Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Kehamilan
1.1 Definisi
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6,
triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan
Waspodo, 2007. p. 89).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).
1.2 Tanda kehamilan
Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil. Ada 3 tanda
kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), kemungkinan
(perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa), Dan positif hamil (Bobak, 2005).
2. Perubahan adaptasi kehamilan
Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang
mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan
kehamilan. Tetapi sayangnya proses farmakologis atau patofisiologis kadang memicu
perubahan endokrin atau anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga dapat
membingungkan. Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai
kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti ada kehamilan.
Gejala dan tanda tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain :
a. Bukti Presumtif (tidak pasti)
Gejalanya :
Tanda :
Terhentinya menstruasi.
Perubahan pada payudara.
Perubahan warna mukosa vagina.
Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae pada abdomen.
Pembesaran abdomen.
Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus.
Perubahan anatomis pada serviks.
Kontraksi Braxton Hicks
Ballotement
Kontur fisik janin.Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum.
Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung
ibu.
Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan
serviks menjadi lebihmerah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina
mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih
rentan terhadap infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi
serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan
perkembangan desidua. Dinding-dindingotot menjadi kuat dan elastis, fundus
pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8
minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan12 minggu
kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi
pada istmus uterimembuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang
disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu kehamilan, uterus juga mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan. Pematangan
folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat satu
corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6 - 7 minggu,
kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
Trimester 2
Hormon estrogen
dan
progesteron
terus
meningkat
dan
terjadi
Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk
persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa
bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi.
Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan
dan lebih kental. P ada
uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir
kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan
segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.
b. Payudara/ mammae
Trimester 1
Trimester 2
Pada kehamilan12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan kental
kekuning-kuningan yangdisebut Kolustrum. Kolustrumini berasal dari asinus
yang mulai bersekresi.selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae
membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan
ukuran tersebut sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada
pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen
menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.
Trimester 3
Pembentukan lobules dan alveolimemproduksi dan mensekresi cairan yang
kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di
dalamnya lambat dan payudara menjadi semakin besar.
c. Kulit
Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang
melanosit
sejak akhir
menyebabkan
bulan
timbulnya
kedua
pigmentasi
kehamilan sampai
pada
kulit.
Linea
aterm
nigra
yang
adalah
pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah kulit
abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan
membentuk kloasma atau melasma gravidarum
leher
(topeng kehamilan).
Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan kulit genital. Pigmentasi ini
biasanya akan menghilang atau berkurang setelah melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan
merah pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering
disebut
sebagai
nevus
angioma
atau
teleangiektasis.
Eritema
Trimester 2
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada
menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah
dermal.
Trimester 3
masa ini
epidermal dan
Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar
diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah
serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan terebut
diakibatkan oleh perubahan metabolikyang menyebabkan pertambahan air
selular dan penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan
ibu. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1
kg.
Trimester 2
Kenaikan berat
badan
ibu
karena
Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat
bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat
timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan
tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh peningkatan tekanan
vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava.
Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan
edema pada akhir kehamilan.
10 minggu
20 minggu
30 minggu
40 minggu
Janin
300
1500
3400
Plasenta
20
170
430
650
Cairan
30
350
750
800
cairan
amnion
Uterus
140
320
600
970
Mammae
45
180
360
405
Darah
100
600
1300
1450
10 minggu
20 minggu
30 minggu
40 minggu
30
80
1480
Lemak
310
2050
3480
3345
Total
650
4000
8500
12500
cairan
Cairan
ekstraseluler
e. Perubahan Hematologis
Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Konsentrasi
hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan.
Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama kehamilan juga
cenderung meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin.
Trimester 2
Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan
eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang dan
peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah usia gestasi 20 minggu,
sesuai dengan saat produksi eritrosit paling tinggi.
Trimester 3
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun selama
kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula. Perlu diperhatikan
kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi
Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh
defisiensi besi
f.
Sistem Kardiovaskuler
Trimester 1
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu pertama
kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami peningkatan
yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler sistemik serta
Trimester 2
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena cava
inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan
berdampak pada pengurangan darah balik vena ke jantung hingga terjadi
penurunan preload dan cardiac outputyang kemudian dapat menyebabkan
hipotensi arterial.
