Вы находитесь на странице: 1из 6

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

EKSTRAKSI
Darul Ikhwan1, Alvin Salendra, Julan, Dewi Safitri, Kristina Novi, Maria Suhatri, Mita
Yuspitasari, Renti Octiviani, Tri Morti, Zakia Maya Fanida, dan Revina Petrina
1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*Email: darulikhwan3@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan ekstraksi buah kelapa sawit yang bertujuan untuk
mempelajari proses ekstraksi suatu zat dari bahan yang terdapat di alam. Proses
ekstraksi buah kelapa sawit ini dilakukan menggunakan metode sokletasi pada suhu
80 oC selama 50 menit. Dimana senyawa yang terekstrak dipisahkan dari
pelarutnya menggunakan metode destilasi pada suhu 70 oC selama 60 menit.
Senyawa yang telah terpisah dari pelarutnya dikeringkan menggunakan oven pada
suhu 50 oC selama 25 menit yang selanjutnya didinginkan di dalam desikator.
Hasil yang diperoleh menunjukan ekstrak dari buah sawit memiliki warna kuning
berminyak yang menandakan bahwa ekstrak tersebut merupakan minyak atau
trigliserida. Adapun %rendemen yang diperoleh sebesar 7,367%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui proses ekstraksi suatu zat yang terdapat di alam dapat
dilakukan dengan metode sokletasi.
Kata kunci : Buah sawit, Destilasi, Minyak kelapa sawit, Sokletasi
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara
yang kaya akan sumber daya alamnya,
dimana kekayaan tersebut harus
dikelola dengan baik agar dapat
bermanfaat bagi semua orang. Salah
satu kekayaan alam Indonesia yang
dapat memenuhi kebutuhan industri
kimia Indonesia dan memiliki manfaat
yang besar untuk kebutuhan manusia
adalah hasil olahan kelapa sawit
(Ketaren, 1986).
Minyak kelapa sawit merupakan
minyak
nabati
berwarna
jingga
kemerah-merahan yang diperoleh dari
proses esktraksi daging buah tanaman
Elaeis guinneensis. Minyak kelapa
sawit juga merupakan lemak semi
padat yang memiliki komposisi tetap,
DARUL IKHWAN H1031131034

dimana komponen penyusun utamanya


adalah trigliserida dan nontrigliserida
(Arita, dkk., 2008). Umumnya untuk
memperoleh minyak dalam buah
kelapa sawit tersebut dapat dilakukan
dengan metode solvent extraction yaitu
sokletasi (Ketaren, 1986).
Sokletasi merupakan proses
ekstraksi yang dilakukan dengan
menggunakan pelarut panas secara
terus-menerus (Mamonto, dkk., 2014).
Metode ini digunakan karena secara
umum merupakan jenis metode
ekstraksi yang relatif murah dan
efisien. Hal ini karena pelarut yang
diperlukan relatif sedikit dan dapat
direfluks sehingga dapat diperoleh
kembali
untuk
kemudian
dapat

EKSTRAKSI

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

digunakan berulang-ulang (Ketaren,


1986).
Senyawa
trigliserida
yang
terdapat di dalam buah kelapa sawit
tersebut secara industri kimia dapat
digunakan sebagai bahan baku dalam
proses sintesis biodiesel (Mamun, dkk.,
2013). Hal ini karena senyawa
trigliserida banyak mengandung asam
lemak sebagai unit penyusunnya,
dimana asam-asam lemak tersebut
yang
berpotensi
dalam
sintesis
biodiesel (Goodwin, 1983).
Berdasarkan beberapa uraian
tersebut, dapat dikatakan bahwa
sangat
penting
untuk
dilakukan
praktikum
ini.
Sehingga
setelah
melakukan praktikum ini diharapkan
dapat mengetahui proses ekstraksi
suatu zat dari alam serta dapat
diaplikasikan dalam kehidupan seharihari.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada
percobaan ini adalah gelas ukur, labu
destilasi, labu sokletasi, Hot plate,
kondensor
destilasi,
kondensor
sokletasi, magnetic stirrer, spatula,
pisau, timbangan analitik, oven,
desikator, pompa air dan pipet ukur.
Bahan-bahan yang digunakan
adalah buah sawit, n-heksan dan
kertas saring.
Prosedur Kerja
Proses Ektraksi Buah Sawit
Pada percobaan ini mula-mula
diiris buah kelapa sawit. Kemudian
ditimbang sebanyak 22,6422 gram.
Setelah itu, disiapkan alat sokletasi dan
DARUL IKHWAN H1031131034

