Вы находитесь на странице: 1из 36

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

KONSEP KEHAMILAN DAN KONTRASEPSI


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Clinical Study 2 di Departemen Maternitas
Puskesmas Kedung Kandang

Oleh :

RISSA DEVI PUTRI KARILIA


NIM. 125070218113038
KELOMPOK 8B / K3LN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Kehamilan
1.1 Definisi
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6,
triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan
Waspodo, 2007. p. 89).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).
1.2 Tanda kehamilan
Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil. Ada 3 tanda
kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), kemungkinan
(perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa), Dan positif hamil (Bobak, 2005).
2. Perubahan adaptasi kehamilan
Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang
mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan
kehamilan. Tetapi sayangnya proses farmakologis atau patofisiologis kadang memicu
perubahan endokrin atau anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga dapat
membingungkan. Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai
kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti ada kehamilan.
Gejala dan tanda tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain :
a. Bukti Presumtif (tidak pasti)
Gejalanya :

Mual dengan atau tanpa muntah.


Gangguan berkemih.
Fatigue atau rasa mudah lelah.
Persepsi adanya gerakan janin.

Tanda :

Terhentinya menstruasi.
Perubahan pada payudara.
Perubahan warna mukosa vagina.
Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae pada abdomen.

b. Bukti kemungkinan kehamilan

Pembesaran abdomen.
Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus.
Perubahan anatomis pada serviks.
Kontraksi Braxton Hicks
Ballotement
Kontur fisik janin.Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum.

c. Tanda Positif Kehamilan

Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung
ibu.

Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa.


Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan
dengan USG atau pengenalan janin yang lebih tua secara
radiografis pada paruh kedua kehamilan.

3. Perubahan fisiologi kehamilan


Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami perubahan-perubahan
yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan kembang sang bayi. Perubahan
tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron
selama kehamilan. Baik dari segi anatomis maupun fisiologis, perubahan yang
ditimbulkan terjadi secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring
dengan usia kehamilan dalam trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :
a. Sistem Reproduksi

Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan
serviks menjadi lebihmerah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina
mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih
rentan terhadap infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi
serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan
perkembangan desidua. Dinding-dindingotot menjadi kuat dan elastis, fundus
pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8
minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan12 minggu
kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi
pada istmus uterimembuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang

disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu kehamilan, uterus juga mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan. Pematangan
folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat satu
corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6 - 7 minggu,
kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.

Trimester 2
Hormon estrogen

dan

progesteron

terus

meningkat

dan

terjadi

hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh -pembuluh darah alat genetalia


membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan
bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan
kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus
dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises
ini biasanya membaik selama periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran
tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan naik
ke rongga abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat
dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan
biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba
-tiba secara sporadik dengan intensitas antara 5-25 mmHg. Pada usia
kehamilan16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi
corpus luteum gravidarum.

Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk
persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa
bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi.
Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan
dan lebih kental. P ada

minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin

mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks


menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan. Istsmus
uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester akhir.
Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi

sehingga segmen bawah

uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir
kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan
segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.
b. Payudara/ mammae

Trimester 1

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin,


estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Vena-vena
di bawah kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar
pula dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.

Trimester 2
Pada kehamilan12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan kental
kekuning-kuningan yangdisebut Kolustrum. Kolustrumini berasal dari asinus
yang mulai bersekresi.selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae
membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan
ukuran tersebut sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada
pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen
menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.

Trimester 3
Pembentukan lobules dan alveolimemproduksi dan mensekresi cairan yang
kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di
dalamnya lambat dan payudara menjadi semakin besar.

c. Kulit

Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang
melanosit

sejak akhir

menyebabkan

bulan

timbulnya

kedua

pigmentasi

kehamilan sampai
pada

kulit.

Linea

aterm
nigra

yang
adalah

pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah kulit
abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan
membentuk kloasma atau melasma gravidarum

leher

(topeng kehamilan).

Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan kulit genital. Pigmentasi ini
biasanya akan menghilang atau berkurang setelah melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan
merah pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering
disebut

sebagai

nevus

angioma

atau

teleangiektasis.

Eritema

palmaristerkadang juga dapat ditemukan. Kedua kondisi ini kemungkinan


disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.

Trimester 2
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada
menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah
dermal.

Trimester 3

masa ini

epidermal dan

Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-garis


kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang-kadang juga
muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan warna tersebut sering
disebut sebagai striae gavidarum. Pada wanita multipara, selain striae
kemerahan itu seringkali ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang
merupakan sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya.
d. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan

Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar
diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah
serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan terebut
diakibatkan oleh perubahan metabolikyang menyebabkan pertambahan air
selular dan penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan
ibu. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1
kg.

Trimester 2
Kenaikan berat

badan

ibu

terus bertambah terutama oleh

karena

perkembangan janin dalam uterus.

Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat
bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat
timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan
tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh peningkatan tekanan
vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava.
Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan
edema pada akhir kehamilan.

Tabel 2.1 :Penambahan berat badan selama kehamilan


Jaringan dan

10 minggu

20 minggu

30 minggu

40 minggu

Janin

300

1500

3400

Plasenta

20

170

430

650

Cairan

30

350

750

800

cairan

amnion

Uterus

140

320

600

970

Mammae

45

180

360

405

Darah

100

600

1300

1450

Tabel 2.2: Penambahan berat badan selama kehamilan (lanjutan)


Jaringan dan

10 minggu

20 minggu

30 minggu

40 minggu

30

80

1480

Lemak

310

2050

3480

3345

Total

650

4000

8500

12500

cairan
Cairan
ekstraseluler

Penambahan berat badan dalam satuan gram

e. Perubahan Hematologis

Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Konsentrasi
hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan.
Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama kehamilan juga
cenderung meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin.

Trimester 2
Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan
eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang dan
peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah usia gestasi 20 minggu,
sesuai dengan saat produksi eritrosit paling tinggi.

Trimester 3
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun selama
kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula. Perlu diperhatikan
kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi
Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh
defisiensi besi

f.

Sistem Kardiovaskuler

Trimester 1
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu pertama
kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami peningkatan
yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler sistemik serta

peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload meningkat sebagai akibat


bertambahnya volume plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.

Trimester 2
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena cava
inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan
berdampak pada pengurangan darah balik vena ke jantung hingga terjadi
penurunan preload dan cardiac outputyang kemudian dapat menyebabkan
hipotensi arterial.

Trimester 3
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran
uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada
posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan
dengan posisi miring
Tabel 2.3 : Perubahan kardiovaskuler dalam kehamilan
Parameter

Jumlah perubahan

Penentuan waktu

Tekanan darah arteri


Sistolik

4 - 6 mmHg

Semua dasar pada 20 24 minggu, kemudian


berangsur-angsur naik
ke nilai-nilai pra

Diastolik

8 15 mmHg

kehamilan pada

Rata - rata

6 10 mmHg

masanya

Frekuensi denyut

12 18 BPM

jantung
Volume stroke

10 30 %

Curah jantung

33 45 %

Trimester dua awal


kemudian stabil
Mencapai puncak pada
trimester dua, kemudian
stabil sampai masanya

g. Sistem pernafasan

Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan
yang mungkin diinterpretasikan sebagai dipneu. Hal itu sering mengesankan
adanya kelainan oaru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-apa.
Pengingkatan usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi
terutama oleh progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang

meningkat tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbokdiksida


berkurang.

Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang lebih 6 cm
dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada
rongga abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per
menit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan

Trimester 3
Pergerakan diafragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuiran uterus
dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal,
volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per menit akan
mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih
dalam sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi
oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya
sekresi progesteron

h. Sistem urinaria

Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus
sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia
kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan
naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan.
Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada
awal kehamilan

Trimester 2
Uterus yang membesar mlai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan
pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu adanya peningkatan
vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan
menjadi mudah berdarah bila terluka

Trimester 3
Pada akhir kehamilan,

kepada janin mulai turun ke pintu atas panggul

meyebabkan penekanan uterus pada vesica urunaria. Keluhan sering


berkemih pun dapat muncul kembali. Selian itu terjadinya peningkatan
sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju
filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada
eksresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih
banyak
i.

Sistem muskuloskeletal

Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal.
Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone terjadi
relaksasi sari jaringan ikat kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah
cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas
dan mobilitas persendiran. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan
biasanya normal apabilan asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi

Trimester 2
Tidak seperti pada trimeter 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian
sedikit berkurang, hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada
connective tissue, terutama di daerag siku dan pergelangan tangan

Trimester 3
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil memilik
bebtuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis dan
pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal.
Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil
dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung

j.

Sistem Persarafan

Trimester 1
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian,
konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa nifasawal. Namun,
penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamilantidak terbatas dan
seringkali bersifat anekdot.

Trimester 2
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2 bulan
pertama pascapartum, wanita mengalami kesulitan untukmulai tidur, sering
terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang
berkurang.

Trimester 3
Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan memori terkait
kehamilan yang terbatas pada trimester tiga. Penurunan ini disebabkan oleh
depresi, kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan
dengan kehamilan. Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara
dan cepat pulih setelah kelahiran.

k. Sistem Pencernaan

Trimester 1
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi
lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi

asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh
human Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga
berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada
beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makananyang mungkin berkaitan
dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual.

Trimester 2
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser.
Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke
arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada
kehamilan trimester 3.

Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos
pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus
sphincteresofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks
dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn.
Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih
banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan
mual dapat terjadi akibat penurunan asam lambung

2. Kontrasepsi
2.1 Definisi
3. Kontrasepsi merupakan mekanisme pencegahan konsepsi. Kontrasepsi bisa
saja bersifat sementara yaitu tergantung metode yang digunakan. Metode
kontrasepsi memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Sebagian besar kesuburan akan
kembali dalam waktu yang singkat atau beberapa bulan setelah menghentikan
metode kontrasepsi tersebut (Padubidri, 2015).
4. Ketika

sebuah

pasangan

memilih

metode

kontrasepsi,

sebaiknya

mempertimbangka tingkat efektifitasnya dan keamananya. Namun sejauh ini, belum


ada metode kontrasepsi yang terbukti benar-benar efektif dan benar-benar aman
saat digunakan. Oleh karena itu perlu adanya konseling dan skrining bagi setiap
penggunanya (Shoupe, 2011).
4.1 Kriteria Pemilihan Kontrasepsi
1. Ketersediaan dan biaya yang digunakan
2. Usia dan paritas pasangan
3. Reliabilitas atau tingkat kegagalan
4. Efek samping dan kontraindikasi
5. Keuntungan dan kerugian dari setiap metode kontrasepsi
6. Kebutuhan akan follow up dan konseling
7. Riwayat kesehatan baik penyakit penyerta atau riwayat penggunaan kontrasepsi
sebelumnya atau sedang dalam pengobatan tertentu (Padubidri, 2015).
5.
5.1 Jenis Metode Kontrasepsi
6. Jenis metode kontrasepsi berdasarkan buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas
kesehatan dasar dan rujukan yang mana sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan
yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013
adalah sebagai berikut:
1. Metode alamiah
a) Metode amenorea laktasi (MAL)
b) Metode kalender
c) Senggama terputus (Coitus Interruptus)
2. Penghalang
a) Kondom
b) Diafragma
3. Alat kontrasepsi dalam rahim
a) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
b) AKDR dengan progestin
4. Kontrasepsi mantap
a) Tubektomi
b) Vasektomi
5. Kontrasepsi hormonal
a) Suntikan kombinasi
b) Suntikan progestin
c) Implan
d) Pil progestin (minipil)
e) Pil kombinasi (Kemenkes R.I., 2013).

6.1 Pilihan Metode Kontrasepsi


7. Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah dengan memberikan
kemandirian ibu dan pasangan untuk memilih metode sesuai seperti yang diinginkan.
Pemberi pelayanan kesehatan berperan sebagai konselor dan fasilitator, berikut
beberapa pilihan metode kontrasepsi berdasarkan tujuan pemakaiannya (Kemenkes
R.I., 2013).
8. Tabel 2.1 Pilihan Metode Kontrasepsi
9.

10.

Fase

11.

Fase

12.

Fase tidak

rutan

menunda

menjarangkan

hamil lagi (anak

prioritas

kehamilan

kehamilan (anak 2)

3)

13.

14.

Pil

15.

AKDR

16.

Steril

17.

18.

AKDR

19.

Suntikan

20.

AKDR

21.

22.

Kondom

23.

Minipil

24.

Implan

25.

26.

Implan

27.

Pil

28.

Suntikan

29.

30.

Suntikan

31.

Implan

32.

Kondom

33.

35.

Kondom

36.

Pil

34.

37.
37.1 Metode Kontrasepsi
1) Metode alamiah
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
38. Metode MAL dengan memanfaatkan proses pemberian air susu ibu
(ASI) eksklusif untuk menekan terjadinya ovulasi. Aturan atau syarat dalam
menggunakan metode ini adalah; ibu belum mengalami haid lagi, bayi disusui
secara eksklusif dan sering sepanjang siang dan malam, bayi berusia kurang

dari 6 bulan (Kemenkes R.I., 2013).


Kelebihan :
Mendorong pola menyusui yang benar
Bermanfaat bagi ibu dan bayi
Tidak perlu biaya (Kemenkes R.I., 2013).
Kekurangan :
Tidak ada efek samping yang ditimbulkan
Tidak beresiko bagi kesehatan (Kemenkes R.I., 2013).
Metode Kalender
39. Merupakan metode kontrasepsi alami dengan menghindari senggama
disaat masa subur (Kemenkes R.I., 2013).
Kelebihan :
Tidak ada efek samping yang ditimbulkan dan tidak perlu prosedur

khusus
Meningkatkan pengetahuan ibu dengan kondisi kesehatanya sendiri

Sesuai bagi pasangan yang menganut agama atau kepercayaan

tertentu (Kemenkes R.I., 2013).


