Вы находитесь на странице: 1из 36

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH DINAS


BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.

PAPAN NAMA PROYEK


a.

Bahan
Tiang

Kayu kls I Uk. 5 x 10 cm

Papan / tripleks :

Kls I 2/20./ disesuaikan

Seng

BJLS 0,20.

Pondasi

Beton Cor K 175 + Angkur besi O 12 mm.

Finishing

Cat Dasar Putih

Isi Tilisan

Nama Proyek, Nama Perusahaan, Konsultan Perencana


Konsultan Pengawas, Nilai Pekerjaan, Jangka Waktu
Pelaksanaan

Bentuk Tulisan :

Tulisan dengan huruf kapital / cetak warna hitam. Tinggi


huruf disesuaikan, tebal 1 cm

b.

Pelaksanaan.
1. Papan

nama

proyek

dipasang pada

saat

dilaksanakannya proyek,

dipancangkan pada tempat yeng mudah dilihat umum atau atas petunjuk
Pengawas, dan dicabut setelah mendapat perintah Pengawas.
2. Huruf harus jelas serta memperhatikan nilai-nilai keindahan.
3. Pemasangan papan nama nama proyek dipasang tegak dan kokoh.
1.2.

KANTOR DIREKSI LAPANGAN DAN DIREKSI LAPANGAN


a.

Membuat Direksi Keet selama pekerjaan berlangsung, untuk ruang Kontraktor,


Pengawas dan Direksi yang dilengkapi fasilitas lapangan. Selesai seluruh proyek
dilakukan pembongkar dan memebersihkan semua puing-puing bangunan dan
bangunan sementara/Direksi Keet, tetap menjadi milik Kontraktor.

b.

Membuat ruang Direksi / Pengawas yang cukup refresentatif untuk bekerja dan
aman untuk menyimpan dokumen dokumen proyek selama pelaksanaan proyek.
11

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

c.

Luas dan peralatan meja dan kursi disediakan untuk kantor Direksi dan Pengawas
minimal harus memenuhi persyaratan didalam persyaratan administrasi buku ini.

d.

dalam Kantor Direksi dan Pengawas Lapangan juga ditempatkan ruang WC


dengan baik, air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.

e.

Alat-alat lain yang senantiasa tersedia diproyek untuk setiap saat dapat digunakan
oleh Direksi Lapangan.

f.

Direksi keet :
-

1 buah meja rapat ukuran 1 x 2 m, lengakap dengan penutup mejanya.

2 buah kursi

2 buah meja kerja.

Unit lemari kayu dari multiplek 50 x 120 cm, panjang disesuaikan

kebutuhan untuk penyimpanan contoh bahan / material dan peralatan.

1.3.

1 buah White Board 0,8 x 1,2 m, untuk ruang rapat.

1 Unit meja gambar ukuran lengkap

1 buah lampu petromak atau lampu senter.

2 pasang sepatu proyek dan helm proyek.

2 Jas hujan.

KANTOR PEMBORONG DAN LOS KERJA


a.

Ukuran luas kantor dan los kerja serta tempat simpanan bahan bakar,
ditempatkan tempat yang aman serta tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan dan bahaya kebakaran. Serta mempertikan tempat yang tersedia
sehingga tidak mengganggu kelancaran.

b.

Khusus untuk menyimpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil kami buatkan


kotak simpan dipagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak
tercampur dengan lainnya.

1.4.

PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK KERJA


a.

Air untuk bekerja untuk bekerja disediakan dengan membuat sumur pompa di
tapak proyek atau air PAM, air bersih bebas dari Lumpur, minyak dan bahan
kimia lainnya dengan dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium.

b.

M e m b u a t Reservoit / bak air untuk kerja berukuran minimum 4 m3 dan


senantiasa terisi penuh.

c.

Listrik pekerjaan k a m i sediakan dari sambungan sementara PLN setempat


22

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

selama masa pembangunan dengan daya sekurang- kurang nya 1500 watt.
1.5.

PENGAMANAN LOKASI
Membuat mengamanan pada seluruh lokasi pekerjaan untuk melindungi seluruh material
yang terdapat dalam lokasi pekerjaan atau segala gangguan yang timbul akibat proses
pekerjaan.

1.6.

PERATAAN SITE
1.6.1.

Pengukuran Tapak Kembali


Pemborong mengadakan pengukuran
Pengukuran Tapak Kembali.
a.

dan

penggambaran lokasi 1.6.2.

peil ketinggian tanah, letak pohon-pohon, letak batas-batas tanah dengan


menggunakan alat optik yang sudah ditera kebenarannya oleh pihak yang
berwajib.

b.

Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan


lapangan yang sebenarnya kami laporkan kepada Direksi Lapangan untuk
dimintakan keputusannya.

c.

Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alatalat water-pass/Theodolite type T2.

d.

Menyediakan

Theodolite

Water-Pass

beserta petugasnya yang

melayani untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Lapangan.


e.

Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azaz


segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
telah disetujui oleh Direksi Langan / Konsultan Pengawas.

f.

Instalasi-instalasi yang tidak ada dan masih berfungsi harus diberi tanda
yang jelas dan dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi
akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus dicantumkan dalam
gambar

pengukuran

seperti

disebutkan

dalam

pengukuran

kami

bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah


dilaksanakannya.
g.

Gambar pengukuran tapak proyek k ami me mi n t a

persetujuan /

pengesahan Konsultan Pengawas / Direksi Lapangan, yang meliputi antara


lain :
-

Sistim koordinat, sesuai ketentuan gambar.

Peil setiap titik simpul koordinat dan transis dengan interval 0.25 M
33

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

(tinggi).
-

Rencana lokasi kantor Direksi, kantor Pemborong tempat simpan


bahan terbuka, tempat simpan tertutup, los kerja, sumber air dan
reservoir.

1.6.3.

Pembuatan Tugu Patok Dasar


a.

Kami bertanggung jawab untuk membetulkan kesalahan apapun yang


disebabkan oleh karena ia memulai pekerjaan dengan cara yang tidak
seksama, atas biaya sendiri.

d.

Tugu Patok Dasar dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20 cm,


tertancap kaut kedalam tanah sedalam 1 m dengang bagian yang muncul
diatas

muka

tanah

secukupnya untuk

memudahkan

pengukuran

selanjutnya.
e.

Tugu Patok Dasar dibuat permanen, tidak dapat dirubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari direksi
lapangan untuk membongkarnya.

1.6.4.

Papan Patok Ukur


a.