Trimester 3
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran
uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada
posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan
dengan posisi miring
Tabel 2.3 : Perubahan kardiovaskuler dalam kehamilan
Parameter
Jumlah perubahan
Penentuan waktu
4 - 6 mmHg
Diastolik
8 15 mmHg
kehamilan pada
Rata - rata
6 10 mmHg
masanya
Frekuensi denyut
12 18 BPM
jantung
Volume stroke
10 30 %
Curah jantung
33 45 %
g. Sistem pernafasan
Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan
yang mungkin diinterpretasikan sebagai dipneu. Hal itu sering mengesankan
adanya kelainan oaru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-apa.
Pengingkatan usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi
terutama oleh progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang
Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang lebih 6 cm
dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada
rongga abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per
menit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan
Trimester 3
Pergerakan diafragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuiran uterus
dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal,
volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per menit akan
mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih
dalam sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi
oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya
sekresi progesteron
h. Sistem urinaria
Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus
sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia
kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan
naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan.
Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada
awal kehamilan
Trimester 2
Uterus yang membesar mlai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan
pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu adanya peningkatan
vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan
menjadi mudah berdarah bila terluka
Trimester 3
Pada akhir kehamilan,
Sistem muskuloskeletal
Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal.
Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone terjadi
relaksasi sari jaringan ikat kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah
cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas
dan mobilitas persendiran. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan
biasanya normal apabilan asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi
Trimester 2
Tidak seperti pada trimeter 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian
sedikit berkurang, hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada
connective tissue, terutama di daerag siku dan pergelangan tangan
Trimester 3
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil memilik
bebtuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis dan
pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal.
Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil
dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung
j.
Sistem Persarafan
Trimester 1
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian,
konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa nifasawal. Namun,
penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamilantidak terbatas dan
seringkali bersifat anekdot.
Trimester 2
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2 bulan
pertama pascapartum, wanita mengalami kesulitan untukmulai tidur, sering
terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang
berkurang.
Trimester 3
Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan memori terkait
kehamilan yang terbatas pada trimester tiga. Penurunan ini disebabkan oleh
depresi, kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan
dengan kehamilan. Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara
dan cepat pulih setelah kelahiran.
k. Sistem Pencernaan
Trimester 1
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi
lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi
asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh
human Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga
berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada
beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makananyang mungkin berkaitan
dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual.
Trimester 2
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser.
Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke
arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada
kehamilan trimester 3.
Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos
pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus
sphincteresofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks
dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn.
Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih
banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan
mual dapat terjadi akibat penurunan asam lambung
2. Kontrasepsi
2.1 Definisi
3. Kontrasepsi merupakan mekanisme pencegahan konsepsi. Kontrasepsi bisa
saja bersifat sementara yaitu tergantung metode yang digunakan. Metode
kontrasepsi memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Sebagian besar kesuburan akan
kembali dalam waktu yang singkat atau beberapa bulan setelah menghentikan
metode kontrasepsi tersebut (Padubidri, 2015).
4. Ketika
sebuah
pasangan
memilih
metode
kontrasepsi,
sebaiknya
10.
Fase
11.
Fase
12.
Fase tidak
rutan
menunda
menjarangkan
prioritas
kehamilan
kehamilan (anak 2)
3)
13.
14.
Pil
15.
AKDR
16.
Steril
17.
18.
AKDR
19.
Suntikan
20.
AKDR
21.
22.
Kondom
23.
Minipil
24.
Implan
25.
26.
Implan
27.
Pil
28.
Suntikan
29.
30.
Suntikan
31.
Implan
32.
Kondom
33.
35.
Kondom
36.
Pil
34.
37.
37.1 Metode Kontrasepsi
1) Metode alamiah
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
38. Metode MAL dengan memanfaatkan proses pemberian air susu ibu
(ASI) eksklusif untuk menekan terjadinya ovulasi. Aturan atau syarat dalam
menggunakan metode ini adalah; ibu belum mengalami haid lagi, bayi disusui
secara eksklusif dan sering sepanjang siang dan malam, bayi berusia kurang
khusus
Meningkatkan pengetahuan ibu dengan kondisi kesehatanya sendiri
R.I., 2013).