Kekurangan :
Memerlukan perhitungan yang cermat
Sulit diterapkan pada ibu yang siklus haidnya tidak teratur (Kemenkes

R.I., 2013).
Senggama Terputus (Coitus Interruptus)
40. Metode ini merupakan metode kontrasepsi secara tradisional dimana
pasangan laki-laki mengeluarkan organ reproduksinya (penis) dari vagina
sebelum mencapai ejakulasi (Kemenkes, 2013). Hal ini terjadi bukan karena
terlambat menarik organ reproduksi sebelum ejakulasi akan tetapi karena
cairan prostat yang dikeluarkan sebelum ejakulasi diketahui mengandung
spermatozoa (Padubidri, 2015).
Kelebihan :
Tidak perlu biaya dan prosedur khusus, tidak memiliki kontraindikasi
dan efeksamping .
Aman bagi seseorang yang sedang menyusui (Padubidri, 2015).
Kekurangan :
Kurang efektif atau tingkat kegagalanya tinggi (25:100 ibu dalam 1

tahun).
Tergantung motivasi dan kesepakatan dari masing-masing pasangan

(Padubidri, 2015).
41.
2) Kontrasepsi (Penghalang)
Kondom pria
42. Kondom hanya digunakan

sekali

pakai

yaitu

dengan

cara

menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara


mengemas sperma pada ujung selubung karet yang dipasang pada penis
sehingga sperma tersebut tidak masuk ke dalam saluran reproduksi wanita
(Padubidri, 2015).
Kelebihan :
Tidak ada efek samping seperti kontrasepsi hormonal
Mencegah penularan HIV dan penyakit menular seksual (Sexually

transmitted diseasess).
Dapat digunakan sebagai metode sementara atau cadangan (backup)

dan tidak berdampak buruk terhadap kehamilan.


Kekurangan :
Keberhasilan sangat dipengaruhi cara penggunaan
Menyebabkan alergi untuk wanita yang alergi lateks
Beberapa pasangan menyatakan metode ini mengganggu atau tidak

nyaman (Padubidri, 2015).


Kondom Perempuan

43. Alat kontrasepsi ini mengkombinasikan antara kondom dan diapragma


yang mana kondom perempuan ini menutup organ reproduksi wanita dari
vagina kemudian sampai ke serviks atau mulut rahim (Padubidri, 2015).
Kelebihan :
Memiliki perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual

(Sexually transmitted diseasess).


Memiliki tingkat kegagalan sangat rendah, yaitu 5 per 100 pengguna

dalam satu tahun (Padubidri, 2015).


Kekurangan :
Sebagian
pasangan
mengatakan

kurang

nyaman

dalam

menggunakan alat kontrasepsi jenis ini (Padubidri, 2015).


Diafragma
44. Mekanisme dalam pencegahan kehamilan yatiu dengan menutupi
serviks sehingga sperma tidak dapat mencapai saluran alat reproduksi bagian
atas (uterus dan tubafalopii). Kontrasepsi semakin efektif saat digunakan
bersamaan dengan agen spermisida (Padubidri, 2015).
Keuntungan :
Mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual
Tidak memiliki efek samping seperti kontrasepsi hormonal (Kemenkes
R.I., 2013).
Kekurangan :
Dapat menimbulkan iritasi pada organ reproduksi laki-laki dan
perempuan

dan

memerlukan

pemeriksaan

dalam

proses

pemasangannya.
Dapat menimbulkan lesi vagina dan berisiko mengalami infeksi

saluran kemih (Kemenkes R.I., 2013).


Penggunaan Agen Spermisida
45. Mekanisme kerjanya dengan mematikan sel sperma sehingga tidak
sampai mencapai mulut rahim. Oleh karena tingkat kegagalannya yang tinggi
ketika digunakan secara individual, sehingga agen spermisida ini digunakan
bersamaan dengan alat kontrasepsi lainya seperti kondom atau cervical cap

(Padubidri, 2015).
3) Penghambat Spermatogenesis
Gassipol
46. Mekanisme dari kontrasepsi ini adalah dengan menggagalkan proses
spermatogenesis (Baker et al., 2015). Seseorang yang menggunakan
kontrasepsi ini akan diberi agen kontrasepsi gassipol10-20 mg per hari selama
3 bulan dan setelah itu dosisnya diturunkan dengan pemberian 20 mg per 2
minggu. Target dari agen ini yaitu tubulus seminiferus yang mana dengan
menggagalkan proses spermatogenesis (Padubidri, 2015).
Kekurangan :
Pengguna merasa lemas

Hipokalemia (Baker et al., 2015).


Terjadi steriliasi, dilaporkan terjadi 20% kasus dari penggunaan agen
ini (Padubidri, 2015).

GnRH
47. Pemberian GnRH secara berkelanjutan akan mematikan sel sperma
dan menurunkan jumlah sperma tersebut. Dampak dari pemberian GnRH yaitu
menurunya keinginan berhubungan seksual dan osteoporosis, sehingga
pemberian GnRG dibatasi untuk pemberian jika diberikan untuk rentang waktu
yang lama) (Padubidri, 2015).

Medroxyprogesterone Asetate
48. Medroxyprogesterone

Asetate

di

berikan

sebanyak

250

mg

diinjeksikan dengan 200 mg (norethisterone via IM) untuk menghambat


spermatogensis dengan tingkat keberhasilan 97% (Padubidri, 2015).
4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
49. Mekanisme dalam mencegah kehamilan pada kontrasepsi ini yaitu
dengan menimbulkan reaksi radang pada endometrium. Selain itu juga disertai
peningkatan

produksi

prostaglandin

dan

infiltrasi

leukosit

sehingga

menyebabkan peningkatan kontraksi uterus dan menggangu proses nidasi.


Dengan dipasangnya alat kontrasepsi ini pada tuba falopi akan mengganggu
sperma bertemu dengan ovum, kemudian lendir servik juga mengental
sehingga menghambat pergerakan sperma (Amy, 2014).
Keuntungan :
Efektif mencegah

kehamilan

hubungan seksual.
Merupakan metode

jangka

dan

tidak

panjang

mengganggu
sehingga

aktivitas

menghemat

pengeluaran biaya untuk kontrasepsi dan kembalinya kesuburan


dalam

waktu

relatif

normal

yaitu

dari

bulan

penghentian

penggunaan.
Dapat dipasang walaupun baru saja melahirkan dan dapat digunakan
sampai menopause dan tidak memiliki efeksamping seperti pada
penggunaan pil oral kombinasi, contohnya penyakit-penyakit sistemik

(Padubidri, 2015).
Kekurangan :
Dapat menyebabkan peyakit radang panggul bila ibu sudah terinfeksi
klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.

Perubahan pola haid terutama 3-6 bulan pertama (haid memanjang

dan banyak, haid tidak teratur, dan nyeri haid).


Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakuka tenaga kesehatan
terlatih dan timbul nyeri dalam perut kurang lebih 2 bulan setelah

pemasangan (Kemenkes R.I., 2013).


AKDR dengan Progestin
50. Mekanisme yang terjadi dari metode AKDR dengan progestin ini
adalah dengan membuat endometrium mengalami transformasi yang ireguler
kemudian terjadi atrofi endometrium sehingga mengganggu implantasi dan
mencegah terjadinya pembuahan (Kemenkes R.I., 2013).

