Вы находитесь на странице: 1из 5

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAGEMEN MENGENAI BIG DATA

DALAM STRATEGI BISNIS SERTA PENERAPANNYA PADA PT


TELOMUNIKASI INDONESIA Tbk
Oleh: Reynaldy Rizky W.P.
Kelas 9B STAR BPKP 19
Akhir-akhir ini istilah big data marak di gunakan sebagai teknologi yang
akan menjadi trend masa depan. Sebenarnya apa sih big data itu? Manfaat
apa yang diberikan oleh big data? Siapa saja yang sudah menggunakan dan
mendapatkan manfaat dari big data? Berikut ini akan penulis jelaskan
mengenai big data dan peranannya dalam strategi bisnis.
Big data adalah sebuah teknologi baru di dunia teknologi informasi
dimana memungkinan proses pengolahan, penyimpanan dan analisis data
dalam beragam bentuk/format, berjumlah besar dan pertambahan data yang
sangat cepat. Pengolahan dan analisis data dalam jumlah sangat besar ini
memerlukan waktu yang relatif jauh lebih singkat dengan menggunakan big
data dibanding teknologi data sebelumnya, misalnya. database relational
seperti MySQL.
Lalu apa yang membedakan big data dengan sekumpulan data dalam
jumlah yang banyak? Ataukah kedua hal tersebut adalah sama namun hanya
beda penyebutan?
Nyatanya, big data adalah berbeda dengan sekumpulan data-data
yang dikumpulkan secara random dan dianalisis secara terpisah. Big data
tepatnya dibentuk atas tiga dimensi, yang pertama adalah kuantitas.
Kuantitas dari big data selalu meningkat seiring berjalannya waktu,
terlebih lagi dengan kemajuan teknologi yang memudahkan perusahaan
untuk mendokumentasikan informasi digital yang datang dari berbagai
sumber seperti smartphones, media sosial, dan social barcode.
Dimensi kedua yang menjadi fondasi dari big data adalah variasi. Big
data memiliki keanekaragaman data yang didapatkan dari lingkungan internal
dan eksternal perusahaan, layaknya studi tentang gaji dan demografi tenaga
kerja. Variasi juga mengacu pada jenis data yang terstruktur dan tidak
terstruktur. Data yang terstruktur merupakan data yang bersifat standar dan
relasional, seperti HRIS, sistem akunting, dan sistem perencaaan sumber
1

daya perusahaan. Berbeda halnya dengan data yang tidak terstruktur, data
tersebut didapatkan dari sumber informasi yang lebih luas seperti pernyataan
lisan/tulisan dari subjek penelitian, surel, gambar, video, hingga postingan di
social media.
Kecepatan adalah dimensi terakhir yang membentuk big data.
Kecepatan atau velocity mereferensi kepada peningkatan pengumpulan data
dan seberapa

cepat data

yang

dikumpulkan harus dievaluasi dan

diaplikasikan untuk meningkatkan nilai bisnis.


Dari ketiga dimensi big data yang telah dipaparkan, maka dapat
dipahami bahwa big data merupakan manifestasi dari peningkatan jumlah dan
variasi data yang datang secara cepat dari berbagai media. Proses
pengunaan big data tidak selesai pada pengumpulan data yang beragam,
melainkan terus berlanjut seiring dengan perusahaan mentransformasikan
data-data mentah menjadi informasi yang terukur, dan dapat dimengerti.
Setelah itu perusahaan senantiasa mengkomparasikan hasil interpretasi
informasi dengan objektif yang ingin dicapai, dari situ perusahaan dapat
menilai apakah situasi, kebijakan, atau strategi bisnis perusahaan telah
secara positif berkontribusi terhadap pencapaian goals.
Big data bisa digunakan oleh hampir semua divisi atau departemen
dalam perusahaan, dan bukan hanya marketer. Big data yang berhubungan
dengan masalah transaksi dan pembayaran sangat menarik bagi CFO dan
tim keuangannya. Big data yang berhubungan dengan media sosial dan
biometrik akan menjadi analisis yang besar manfaatnya untuk R&D dan juga
bagian operasi. Big data yang dihasilkan oleh biometrik dan pergerakan
barang akan bermanfaat bagi semua divisi yang terkait dengan logistik,
produksi, dan delivery.
Dalam konteks strategi, ada tiga tujuan besar yang dapat dicapai
melalui big data strategy. Yang pertama, melalui big data strategy,
perusahaan mampu membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat. Ini
sangat mudah dipahami karena memang esensi dari big data adalah
kemampuan analitik perusahaan. Bank yang mengeluarkan kartu kredit
misalnya, dengan mudah dapat memilah pelanggan yang baik dan pelanggan
yang berisiko. Bank juga memperoleh informasi yang cepat dan akurat
terhadap detail perilaku belanja serta mobilitas setiap pelanggannya. Bank
2