Papan Patok Ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada
beton cor setempat sehingga tidak bias digerakkan atau dirubah-rubah.

b.

Papan patok ukur kayu dibuat dari kayu Kls II, dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut sisi sebelah atasnya.

c.

Tinggi sisi atas papan bouplank harus sama satu dengan lainnya kecuali
dikehendaki lain oleh pengawas lapangan.

d.

Papan patok ukur dipasang sejauh 150 cm dari asdinding terluar sehingga
tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

e.

Setelah selesai pemasangan papan patok ukur pemborong harus melapor


kepada Direksi Lapangan untuk dimintakan persetujuan, serta harus
menjaga dan memelihara keutuhan serta ketepatan letak papan patok ukur
sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Pengawas
Lapangan.

1.6.5.

Pelaksanaan Peil dan Ukuran


a.

Kami bertanggng jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan


menurut peil-peil dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar-gambar kerja
dan RKS.

b.

Mengingat setiap kesalahan selalu

mempengaruhi bagian pekerjaan


44

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu kami
perhatikan . Kelalaian kami dalam hal ini tidak dapat ditolelir dan
pengawas berhak untuk memerintahkan membongkar atas beban Kami.
c.

Mencocokan ukuran-ukuran satu sama lin dalam setiap pekerjaan, dan


segera melaporkan kepada Pengawas setiap terdapat selisih / perbedaanperbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya.

1.6.6.

Pekerjaan Pengurugan
a.

Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
dan alat-alat Bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan
ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali untuk pekerjaan
galian Sub-struktur yang ditunjukan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Pemberi Tugas.

b.

Bahan-bahan.
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau
dengan mendatangkan dari lokasi lain, harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
-

Tanah harus bersih tidak mengandung akar, kotoran dan bahan


organis lainnya.

Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta


diketahui oleh Pemberi Tugas.

c.
Setelah pekerjaan penggurugan selasai kami meminta kepada
pengawas untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
Pelaksanaan pengurugan dilakukan lapis demi lapis, yang tebalnya
20 cm tanah buyar dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan optimum
dan mencapai peil permukaan tanah yag direncanakan.
Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai
dengan ketinggian rencana. Untuk daerah dengan ketinggian tertentu,
dibuat patok dengan warna tertentu pula. Pada daerah yang basah / ada
genangan air, maka kami akan membuat saluran-saluran sementara untuk
mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa air.
Lokasi yang akan diurug dibebaskan dari Lumpur atau kotran, sampah
dan sebagainya.
55
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari Pemberi Tugas, maka


pemadatan tersebut tidak kami basahi dengan air tetapi dilakukan
dengan memakai alat penggilas yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
Bahan Galian dipergunakan kembali untuk mengurug, bila memadai untuk
urugan dan penanggulangan. Bila perlu kami lakukan penyelidikan
laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala
biaya-biaya penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Kami
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali
sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang
dipadatkan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan adalah + 20 cm terhadap kerataan yang ditentukan. Semua
drainase darurat harus

disetujui oleh Pemberi Tugas. Cara kerja yang

dilakukan Pemborong harus disetujui oleh Pemberi Tugas.


1.6.7.

Sumber Penggunaan Material.


a.

Material untuk timbunan site / lokasi terdiri dari material-material yang


baik yang sesuai untuk keperluan itu dan disetujui Pengawas.

b.

Pengurugan diambil dari tanah galian, dan jika masih diperlukan tanah
tanah urug dipesan dari luar site dan berasal dari satu sumber.

c.

Material penimbunan terdiri dari tanah asli dan kering yang didatangkan
dengan memenuhi persyaratan material penimbunan jalan, standard Bina
Marga antara lain :

Bukan termasuk tanah lempung (clay).

Memenuhi persyaratan plastisitas.

Bersih dari bahan organic.

d.

Kepadatan yang harus dicapai di lapangan.

Kepadatan lapangan 95 % dari kepadatan standard proctor laboratorium


pada kadar air optimum.

d. Sebelum pekerjaaan pengurugan dimulai, tanah yang sudah dibersihkan


kami dilakukan pemadatan terlebih dahulu.
1.6.8.

Penghamparan dan Pemadatan.


Untuk

mencapai

kepadatan

yang

optimal,

bahan

kami menguji di

dilaboratirium, untuk mendapatkan nilai standar poctor.


66
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

Dengan bahan yang sama, tanah yang akan dipadatkan harus dites juga di
lapangan tiap 30 m / test yang ditunjuk oleh pemberi tugas dengan sistim
Field Density Test dengan hasil kepadatan sebgaai berikut :
a. Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 95 % dari standart proctor.
b. Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90 % dari standard proctor.
Hasil tes dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh pemberi tugas. Semua
hasil-hasil pekerjaan diperiksa kembali terhadap factor-faktor referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan dan dijaga
jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar.

Pekerjaan pemadatan dianggap

cukup, setelah hasil test mendapat persetujuan pemberi tugas.


Bahan urugan untuk pekerjaan pengerasan harus disebar dalam lapisan yang
rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada keadaan gambur.
Gumpalan-gumpalan tanah yang ada harus digamburkan dan bahan tersebut
harus di campur dengan cara menggaruk atau sejenisnya, sehingga diperoleh
lapisan yang sama. Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang kelebihan
harus dikeluarkan dari site / lokasi.
1.6.9. Kepadatan yang Harus Dicapai Untuk Konstruksi Urugan.
Kepadatan yang harus dicapai untuk konstruksi urugan adalah sebagai berikut :
Tiap lapisan tanah setinggi 20 cm harus dipadatkan samapai 95 % dari
kepadatan kering maksimum yang dipakai dengan test ( sand cone methode ).
1.6.11. Kadar Air
a. Material urugan yang tidak mengandung air yang cukup mencapai
kepadatan yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot
dan dicampur samapai kadar air lebih tinggi dari seharusnya, tidak boleh
dipadatkan sebelum kering dan disetujui pengawas.
b. Test kadar air dilapangan dilakukan dengan alat pengetes yang cepat dan
disetujui pengawas.
c. Pekerjaan pemadatan pekerjaan urugan tanah tadi harus dilaksanakan pada
kadar air optimum sesuai dengan sifat-sifat tanah dan alat-alat pemadatan
yang disetujui pengawas.
d. Pada pelaksanaan, pemborong harus mengambil langkah-langkah yang
77