Kelebihan :
Efektifitasnya tinggi dan mengurangi risiko penyakit radang
51.
panggul dan anemia difisiensi besi.
Mengurangi nyeri haid dan gejala endometriosis (Kemenkes R.I.,
2013).
Kekurangan :
Perubahan pola haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, haid

jarang, haid memanjang, atau tidak haid).


Timbul sakit kepala, pusing, nyeri payudara, mual, kenaikan berat

badan, perubahan suasana perasaan (Kemenkes R.I., 2013).


5) Metode Pembedahan (Kontrasepsi Mantap)
52.
Operasi sterilisasi dilakukan dengan tujuan utama untuk mencegah
kehamilan secara permanen (Padubidri, 2015).
Vasektomi (Vasectomy)
53. Mekanisme dari vasektomi yaitu dengan menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan cara melakukan oklusi vasa deferens (Kemenkes R.I.,
2013).
Kelebihan :
Prosedur bedahnya aman dan beberapa orang mengatakan menyukai
metode ini karena menghentikan kesuburan secara permanen
Tidak mempengaruhi hasrat seksual, fungsi seksual pria

atau

maskulinitas (Kemenkes R.I., 2013).


Kekurangan :
Perlu prosedur pembedahan yang harus dilakukan tenaga kesehatan

terlatih (Kemenkes R.I., 2013).


Individu dengan motivasi yang kurang kadang menunjukan impotensi

yang disebabkan dari faktor psikologi (Padubidri, 2015).


Tubektomi (Tubectomy)

54. Mekanisme dari kontrasepsi ini yaitu menutup tuba falopi dengan
mengikat atau memasang cincin sehingga mencegah bertemunya sperma
bertemu dengan ovum (Kemenkes R.I., 2013).
Kelebihan :
Mengurangi resiko penyakit radang panggul dan kanker endometrium.
Beberapa orang mengatakan menyukai metode ini karena
55. menghentikan kesuburan secara permanen (Kemenkes R.I., 2013).
Kekurangan :
Perlu prosedur pembedahan yang harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih (Kemenkes R.I., 2013).
6) Kontrasepsi Hormonal
Suntikan kombinasi
56. Suntikn

kombinasi

merupakan

metode

kontrasepsi

dengan

memasukan agen kontrasepsi baik estrogen maupun progestin dengan


menggunakan alat suntik. Mekanisme yang terjadi dari metode ini yaitu
kombinasi hormon mempengaruhi sistem reproduksi dengan mengentalkan
lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu dan atrofi pada
endometrium yang menyebabkan terganggunya proses implantasi (Kemenkes
R.I., 2013).

Kelebihan :
Dapat dihentikan sesuai keinginan penggunanya
Ideal dalam menjarangkan kehamilan (Kemenkes R.I., 2013).
Kekurangan :
Penggunaannya tergantung oleh tenaga kesehatan
Risiko yang ditimbulkan mirip pil kombinasi (Kemenkes R.I., 2013).
Suntikan progestin
57. Mekanisme yang terjadi dari metode ini yaitu hormone yang
disuntikan mempengaruhi kondisi yang terjadi pada sistem reproduksi seperti
penekanan ovulasi. Suntikan diberikan dengan durasi penyuntikan 3 bulan
sekali (DMPA). (Kemenkes R.I., 2013).
Kelebihan :
Mengurangi resiko penyakit radang panggul simptomatik, anemia
defisiensi

besi,

kanker

endometrium

dan

mengurangi

gejala

endometriosis.
Kekurangan :
Berisiko mengalami sakit kepala dan pusing dan kenaikan berat badan
Perubahan suasana perasaan dan penurunan hasrat seksual

(Kemenkes R.I., 2013).


Implan (Alat Kontrasepsi di Bawah Kulit (AKBK)

58. Implan adalah metode kontrasepsi dengan melakukan insersi


subdermal lengan atas atau bawah kemudian implan dimasukkan di bawah
kulit. Mekanisme yang terjadi dari kontrasepsi implant yaitu dengan menekan
ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi,
kemudian mengurangi transportasi sperma (Kemenkes R.I., 2013).
Kelebihan :
Mengurangi resiko penyakit radang panggul simptomatik
Mengurangi risiko anemia defisiensi besi
Efek perlindungan jangka panjang dan efektif mencegah kehamilan
(Kemenkes R.I., 2013).
Kekurangan :
Perlu prosedur bedah yang harus dikerjakan oleh tenaga kesehatan

terlatih dan perubahan pola haid


Berisiko mengalami sakit kepala, perubahan suasana perasaan,

perubahan berat badan dan muncul jerawat (Kemenkes R.I., 2013).


Pil KB MINI (Pil Progestin/Minipil)
59. Pil KB MINI merupakan pil KB dengan kandungan hormone tunggal,
yaitu progestogen. Mekanisme pada minipil yaitu dengan mempengaruhi fungsi
endometrium yang menyebabkan transformasi lebih awal sehingga implantasi
lebih sulit, menyebabkan kentalnya lendir serviks dan meningkatkan motilitas
tuba sehingga sperma terganggu (Padubidri, 2015).
Kelebihan :
Dapat diminum saat menyusui dan penggunaan dikendalikan oleh

perempuan.
Dapat dihentikan kapan saja tanpa dibantu tenaga kesehatan

(Kemenkes R.I., 2013).


Kekurangan :
Perubahan pola haid dan kadang disertai sakit kepala, perubahan

suasana perasaan.
Harus diminum setiap hari pada jam yang sama dengan toleransi

waktu yang pendek (Kemenkes R.I., 2013).


Pil KB/Pil Kombinasi
60. Pil Kombinasi merupakan salah satu metode kontrasepsi yang
dipublikasikan oleh Pincus di tahun 1956 dalam bentuk kontrasepsi oral. Pil KB
kombinasi sangat banyak diminati hingga tercatat sekitar 3 juta wanita memilih
menggunakan kontrasepsi ini pada masa itu. Pil oral kombinasi mengandung
ethinyloestradiol dan progetogen oral. Dari beberapa penelitian menyebutkan
bahwa keberhasilan pil KB dosis rendah hanya mencegah ovulasi dengan
presentase 50% saja (Padubidri, 2015).

61. Pil KB kombinasi yang beredar dimasyarakat tentunya dengan


berbagai merek dagang yang berbeda, namun dengan kandungan agen
hormonal yang hampir sama yang setiap blisternya mengandung 28 tablet
salut gula, 21 tablet aktif mengandung Ethinylestradiol 0,03 mg dan
levonorgestrel 0.15 mg, 7 tablet plasebo mengandung Sakarum laktis (Kasim
dkk, 2015).
Kelebihan :
Banyak yang berpendapat menyukai kontrasepsi ini karena metode ini

dikendalikan oleh perempuan.


Tidak mengganggu hubungan

seksual

dan

efektifitas

dalam

pengontrolan kehamilan yang tinggi yaitu dengan kegagalan sekitar 1

dari 100 penggunanya.


Menurunya kejadian nyeri haid, nyeri saat ovulasi dan perdarahan

haid (Kemenkes R.I., 2013).


