Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
yang
terlibat
dalam
bisnis
internasional.
Perusahaan-perusahaan dan para pelaku bisnis yang melakukan usaha di luar pasar
dalam negerinya mengakui bahwa kebiasaan bisnis, nilai dan definisi perilaku etis di
luar negeri sangat berbeda dari yang mereka miliki sendiri.
Kekuatan budaya tidak terlepas dari:
-
Karakteristik kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan
Karakteristik Kebudayaan
Kebudayaan adalah kumpulan nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang
membedakan suatu masyarakat dari yang lainnya. Beberapa karakteristik kebudayaan
perlu diperhatikan karena mempunyai relevansi dengan bisnis internasional:
-
Karena
merupakan
perilaku
yang
dipelajari,
kebudayaan
sanggup
Kebudayaan
dimiliki
bersama
(shared)
oleh
anggota-anggota
Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan
suatu
masyarakat
menentukan
bagaimana
anggota-anggotanya
Struktur Sosial
Hal yang mendasar bagi masyarakat bagi setiap masyarakat adalah struktur
sosialnya, yaitu seluruh kerangka yang menentukan peran individu-individu dalam
masyarakat, stratifikasi masyarakat, dan mobilitas individu dalam masyarakat
tersebut.
Stratifikasi Sosial
Berbagai masyarakat berbeda-beda dalam tingkat stratifikasi sosialnya. Semua
masyarakat mengelompokkan orang-orang dalam batas tertentu berdasarkan
kelahiran, pekerjaan, tingkat pendidikannya atau ciri-ciri lainnya.
Mobilitas Sosial
Mobilias sosial adalah kemampuan individu dari suatu strata masyrakat ke strata
lainnya. Mobilitas sosial cenderung akan lebih tinggi dalam masyarakat yang kurang
terstratifikasi.
Mobilitas
sosial
(atau
tidak
adanya
mobilitas
sosial)
sering
Bahasa
saran
penting
yang
dipakai
anggota-anggota
masyarakat
untuk
penduduk suatu negara dan menyiratkan bahwa mungkin ada juga perbedaan
pendapat, etika kerja, dan tingkat pendidikan. Para pelaku bisnis yang cerdas yang
menjalankan
usahanya
dalam
masyarakat
yang
heterogen
menyesuaikan
Bahasa Perantara
Untuk
menjalankan
bisnis,
para
pelaku
bisnis
internasional
harus
mampu
berkomunkasi. Sebagai akibat dominasi ekonomi dan militer Inggris pada abad
Sembilan belas dan dominasi AS sejak Perang Dunia II, bahasa Inggris telah muncul
menjadi bahasa umum yang dominan, atau bahasa perantara (lingua franca), bisnis
internasional.
Karena bahasa berfungsi sebagai jendela menuju budaya suatu masyarakat, banyak
pakar bisnis internasional berpendapat bahwa mahasiswa seharusnya diperkenalkan
dengan bahasa-bahasa asing, sekalipun mereka tidak sanggup menguasainya.
Terjemahan
Beberapa perbedaan bahasa tentu dapat diatasi melalui penerjemahan. Namun,
proses tersebut memerlukan lebih daripada sekedar mengganti kata-kata suatu
4
bahasa dengan kata-kata bahasa lain. Penerjemah harus peka dengan hal-hal kecil
dalam konotasi kata-kata dan berfokus pada penerjemahan gagasan bukan kata-kata
itu sendiri. Sangat terlalu sering persoalan penerjemah menimbulkan bencana
pemasaran.
Perusahaan-perusahaan
dapat
mengurangi
resiko
peluangnya
mengirimkan
Berkata Tidak
Kesulitan budaya lainnya yang dihadapi para pelaku bisnis internasional adalah bahwa
kata-kata mungkin memiliki makna yang berbeda bagi orang yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda. Sebagai contoh banyak penggunaan kata ya dan tidak
berbeda-beda dalam setiap budaya. Di jepang menggunakan kata ya untuk maksud
Ya, saya mengerti apa yang Anda katakan. Sedangkan negosiator asing berasumsi
bahwa rekannya dari Jepang menggunakan kata ya untuk maksud Ya saya setuju
dengan Anda. Sehingga kecewa ketika orang Jepang tersebut tidak menyetujui
ketentuan kontrak yang telah diasumsikan orang asing tersebut disetujui.