Senggama Terputus (Coitus Interruptus)
40. Metode ini merupakan metode kontrasepsi secara tradisional dimana
pasangan laki-laki mengeluarkan organ reproduksinya (penis) dari vagina
sebelum mencapai ejakulasi (Kemenkes, 2013). Hal ini terjadi bukan karena
terlambat menarik organ reproduksi sebelum ejakulasi akan tetapi karena
cairan prostat yang dikeluarkan sebelum ejakulasi diketahui mengandung
spermatozoa (Padubidri, 2015).
Kelebihan :
Tidak perlu biaya dan prosedur khusus, tidak memiliki kontraindikasi
dan efeksamping .
Aman bagi seseorang yang sedang menyusui (Padubidri, 2015).
Kekurangan :
Kurang efektif atau tingkat kegagalanya tinggi (25:100 ibu dalam 1
tahun).
Tergantung motivasi dan kesepakatan dari masing-masing pasangan
(Padubidri, 2015).
41.
2) Kontrasepsi (Penghalang)
Kondom pria
42. Kondom hanya digunakan
sekali
pakai
yaitu
dengan
cara
transmitted diseasess).
Dapat digunakan sebagai metode sementara atau cadangan (backup)
kurang
nyaman
dalam
dan
memerlukan
pemeriksaan
dalam
proses
pemasangannya.
Dapat menimbulkan lesi vagina dan berisiko mengalami infeksi
(Padubidri, 2015).
3) Penghambat Spermatogenesis
Gassipol
46. Mekanisme dari kontrasepsi ini adalah dengan menggagalkan proses
spermatogenesis (Baker et al., 2015). Seseorang yang menggunakan
kontrasepsi ini akan diberi agen kontrasepsi gassipol10-20 mg per hari selama
3 bulan dan setelah itu dosisnya diturunkan dengan pemberian 20 mg per 2
minggu. Target dari agen ini yaitu tubulus seminiferus yang mana dengan
menggagalkan proses spermatogenesis (Padubidri, 2015).
Kekurangan :
Pengguna merasa lemas
GnRH
47. Pemberian GnRH secara berkelanjutan akan mematikan sel sperma
dan menurunkan jumlah sperma tersebut. Dampak dari pemberian GnRH yaitu
menurunya keinginan berhubungan seksual dan osteoporosis, sehingga
pemberian GnRG dibatasi untuk pemberian jika diberikan untuk rentang waktu
yang lama) (Padubidri, 2015).
Medroxyprogesterone Asetate
48. Medroxyprogesterone
Asetate
di
berikan
sebanyak
250
mg
produksi
prostaglandin
dan
infiltrasi
leukosit
sehingga
kehamilan
hubungan seksual.
Merupakan metode
jangka
dan
tidak
panjang
mengganggu
sehingga
aktivitas
menghemat
waktu
relatif
normal
yaitu
dari
bulan
penghentian
penggunaan.
Dapat dipasang walaupun baru saja melahirkan dan dapat digunakan
sampai menopause dan tidak memiliki efeksamping seperti pada
penggunaan pil oral kombinasi, contohnya penyakit-penyakit sistemik
(Padubidri, 2015).
Kekurangan :
Dapat menyebabkan peyakit radang panggul bila ibu sudah terinfeksi
klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.
Kelebihan :
Efektifitasnya tinggi dan mengurangi risiko penyakit radang
51.
panggul dan anemia difisiensi besi.
Mengurangi nyeri haid dan gejala endometriosis (Kemenkes R.I.,
2013).
Kekurangan :
Perubahan pola haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, haid
atau
54. Mekanisme dari kontrasepsi ini yaitu menutup tuba falopi dengan
mengikat atau memasang cincin sehingga mencegah bertemunya sperma
bertemu dengan ovum (Kemenkes R.I., 2013).
Kelebihan :
Mengurangi resiko penyakit radang panggul dan kanker endometrium.
Beberapa orang mengatakan menyukai metode ini karena
55. menghentikan kesuburan secara permanen (Kemenkes R.I., 2013).
Kekurangan :
Perlu prosedur pembedahan yang harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih (Kemenkes R.I., 2013).
6) Kontrasepsi Hormonal
Suntikan kombinasi
56. Suntikn
kombinasi
merupakan
metode
kontrasepsi
dengan
Kelebihan :
Dapat dihentikan sesuai keinginan penggunanya
Ideal dalam menjarangkan kehamilan (Kemenkes R.I., 2013).