Kekurangan :
Berisiko pada kesehatan seperti penggumpalan darah
62. vena dalam tungkai atau paru-paru namun jarang terjadi.
Beresiko mengalami stoke.
Beresiko mengalami peningkatan tekanan darah.
Memiliki efek samping seperti menimbulkan sakit kepala, pusing,
mual, dan nyeri payudara .
Berisiko mengalami serangan jantung.
Efek samping terkaid haid seperti; perubahan pola haid,
haid jarang, atau tidak haid.
Menimbulkan perubahan berat badan.
Menimbulkan perubahan suasana perasaan.
Penggunaanya setiap hari (Kemenkes R.I., 2013).
64.
64.1 Jenis-jenis Pil KB
65.
Berdasarkan kandungan hormon, secara umum pil KB dibedakan

63.

sebagai berikut:
1) Pil KB kombinasi
66. Pil KB kombinasi mengandung gabungan dua macam hormone
sintetis yaitu estrogen dan progesterone dengan bentuk sintetis progesterone
yang disebut progestogen. Agen farmakologi seperti hormon estrogen yang
biasa digunakan dalam kontrasepsi oral kombinasi adalah ethynilestradiol,
sedangkan hormon progesteron yang digunakan antara lain adalah desogestrel,
drospirenon, gestoden, norethisteron, norgestimat dan levonorgestrel.
67. Metode ini merupakan salah satu metode kontrasepsi yang disukai
wanita karena mudah digunakan. Kekuatan atau kadar estrogen dan
progesteron dalam pil KB ini bervariasi, sehingga memungkinkan wanita yang

merasa tidak cocok dengan salah satu jenis pil dapat menggantinya dengan
jenis pil yang lain. Kandunagan ethinylostradiol (EE 2) sering digunakan untuk pil
KB kombinasi adalah 20-30 mcg (Padubidri, 2015).
2) Monophasic (kandungan sama)
68. Monophasic yaitu pil KB dengan kandungan hormon yang sama
antara hormone estrogen maupun progestin (Padubidri, 2015).
69.
Tabel 2.2 Kandungan Hormon Setiap Generasi
70.

Kandungan Hormone Dari Setiap Generasi Tipe Monophasic

71.

Generasi

ke 1
74.

Generasi

ke 4

73.

Norethindrone

75.

Ethinyloestra

76.

Norgestrel, LNG

Ethinyloestra

79.

Desogestrel,

diol
Generasi

ke 3
80.

Ethinyloestra

diol

ke 2
77.

72.

78.
diol

Generasi

81.

gestodene, norgestimate
Ethinyloestra

82.

Drospirenone

diol

3) Biphasic (2 langkah)
83. Pil KB biphasic (dua langkah) yang mana mengandung estrogen
dengan dosis yang sama pada monophasic selama 21 hari pertama akan tetapi
untuk dosis progestogenya ditingkatkan setelah pil ke-11, sehingga pil KB
biphasic memiliki kandungan progestogen yang lebih rendah dari pil KB
monophasic (Padubidri, 2015).
4) Triphasic (3 langkah)
84. Pil KB triphasic dibuat untuk menguragi jumlah total hormone selama
sebulan. Pil KB Triphasic ini dengan kandungan estrogen tetap rendah dan
dengan menaikan progestogen tiga kali sepanjang silklus.

Selama 6 hari

pertama dengan kandungan 30 mcg EE2 dan 50 mcg LNG, kemudian untuk 5
hari berikutnya dengan 40 mcg EE2 dan 75 LNG, untuk 10 hari terakhir dengan
30 mcg EE2 dan 125 mcg LNG, dan diikuti dengan tanpa pemberian obat
kontrasepsi selama satu minggu. Pil KB Triphasic lebih unggul disbanding lainya
karena dosis gabungannya yang paling rendah dan dengan efek metabolisme
paling kecil (Padubidri, 2015).
5) Pil Progestin (Minipill/Progestogen-Only Pil/Pop)
85. Pil progestin atau yang secara internasional disebut (Minipill/
Progestogen-Only Pil/POP) merupakan pil KB dengan kandungan hormone
tunggal, yaitu progestogen. Dosis yang sering digunakan dalam POP yaitu
norethisterone 350 mcg, norgestrel 75 mcg atau LNG 30 mcg (Padubidri, 2015).

86.
86.1 Cara Penggunaan Pil KB Kombinasi
87.
Pil KB kombinasi yang beredar di masyarakat secara umum terdiri
dari 2 jenis yaitu pil dengan kemasan 21 dan pil dengan kemasan 28, cara
mengkonsumsi pil KB kombinasi yaitu sebagai berikut:
1) Pil dengan kemasan 21 membutuhkan jeda waktu 7 hari tanpa minum pil
sebelum pengguna meneruskan untuk minum pil dari kemasan yang baru. Pil
dengan kemasan 28 tidak membutuhkan jeda waktu 7 hari tanpa minum pil
sebelum pengguna pil meneruskan minum pil dari kemasan yang baru.
2) Cara memulai minum pil harus benar yaitu dimulai pada saat menstruasi, hal
tersebut untuk menjamin bahwa tidak sedang terjadi kehamilan pada wanita
tersebut.
3) Pil pertama yang diminum pada kemasan 28 haruslah pil yang ditandai dengan
bagian yang diarsir pada bagian belakang kemasan.
4) Minum pil pada jam yang sama setiap hari sesuai dengan hari dan mengikuti
tanda panah pada bagian belakang kemasan tablet.
5) Minum pil pada waktu yang sama setiap harinya, agar perlindungan terhadap
kehamilan dapat dimaksimalkan (BPOM R.I., 2012).
88.
88.1 Tindakan untuk Kelalaian Minum Pil KB Kombinasi
1) Lupa minum 1 pil: Upayakan minum pil yang terlupa dengan segera setelah
teringat, dan minum pil berikutnya sesuai jadwal.
2) Lupa minum 2 pil: Upayakan minum 2 pil yang terlupa segera setelah teringat
dan hari berikutnya minum 2 pil lagi. Untuk slanjutnya minum pil sesuai jadwal
3) Lupa minum 1 atau 2 pil pada saat sisa pil pada kemasan tablet kurang dari 7:
minum pil yang terlupa dengan segera setelah teringat dan selanjutnya
dianjurkan minum pil seperti biasa tetapi pada saat pil dikemasan tersebut habis:
Jika yang diminum pil kemasan 21: segera lanjutkan minum pil dari kemasan

baru tanpa jeda 7 hari


Jika yang diminum pil kemasan 28: buang 7 pil pertama yang pada bagian
belakang kemasannya diarsir dari kemasan baru dan lanjutkan minum pil
yang bagian belakang kemasannya tidak diarsir dari kemasan baru (BPOM

R.I., 2012).
89.
89.1 Mekanisme Kerja Pil KB
1) Menghambat ovulasi
90. Hormon yang terkandung dalam pil KB melakukan mekanisme
penghambatan ke hipotalamus dengan demikian terjadi penekanan sekresi
hormo pemicu FSH (Folicel Stimulating Hormon, dan selanjutnya kelenjar
pituitari menekan produksi hormone FSH. Setelah terjadi penekanan sekresi
hormone FSH jumlah FSH berkurang dan tidak dalam jumlah yang cukup
sehingga folikel gagal tumbuh dan berkembang (pematangan). Akibat dari hal

tersebut mekanisme ovulasi akan gagal sehingga kehamilan tidak terjadi


(Padubidri, 2015).
2) Mencegah implantasi
91. Progestogen yang terkandung dalam pil KB kombinasi menyebabkan
perubahan (endometrium) atau mengganggu pola normal pertumbuhan
endometrium. Kondisi tersebut menyebabkan perubahan dinding rahim sehingga
endometrium menjadi atrofi dan terjadi gangguan pematangan endometrium,
selanjutnya endometrium tidak siap menerima dan memelihara sel telur
sehingga implantasi gagal terjadi (Padubidri, 2015).
3) Perubahan mukus serviks
92. Selain menyebabkan perubahan pada
progestogen

juga

berpengaruh

terhadap

mucus

dinding
atau

endometrium,
lendir

serviks.