-
Komunikasi
Komunikasi di luar batas budaya, secara verbal maupun nonverbal, adalah suatu
keahlian yang sangat penting bagi para manajer internasional. Walaupun komunikasi
sering dapat berlangsung salah di antara orang-orang yang mempunyai kebudayaan
yang sama, peluang miskomunikasi akan sangat meningkat apabila orang-orang
tersebut berasal dari budaya yang berbeda.
Komunikasi Nonverbal
Anggota-anggota masyarakat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan
5
lebih daripada sekedar kata-kata. Komunikasi nonverbal ini meliputi ekspresi wajah,
gerakan tangan, intonasi, kontak mata, posisi tubuh, dan postur tubuh.
Agama
Agama adalah aspek penting dalam kebanyakan masyarakat dan bagaimana cara
anggota-anggota masyarakat berhubungan satu dengan yang lain dan dengan pihak
luar. Agama mempengaruhi sikap terhadap pekerjaan, investasi, konsumsi, dan
tanggung jawab atas perilaku seseorang. Agama juga mungkin juga mempengaruhi
perumusan hukum suatu negara.
Dampak agama terhadap bisnis internasional berbeda-beda dari negara ke negara
yang bergantung pada sistem hukum negara tersebut. Homogenitas keyakinan
agamanya, dan toleransinya terhadap pandangan-pandangan agama lain.
-
Nilai adalah prinsip dan standar yang diterima anggota-anggota tersebut; sikap terdiri
atas tindakan, perasaan dan pemikiran yang dihasilkan nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai
budaya sering berasal dari kepercayaan yang sangat mendalam tentang kedudukan
individu dalam hubungan dengan yang ilahi, keluarga, dan hierarki, sosial yang kita
bahas sebelumnya.
Waktu
Sikap tentang waktu sangat berbeda dari budaya ke budaya. Dalam budaya Anglo
Saxon, sikap umum yang ditemukan ialah waktu adalah uang. Waktu melambangkan
kesempatan utntuk memproduksi lebih banyak dan meningkatkan pendapatan
seseorang, sehingga waktu tersebut tidak boleh disia-siakan.
6
Umur
Perbedaan-perbedaan budaya yang penting terdapat dalam sikap terhadap umur.
Dalam budaya perusahaan Jepang, umur dan jabatan sangat berhubungan, tetapi
manajer-manajer senior (dan menurut definisinya yang lebih tua) tidak akan member
persetujuan atas suatu proyek sampai mereka mencapai suatu mufakat diantara para
manajer junior.
Pendidikan
Sistem pendidikan formal negeri dan swasta suatu negara adalah alat penyebarluasan
dan cerminan penting nilai-nilai budaya masyarakat. Misalnya, sekolah dasar dan
sekolah menengah di Amerika Serikat menekankan peran individu dan pengembangan
kepercayaan diri, kreativitas dan harga diri. Sebaliknya Inggris, yang mencerminkan
sistem kelas sosialnya pada jaman dulu, secara historis telah menyediakan
pendidikan elit bagi sejumlah mahasiswa yang relatif kecil.
Status
Alat untuk meraih status juga berbeda-beda dalam setiap budaya. Dalam beberapa
masyarakat, status diwariskan sebagai akibat dari kekayaan atau kelas sosial nenek
moyang seseorang. Dalam budaya lainnya, status diperoleh individu tersebut melalui
pencapaian pribadi atau keberhasilan profesional.
manajer yang efektif. Dalam bagian ini akan disajikan karya beberapa sarjana.