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

diperlukan agar pada pekerjaan tersebut, air hujan dapat mengalir dengan
lancar dan harus dipersiapkan dengan kemungkinan adanya pengerutan atau
pengembangan.
1.6.12. Penyelesaian Tanah.
a. Bila oleh suatu penurunan diperlukan tambahan material timbunan tidak
lebih dari tebal 30 cm untuk mencapai permukaan yang ditentukan, maka
bagian atas dari konstruksi timbunan kami

garuk sebelum material

tambahan itu di hampar.


b. Permukaan akhir yang dicapai harus disesuai dengan keperluan ketenggian
(peil batas), kemiringan melintang dan sebagainya menurut ketentuan pada
gambar pelaksanaan.
c. Kami bertanggung jawab atas stabilitas dari timbunan dan harus mengganti
bagian-bagian yang rusak, yang menurut pengawas yang diakibatkan
kecerobohan atau ketelodoran dari pemborong dan akibat dari aliran air, tapi
tidak karena disebabkan gerakan tanah dasar timbunan.
d. Bila material yang sudah tidak memenuhi syarat digunakan untuk konstruksi
timbunan tersebut, kami akan membongkar dan menggantikan dengan
material yang sesuai, dimana untuk itu tidak diadakan biaya.
e.

Tanah

bekas

pemotongan

tanah

(gundukan

tanah)

kami gunakan

mengurug tanah yang lebih rendah, sehingga tanah bekas pemotongan dapat
dimanfaatkan kembali.
1.6.13. Pekerjaan Pengukuran Awal
a.

Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan setelah


pekerjaan perataan dan peninggian tanah selesai dilaksakan,

dan

berpedoman pada patok-patok yang telah dipancang terdahulu.


b. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan pemborong dan harus dibuat dari kayu kelas kuat II, yang tidak
berubah oleh cuaca. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata
dan sifat datar (waterpass).
c. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk tanggungan
pemborong, dilaksanakan dengan instrumen waterpass dan theodolite yang
lengkap dengan patok-patok yang kuat dari beton
d. Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai,

sebelum papan dasar

pelaksanaan, tanda tinggi dasar (kurang lebih 0,00) dari sumbu dinding serta
88
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

tiang disetujui pemilik proyek / pengawas.


2. RENCANA KERJA
32.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kami membuat Rencana
Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve
bahan dan tenaga.
2.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kami, Rencana Kerja
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh
Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
2.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2
(dua)
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan
Perencana.
1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor
/ Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.
2.4.

Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam


pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.

pelaksanaan penbangunan

3. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


3.1.

Di lapangan pekerjaan, kami menunjuk seorang Tenaga Ahli atau biasa


disebut Site Manajer yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor /
Pemborong,
berpendidikan
minimal
Sarjana
Arsitektur
yang sudah
berpengalaman 7 (tujuh) tahun.

3.2. Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa kami / Pemborong lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3.3.

Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin /


Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk
mendapat persetujuan.

3.4.

Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan


Konsultan Pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan secara
tertulis untuk mengganti Pelaksana maka dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah
dikeluarkan Surat Pemberitahuan, kami sudah menunjuk Pelaksana yang
baru untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan.

4. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN


99
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

4.1.

Pelaksana lapangan setiap hari membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik
bersifat teknis maupun administratif.

4.2.

Dalam pembuatan laporan tersebut, kami akan selalu memberikan datadata yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

4.4.

Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan


serahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

bulannya,

kami

5. KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN


1.

Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan
yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia
(SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan,
seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan
kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
6. PEKERJAAN PEMBONGKARAN

6.1.

LINGKUP PEKERJAAN
Mengurus ijin-ijin pembongkaran bangunan, serta ijin-ijin lainnya yang berhubungan
dengan pekerjaan bongkaran dari pemda setempat, tidak termasuk mengurus IMB
atau Instalasi lainnya (bila ada).
Menyerahkan surat-surat tersebut kepada Pemberi Tugas / Direksi Lapangan sebelum
pekerjaan selesai.
Menanggung semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan surat-surat ijin
tersebut, serta biaya-biaya lain yang berkaitan dengan pekerjaan pembayar
tersebut.

1.1.

SYARAT PELAKSANAAN.
a.
Kontraktor harus melaksanakan pembongkaran-pembongkaran lain yang
diperlukan, sehingga seluruh pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sempurna sesuai
gambar rencana.
b.
Sebelum melakukan pembongkaran, kontraktor harus membuat proposal cara
melaksanakan pembongkaran dan pentahapan unutk diajukan ke Direksi dan
disetujui.
c.
Pembongkaran harus dilakukan berurutan sesuai jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
d. Pembongkaran yang sudah dilaksanakan harus segera dilanjutkan dengan pekerjaan
perbaikan.
e.
Puing-puing bekas pembongkaran dan bahan-bahan lainnya menjadi milik
kontraktor dan harus segera dibawa keluar site.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

10
10

f.
Barang-barang bongkaran dan barang lain seperti meter listrik dan
sebagainya.
7. PEKERJAAN GALIAN TANAH
1.1.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-peralatan dan
alat-alat Bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub struktur
seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk pemberi
tugas.

7.1.

Syarat Syarat Pelaksanaan


Galian tanah untuk pondasi, sloof, poer dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan
peil-peil yang tercantum didalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama,
batu, jaringan, jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang
akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak
terpakai harus disumbat.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang
masih digunakan, maka pemborong harus secepatnya memberitahukan kepada pemeberi
tugas, atau kepada pengasa/intansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk-petunjuk
seperlunya.

Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai

akibat dari pekerjaan galian tersebut.


Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang elah ditentukan, maka pemborong
harus mengisi/mengurug kembali daerah ersebut dengan bahan-bahan pengisian bahan
pondasi, yang sesuai dengan spesifikasi pondasi (RKS), atas biaya Kami Pemborong
harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi

tersebut bebas dari longsoran-

longeoran tanah dikiri kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahanan tanah dan
bebas dari genangan air), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dnegan baik
sesuai dengan spesifikasi (RKS), pemompaan bila dianggap perlu harus dilakukan
dengan hati-hati, agar tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah ada.
Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, dan
ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan pemberi tugas.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

11
11

1.1. Lingkup Pekerjaan


8. PEKERJAAN URUGAN PASIR
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantuyang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang baik. Pekerjaan urugan pasir dilakukan atas dasar galian tanah pondasi,
dibawah lapisan-lapisan lantai kerja dan lapisan bawah lantai.
8.1.

Persyaratan Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas
dari Lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI 3 (PUBI
tahun 1982) pasal 14 ayat 3.
Untuk siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang ditentuka
dalam NI 3 pasal 10. Apibila dipandang perlu, direksi dapat minta kepada pemborong
supaya air yang dipakai dalam keperluan ini diperiksa di laboratirium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah, atas biaya Kami
engendelaian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syrata-syarat yang ditentukan diatas
dan harus persetuandireksi.