Progestogen dalam pil KB memicu penebalan dan mengentalnya lendir serviks


sehingga menyulitkan gerakan sperma menuju uterus (Padubidri, 2015).
4) Peningkatan motilitas tuba falopi
93. Efek yang juga diketahui dari penggunaan (OC) yaitu peningkatan
motiltas tuba falopi sehingga ovum yang sudah dibuahi akan jatuh di kavum uteri
sebelum mengalami implatasi dinding rahim (Padubidri, 2015).
94.
95.
96.
97.
97.1 Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Oral Pil KB kombinasi
98.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di tahun

2013,

memaparkan terkait efek samping yang dItimbulkan pil KB kombinasi Dalam Buku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan yaitu sebagai
berikut:
a) Efek samping ringan
1. Mual, mastalgia, break through bleeding dan edema yang berhubungan dengan
jumlah estrogen dalam sediaan. Efek samping ini lebih sering terjadi pada
penggunaan sediaan sekuensial karena sediaan ini lebih banyak mengandung
estrogen.
2. Perubahan psikologis biasanya bersifat sementara dan tidak bisa diramalkan untuk
setiap sediaan. Beberapa pengguna merasakan gejala yang durasakan pada masa
premenstrual yaitu mudah terangsang (iritable) dan depresi sepanjang siklus.
3. Sakit kepala biasanya bersifat sementara. Migrain menjadi lebih buruk dan pernah
dilaporkan adanya peningkatan cerebrovascular accident (CVA). Bila hal ini terjadi
selama masa terapi dengan pil KB, penggunaan pil KB harus dihentikan.
b) Efek samping mengganggu
1. Bertambahnya berat badan lebih sering terjadi pada sediaan pil KB
kombinasi dan bertambahnya pigmentasi kulit, pigmentasi biasanya hilang
setelah penghentian penggunaan.

2. Jerawat dapat menjadi banyak akibat pemakaian agen farmakologi yang


mengandung androgen pada pil KB kombinasi.
3. Progesterone merupakan penyebab terjadinya

candidiasis

vaginal,

berhubungan dengan perubahan flora dan pH vagina sehingga jamur mudah


tumbuh dan menimbulkan keputihan.
c) Efek samping berat
1. Ikterus sering dijumpai pada 3 siklus pertama terutama pada wanita dengan
anamnesa ikterus kolestatik dalam masa kehamilannya. Serum alkalin
fosfatase dan SGPT meningkat. Retensi BSP dan peningkatan Thymol
turbidity dijumpai pada beberapa pasien yang menunjukkan kerusakan
struktur hati dengan Ikterus dan gatal-berkurang dalam 1-8 minggu setelah
pil KB dihentikan.
2. Produksi ASI berkurang atau sedikit yang disebabkan oleh fakor estrogen
yang menekan produksi prolaktin, yang sangat berguna untuk merangsang
produksi ASI sehingga kadar prolaktin menjadi rendah dan menyebabkan
produksi ASI berkurang.
3. Kelainan Vaskular seperti tromboemboli 5-10 kali lipat pada ibu-ibu yang
minum pil KB, hal tersebut berkaitan dengan efek estrogen terhadap
vaskular secara langsung yang menyebabkan terjadinya perubahan tunika
intima pembuluh darah.
4. Peningkatan tekanan darah ini berhubungan dengan efek yang ditimbulkan
pil KB kombinasi pada fungsi endokrin yaitu estrogen pada pil KB oral
kombinasi diketahui mempengaruhi fungsi fisiologis adrenal dengan
meningkatkan konsentrasi alfa globulin dalam plasma yang mengikat
hidrokortison (ikatan protein-kortisol). Hal tersebut tidak menyebabkan
perubahan kronis pada sekresi kortisol tetapi konsentrasinya dalam plasma
mengalami peningkatan 2 kali lipat konsentrasi pada individu yang tanpa
penggunaan sediaan pil KB kombinasi. Kemudian sediaan estrogen juga
menyebabkan perubahan pada sistem angiotensin aldosteron, aktivitas
plasma renin diketahui meningkat dan terdapat peningkatan sekresi
aldosteron.
99.
99.1 Kontraindikasi Penggunaan Pil KB Kombinasi
100.
Informasi spesialite obat Indonesia (ISO) periode tahun 2015-2016,
memaparkan terkait

kontraindikasi penggunaan pil KB Kombinasi yaitu sebagai

berikut:
1. Seseorang yang mempunyai riwayat atau mengalami gangguan trombophlebitis
atau tromboembolik tidak diperbolehkan menggunakan kontrasepsi jenis ini.

2. Kontrasepsi oral pil KB Kombinasi jangan diberikan pada penderita yang


diketahui menderita tumor pada mamae atau neoplasma lain yang diduga
neoplasia estrogen-dependent.
3. Paien dengan penyakit hepar, migrain, diabetes dan hipertensi tidak dianjurkan
menggunkan pil KB kombinasi karena dapat menimbulkan serangan yang lebih
kuat.
4. Seseorang dengan riwayat kelemahan jantung kongestif tidak diperbolehkan
menggunakan pil KB Kombinasi.
5. Estrogen pada kontrasepsi oral pil KB Kombinasi dapat meningkatkan
pertumbuhan fibroid, sehingga wanita dengan tumor harus diberikan estrogen
dalam jumlah paling kecil.
6. Seseorang dengan perdarahan abnormal genital yang belum diketahui
penyebabnya.
7. Diketahui atau dicurigai adanya kehamilan (Kasim dkk, 2015).
101.
101.1 Perhatian penggunaan pil KB kombinasi
102.
Informasi spesialite obat Indonesia (ISO) periode tahun 2015-2016,
memaparkan peringatan dan perhatian terkait penggunaan pil KB Kombinasi bagi
yaitu sebagai berikut:
1. Sebelum memakai obat ini perlu dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau
tenaga kesehatan lain.
2. Pengguna kontrasepsi (klien) perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah,
abdomen, pelviks, dan test laboraturium secara periodik.
3. Penggunaan kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko yang serius yaitu
hipertensi, infark miokardia, tromboembolism, penyakit serebrovaskular, stroke,
hepatik neoplasia, kanker payudara, endometrium, ovarium dan kanker serviks,
penyakit kelenjar gondok.
4. Risiko morbidity atau mortality meningkat secara bermakna dengan adanya
faktor resiko seperti hipertensi, obesitas dan diabetes.
5. Jangan digunakan pada wanita yang menyusui, karena kontrasepsi oral pil KB
kombinasi di eksresikan melalui ASI.
6. Bila terjadi tanda-tanda proses tromboembolik, pengobatan harus segera
dihentikan.
7. Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun diharuskan berhenti merokok bila
menggunakan kontrasepsi ini.
8. Hentikan penggunaak kontrasepsi oral jika pandangan kabur/hilang.
9. Hati-hati pemberian pada penggunaan yang mempunyai riwayat depresi.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.