Salah satu cara untuk mencirikan perbedaan dalam berbagai budaya adalah
pendekatan
konteks-rendah-konteks-tinggi
(low-context-high-context)
yang
dengan
demikian
mengurangi
sebagian
kebutuhan
menyesuaikan
Penelitian yang dirintis Geert Hofstede telah mengidentifikasi lima dimensi budaya
dasar yang mungkin membedakan orang-orang: orientasi sosial, orientasi kekuasaan,
orientasi ketidakpastian, orientasi tujuan, dan orientasi waktu. Perbedaan-perbedaan
ini mempengaruhi perilaku bisnis dalam banyak hal dan sering menimbulkan
kesalahpahaman lintas-budaya.
1. Orientasi Sosial
Orientasi sosial adalah keyakinan seseorang tentang relatif pentingnya individu dan
kelompok. Kedua titik ekstrem orientasi sosial adalah individualisme dan kolektivisme.
Individualisme adalah keyakinan budaya bahwa orang tersebut harus didahulukan.
Kolektivisme, lawan dari individualisme, adalah pandangan bahwa kelompok
didahulukan.
2. Orientasi Kekuasaan
Orientasi kekuasaan merujuk pada keyakinan bahwa orang dalam suatu budaya
memiliki pandangan tentang kewajaran kekuasaan dan perbedaan wewenang dalam
berbagai hierarki seperti organisasi bisnis.
Beberapa budaya bercirikan rasa hormat terhadap kekuasaan (power respect). Ini
berarti bahwa masyarakt dalam suatu budaya cenderung menerima kekuasaan dan
wewenang atasannya semata-mata berdasarkan kedudukan atasan tersebut dalam
hirarki itu.
Sebaliknya, orang-orang dalam budaya yang bercirikan toleransi kekuasaan (power
tolerance) memberikan peran penting yang jauh lebih kecil terhadap kedudukan
seseorang dalam hierarki tersebut. Orang-orang ini lebih bersedia mempertanyakan
suatu keputusan atau perintah dari seseorang dari tingkat yang lebih tinggi atau
barangkali bahkan tidak mau menerimanya.
3. Orientasi Ketidakpastian
Orientasi ketidakpastian adalah perasaan yang dimiliki seseorang tentang situasi yang
tidak pasti dan ambigu (mendua). Orang-orang dalam budaya yang bercirikan
penerimaan ketidakpastian (uncertainty acceptance) dirangsang oleh perubahan dan
berkembang dari peluang-peluang baru. Sebaliknya orang-orang dari budaya yang
bercirikan penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance) tidak menyukai
ambiguitas dan sedapat mungkin akan menghindarinya.
4. Orientasi Sasaran
Orientasi sasaran adalah sikap di mana orang termotivasi untuk bekerja karena jenis
sasaran yang berbeda. Salah satu bentuk ekstrem orientasi sasaran tersebut adalah
perilaku sasaran agresif (aggressive goal behavior). Orang-orang yang menunjukkan
perilaku sasaran agresif cenderung memberikan nilai yang tinggi pada kepunyaan
materi, uang, dan ketegasan. Pada bentuk ekstrem lain, orang yang menganut perilaku
sasaran pasif (passive goal behaviour) memberikan nilai yang lebih tinggi pada
hubungan sosial, kualitas hidup, dan perhatian kepada orang lain.
5. Orientasi Waktu
Orientasi waktu adalah sejauh mana anggota-anggota suatu budaya menganut
pandangan jangka pendek versus jangka panjang terhadap pekerjaan, kehidupan, dan
aspek-aspek masyarakat lainnya.
Beberapa pakar percaya, bahwa budaya-budaya dunia ini akan makin memiliki
kesamaan karena sebagai akibat dari kemajuan komunikasi dan transportasi.
Perusahaan-perusahaan multinasional memudahkan proses konvergensi budaya ini,
mau tidak mau melalui iklan-iklannya yang mendefinisikan gaya hidup, sikap dan
tujuan yang patut dan dengan membawa teknik manajemen baru, teknologi, dan
nilai-nilai budaya ke negara-negara tempat mereka menjalankan usaha.
-
11