Kekurangan :
Penggunaannya tergantung oleh tenaga kesehatan
Risiko yang ditimbulkan mirip pil kombinasi (Kemenkes R.I., 2013).
Suntikan progestin
57. Mekanisme yang terjadi dari metode ini yaitu hormone yang
disuntikan mempengaruhi kondisi yang terjadi pada sistem reproduksi seperti
penekanan ovulasi. Suntikan diberikan dengan durasi penyuntikan 3 bulan
sekali (DMPA). (Kemenkes R.I., 2013).
Kelebihan :
Mengurangi resiko penyakit radang panggul simptomatik, anemia
defisiensi
besi,
kanker
endometrium
dan
mengurangi
gejala
endometriosis.
Kekurangan :
Berisiko mengalami sakit kepala dan pusing dan kenaikan berat badan
Perubahan suasana perasaan dan penurunan hasrat seksual
perempuan.
Dapat dihentikan kapan saja tanpa dibantu tenaga kesehatan
suasana perasaan.
Harus diminum setiap hari pada jam yang sama dengan toleransi
seksual
dan
efektifitas
dalam
63.
sebagai berikut:
1) Pil KB kombinasi
66. Pil KB kombinasi mengandung gabungan dua macam hormone
sintetis yaitu estrogen dan progesterone dengan bentuk sintetis progesterone
yang disebut progestogen. Agen farmakologi seperti hormon estrogen yang
biasa digunakan dalam kontrasepsi oral kombinasi adalah ethynilestradiol,
sedangkan hormon progesteron yang digunakan antara lain adalah desogestrel,
drospirenon, gestoden, norethisteron, norgestimat dan levonorgestrel.
67. Metode ini merupakan salah satu metode kontrasepsi yang disukai
wanita karena mudah digunakan. Kekuatan atau kadar estrogen dan
progesteron dalam pil KB ini bervariasi, sehingga memungkinkan wanita yang
merasa tidak cocok dengan salah satu jenis pil dapat menggantinya dengan
jenis pil yang lain. Kandunagan ethinylostradiol (EE 2) sering digunakan untuk pil
KB kombinasi adalah 20-30 mcg (Padubidri, 2015).
2) Monophasic (kandungan sama)
68. Monophasic yaitu pil KB dengan kandungan hormon yang sama
antara hormone estrogen maupun progestin (Padubidri, 2015).
69.
Tabel 2.2 Kandungan Hormon Setiap Generasi
70.
71.
Generasi
ke 1
74.
Generasi
ke 4
73.
Norethindrone
75.
Ethinyloestra
76.
Norgestrel, LNG
Ethinyloestra
79.
Desogestrel,
diol
Generasi
ke 3
80.
Ethinyloestra
diol
ke 2
77.
72.
78.
diol
Generasi
81.
gestodene, norgestimate
Ethinyloestra
82.
Drospirenone
diol
3) Biphasic (2 langkah)
83. Pil KB biphasic (dua langkah) yang mana mengandung estrogen
dengan dosis yang sama pada monophasic selama 21 hari pertama akan tetapi
untuk dosis progestogenya ditingkatkan setelah pil ke-11, sehingga pil KB
biphasic memiliki kandungan progestogen yang lebih rendah dari pil KB
monophasic (Padubidri, 2015).
4) Triphasic (3 langkah)
84. Pil KB triphasic dibuat untuk menguragi jumlah total hormone selama
sebulan. Pil KB Triphasic ini dengan kandungan estrogen tetap rendah dan
dengan menaikan progestogen tiga kali sepanjang silklus.
Selama 6 hari
pertama dengan kandungan 30 mcg EE2 dan 50 mcg LNG, kemudian untuk 5
hari berikutnya dengan 40 mcg EE2 dan 75 LNG, untuk 10 hari terakhir dengan
30 mcg EE2 dan 125 mcg LNG, dan diikuti dengan tanpa pemberian obat
kontrasepsi selama satu minggu. Pil KB Triphasic lebih unggul disbanding lainya
karena dosis gabungannya yang paling rendah dan dengan efek metabolisme
paling kecil (Padubidri, 2015).
5) Pil Progestin (Minipill/Progestogen-Only Pil/Pop)
85. Pil progestin atau yang secara internasional disebut (Minipill/
Progestogen-Only Pil/POP) merupakan pil KB dengan kandungan hormone
tunggal, yaitu progestogen. Dosis yang sering digunakan dalam POP yaitu
norethisterone 350 mcg, norgestrel 75 mcg atau LNG 30 mcg (Padubidri, 2015).