1.3.

Syarat Syarat Pelaksanaan


Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, maksaimum setiap lapis 10 cm, hingga
mencapai tebal yang disyaratkan. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan
dipadatkan dengan alat dengan alat pemadat yang disetujui oleh direksi.

Pemadatan

dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95 % dari kepadatan optimum dari ahsil
laboratorium.
Tebal pasir urug minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan dalam gamabar.
Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan
direksi.
9. PEKERJAAN BETON
Bagian ini meliputi pengasdaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan alat-alat Bantu
lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
beton berikut pembersihan sesuai yang tercantum dalam gambar struktur.
Semua beton struktur (pondasi, Balok / Slof, Kolom dan plat, lantai/atap) menggunakan
beton site Mix )

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

12
12

1.2.

Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuanketentuan seperti tertera dalam :
NI 2 PBI 1983
NI 3 1770
NI 5 1960
STKM JIS G 3445

1.3.

Bahan Bahan
a.

Agregat Beton
-

Agregat beton harus sesuai dengan dengan spesifikasi agregat beton


menurut ASTM C 33.

Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm

Sistim penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan


dan menjaga agar tidak erjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.

b.

Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %

Agregat Kasar (kerikil / koral )


-

Agregat beton harus berupa batu pecah.

Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir- butir yang kasar, keras
tidak berpori dan berbentuk kubus.
Bila ada butir-butir yang pipih jumlanya tidak boleh melampaui 20 % dari
jumlah berat seluruhnya.

Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 %


kehilangan berat menurut tes mesin Los Anggeles ASTM C 131 55.

Agrekat kasar harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.

Saringan

Ukuran

% Lewat saringan

25

mm

3/4

20

mm

90

100

3/8

95

mm

20

55

mm

10

No. 4

4,76

100

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

13
13

c.

Agregat Halus
-

Agregat halus dapat digunakan pasir alam dengan kwalitas terbaik.

Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan substansisubstansi yang, merusak beton.
Pasir tidak boleh mangandung mengandung segala jenis substansi tersebut
lebih dari 5 %

Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton


Pasir harus terdiri dari partikel-parikel yang tajam dan keras.

Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan


pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang
tidak diinginkan.

d.

PC (Portland Cement )
Semua semen yang kami gunakan adalah cement Portland lokal dengan syaratsyarat
:
a.

Peraturan Cement Portland Indonesia (NI.8 1972 )

b.

Peraturan Beton Indonesia (NI. 2 1972 )

c.

Mempunyai sertifikat Uji (test sertifikat).

d.

Mendapat persetujuan pemberi tugas.


Semua semen yang dapat dipakai harus dari suatu merek yang sama ( tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam juenis/merek semen untuk
suatu konstruksi struktur yang sama) dalam keadaan baru dan asli, dikirim
dalam kantong kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan
dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan
harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan pada
tempat paling ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak-zak semen
tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau
maksimum 10 zak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan,
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat
penyimpanan,

dianggap

sudah

rusak,

penggunaannya tanpa melalui tes lagi.

membantu,

dapat

ditolak

Bahan yang telah ditolak harus

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

14
14

dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.


e.

Pembesian / Penulangan
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa, sehingga
bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.

Besi

diameter < 14 mm dipakai besi beton polos U 22/BJ TP 24 dan untuk besi
diameter < 16 mm mutunya U 22/BJ TD 24.
Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarka ukuran-ukuran masingmasing. Besi penulangan rata maupun besi penulangan bergelombang (deformed
Bars) harus sesuai dengan persyaratan NI 2 tersebut diatas yang dinyatakan
sebagai U 22 Seperti dinyatakan dalam gambar-gambar.
Besi Penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain,
apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang bes, atau denga bahan cairan sejenis Vikaoxi Off yang
disetujui pengawas.
Direksi /pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan
ditempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5 % dari tulangan yang ada di
tempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan.
f.

Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal 1mm seperti yang disyaratkan dalam NI 2 tersebut
diatas.

g.

Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan peraturan beton Indonesia (
NI 2 1971 )
Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu
diperiksakan pada laboratorium PAM/PDAM setempat yag disetujui pengawas
dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.

h.

Addivite.
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan Addivite merk
Pozzolith 300 R atau yang setara. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas.
Addivite yang mengandung cholide atau nitrat tidak boleh dipergunakan.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

15
15

9.1.

Sebelum dilaksanakan kami akan melaksanakan Trial Test atau Mixed design yang
dapat memebuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dan hasil test
tersebut ditentukan oleh pengawas. Deviasi Standard yang akan dipergunakan untuk
menilai mutu beton selama pelaksanaan.
a.

Pelaksanaan Pengecoran
Pengecoran Beton dilaksanakan setelah kami mendapat ijin secara tertulis
dari Pengawas. Permohonan ijin rencana pengecoran akan kami serahkan
paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya.
Sebelum Pengecoran dimulai, kami telah menyiapkan seluruh stek-stek
maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolomkolom, balok-balok beton untuk bagian yang akan berhubungan dengan
dinding bata maupun pekerjaan instalasi. Kecuali dinyatakan lain pada
gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang dengan jarak setiap
1 meter.

b.

Pengecoran Beton.
-

Memberitahukan Direksi dan Konsultan Pengawas selambatlambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan.
Persetujuan Direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti
bahwa

kami telah melaksanakan

pengecoran tanpa gangguan.

Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab


kami atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.
-

Adukan beton tidak dipakai bila waktu sejak dicampurnya air


pada semen dan Agregat atau semen pada Agregat telah
melampaui satu jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika
Direksi dan Konsultan Pengawas menganggap perlu didasarkan
pada kondisi tertentu.

Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan


terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letaj
tulangan.
Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti tulangan, pipa,
chute dan sebagainya, serta mendapat persetujuan Direksi.

Alat-alat penuang seperti tulang, pipa chute dan sebagainya harus


selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

16
16

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian


lebih dari dua meter. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya
digunakan pipa yang etrisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dengan adukan yang baru dituang.
-

Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah


mengalami

Initulset atau yang telah mengeras dalam batas

dimana akan terjadi Plastis karena getaran.


-

Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh


tanah harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin
duduknya tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan
tanah.

Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton menjadi


keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air
semen (laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu
kedalaman yang cukup sampai tercapai beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang
melekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

c.