dimasukkan 300 mL n-heksan kedalam


labu sokletasi. Selanjutnya di ekstraksi
daging buah kelapa sawit selama 50
menit pada suhu 80 oC. Setelah itu
ekstrak yang diperoleh didestilasi pada
suhu 70 oC selama 60 menit.
Kemudian ekstrak yang telah didestilasi
dioven pada suhu 50 oC selama 25
menit. Ekstrak yang telah dioven
kemudian
didinginkan
didalam
desikator. Terakhir ditimbang ekstrak
yang diperoleh.
Rangkaian Alat

Gambar 1. Rangkaian Alat Sokletasi

Gambar 2. Rangkaian Alat Destilasi


HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan
No
Perlakuan
Pengamatan
1 -Diiris buah
sawit
mdaging buah
2 -Ditimbang
sawit= 22,6422
daging buah
gram
sawit

EKSTRAKSI

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

3
4

-Diambil 300
mL n-heksan
-Diekstraksi
daging buah
sawit
-Didestilasi
ekstrak yang
diperoleh
-Dikeringkan
dengan oven
ekstrak yang
telah didestilasi
-Didinginkan
dengan
desikator
-Ditimbang
ekstrak yang
diperoleh
-Dihitung
rendamen
ekstrak yang
diperoleh

Vn-heksan= 300
mL
T= 80 oC
t = 50 menit
T= 70 oC
t = 60 menit
ekstrak
berwarna
kuning
T= 50 oC
t = 25 menit
ekstrak
menjadi padat
mresidu=1,6681
gram
%Rendemen=
7,367%

Pembahasan
Lemak dan minyak merupakan
zat organik hidrofobik yang bersifat
sukar larut dalam air. Akan tetapi dapat
larut dalam pelarut organik non-polar,
misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
kloroform (CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya yang polaritasnya
sama (Heinz, 1996; Herlina dan
Hendra, 2002).
Kedua senyawa ini umumnya
merupakan senyawa yang tergolong
sejenis. Akan tetapi walaupun kedua
senyawa tersebut tergolong sejenis,
tetapi juga memiliki perbedaan yang
signifikan. Adapun perbedaan lemak
dan
minyak
diantaranya
adalah

DARUL IKHWAN H1031131034

sebagai berikut (Tabel 1) (Herlina dan


Hendra, 2002) :
Tabel 1 Perbedaan Lemak dan Minyak
Lemak
Minyak
Berwujud
padat Berwujud
cair
pada temperatur pada temperatur
kamar
kamar
Terdapat
pada Terdapat
pada
hewan
tumbuhan
Tersusun
atas Tersusun
atas
asam lemak jenuh asam lemak tak
jenuh
Pada percobaan ini mula-mula
dilakukan proses pengirisan buah
kelapa sawit, dimana pengirisan ini
berfungsi untuk memperbesar luas
permukaan
dari
buah
tersebut,
sehingga mempercepat dalam proses
ekstraksi (Febiyanto, 2013). Buah sawit
yang telah diiris tersebut kemudian
ditimbang untuk mengetahui berat
awal. Dimana dengan diketahui berat
awal maka dapat ditentukan rendemen
minyak yang terdapat dalam sejumlah
berat awal buah kelapa sawit tersebut.
Setelah dilakukan penimbangan,
selanjutnya diambil sebanyak 300 mL
n-heksan yang kemudian dimasukkan
kedalam labu sokletasi. Adapun fungsi
dari larutan n-heksan ini yaitu sebagai
pelarut. Pemilihan senyawa n-heksan
sebagai pelarut dikeranakan umumnya
pemilihan suatu pelarut didasarkan
pada prinsip like dissolve like, sehingga
dikarenakan senyawa trigliserida yang
terdapat dalam buah sawit tersebut
bersifat nonpolar maka digunakan
pelarut yang bersifat nonpolar juga
yaitu n-heksan. Adapun pemilihan nheksan sebagai pelarut nonpolar