111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.

118.

Wanita usia < 20


tahun

Wanita usia 20 30
tahun

Alat reproduksi belum


berkembang secara
sempurna

Usia emas untuk


kehamilan

PATOFISIOLOGI

KONTRASEPSI

Wanita > 30 tahun


Usia rentan &
komplikasi kehamilan
cukup tnggi

Menjarang/menjarakk
an kehamilan

Menunda kehamilan

Keluarga berencana

Alat kontrasepsi
Wanita usia 20 30
tahun

Wanita < 20
tahun
Cara
sederhana
Kalender
Siklus
menstruasi
teratur
Sering
kebobolan
Kehamilan tidak
diharapkan
KOPING
INDIVIDU/KELUAR
GA TIDAK
EFEKTIF

Kondom

Barier
-Kurang efektif
-Mengganggu hub.
Sex
- Harus selalu
GANGUAN RASA
NYAMAN

Pil KB
Pil kombinasi
Mengandung
hormon estrogrn
& progesteron

Pil
tunggal
Mengandung dosis
kecil bahan progestin
sentesis
Mencegah
kehamian

Wanita > 30 tahun

Susuk KB

Suntik KB

Kapsul yang
disusukkan/diimpla
n dibawah kulit

Disuntikkan di
gluteus maxium/m.
deltoideus

Efek samping :
-Menstruasi tidak teratur
-Sakit kepala
-BB meningkat
-Mual & muntah
-Pusing
- Anorexia

Mencegah
kehamilan
Efektif bila
diminum teratur
Efek samping :
-Perdarahan diluar haid
-Mual
-Bercak hitam d pipi
-Jerawat
-Candidiasis pada vagina
-Nyeri kepala
- BB meningkat

KECEMASA
N

RESIKO
KEKURANGAN
CAIRAN TUBUH

Baik untuk wanita


yang menyusui dan
dipakai segera
setelah melahirkan
Efek samping :
-Amenorrhoe
-Sakit kepala
-Mual
-Muntah
-Rambut rontok
-Jerawat
-BB mningkat
- Kepadapatan tulang
menurun
KURANG
PENGETAHUAN

Alat kontrasepsi

Wanita < 20
tahun

Wanita usia 20 30
tahun

Wanita > 30 tahun

AKDR/IUD
KONTAP
Alat yang berukuran
kecil dan elastis
yang dimasukkan ke
dalam rahim

Tubektomi
Setiap tindakan
yang dilakukan
pada tuba fallopi
yang menyebabkan
wanita tidak hamil
lagi

Efek samping :
-Nyeri
-Perdarahan
-Haid lebih lama
- anemia

Cara
pemasangan
Penetrasi ke dalam
serviks

Prosedur klinik untuk


menghentikan
kapasitas reproduksi
pria dengan melakukan
oklusi vas deferens
sehingga alur transpor
sperma terhambat
sehingga proses
fertilisasi tidak terjadi

Efektif dan
permanan

Skor AKDR tidak


menjulur di kanalis
serviks

NYERI
Dikeluarkan

Pergeseran AKDR
dalam isthmus uteri
& serviks
AKDB/IUD masuk
dalam fundus

Vasekto
mi

Tidak
dikeluarkan
Ekspulsi/lokasi
ekstrauteri

AKDR terlihat

Komplikasi
meningkat

Abortus, sepis

Kemungkinan hamil
AKDR/IUD hilang
KECEMASAN

RESIKO INFEKSI

Komplikasi
menurun

Dikeluarkan dengan
instrumen

INTOLERANSI
AKTIVITAS

Kuret

DAFTAR PUSTAKA
Amy, G.M.W. 2014. Contraception for Adolescent and Young Adult Women. New
MMMYork :Springer
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural keperawata: konsep dan aplikasi kebutuhan MMMdasar
klien. Jakarta: Salemba Medika
Astuti, T. 2015. Buku Pedoman Umum Pelajar Geografi Rangkuman Inti Sari Mmmgeografi.
Jakarta :Vicosta Publishing
Badan POM R.I. 2012. Info POM Badan Pengawasan Obat Dan Makanan MMMRepublic
Indonesia. Jakarta :PIONas
Badan Pusat statistik Kabupaten Blitar. 2015. Kecamatan Sutojayan Dalam MMMAngka
2015. Surabaya :Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar. 2015. Statistik Daerah Kecamatan MMMSutojayan
2015. Blitar :BPS Kabupaten Blitar
Badan Pusat Statistik. 2015. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi November MMM2015,
Ed 5. Jakarta :Badan Pusat Statistik
Baker, P.N., S. Arulkumaran, S.T. Datta, T. A. Mahmood, F. Reid, M.I. Shafi. MMM2015.
Gynaecology: Prepare for the Mrcog: Key articles from the MMM MMMObstetrics,
Gynaecology & Reproductive Medicine journal. Cambridge MMM:Elsevier Health Sciences
Baradero, M., M.W. Dayrit, dan Y. Siswadi. 2008.Seri Asuhan Keperawatan Klien
MMMGangguan Kardiovaskular. Jakarta: EGC
Beevers, G., Y. Gregory, and B. Eoin. 2015. ABC of Hypertension. Ed 6. MMMChicester
:John Wiley & Sons
Billings, E., and A.O. Donovan. 2007. The Billings Method. Cambridge : Springer
MMMScience & Business Media. Terjemahan. Yusuf, L., M.F. Hayes, dan C.M. MMMUdiani.
2009. Metode Ovulasi Billings. Jakarta :Kepustakaan Populer MMMGramedia
BKKBN. 2014. Pusat Data dan informasi Situasi dan Analisa Keluarga MMMBerencana.
Jakarta Selatan :Kemenkes RI

Budiarto,

E.,

2009.

Biostatistika

Untuk

Kedokteran

Dan

Kesehatan

Masyarakat.

MMMJakarta :EGC
Chiang, C., et al. 2015. Profile of Non-communicable Disease Risk Factors MMMAmong
Young People in Palau. Nagoya: J Epidemiol
Departemen

Kementerian

Kesehatan

R.I.

2013.

Pedoman

Pengukuran

dan

MMMPemeriksaan. Jakarta: Departemen Kementerian Kesehatan R.I.


Departemen

Kesehatan.

2013.

Riset

Kesehatan

Dasar

2013.

Jakarta

Badan

MMMPenelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI


Dinas Kesehatan Provinsi. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. MMMSurabaya
:Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Filshie, M., and J. Guillebaud. 2013. Contraception: Science and Practice. MMMLondon
:Butterworth-Heinemann
Goldman,L., and Andrew. 2015. Goldman-Cecil Medicine. New York: Elsevier MMM Health
Sciences
Hall, T. 2013. Pace for the MRC, with 250 clinical case Kanada

Elsevier Health

MMMSciences
Hopkins.