Pemadatan Beton.
-

Kontraktor harus bertanggungjawab untuk menyediakan peralatan


untuk mengangkut dan menuangkan beton dengan kekentalan
secukupnya agar didapatkan beton padat tanpa mengetarkan secara
berlebihan.

Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat


penting.
Beton digetarkan dengan Vibrator secukupnya dan dijaga agar
tidak berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga
dan terjadi pengantongan beton tidak akan diterima.
Vibrator yang dipakai harus dari type Rotari Out Of Balance,
dengan frekuensi 6000 Cycles permenit.
Pengetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.

Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan


dengan penggetar berfrekuensi tinggi O 2 cm, agar dijamin
pembesian beton dan pemadatan yang baik.

Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

17
17

mengerti dan terlatih.


d.

Lantai Kerja.
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug pasir padat setebal 15, 20 dan 30 cm atau sesuai yang ditunjukan
dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm, dengan
adukan 1 : 3 : 5 di bawah konstruksi beton tersebut.

e.

Beton Rabat.
Beton rabat dengan mutu Bo yang digunakan harus dari campuran 1 : 3 :
5 dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam gambar dimana
dibawahnya terlebih dahulu harus diberikan pasir padat 10 cm.

f.

Slump (Kekentalan Beton).


Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan
PBI 1971 adalah sebagai berikut :

Jenis Konstruksi
-

Kaki dan dinding

Slump/Max (mm)

(mm) / Min

125

50

150

75

Pondasi
-

Plat, Balok dan


dinding

Kolom

150

75

Pelat diatas tanah

125

50

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga
tersebut diatas dapat dinaikkan sebesar 50 %, tetapi dalam hal apapun tidak
boleh meleihi 150 mm.
g.

Penyambung Beton dan Water Stop.


-

Setiap penyambungan beton, permukaan beton harus dibersihkan/


dikasarkan dan diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG atau sejenis
yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.

Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak dibawah


permukaan tanah atau tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan
air hujan/air kotor harus diberi PVC Water Stop LWG (9) dan dipasang
sesuai petunjuk pengawas/produsen.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

18
18

h.

Contruktion Joint (sambungan Beton).


-

Rencana atau skedul pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian


satu struktur secara menyeluruh.

Dalam schedule tersebut direksi dan

pengawas akan memberikan persetujuan dimana letak Construction Joint


tersebut. Dalam keadaan mendesak Direksi dan Pengawas dapat merubah
letak Construction Joint.
-

Permukaan Contruktion Join harus bersih dan dibuat kasar dengan


mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat
dengan menyemprotkan air pada permukaan beton sesudah 2 jam tapi
kurang dari 4 jam setelah beton di tuang.

Bila pada sambungan beton / coran timbul retak/ bocor, perbaikan


dilakukan dengan CONCRESIVE SGB Proces.

i.

Pengujian Kekuatan Beton


Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari
hasil-hasil pemeriksaan benda uji.
buat satu benda uji.

Paling sedikit setiap 3 m beton harus di

Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di

laboratorium yang diasetujui Pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh


kontraktor. Ketentuan-ketentuan PBI 1983 pasal 3.5 harus dipenuhi. Mutu
beton struktur K 200, K 175 , K 150 dan K 100 .
j.

Pemeriksaan Lanjutan.
Apabila hasil pemeriksaan terserbut diatas masih meragukan, maka pemeriksaan
lanjutan dilakukan dengan menggunakan concerete gun atau kalau perlu dengan
coredrilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada
sesuai pasal 4.8 PBI 1971.

Seluruh pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini

sepenuhnay menjasi tanggungjawab Kontraktor.


4.5.

CETAKAN BETON
a.

Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-perrsyaratan normalisasi dibawah
ini :
N 2 - 1971
N 3 1970

b.

Bahan Bahan
-

Bahan pelepas acuan (Relasi Agent) harus sepenuhnya digunakan pada


semua acuan untuk pekerjaan beton.

Cetakan untuk beton cor ditempat biasa.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

19
19

c.

Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi
penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada
waktu pengecoron serta tidak terjadi perubahan bentuk, yang disetujui
oleh pengawas.
Rencana (Design) seluruh cetakan menjadi tangguingjawab kontrakror.
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil
beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.
Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata.
Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan
dengan permukaan yang halus dan rata.
Sebelum beton di tuang konstruksi cetakan harus diteliti untuk
memastikan bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dari
segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran-kotoran.
Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa dipergunakan (form
oil) untuk menjegah retaknya betonpada cetakan. Pelaksanaannya agar
berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi
daya letak besi dan beton.
Permukaan cetakan ahrus dibasahi dengan rata tidak terjadi penyerapan air
beton yang baru dituang.
Bekas cetakan beton untuk bagian bagian kontruksi yang terpendam dalam
tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan
tanah kembali.
Hasil Pengecoran dan Finising.
Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa
cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
Permukaan beton yang akan di finish dengancat, tidak akan diplester lagi
tetapi di beri plamur dan cat.
Pengecatan dapt dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan
menyatakan persetujuannya.

1.1. Umum.
9. PEKERJAAN SHOR
Menjaga kemungkinan kelongsoran akibat penggalian, terutama didaerah
berdekatan dengan bangunan yang sudah ada.

yang

Untuk ini diisyaratkan menggunakan

dinding penahan tanah yang cukup untuk mencegah tekanan tanah kesamping.
Selama harus dieteksi kemungkinan pergerakan samping dari dinding penahan tanah
tersebut dan harus dicegah terjadinya pergerakan-pergerakan.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

20
20

URAIAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA DAN BATAKO PRESS
1.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pembuatan dinding batako press.
b. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
1.2. PERSYARATAN BAHAN.
1.2.1. Batako press.
Batako press yang dipakai adalah dari mutu yang terbaik, setaraf bata
F, ukuran 8 x 20 x 30 cm. dengan pengepresan sempurna dan merata.
Batako press yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau
adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung
didatangkan dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, kami akan mengajukan contoh
disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
1.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
1.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
1.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
1.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kami senantiasa memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain
dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
1.3.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih
dulu sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air
di atas permukaan batu bata tersebut.
1.3.3. Aduk perekat / spesi.
a. Aduk perekat / spesi untuk pasangan batako press kedap air
adalah campuran 1pc : 3ps untuk :
Dinding pasangan batako daerah basah.
Dinding pasangan batako yang langsung berhubungan dengan luar.
Saluran.
b. Untuk semua pasangan batako press terhitung dari P +0,20 ke atas,
dipakai aduk perekat / spesi campuran 1pc : 5ps terkecuali yang
disyaratkan
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

21
21

kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.


c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam Bab
ini.
1.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat /
spesi harus sama setebal 1 cm.
Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan
penuh.
1.3.5. Pemasangan dinding pasangan batako dilakukan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan
balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam buku ini.
1.3.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak
dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
1.3.7. Pekerjaan pemasangan batako press harus benar-benar vertikal
dan horizontal. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur
dengan tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200
cm. vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus
membongkar / memperbaiki dan biaya untuk perkaan ini ditanggung oleh
Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
1.3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk
kasar sampai setinggi permukaan tanah.
1.3.9. Setelah batako terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok
dengan kedalaman 1 cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi,
kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.
1.3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan
air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
1.3.11.

Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama


sekali tidak diperkenankan.

1.3.12. Tidak diperkenankan memasang batako yang patah dua melebihi dari
5%. Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh
digunakan.
1.3.13. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus :
Dinding bata batu, harus setebal 15 cm.
Dinding bata 1 batu, harus setebal 25 cm.
1.3.14. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib
untuk memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh
bahan lain. Apabila
pada
saat
di-finish
terdapat
kerusakan,
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

22
22

berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai


dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan

6.2. B A H A N
a. Semen
2. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU KALI
Untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya seperti semen yang ditentukan
untuk pekerjaan beton.
a.

Pasir.
Pasir unuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya dengan pasir yang ditentukan
untuk pekerjaan beton. Gardasi Pasir urug yang dipakai minimum 0,35 mm.

b.

Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam pekerjaan beton.

c.

Batu Kali
Bahan Batu kali harus memenuhi syarat-syarat :
-

Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat, berat dan berwarna kehitamhitaman.

Tidak ringan atau porous.

Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/dipecah-pecah menjadi


ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.

Memenuhi peraturan umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3-1970).

6.3. SYARAT PELAKSANAAN.


f.

Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1 pc : 5 ps, sesuai dengan PUBB (NI.31956).

g.

Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar atas petunjuk-petunjuk


Pengawas.

h.

Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan adukan selapis demi
selapis dan mencapai masa yang kuat dan integral.

i.

Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentiannya harus


bergerigi agar pada penyambungan baru berikutnya terjadi ikatan yang kokoh.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

23
23

Didalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah.
j.

Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar atau atas petunjukpetunjuk Pengawas.

k.

Adukan-adukan unuk pemasangan lainnya harus mendapat petunjuk-petunjuk dan


persetujuan Pengawas.
3. PEKERJAAN BETON PRAKTIS

3.1. LINGKUP PEKERJAAN.


3.1.1. Pekerjaan Beton Bertulang.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan kolom praktis 9 x 11 cm.
Pembuatan balok praktis / balok lintel, ring balok ukuran 12 x 15 cm.
Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok
lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3.1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar
Kerja.
3.2. PERSYARATAN BAHAN.
3.2.1. Besi Beton.
a. Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-22 untuk diameter lebih kecil dari
16 mm.
b.

Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih.

c. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.


d. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja.
e.

Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan


dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Konsultan Pengawas.

f. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh /
dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI2 (PBI-1971)
3.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

24
24

3.2.4. Koral beton / Spleet.


a. Koral beton / spleet harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori
serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
b.
Penyimpanan / penimbunan koral beton dengan pasir harus
dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang disyaratkan.
3.2.5. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3.2.6. Acuan / bekisting dan perancah.
a. Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm.
b. Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
c.
Perancah
disyaratkan
memakai
perancah
besi,
diperkenankan mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.

tidak

3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


3.3.1. Beton Bertulang.
a. Campuran dan mutu beton
Campuran adalah 1pc : 2ps : 3Kr.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang
non struktural ini adalah K-175.
b. Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait
dan
sengkang
(ring) persyaratannya harus sesuai NI-2 (PBI-1971).
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan
harus bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton dan bantalan beton (beton decking) sesuai
dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Acuan / bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.

Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatanperkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah
bentuk dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung.

Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas


dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan
sebagainya.
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

25
25

d. Cara pengadukan.
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga
tidak terjadi penguapan terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
e. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuranukuran
dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
Pengecoran
harus
dilakukan dengan
menggunakan alat
penggetar beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarangsarang koral / spleet yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan
Pengawas.
Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai Bonding
Agent NITOBOND PVA merk FOSROC.
Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya
harus dikasarkan, dilapis dengan Bonding Agent NITOBOND
PVA yang pelaksanaannya sesuai persyaratan pabrik pembuat,
selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton baru.
f. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan
dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
g. Pekerjaan pembuatan kolom praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
Dinding pasangan batu 2 bata
bangunan setiap seluas 9 m .

batu

pada

bagian

dalam

Dinding pasangan batu bata 2 batu pada bagian luar / tepi


luar bangunan setiap seluas 9 m .
Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm.
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

26
26

Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.


h. Pekerjaan pembuatan balok praktis / lintel dan ring balok.
Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok :
Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas
sebagai ring balok setiap luas 9 m2
pasangan dinding bata yang
tinggi.
Ukuran balok pratis adalah
sesuai
Gambar Kerja.

13 x 13 cm, 13 x 20 cm, atau

Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.


i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan
atau seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.
j.

Pemasangan kolom praktis dan balok praktis / lintel seperti tercantum


dalam Butir 5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas apakah
pekerjaan tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.

k.

Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom


praktis, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam
Gambar
Kerja harus diperkuat angker 8 mm. setiap jarak 50 cm. yang terlebih
dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom
dan balok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata
minimal sedalam 30 cm. kecuali ditentukan lain.

3.3.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1pc : 3ps : 5kr.
Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan
rata permukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar
Kerja.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
C V . TAHUN
T H I M ANGGARAN
A K S M U L2013
TI GRAHA.
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

27
27

4. PEKERJAAN PLESTERAN
4.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran aci halus untuk dinding pasangan batako press dan permukaan beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
4.2. PERSYARATAN BAHAN.
4.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
4.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
4.2.3. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
4.3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas.
4.3.2. Jenis plesteran.
a.
Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak
dhaluskan.
Campuan plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air,yaitu 1pc :
3ps. Dipakai untuk :
Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam
tanah hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.
Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1pc : 5ps.
Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta
untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam
bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Aduk plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar /
tepi luar bangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja
hingga ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai.
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

30
30

Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian


sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
d.

Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang


dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari
dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan
sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur
8
(delapan) hari, atau sudah kering benar.