86.
86.1 Cara Penggunaan Pil KB Kombinasi
87.
Pil KB kombinasi yang beredar di masyarakat secara umum terdiri
dari 2 jenis yaitu pil dengan kemasan 21 dan pil dengan kemasan 28, cara
mengkonsumsi pil KB kombinasi yaitu sebagai berikut:
1) Pil dengan kemasan 21 membutuhkan jeda waktu 7 hari tanpa minum pil
sebelum pengguna meneruskan untuk minum pil dari kemasan yang baru. Pil
dengan kemasan 28 tidak membutuhkan jeda waktu 7 hari tanpa minum pil
sebelum pengguna pil meneruskan minum pil dari kemasan yang baru.
2) Cara memulai minum pil harus benar yaitu dimulai pada saat menstruasi, hal
tersebut untuk menjamin bahwa tidak sedang terjadi kehamilan pada wanita
tersebut.
3) Pil pertama yang diminum pada kemasan 28 haruslah pil yang ditandai dengan
bagian yang diarsir pada bagian belakang kemasan.
4) Minum pil pada jam yang sama setiap hari sesuai dengan hari dan mengikuti
tanda panah pada bagian belakang kemasan tablet.
5) Minum pil pada waktu yang sama setiap harinya, agar perlindungan terhadap
kehamilan dapat dimaksimalkan (BPOM R.I., 2012).
88.
88.1 Tindakan untuk Kelalaian Minum Pil KB Kombinasi
1) Lupa minum 1 pil: Upayakan minum pil yang terlupa dengan segera setelah
teringat, dan minum pil berikutnya sesuai jadwal.
2) Lupa minum 2 pil: Upayakan minum 2 pil yang terlupa segera setelah teringat
dan hari berikutnya minum 2 pil lagi. Untuk slanjutnya minum pil sesuai jadwal
3) Lupa minum 1 atau 2 pil pada saat sisa pil pada kemasan tablet kurang dari 7:
minum pil yang terlupa dengan segera setelah teringat dan selanjutnya
dianjurkan minum pil seperti biasa tetapi pada saat pil dikemasan tersebut habis:
Jika yang diminum pil kemasan 21: segera lanjutkan minum pil dari kemasan
R.I., 2012).
89.
89.1 Mekanisme Kerja Pil KB
1) Menghambat ovulasi
90. Hormon yang terkandung dalam pil KB melakukan mekanisme
penghambatan ke hipotalamus dengan demikian terjadi penekanan sekresi
hormo pemicu FSH (Folicel Stimulating Hormon, dan selanjutnya kelenjar
pituitari menekan produksi hormone FSH. Setelah terjadi penekanan sekresi
hormone FSH jumlah FSH berkurang dan tidak dalam jumlah yang cukup
sehingga folikel gagal tumbuh dan berkembang (pematangan). Akibat dari hal
juga
berpengaruh
terhadap
mucus
dinding
atau
endometrium,
lendir
serviks.
2013,
memaparkan terkait efek samping yang dItimbulkan pil KB kombinasi Dalam Buku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan yaitu sebagai
berikut:
a) Efek samping ringan
1. Mual, mastalgia, break through bleeding dan edema yang berhubungan dengan
jumlah estrogen dalam sediaan. Efek samping ini lebih sering terjadi pada
penggunaan sediaan sekuensial karena sediaan ini lebih banyak mengandung
estrogen.
2. Perubahan psikologis biasanya bersifat sementara dan tidak bisa diramalkan untuk
setiap sediaan. Beberapa pengguna merasakan gejala yang durasakan pada masa
premenstrual yaitu mudah terangsang (iritable) dan depresi sepanjang siklus.