2009.

The

Knowledge

Advantage.

USA

:Capstone

Publishing

Ltd.

MMMTerjemahan Hong, S.P. 2012. Kelebihan Pengetahuan. Kuala Lumpur MMM:ITNM


James, T., and Pasqualini. 2013. Proceedings of the Fourth International MMMCongress on
Hormonal Steroids: Mexico City. New York :Pergamon Press
Junaedi, E., S. Yulianti, dan M.G Rinata,. 2014. Hipertensi Kandas Berkat MMMHerbal.
Jakarta :FMedia
Kementerian Kesehatan R.I. 2012. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana MMMPasca
Persalinan di Fasilitas Kesehatan. Jakarta :BKKBN
Kementerian Kesehatan R.I. 2013. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di MMMfasilitas
kesehatan dasar dan rujukan. Jakarta:Kementerian Kesehatan R. I.
Kementerian Kesehatan R.I. 2013. Panduan peringatan hari kesehatan sedunia MMM2013.
Jakarta: Kementerian Kesehatan R. I.

Kementerian Kesehatan R.I. 2014. Infodatin Pusat Data Dan Informasi MMMKementerian
Kesehatan Republik Indonesia Hipertensi. Jakarta MMM:Kementerian Kesehatan R. I.
Kementerian Kesehatan R.I. 2014. Infodatin Pusat Data Kementerian Kesehatan
MMMRepublik Indonesia. Jakarta :Kementerian Kesehatan R. I.
Kementerian Kesehatan R.I. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. MMMJakarta
:Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kmenterian Kesehatan R.I. 2014. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan
MMMPenelitian Dan Pengembangan Kesehatan
Kofi, K.D. 2013. The Theory of the Knowledge Square: The Fuzzy

Rational

MMMFoundations of the Knowledge-Production Systems .Heidelberg :Springer


Kurniawati, H. 2010. Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Pil Kb Kombinasi MMMDengan
Tekanan Darah Tinggi Pada Wanita Usia Subur Di MMMPuskesmas Kecamatan Grogol
Petamburan Kota Administrasi Jakarta MMMBarat. Depok: UI
Leondes, C.T. 2014. Intelligent Knowledge-Based Systems:Business and MMMTechnology
in the New Millennium. Los Angeles :Springer Science & MMMBusiness Media
Lorri, Z. 2014. Knowledge Management in Healthcare. Dorcheste:Ashgate MMMPublishing
Ltd
Lubianca,

J.N.,

L.

Moreira,

M.

Gus,

and

F.D.

Fuchs.

2005.

Stopping

oral

MMMcontraceptives: an effective blood pressure-lowering intervention in women MMMwith


hypertension. Porto Alegre: Nature Publishing Group
Mathew,

S.,

and

M.

Afreen.

2013.

An

Introduction

to

Education.

Blomington

MMM:AuthorHouse
Mehmet, O., and M. Roizen. 2015. The Oweners Manual An Insiders Guide To MMMThe
Body That Will Make Your Healthier And Young. New York: MMMHarperCollins Publishers.
Terjemah Astuti, R., S. Faridi, dan Paratiwi. 2015. MMMSehat Tanpa Dokter Panduan
lengkap memahami tubuh agar tetap sehat MMMdan awet muda. Yogyakarta :Bentang B
first
Nadar, S. 2015. Hypertension. New York :Oxford University Press
Nadesul, H. 2009. Dari Balik Kamar Praktik Dokter. Jakarta: Penerbit libri

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta


Nunes, M.B. 2015. Knowledge Sharing in Chinese Hospitals:Identifying MMMSharing
Barriers in Traditional Chinese and Western Medicine MMMCollaboration. Berlin :Springer
Olanike, F. and Deji. 2011. Gender and Rural Development: Introduction. Berlin MMM:LIT
Verlag Munster
Padubidri, V. G., and S.N. Daftary. 2015. Shaw's Textbook of Gynecology. New MMMDelhi
:Elsevier Health Sciences
Pallardo,

A.,

I.

Cano,

M.A.

Cristobal,

M.

Blanco,

Lozano.

2012.

Hormonal

MMMContraception and Diabetes. Auckland :Libertas Academic Ltd


Pazol, K., B. Lauren, S.J. Tregear, N.M.Smith, and M.E. Gavin. 2015. Impact of
MMMContraceptive Education on Contraceptive Knowledge and Decision Making MMMA
Systematic Review. United States :Elsevier Inc
Perez, E.F. 2010. Ethinylestradiol Atau Dienogest in Oral Contraception. Spain : MMMAdis
Data Information BV
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015. Pedoman MMMTatalaksana
Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta :PP PERKI
Permatasari,

G.,

2012.

Gambaran

Pengetahuan

Tentang

Efek

Samping

Pada

MMMAkseptor KB Pil Oral Kombinasi. Surakarta :STIKES Kusuma Husada MMMSurakarta


Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Jogjakarta :Mitra
Santoso, M.I.E. 2013. Buku Ajar Etik Penelitian Kesehatan. Malang: Universitas
MMMBrawijaya Pres (UB Press)
Saraswati, M., dan I. widaningsih. 2011. Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial. MMMBandung
:PT Grafindo Media Pratama
Sheldon, J. 2012. Demographic and Programmatic Consequences of MMMContraceptive
Innovations Reproductive Biology. New York:Springer MMMScience & Business Media
Shoupe, D. 2011. GIP-Gynaecology in Practice: Contraception. Los Angeles MMM:WileyBlackwell

Siregar,

S.

2014.

Statistik

Parametrik

Penelitian

Kuantitatif;Dengan

Perhitungan

MMMManual Dan Aplikasi Spss Versi 17. Jakarta :PT Bumi Aksara
Soladove, A. 2008. Oral Contraceptive InduceBlood Pressure is Prevented by MMMRenin
Angiotensin Suppression in Female Rats But Not By Sympathetic MMMNervous System
Blokade. Indian :Journal of Experimental Biology
Stella, S. 2015. Guidelines The 2015 Canadian Hypertension Education Program
MMMRecommendations for Blood Pressure Measurement, Diagnosis, MMMAssessment of
Risk, Prevention, and Treatment of Hypertension. Kanada : MMMElsevier Health Sciences
Undang-Undang

Republik

MMMKependudukan

Dan

Indonesia

Nomor

Pembangunan

52

Tahun

Keluarga.

2009.

Jakarta

Perkembangan

:Lembaga

Negara

MMMRepublik Indonesia
Wahyuningsih, R. 2013. Penatalaksanaan Diet pada pasien. Yogyakarta :Graha MMMIlmu
World

Health

Organization.

2007.

Selected

Practice

Recommendation

For

MMMContraceptive Use, Ed 2. New York: World Health Organization. MMMTerjemahan


Indriani, K., Sumandikarya, dan Nugroho, A.W. 2009. MMMRekomendasi Praktik Pilihan
Penggunaan Kontraseps, Ed 2. Jakarta :EGC
Zulfikar dan Budiantara, I.N. 2012. Manajemen Riset Dengan Pendekatan MMMKomputasi
Statistika. Yogyakarta: CV Budi Utama

Вам также может понравиться