4.3.3. Pelaksanaan.
a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering
pada waktu pelaksanaan pemasangan.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak
melebihi
30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
c. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli
untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci
halus.
d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus
diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus /
aci harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga
dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain
yang membuat cacat.
e.

Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus


dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1
cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya
harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan
(scratched). Semua lubang - lubang bekas pengikat bekisting atau
form tie
harus
tertutup aduk plesteran.

d. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper
dipakai plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan /
material akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis
horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan /
material yang akan digunakan tersebut.
e. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada
satu bidang datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm.
dan dalam 5 mm.
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

31
31

f. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan


atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak
2 m.
g. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding
/ kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.
Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan maksimal 2,5 cm.
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat
ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan
yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
h. Pekerjaan plesteran dinding hanya
diperkenankan
setelah selesai
pemasangan instalasi
pipa
listrik,
pipa
plumbing,
untuk
seluruh bangunan.
4.3.4. Pemeliharaan.
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari
sinar matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air sekurang- kurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir,
Kontraktor
wajib
memelihara
dan
menjaganya
terhadap
kerusakan- kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh
Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir
di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih
dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat
lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan
tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.
6. PEKERJAAN LANTAI
1.1. PEKERJAAN PENYELESAIAN LANTAI
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan memasang lantai dengan :
a.

Penyelesaian lantai dengan cor beton tumbuk dibawah lantai

b.

Penyelesaian lantai / dinding dengan keramik kwalitas baik.


-

Untuk lantai keramik 40 /40 cm Kualitas KW2

Untuk dinding keramik 20 / 25 cm

Untuk lantai Km/ Wc dan Area Service Keramik 20/ 20


C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

32
32

SYARAT PELAKSANAAN
Sebelum Pekerjaan Penyelesaian Lantai dimulai, maka :
a.

Kontraktor diwajibkan menyediakan bahan, tenaga dan peralatan yang


dipergunakan untuk pekerjaan tersebut.

b.

Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan kembali tentang peil dari pada


lantai dan kemiringannya (untuk toilet dan sebagainya) serta pemeriksaan semua
pemasangan pipa-pipa, saluran dan sebagainya, harus dilaksanakan dengan baik.

c.

Lapisan water proofing harus sudah dipasang untuk daerah-daerah toilet sampai
ketinggian 30 cm pada sekeliling ruang tersebut

d.

Kontraktor harus membersihkan permukaan yang akan dipasang pelapis lantai dari
berbagai macam kotoran.

e.

Pada lantai dasar yang berhubungan dengan tanah harus dicor terlebih dahulu
dengan beton ringan (1pc : 3 ps : 5 kr).

7.1. LINGKUP PEKERJAAN


7. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan pemasangan plafond dengan :
b.

Penyelesaian plafond dari tripleks ketebalan 3 mm

c.

Penyelesaian rangka plafond kayu kls II , penggantung plafond kayu kls II

b.

List plafond dengan ukuran, type sesuai dengan gambar / RAB.

7.2. SYARAT PELAKSANAAN


Sebelum Pekerjaan Penyelesaian Plafond dimulai, maka :
a. Kontraktor diwajibkan menyediakan bahan, tenaga dan peralatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan tersebut.
b. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan kembali tentang semua
pekerjaan yang berhubungan

pada plafond

pemasangan pipa-pipa/ kabel

listrik , instalasi

serta pemeriksaan semua


dan sebagainya, harus

dilaksanakan dengan baik.


c.

Penggantung harus sudah dipasang untuk daerah-daerah bentangan lebar pada


ruang tertentu.

d. Kontraktor harus membersihkan permukaan tripleks yang akan dipasang dari


berbagai macam kotoran.
e. Kontraktor harus membuat shop drawing apabila ada perubahan pola plafond
dan harus disetuji oleh konsultan pengawas.

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

33
33

8. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


8.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pemasangan atap meliputi :
j.

Pekerjaan Penyelesaian kuda kuda kayu kls I

k.

Pekerjaan Penyelesaian gording kayu kls II

l.

Pekerjaan penutup atap menggunakan seng gelombang BJLS 0,25 mm dan


bubungan atap menggunakan seng plat BJLS 0,25 mm.

1.1. SYARAT PELAKSANAAN


Sebelum Pekerjaan Penyelesaian Atap dimulai, maka :
a. Kontraktor diwajibkan menyediakan bahan, tenaga dan peralatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan tersebut.
b. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan kembali tentang semua
pekerjaan yang berhubungan Atap serta pemeriksaan semua angkur / bout ,
instalasi dan sebagainya, harus dilaksanakan dengan baik
c. Sambungan sambungan kayu harus baik, bout / mur sudah dipasang untuk
kuda kuda bentangan lebar pada bangunan tertentu.
d. Pemasangan gording harus rata , sambungan kayu gording diusahakan terletak
pada daerah kuda kuda, untuk menjaga lendutan kayu.
e. Sebelum atap genteng metel ditutup terlebih dahulu dipasang aluminium foil
pada seluruh bagian yang akan ditutupi dengan genteng metal
f.

Kontraktor harus membersihkan permukaan genteng metal yang akan dipasang


dari berbagai macam kotoran.

g. Kontraktor harus membuat shop drawing apabila ada perubahan rangka atap /
atap dan harus disetuji oleh konsultan pengawas
9. PEKERJAAN KOSEN PINTU, JENDELA & KACA
1.1.PEKERJAAN KOSEN
9.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan bahan, penyetelan dan pemasangan
kosen pada tempat-tempat sesuai dengan gambar rencana.
b. Mengatur pekerjaan kosen

dengan pekerjaan-pekerjaan bidang lain yang

bersangkutan terutama pekerjaan kaca dan kunci .


C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

34
34

1.1.1. B a h a n.
a. Profil Kayu Kls. I , mutu baik ex. Setaraf kayu besi produk lokal, kecuali untuk
pintu KM dan WC menggunakan kosen dari bahan plastik.
b. Standard

PPKI - 71.

c. Tebal & Angkur angkur

Disesuaikan.

a. Ukuran Profil

disesuaikan dengan gambar.

b Pemakaian

Sesuai gambar.