penerbit kartu kredit, dengan menggunakan analisis big data, akan memiliki
tingkat keyakinan yang jauh lebih tinggi untuk membuat program-program
yang mendorong nilai transaksi.
Yang kedua adalah untuk menciptakan produk dan layanan yang baru.
Ini adalah salah satu tujuan penting dalam strategi menggunakan big data.
Perusahaan operator seluler mampu mengembangkan bisnis baru dengan
melihat hasil analisis big data. Kebiasaan pelanggan seluler dalam
menggunakan data misalnya, bisa memunculkan inovasi konten yang sangat
penting bagi cross-selling. Telkomsel atau Axiata dengan mudah dapat
memprediksi berapa besar demand dari sebuah produk atau layanan baru.
Tanpa big data, estimasi terhadap potensi pasar adalah pekerjaan besar yang
membutuhkan waktu lama dan juga sering tidak akurat.
Tujuan ketiga dari strategi penggunaan big data adalah mengurangi
biaya atau efisiensi. Maklum, banyak big data adalah data dari digital dan
biometrik, tidak mengherankan kalau biaya operasional akan mengalami
penurunan. Teknologi konvensional sering membutuhkan banyak tenaga kerja
dan fasilitas fisik. Digital menawarkan solusi yang efisien. Penyimpanan data
dari perusahaan yang menerapkan big data juga menurun karena lebih
banyak yang bersifat sentral dan menggunakan komputasi awan. Bank atau
perusahaan asuransi bisa menarik semua data di cabang untuk disimpan di
server sentral yang memang sudah ditujukan untuk memproduksi big data.
Kemudian muncul pertanyaan, apakah perusahaan harus memakai
big data atau bisa tetap menggunakan cara konservatif dalam proses bisnis
mereka? Terdapat tiga faktor yang setidaknya dapat menjadi pemicu sebuah
perusahaan harus menggunakan big data dalam strategi bisnis mereka.
Faktor pertama adalah apakah saingan bisnis perusahaan sejenis
sudah memakai big data dalam proses bisnis mereka dan mereka sudah
relative lebih unggul? Misalnya sebuah perusahaan yang bergerak dalam jasa
transportasi, lalu melihat Grab, Uber dan perusahaans ejenis lain sudah
memakai big data, maka anda harus memakai big data dalam strategi bisnis
untuk meminimalisir tingkat persaingan yang ada.
Faktor kedua, apakah dengan memakai big data maka dapat
memberikan competitive advantage bagi perusahaan? Jika iya, maka
perusahaan harus menggunakan big data dalam strategi bisnisnya, karena
3

banyak perusahaan di dunia yang memenangkan persaingan dengan


memanfaatkan big data sebagai competitive advantage mereka.
Faktor terakhir adalah bila perusahaan sudah memiliki competitive
advantage, kemampuan analitik yang baik, seta memiliki sumber daya
manusia, knowledge, skill, sistem serta infrastruktur yang sudah melebihi
pesaing, maka perusahaan sudah selayaknya memakai big data dalam
proses bisnisnya. Namun apabila ketiga faktor di atas tidak ada satupun yang
terpenuhi, maka penggunaan big data hanya menjadi opsi dan cara
konservatif masih dapat dterapkan.
DI Indonesia, big data diterapkan pula pada perusahaan BUMN seperti
yang dilakukan oleh PT Telkom Indonesia. Pertama, big data ini menjadi
solusi dalam pemenuhan kebutuhan internal Telkom Group sendiri. Big data
digunakan untuk mengetahui respons masyarakat terhadap produk-produk
Telkom melalui analisis sentimen di media sosial. Hasil analisis itu membantu
Telkom mengambil keputusan secara lebih tepat dan akurat, yang akhirnya
akan membantu meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan.
Telkom juga menggunakan big data untuk melakukan analisis dan
prediksi terhadap pelanggan yang akan menghentikan layanannya atau
churn. Berkat big data, Telkom mampu mengurangi churn pelanggan
broadband dari 5% menjadi 3%, migrasi rasio dari free ke berbayar untuk
layanan Flashzone dari 11% bisa ditingkatkan menjadi 20%. Selain itu, big
data juga membantu meningkatkan trafik Wifi Telkom dari 10% menjadi 50%,
dan manfaat lainnya adalah cash collection ratio atau rasio kesuksesan
pelanggan bayar, naik dari 90% menjadi 98%.
Kedua, big data dapat memberikan customer experience kepada
pelanggan, dengan cara memberikan pengalaman terbaik untuk setiap
pelanggan. Diharapkan, melalui big data, Telkom dapat mengetahui karakterkarakter setiap pelanggannya.
Ketiga, big data digunakan untuk menunjang pertumbuhan di industri
lain. Caranya, melakukan pertukaran data Telkom dengan sumber data
lainnya

atau

Telkom

bisa

menjadi

penyedia

data

analytics

bagi

instansi/lembaga pemerintah.
Big data Telkom dapatkan dari

menghimpun data transaksi, data

lokasi serta data kunjungan ke website. Dalam satu menit Telkom mencatat
4

terjadi kicauan di Twitter sebanyak 98 ribu, update status Facebook 695 ribu,
serta pembicaaan di instant messaging 11 juta dari 156 juta pelanggan yang
dimilikinya.
Telkom mengolah dua jenis data dalam Big Data yaitu data terstruktur,
dan data tidak terstruktur. Data terstruktur adalah data yang terdapat pada
Database, data warehouse yang sudah tersimpan dalam format tabel di
database.
Contohnya adalah data ERP, CRM, dan data warehouse. Sedangkan
data tidak terstruktur adalah data yang langsung dihasilkan oleh aplikasiaplikasi internet dan belum memiliki makna karena masih dalam format tidak
terstruktur.
Contohnya adalah data URL log, Social media, E-mail, Blog, Video,
Audio serta data semantik. Saat ini data tidak terstruktur mencapai 90% dari
data yang tersedia. Telkom baru saja meluncurkan Digital Command Center
yakni sebuah monitoring system untuk melihat informasi digital yang berasal
dari web, Twitter, dan lain-lain,
Dari data-data yang didapata sangat membantu Telkom dalam
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Karena, dalam pengambilan
keputusan itu dibutuhkan data yang yang akurat dan informasi yang relevan.
Big data itu membantu membuat Telkom tahu apa yang sebenarnya terjadi,
sehingga dapat merespons dengan segera keadaan tersebut,

Referensi:
1. http://www.indotelko.com/kanal?c=&it=menguak-strategi-telkomberbisnis-big-data
2. http://www.frontier.co.id/big-data-big-win-2.html

Вам также может понравиться