3. Sakit kepala biasanya bersifat sementara. Migrain menjadi lebih buruk dan pernah
dilaporkan adanya peningkatan cerebrovascular accident (CVA). Bila hal ini terjadi
selama masa terapi dengan pil KB, penggunaan pil KB harus dihentikan.
b) Efek samping mengganggu
1. Bertambahnya berat badan lebih sering terjadi pada sediaan pil KB
kombinasi dan bertambahnya pigmentasi kulit, pigmentasi biasanya hilang
setelah penghentian penggunaan.
candidiasis
vaginal,
berikut:
1. Seseorang yang mempunyai riwayat atau mengalami gangguan trombophlebitis
atau tromboembolik tidak diperbolehkan menggunakan kontrasepsi jenis ini.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
Wanita usia 20 30
tahun
PATOFISIOLOGI
KONTRASEPSI
Menjarang/menjarakk
an kehamilan
Menunda kehamilan
Keluarga berencana
Alat kontrasepsi
Wanita usia 20 30
tahun
Wanita < 20
tahun
Cara
sederhana
Kalender
Siklus
menstruasi
teratur
Sering
kebobolan
Kehamilan tidak
diharapkan
KOPING
INDIVIDU/KELUAR
GA TIDAK
EFEKTIF
Kondom
Barier
-Kurang efektif
-Mengganggu hub.
Sex
- Harus selalu
GANGUAN RASA
NYAMAN
Pil KB
Pil kombinasi
Mengandung
hormon estrogrn
& progesteron
Pil
tunggal
Mengandung dosis
kecil bahan progestin
sentesis
Mencegah
kehamian
Susuk KB
Suntik KB
Kapsul yang
disusukkan/diimpla
n dibawah kulit
Disuntikkan di
gluteus maxium/m.
deltoideus
Efek samping :
-Menstruasi tidak teratur
-Sakit kepala
-BB meningkat
-Mual & muntah
-Pusing
- Anorexia
Mencegah
kehamilan
Efektif bila
diminum teratur
Efek samping :
-Perdarahan diluar haid
-Mual
-Bercak hitam d pipi
-Jerawat
-Candidiasis pada vagina
-Nyeri kepala
- BB meningkat
KECEMASA
N
RESIKO
KEKURANGAN
CAIRAN TUBUH
Alat kontrasepsi
Wanita < 20
tahun
Wanita usia 20 30
tahun
AKDR/IUD
KONTAP
Alat yang berukuran
kecil dan elastis
yang dimasukkan ke
dalam rahim
Tubektomi
Setiap tindakan
yang dilakukan
pada tuba fallopi
yang menyebabkan
wanita tidak hamil
lagi
Efek samping :
-Nyeri
-Perdarahan
-Haid lebih lama
- anemia
Cara
pemasangan
Penetrasi ke dalam
serviks
Efektif dan
permanan
NYERI
Dikeluarkan
Pergeseran AKDR
dalam isthmus uteri
& serviks
AKDB/IUD masuk
dalam fundus
Vasekto
mi
Tidak
dikeluarkan
Ekspulsi/lokasi
ekstrauteri
AKDR terlihat
Komplikasi
meningkat
Abortus, sepis
Kemungkinan hamil
AKDR/IUD hilang
KECEMASAN
RESIKO INFEKSI
Komplikasi
menurun
Dikeluarkan dengan
instrumen
INTOLERANSI
AKTIVITAS
Kuret
DAFTAR PUSTAKA
Amy, G.M.W. 2014. Contraception for Adolescent and Young Adult Women. New
MMMYork :Springer
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural keperawata: konsep dan aplikasi kebutuhan MMMdasar
klien. Jakarta: Salemba Medika
Astuti, T. 2015. Buku Pedoman Umum Pelajar Geografi Rangkuman Inti Sari Mmmgeografi.
Jakarta :Vicosta Publishing
Badan POM R.I. 2012. Info POM Badan Pengawasan Obat Dan Makanan MMMRepublic
Indonesia. Jakarta :PIONas
Badan Pusat statistik Kabupaten Blitar. 2015. Kecamatan Sutojayan Dalam MMMAngka
2015. Surabaya :Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar. 2015. Statistik Daerah Kecamatan MMMSutojayan
2015. Blitar :BPS Kabupaten Blitar
Badan Pusat Statistik. 2015. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi November MMM2015,
Ed 5. Jakarta :Badan Pusat Statistik
Baker, P.N., S. Arulkumaran, S.T. Datta, T. A. Mahmood, F. Reid, M.I. Shafi. MMM2015.
