Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
Pada dasarnya penatalaksanaan NIS (Neoplasia Intraepitelial Serviks) dapat
dilakukan dengan : - observasi saja
- medikamentosa
- terapi destruksi
- terapi eksisi
Tindakan observasi dilakukan pada : Tes Pap dengan hasil HPV (Human
Papilloma Virus), atipia, NIS I yang termasuk dalam LSIL (Low grade
squamous cell intraepithelial lesion = lesi derajat rendah).
Terapi destruksi dilakukan pada LSIL dan HSIL (High grade squamous cell
inrtaepithelial lesion = lesi derajat tinggi), demikian juga terapi eksisi dapat
ditujukan pada LSIL dan HSIL.
Bedanya antara terapi destruksi dan terapi eksisi adalah pada terapi destruksi
tidak mengangkat lesi, tetapi pada terapi eksisi ada spesimen lesi yang
diangkat.
Pengobatan lesi prakanker serviks
Garis besar penanganan lesi pra kanker serviks yaitu :
Klasifikasi
Penanganan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------HPV
Observasi
Medikamentosa
Destruksi : Krioterapi
Elektrokauterisasi/elektrokoagulasi
Laser, Laser + 5 FU
Eksisi : Ditermi loop
Displasia ringan (NIS I)
Observasi
Destruksi : Krioterapi
Elektrokoagulasi
Laser, Laser + 5 FU
Eksisi : diatermi loop
63
Destruksi : Krioterapi
Elektrogoagulasi
Laser , Laser + 5 FU
Eksisi
: Diatermi loop
Destruksi : krioterapi
Elektrokoagulasi
Laser
Eksisi : Konisasi
Histerektomi
Diskusi berikut akan memfokuskan pada terapi NIS dengan eksisi. Yang
termasuk dengan
terapi eksisi
pada NIS
adalah
: LEEP
(Loop
Electrosurgical Excision Procedure), konisasi dan histerektomi.
Dalam terapi NIS
harus diperhatikan jangan sampai pengobatan over
treatment atau under treatment. 1
Beberapa dasar terapi harus diperhatikan, bahwa terapi tidak boleh didasarkan
hanya pada hasil sitologi saja , harus dipertimbangkan juga hasil kolposkopi,
data histopatologi, usia pasien, fungsi reproduksi, adanya kelainan ginekologik
lain, keluhan lain dan kepatuhan pasien. Diperhatikan. 2
Untuk mencapai tujuan terapi NIS perlu
pemahaman kedalaman kelenjar
endoserviks, yaitu maksimal 7,83 mm dan umumnya sebagian kelenjar terlibat
sebagai lesi neoplastik, khususnya karsinoma in situ dengan kedalaman lesi 4 5,22 mm. 3
Pemilihan jenis terapi
Sebelum membahas tiap-tiap jenis terapi lebih rinci, perlu dipahami ada faktorfaktor yang
patut diperhatikan dalam pemilihan jenis terapi yaitu : 4
- Faktor lesi
- Faktor pasien
Faktor lesi
Faktor lesi yang harus dipertimbangkan untuk pemilihan jenis terapi adalah :
- Derajat lesi
- Letak lesi
- Luas lesi
- Fokus lesi
64
65
Faktor pasien
Beberapa faktor yang ada pada pasien dan perlu dipertimbangkan dalam
menentukan jenis
terapi adalah : 2
- Usia
- Kebutuhan fungsi reproduksi
- Patologi uterus
- Kepatuhan pasien
Faktor usia berhubungan dengan faktor kebutuhan fungsi reproduksi. Pada
pasien usia muda tentunya masih sangat dibutuhkan fungsi reproduksi ,
sehingga dalam pemilihan terapi harus berusaha tetap dipertahankannya
organ-organ reproduksi .
Adanya patologi uterus menjadi
bahan pertimbangan pilihan terapi ,
walaupun pada kondisi tertentu , patologi uterus bukan merupakan
halangan untuk tetap dipertahankan.
Kepatuhan pasien untuk mematuhi program pengamatan dan pemeriksaan
ulang sangat penting , artinya dalam usaha menemukan rekurensi terhadap
kegagalan terapi.
66
Konisasi
Tindakan konisasi dapat dilakukan dengan berbagai teknik :
- Konisasi cold knife
- Konisasi diatermi loop (=LLETZ)
- Konisasi laser
Didalam prakteknya sering tindakan konisasi juga merupakan tindakan
diagnostik.
Antara tujuan diagnostik dan terapi acapkali sukar dipisahkan secara tegas.
Indikasi konisasi
: 9,10
12
Yang dimaksud disini adalah konisasi dengan skalpel, teknik ini dianggap
sebagai terapi traditional untuk pasien NIS. Namun demikian konisasi dengan
skalpel yaitu lebih dapat menvapai keluasan lesi, dan tercapai jaringan kerucut
untuk pemeriksaan histopatologi.
67
68
69
adekuat ( 2 cm), ternyata masih terdapat lesi NIS. Pasien usia reproduksi
batas atas konisasi (yang 1,5 cm) dapat diterapi dengan rekonisasi. 12
2). Eksisi harus mencapai vagina atas
Pada keadaan ini konisasi akan tidak adekuat dan perlu dilakukan
histerektomi dengan mengangkat bagian atas vagina. Pilihan lain adalah
dengan terapi laser.
3). Bersamaan dengan keadaan yang menjadi indikasi untuk dilakukan
histerektomi, misalnya ada dengan uterus miomatosus. Kecurigaan invasif
harus disingkirkan.
4). Ada masalah teknis untuk melakukan konisasi ,
mendatar , sering dijumpai pada usia lanjut.
Penutup
Beberapa metode terapi NIS dengan eksisi telah dibahas, yaitu LEEP, konisasi
dan histerektomi serta dasar-dasar pemilihan terapi.
Tetap saja diperlukan pemahaman tentang dasar-dasar lesi pra-kanker serviks
yang terkait dengan perjalanan penyakit, dasar penegakan diagnosis agar
pilihan terapi yang diterapkan tidak over treatment ataupun under treatment.
Daftar pustaka
1. Kiviat NB, Critchlow CW, Kurman RJ. Reassessment of the morphological
continuum of cervical intraepithelial lessions :does it reflect different stage in
the progression to cervical carcinoma ? In : Munoz N et al, eds. The
Epidemiology of Human Papilloma Virus and Cervical Cancer. Lyon :
International Agency Research on Cancer , 1992 : 59 66.
2. Conell GO, Morgan HR, Ingram D, Roth P, Murphy KJ, Daya D, Sousa TD. A
radonmized controle trial of cryotherapy vs laser therapy in cervical
intraepithelial neoplasia (CIN) , 8 th World Conggress of Cervical Pathology
and Colposcopy, Chicago 1993.
3. Anderson MC, Hartley RB. Cervical crypt involvement by intraepithelial
neoplasia . Obstet Gynecol, 1980 ; 55 : 546 50.
4. Koutsky LA, Holmes KK, Crotchllow CW. A Cohort Study of the risk of cervical
intraepithelial neoplasia grade 2 or 3 in relation to papillomavirus infected .
New Engl J Med. 1992 ; 327 : 1272 8.
5. Montz FJ, Mork BJ, Fowler JM, Ngugeni. Natural history
of minimally
abnormal Papanicolau Smear. Obstet Gynecol. 1992 ; 80 :385 8
6. Cartier R. Practical Colposcopy. Besel Munchen Paris New York
Sydney : S Kanger, 1977 : 94 109
70