1.1.2. Kosen Pintu / Jendela .

1.1.3. Persyaratan.
a. Kontraktor diwajibkan memberikan / menyertakan contoh bahan pada
penawaran.
-

Profil-profil

yang dipasang harus

disetujui Konsultan Pengawas.

komposisi bahan dan seluruh persyaratan yang ada di Spec.


b. Disamping itu kontraktor harus juga bertanggung jawab apabila :
-

Pekerjaan yang tenyata dilaksanakan berdasarkan gambar yang belum /


tidak

disetujui

oleh

Pengawas,

sehingga

berhak

menolak

dan

menginstruksikan kepada kontraktor utnuk membongkar pekerjaan


tersebut.
Semua kerugian yang diakibatkan oleh hal-hal diatas menjadi tanggung
jawab kontraktor.
-

Dibelakang hari ternyata terbukti bahan yang dipasang bukan dari jenis
yang diminta, untuk itu kontraktor wajib menggantinya atas beban sendiri.

c. Kawajiban lain Kontraktor.


-

Memberikan perhitungan sesuai dengan kreteria desain yang ada.

Memberi surat jaminan terhadap kwalitas bahan.

Petunjuk perawatan meliputi : Jadwal perawartan, Cara perawatan


finishing dan pelengkap-pelengkap lain.

d. Pintu-pintu harus dapat membuka 90 / 180 derajat.


e. Dapat dilakukan modifikasi tanpa merubah profil, penampilan, kekuatan atau
ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kreteria perencanaan.
f. Pergerakan karena temperatur atau cuaca harus diperhitungkan didalam
pelaksanaan (tercantum dengan jelas didalam shop drawing). Sehingga apabila
terjadi pergerakan tidak menimbulkan suara dan

pemuaian / patahan dari

material, sambungan yang terbuka dan hal-hal lain.


C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

35
35

1.1.4. Persyaratan Struktur.


a. Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu
perawatan seperti jendela hidup, dan sebagainya harus disediakan penguat dan
angkur dengan kemampuan 90 kg beban terpusat, horizontal tanpa terjadi
kerusakan.
1.1.5. Contoh-contoh.
a.

Kontraktor wajib mengikuti petunjuk Pengawas, bagian-bagian mana yang


diminta dibuat sebagai contoh.

1.1.6. Shop Drawing.


a. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar /
shop drawing untuk pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar rencana, shop
drawing tersebut harus mendapat persetujuan dan diparaf oleh Konsultan
Pengawas.
b. Semua pekerjaan harus dirakit dan dipasang sesuai gambar kerja yang sudah
disetujui Perencana dan Konsultan Pengawas.
c. Semua ukuran dalam gambar (shop drawing) harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan. Ukuran yang ada dalam gambar rencana tidak mutlak menjadi
patokan dalam pelaksanaan.
d. Gambar kerja / shop drawing tersebut minimal harus menjelaskan :
-

Type & tapak setiap jenis kosen, pintu dan jendela.

Detail hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan.

Detail pertemuan dengan komponen-komponen lain yang berhubungan.

Pengangkuran

Ketepatan ukuran sesuai lapangan.

Spesifikasi profil bahan, komponen lain meliputi ukuran, ketebalan,


kekuatan, finishing, dsb.

1.1.7. Pelaksanaan / Pemasangan.


a. Pekerjaan pemasangan kosen harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang etrlatih
dan berpengalaman dalam bidang tersebut.
b. Sebelum pekerjaan diserahkan, permukaan kayu harus bersih dari segala
kotoran atau noda-noda, tanda-tanda dan sebagainya.
c. Pekerjaan kaca untuk pintu dan jendela, menggunakan kaca dengan ketebalan 5
mm dan 3 mm dengan jenis kaca bening , kecuali ditentukan lain dalam
pelaksanaan gambar kerja.
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

36
36

d. Semua perlengkapan kunci dan penggantung dipakai produksi dalam negeri,


bentuk dan warna ditentukan kemudian oleh pemilik.
e. Semua kunci kunci harus dilengkapi dengan anak kunci pengganti minimal 2
buah.
f. Setip daun pintu harus dipasang 3 buah engsel dengan ukuran tidak kurang dari
10 cm, terbuat dari bahan stainless steel, merk setaraf YKK atau SES,
pengajuan contoh bahan harus mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas.
g. Pemasangan yang tidak rapi dan menimbulkan cacat harus diperbaiki dan harus
diganti atas beban kontraktor sendiri.
10. PEKERJAAN PENGECATAN
10.1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengecatan Meni untuk semua permukaan

kayu, plesteran

dan lain-lain

permuakaan tersebut dalam gambar.


10.2. KETENTUAN UMUM
Semua bahan-bahan cat harus diperoleh agen resmi yang telah disetujui, yang jika
dikehendaki dapat memeberikan seluk beluk keterangan mengenai bahan tersebut dan
prosesnya.
Semua cat harus dipergunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan instruksinya
pabriknya. Juga plamir dan cat dasarnya harus dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk
masing-masing lapisan pemakaian. Kaleng yang diisi cat harus diaduk benar-benar
sebelum dituangkan ke ketel dan dipulaskan menurut aturan dari pabriknya. Jangan
sekali-kali mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat, jika tidak
disarankan atau dikehendaki oleh pabrik cat tersebut.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa bahan yang dipakai adalah asli, tidak palsu,
dengan menunjukkan surat jaminan dari pabrik, sesuai volume pekerjaan yang disupply.
1.2. DAFTAR DAN PERSYARATAN BAHAN
Setelah kontrak ditanda tangani, tidak kurang dari 2 bulan sebelum memulai pekerjaan
pengecatan. kami mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk
pekerjaan pengecatan dan dekorasi, kepada Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini meliputi , cat bermerk , dan harus
disetujui / diparaf Konsultan Pengawas.
C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

37
37

10.3.1. B a h a n.
a. Cat Tembok
- Warna

Ditentukan oleh Konsultan Pengawas/

Merk

Setara Matrolite.

Pengecer

Air bersih, max. 20 %

Daya sebar

12 m / liter

Pengecetan ulng :

setelah 2 jam.

Pengecetan

Minimal 2 lapis atau sampai disetujui

- Warna

Ditentukan oleh Konsultan Pengawas

Acrylic Primer undercoat A 931 Primer Chromate

b. Cat Kayu
Meni

A 540 untuk kayu.


-

Merk

Setara Glotex

Pengecer

Dulux Thinner A 850 41.

Daya sebar

16 m /liter

Pengecetan ulng :

setelah 16 jam.

Pengecetan

Minimal 2 lapis atau sampai disetujui Konsultan

Pengawas.

Tidore, 25 Maret 2013


CV. THIMAKS MULTI GRAGA

HAMDI HUSEN
Direktur

C V. T H I M A K S M U LT I G R A H A .
M E T O D E P E L A K S A N A A N PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN 2013

38
38

Вам также может понравиться