Gynaecology: Prepare for the Mrcog: Key articles from the MMM MMMObstetrics,
Gynaecology & Reproductive Medicine journal. Cambridge MMM:Elsevier Health Sciences
Baradero, M., M.W. Dayrit, dan Y. Siswadi. 2008.Seri Asuhan Keperawatan Klien
MMMGangguan Kardiovaskular. Jakarta: EGC
Beevers, G., Y. Gregory, and B. Eoin. 2015. ABC of Hypertension. Ed 6. MMMChicester
:John Wiley & Sons
Billings, E., and A.O. Donovan. 2007. The Billings Method. Cambridge : Springer
MMMScience & Business Media. Terjemahan. Yusuf, L., M.F. Hayes, dan C.M. MMMUdiani.
2009. Metode Ovulasi Billings. Jakarta :Kepustakaan Populer MMMGramedia
BKKBN. 2014. Pusat Data dan informasi Situasi dan Analisa Keluarga MMMBerencana.
Jakarta Selatan :Kemenkes RI
Budiarto,
E.,
2009.
Biostatistika
Untuk
Kedokteran
Dan
Kesehatan
Masyarakat.
MMMJakarta :EGC
Chiang, C., et al. 2015. Profile of Non-communicable Disease Risk Factors MMMAmong
Young People in Palau. Nagoya: J Epidemiol
Departemen
Kementerian
Kesehatan
R.I.
2013.
Pedoman
Pengukuran
dan
Kesehatan.
2013.
Riset
Kesehatan
Dasar
2013.
Jakarta
Badan
Elsevier Health
MMMSciences
Hopkins.
2009.
The
Knowledge
Advantage.
USA
:Capstone
Publishing
Ltd.
Kementerian Kesehatan R.I. 2014. Infodatin Pusat Data Dan Informasi MMMKementerian
Kesehatan Republik Indonesia Hipertensi. Jakarta MMM:Kementerian Kesehatan R. I.
Kementerian Kesehatan R.I. 2014. Infodatin Pusat Data Kementerian Kesehatan
MMMRepublik Indonesia. Jakarta :Kementerian Kesehatan R. I.
Kementerian Kesehatan R.I. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. MMMJakarta
:Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kmenterian Kesehatan R.I. 2014. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan
MMMPenelitian Dan Pengembangan Kesehatan
Kofi, K.D. 2013. The Theory of the Knowledge Square: The Fuzzy
Rational
J.N.,
L.
Moreira,
M.
Gus,
and
F.D.
Fuchs.
2005.
Stopping
oral
S.,
and
M.
Afreen.
2013.
An
Introduction
to
Education.
Blomington
MMM:AuthorHouse
Mehmet, O., and M. Roizen. 2015. The Oweners Manual An Insiders Guide To MMMThe
Body That Will Make Your Healthier And Young. New York: MMMHarperCollins Publishers.
Terjemah Astuti, R., S. Faridi, dan Paratiwi. 2015. MMMSehat Tanpa Dokter Panduan
lengkap memahami tubuh agar tetap sehat MMMdan awet muda. Yogyakarta :Bentang B
first
Nadar, S. 2015. Hypertension. New York :Oxford University Press
Nadesul, H. 2009. Dari Balik Kamar Praktik Dokter. Jakarta: Penerbit libri
A.,
I.
Cano,
M.A.
Cristobal,
M.
Blanco,
Lozano.
2012.
Hormonal
G.,
2012.
Gambaran
Pengetahuan
Tentang
Efek
Samping
Pada
Siregar,
S.
2014.
Statistik
Parametrik
Penelitian
Kuantitatif;Dengan
Perhitungan
MMMManual Dan Aplikasi Spss Versi 17. Jakarta :PT Bumi Aksara
Soladove, A. 2008. Oral Contraceptive InduceBlood Pressure is Prevented by MMMRenin
Angiotensin Suppression in Female Rats But Not By Sympathetic MMMNervous System
Blokade. Indian :Journal of Experimental Biology
Stella, S. 2015. Guidelines The 2015 Canadian Hypertension Education Program
MMMRecommendations for Blood Pressure Measurement, Diagnosis, MMMAssessment of
Risk, Prevention, and Treatment of Hypertension. Kanada : MMMElsevier Health Sciences
Undang-Undang
Republik
MMMKependudukan
Dan
Indonesia
Nomor
Pembangunan
52
Tahun
Keluarga.
2009.
Jakarta
Perkembangan
:Lembaga
Negara
MMMRepublik Indonesia
Wahyuningsih, R. 2013. Penatalaksanaan Diet pada pasien. Yogyakarta :Graha MMMIlmu
World
Health
Organization.
2007.
Selected
Practice
Recommendation
For