EKSTRAKSI

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

dikarenakan jika dilihat dari segi


keamanan pelarut n-heksan cenderung
lebih aman dibandingkan dengan perut
nonpolar lainnya seperti kloroform dan
dietil eter. Sehingga digunakan nheksan
sebagai
pelarut
pada
percobaan ini.
Selain itu, juga pada metode ini
mensyaratkan beberapa pelarut yang
dapat digunakan. Adapun syarat-syarat
pelarut yang digunakan dalam proses
sokletasi adalah sebagai berikut: (1)
Pelarut
yang
digunakan
mudah
menguap seperti: n-heksan, eter,
petroleum eter, metilklorida dan
alkohol. (2) Titik didih pelarut rendah.
(3) Pelarut tidak melarutkan senyawa
yang diinginkan. (4) Pelarut terbaik
untuk bahan yang akan diekstraksi. (5)
Pelarut tersebut akan terpisah dengan
cepat setelah pengocokan. (6) Sifat
sesuai dengan senyawa yang akan
diisolasi, polar atau nonpolar (Defi,
dkk., 2012).
Setelah itu, daging buah kelapa
sawit tersebut dilakukan proses
ekstraksi
menggunakan
metode
sokletasi. Ekstraksi sokletasi ini
umumnya
digunakan
untuk
mengekstraksi
senyawa
yang
kelarutannya terbatas dalam suatu
pelarut.
Dimana
sampel
yang
digunakan dan yang dipisahkan
dengan metode ini berbentuk padatan.
Sehingga ekstraksi sokletasi juga
sering disebut dengan ekstraksi padatcair (Melwita, dkk., 2014).
Sebelum
dilakukan
proses
ekstraksi
ini,
terlebih
dahulu
ditambahkan batu didih kedalam labu

DARUL IKHWAN H1031131034

sokletasi. Adapun fungsi penambahan


batu didih ini yaitu untuk menghindari
terjadinya bumping atau letupanletupan ketika larutan dipanaskan.
Prinsip kerja dari batu didih sendiri
yaitu meratakan panas sehingga panas
menjadi homogen pada seluruh bagian
larutan serta pori-pori dalam batu didih
akan membantu penangkapan udara
pada larutan dan melepaskannya ke
permukaan larutan, sehingga akan
menyebabkan timbulnya gelembunggelembung kecil pada batu didih.
Ekstrak yang telah diperoleh dari
proses sokletasi tersebut selanjutnya
dilakukan pemisahan dari pelarutnya.
Adapun
proses
pemisahan
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
metode destilasi. Destilasi merupakan
proses
pemisahan
komponenkomponen yang mudah menguap dari
suatu campuran cair dengan cara
menguapkannya. Secara umum proses
pemisahan dengan metode ini yaitu
didasarkan pada perbedaan titik didih
antara keduanya (Jhanprimen, dkk.,
2012).
Sama halnya dengan proses
sokletasi, pada proses destilasi juga
ditambahkan batu didih kedalam labu
destilasi sebelum dilakukan proses
pemisahan. Hal ini juga bertujuan untuk
menghindari terjadinya bumping atau
letupan-letupan. Karena baik metode
sokletasi
maupun
destilasi
menggunakan suhu tinggi dalam
proses ekstraksi dan pemisahannnya.
Sehingga mengakibatkan besarnya
tekanan yang ada di dalam labu
tersebut sehingga perlu adanya

