafsiran hasil : Hubungan antara Berat Rata-Rata Tablet dengan
Perbedaan

Persentase

Maksimum

Diperbolehkan (Depkes, 1995).


Tabel 3.7 Keseragaman bobot
Berat RataRata (mg)
25
26 - 150
151 - 300
>300

Penyimpangan berat rata-rata


B
A
15%
30 %
10%
20 %
7.5%
15 %
5%
10 %

yang

25

2) Keseragaman kandungan (FI IV hal. 999-1001)


Tujuan : Menjamin keseragaman kandungan zat aktif
Prinsip : Menetapkan kadar 10 satuan tablet satu per satu sesuai
penetapan kadar
Penafsiran hasil : Keseragaman dosis terpenuhi jika jumlah zat aktif
dalam masing-masing dari 10 tablet adalah 85-115%
dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku
relatif 6%. Jika 1 satuan berada di luar rentang
tersebut dan tidak ada satuan berada dalam rentang
75,0-125,0% dari kadar yang tertera pada etiket atau
SBR > 6% atau jika kedua kondisi tidak terpenuhi
dilakukan uji 20 satuan tambahan Persyaratan:
Terpenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30
sampel terletak di luar rentang 85,0-115% dari kadar
tablet yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan
yang terletak di luar rentang 75,0-125,0% dari kadar
tablet yang tertera pada etiket dan SBR 30 satuan
tidak lebih dari 7,8%
b. Uji Disolusi (FI IV <1231>, hal. 1083-1085)
Tujuan : Untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan
kapsul (kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus
dikunyah)
DISOLUSI TABLET kalsium atorvastatin
Alat

: Metode Dayung

Media disolusi:buffer fosfat pH 6,8 900 ml


Waktu

: 90 menit

Kecepatan Pengadukan : 70 rpm


Persyaratan : 93-107%
Suhu

: 37 0,5C

26

Dianalisis dengan menggunakan UV dengan panjang gelombang 246 nm


c. Uji waktu hancur (FI IV <1251>, hal. 1086 1087)
Tujuan : Menentukan kesesuaian dengan persyaratan waktu hancur yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan
kapsul (kecuali jika dinyatakan untuk tablet kunyah, sustained
release)
Prinsip : Pengukuran waktu yang diperlukan tablet untuk hancur
sempurna dengan menggunakan alat uji waktu hancur dalam
media air (untuk tablet tidak bersalut) bersuhu 37 2 kecuali
dinyatakan lain dalam monografi.
Penafsiran hasil : Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam
monografi, semua tablet hancur sempurna. Bila 1 atau
2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lain. Tidak kurang dari 16 dari 18
tablet uji harus hancur sempurna.
Pemeriksaan Penunjang
a. Organoleptik (Teori dan Praktek Farmasi Industri hlm. 650)

Tujuan : Penerimaan oleh konsumen


Prinsip : Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasa
Penafsiran hasil : Warna homogen, tidak ada binitk-bintik/noda, bau
sesuai spesifikasi (bau khas bahan, tidak ada bau yang
tidak sesuai), rasa sesuai spesifikasi
b. Keseragaman ukuran (FI III hal 6)

Tujuan : Menjamin penampilan tablet yang baik


Prinsip : Selama proses pencetakan, perubahan ketebalan merupakan
indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada
pengisian granul ke dalam die. Pengukuran dilakukan terhadap
diameter dan tebal tablet

27

Alat

: Jangka Sorong

Penafsiran hasil : Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
dari 1 kali tebal tablet.
c. Friabilitas (Teori dan Praktek Farmasi Industri hlm. 654, USP & NF 27

hal 2621- 2622)


Tujuan : Menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses,
pengemasan dan penghantaran.
Prinsip : Friabilitas merupakan parameter untuk menguji ketahanan tablet
bila dijatuhkan pada suatu ketingggian tertentu. Pengukuran
friabilitas dilakukan dengan menentukan persentase bobot tablet
yang hilang selama diputar dan dijatuhkan dari ketinggian
tertentu dalam waktu tertentu.
Alat : Friabilator
Penafsiran hasil :
1) Kehilangan bobot tidak boleh lebih besar dari 1%
2) Jika tablet pecah maka tidak memenuhi syarat dan tidak dimasukan
dalam penimbangan tablet akhir.
3) Jika hasil meragukan/kehilangan bobot lebih besar dari yang
ditargetkan maka pengujian diulang 2-3 kali.
d. Kekerasan (Teori dan Praktek Farmasi Industri hlm. 651)

Tujuan : Menjamin ketahanan tablet pada gaya mekanik pada proses,


pengemasan dan penghantaran
Prinsip : Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet untuk
menahan

tekanan

pada

saat

produksi,

pengemasan,

dan

pengangkut. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan


pada tablet sampai tablet retak kemudian pecah.
Alat : Hardness tester
Penafsiran hasil : Kekerasan tablet yang baik adalah
1) tablet sampai bobot 300 mg adalah 4-7 Kg/cm2

28

2) tablet 400 700 mg adalah 7-11 Kg/cm2


Catatan : 1 Newton ~ 9.80665 Kg/cm2
3.5

Pengemasan dan Penyimpanan Sediaan Akhir

1. Pengemasan
Kemasan primer untuk tablet salut film atorvastatin 10 mg dipilih
dalam bentuk strip. Tiap strip berisi 10 tablet. Strip yang digunakan
berbahan PVDC (Polyvinylidene hidroclorida) atau PVC. PVDC merupakan
bahan kemas yang tahan terhadap masuknya uap air dan gas ke dalam
kemasan. PVC merupakan bahan kemas yang tahan terhadap udara dan
bersifat menghalangi uap air. Berikut ini desain dari strip yang digunakan,
yaitu :

Gambar 3.2 Desain kemasan strip yang digunakan


Untuk kemasan sekunder dipilih dalam bentuk dos karton. Tiap karton
dos berisi 3 strip. Berikut ini desain dari dos yang digunakan, yaitu :

29

Gambar 3.3 Desain tampilan depan kemasan dos Atoria

Gambar 3.4 Desain tampilan belakang kemasan dos Atoria

30

Gambar 3.5 Desain kemasan dos Atoria


2. Penyimpanan
Berdasarkan USP sediaan atorvastatin disimpan dalam wadah tertutup rapat
tidak tembus cahaya (USP, 2011). Suhu yang dianjurkan untuk penyimpanan
adalah suhu ruangan sekitar 25-30C. Hal ini dikarenakan untuk menjaga
agar stabilitas sediaan tetap terjaga selama penyimpanan.

Вам также может понравиться