EKSTRAKSI

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

penambahan
batu
didih
untuk
mencegah adanya bumping.
Proses pemisahan ini dilakukan
sampai semua pelarut habis atau
larutan yang tersisa di labu berkisar
1/9 dari volume awal. Setelah larutan
menjadi 1/9 volume awal, selanjutnya
larutan yang ada didalam labu destilasi
tersebut dipindahkan kedalam cawan
petri dan dikeringkan dalam oven.
Adapun fungsi pengeringan ini yaitu
untuk menghilangkan kadar air yang
mungkin masih terkandung didalam
ekstrak. Setelah dilakukan pengeringan
dalam oven, selanjutnya ekstrak
didinginkan dalam desikator. Dimana
fungsi pendinginan dengan desikator
yaitu untuk menyerap molekul-molekul
air dalam bentuk uap/gas sehingga
ekstrak yang diperoleh benar-benar
bebas dari air dan murni.
Berdasarkan beberapa perlakuan
tersebut diperoleh berat ekstrak dari
buah kelapa sawit tersebut sebanyak
1,6681 gram. Dimana dari hasil berat
ekstrak yang diperoleh tersebut didapat
kadar rendemen minyak sebesar
7,367% dengan ciri fisik dari ekstrak
yaitu berbentuk padat kuning seperti
lemak dan minyak.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas
dapat disimpulkan bahwa ekstraksi
suatu zat dan bahan yang terdapat
dialam dapat dilakukan dengan metode
sokletasi menggunakan pelarut yang
sesuai dengan senyawa yang akan
dipisahkan (polar/nonpolar).

DARUL IKHWAN H1031131034

DAFTAR PUSTAKA
Arita, S., Meta, B.D., dan Jaya, I.,
2008, Pembuatan Metil Ester
Asam Lemak Dari Cpo Off Grade
Dengan
Metode
EsterifikasiTransesterifikasi, J. Teknik Kimia,
Vol. 15 (2) : 35
Defi, T., Viqrie, W., Santoso, N., Vany,
S.P., dan Wyda, N.S., 2012,
Proses
Ekstraksi
Sokletasi
Minyak Ampas kelapa, Laporan
Praktikum, Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Riau
Febiyanto, Y.E., Patar, J.S., Mahfud,
dan Pantjawarni, P., 2013,
Pengambilan Minyak Atsiri dari
Daun dan Batang Serai Wangi
(Cymbopogon
winterianus)
Menggunakan Metode Distilasi
Uap dan Air dengan Pemanasan
Microwave, J. Teknik Pomits, Vol.
2(1) : F93-F94
Goodwin, T.W., dan E.I. Mercen., 1983,
Introduction to Plant Biochemistry
Edisi. Ke-2, Pergamon, New
York.
Heinz, E., 1996, Plant glycolipids:
structure, isolation and analysis.
in Advances in Lipid Methodology
- 3, pp. 211332
Herlina, N., dan Hendra, S.G.M., 2002,
Lemak dan Minyak, Jurusan
Teknik
Kimia,
Universitas
Sumatra Utara
Jhanprimen, H.S., Turnip, A., dan
Dahlan, M.H., 2012, Pengaruh
Massa Ragi, Jenis Ragi, dan
Waktu
Fermentasi
pada
Bioetanol dan Biji Durian, J.
Teknik Kimia, Vol. 18 (2): 46

EKSTRAKSI

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

Keteran, S., 1986, Pengantar Teknologi


Minyak dan Lemak Pangan, UI,
Jakarta
Mamonto, S.I., Max, R.J.R., dan Frenly,
W., 2014, Aktivitas Antioksidan
Kulit Biji Buah Pinang Yaki (Areca
Vestiaria
Giseke)
yang
di
Ekstraksi secara Soklet, J. Ilmiah
Farmasi, Vol. 3 (3) : 267
Mamun, A.A., Shaila, S.,dan Sheikh,
M.E.B., 2013, Selection of an
Efficient Method of Biodiesel
Production from Vegetable Oil
Based on Fuel Properties,
International
Journal
of
Engineering
Trends
and
Technology (IJETT), Vol. 4 : 3289
Melwita, G., Fatmawati, dan Santi, O.,
2014, Ekstraksi Minyak Biji Kapuk
dengan
Metode
Ekstraksi
Soxhlet, J. Teknik Kimia, Vol. 20
(1) : 23

DARUL IKHWAN H1031131034

EKSTRAKSI

Вам также может понравиться