Вы находитесь на странице: 1из 23

SEORANG MAHASISWA YANG

DITAHAN POLISI
KELOMPOK 1
MODUL MENTAL EMOSIONAL

Amir, 20 tahun, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Swasta di


Jakarta, ditahan oleh polisi karena menyerang dan melukai
seorang karyawan bagian pendidikan dan pengajaran di
fakultasnya. Menurut keterangan pimpinan fakuktas, Amir adalah
mahasiswa yang akan dikeluarkan dari fakultas (drop-out) karena
alasan akademis yang tidak memenuhi syarat. Menurut
keluarganya , sejak ada berita akan dikeluarkan dari fakultas, Amir
menunjukkan perubahan perilaku. Ia sering marah-marah tanpa
ada alasan, dan hampir setiap malam tidak bisa tidur serta merasa
semuanya sudah berubah. Lingkungannya maupun dirinya sudah
berubah tidak seperti lingkungan dan dirinya yang dulu. Ia juga
sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya. Amir
menyatakan bahwa karyawan di Dikjar, adalah anggota komplotan
yang ingin merusak hari depannya dengan merekayasa agar ia
dikeluarkan dari fakultas kedokteran. Kepala polisi yang
menginterogasi Amir menyatakan bahwa dirinya tidak sakit,
dirinya tidak gila. Ia menegaskan bahwa menuntut ilmu untuk
menjadi dokter, adalah hak azasi manusia (HAM). Siapapun yang
melanggar HAM harus ia serang dan berantas. Amir menegaskan
bahwa ia jelas mendengar suara yang memerintahkannya untuk
menyerang karyawan di bagian pendidikan dan pengajaran, yang
merupakan salah satu anggota komplotan yang melanggar HAM.

KASUS

terminologi
Jiwa = Sesuatu yang konkret, kesatuan fungsional yang
menilai perasaan, pikiran atau perilaku
Lingkungan berubah = Derealisasi. Gangguan persepsi
dimana pasien merasa lingkungan dan orang-orang
disekitarnya berubah
Dirinya berubah = Depersonalisasi. Gangguan persepsi
dimana pasien merasa dirinya berubah
Mendengar suara-suara = Halusinasi auditorik. Merasa
mendengar suara namun objeknya tidak ada
Bicara kacau = gangguan inkoherensi. Gangguan arus
pikir yang menyebabkan penderita memiliki jalan pikiran
yang sukar dimengerti dan diikuti karena adanya asosiasi
longgar yang berat

Mind map
Amir, 20tahun
Mahasiswa fk

Tidak ada faktor genetik


Dan organik

Stressor : akan di DO
Perubahan
perilaku
-

Marah-marah tanpa alasan


Tidak bisa diatur
Halusinasi auditorik
Bicara kacau

Jiwa Sehat dan Sakit


Jiwa yang sehat memungkinkan
terjadinya
perkembangan
fisik,
intelektual secara optimal
Gangguan jiwa sindrom klinis
yang bermakna dari perkembangan
fisik, intelektual, emosional yang
menyebabkan
disfungsi
disertai
maupun tidak disertai stress.

Patofisiologi gejala psikotik

Pendekatan Psikopatologis

Mengamati pasien dari luar


Observasi
Wawancara
Mencari simptom patologis dan sindrom klinis
Identifikasi gejala-gejala psikopatologis
Mengelompokkan dalam sindrom klinis
Menghasilkan diagnosis deskriptif
Terapi ditunjukkan untuk menekan atau
menghilangkan gejala

Pendekatan Psikodinamis

Mengamati dari dalam diri pasien


Observasi
Wawancara psikodinamis
Empati
Pemahaman
Gejala adalah upaya adaptif
Perlu memahami proses mental
Dorongan-dorongan bawah sadar
Peristiwa-peristiwa masa lalu
Konflik-konflik intrapsikis
Mekanisme adaptif
Formulasi psikodinamis
Diagnosis psikodinamis

Pengamatan (Observasi)
Yang harus diperhatikan:
1. Penampilan pasien secara umum
(dandanan, sikap, gaya berbicara, dan
kesadaran)
2. Dalam melakukan pengamatan
terhadap pasien, kita dapat menilai
perasaan (afek) maupun perilaku pasien
tersebut
3. Pengamatan ini dilakukan selama
berlangsungnya pemeriksaan pasien yaitu
dari awal pasien memasuki ruangan hingga
pasien meninggalkan ruangan periksa

Penampilan Umum
1. Pasien laki-laki bernama
Amir
2. Berusia 20 tahun
3. Seorang mahasiswa
kedokteran swasta di jakarta
4. Aktivitas pasien selama
pemeriksaan maupun sikap
terhadap pemeriksa belum
dapat disimpulkan dari skenario
yang ada

Kesadaran dan Perasaan


1. Tingkat kesadaran : compos mentis
2. Pasien sadar akan orientasi waktu dan
tempat
3. Dilihat dari keadaan afektifnya : pasien
mengalami mood yang disthym
4. Dilihat dari ekspresi afektifnya, pasien
memiliki:
Stabilitas yang labil
Intensitas afeknya dalam
Sesuai / echt
Skala diferensiasinya sempit
Keserasiannya positif dimana selaras
antara pikiran dan perbuatannya

Bentuk pikir
Normal (sistematis, logis, informatif)
Terganggu
*Catatan ditentukan dari hasil analisis
pikiran pasien,yang dikemukakan
dalam pemeriksaan auto anamnesis

Proses pikir
Arus pikir (normal, cepat, lambat)
Flight of ideas
Apakah ada gangguan asosiasi:
asosiasi bunyi, asosiasi longgar,
inkoherensi, word salad)
Kontinu/tidak kontinu

Isi pikir

Distorsi sensorik
Disepsi sensorik
Ilusi
Depresonalisasi
Derealisasi
waham

Alam Perbuatan

aktivitas (hiperaktif, normoaktif, hipoaktif)


kerjasama (kooperativ, nonkooperativ)
Psikomotor, bentuk kelainan psikomotor yang diamati:
Lambat / cepat
Tak disadari
Diulang-ulang tanpa tujuan: stereotipik
Diulang secara eksesif: manerima
Mutisme : membisu
Stupor : mematung
Fleksibilitas serea: disuruh apa saja mau
Echopraxia: menirukan gerakan orang lain
Katatonia
dll.

Pemeriksaan Psikiatri
Anamnesis
1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, pendidikan, agama,
pekerjaan, diantar dengan siapa ke RS)
2. Keluhan Utama
. Keluhan yg menyebabkan datang berobat
. Gambaran klinis utama dari gangguannya + kel. Tambahan
3. Riwayat Gangguan Sekarang
. Pasien baru yang pertama kali mendapat gangguan?
Dimulai sejak kapan muncul ggn. tsb
. Kondisi pasien smp memuncaknya saat dibawa berobat
sekarang

4. Riwayat Gangguan Dahulu (riwayat pasien)


Pernah dirawat / berobat sebelumnya
Kapan, berapa kali & berapa lama berobat sebelumnya /
dirawat
Alasan dirawat
Kondisi sesudah perawatan
5. Riwayat Kehidupan Pribadi
Sejak dlm kandungan
Penyalahgunaan obat / zat narkotik
6. Riwayat Keluarga
Adanya gangguan jiwa herediter

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum (observasi)
1. Penampilan
2. Kesadaran
3. Pembicaraan
4. Prilaku dan aktivitas psikomotor
5. Sikap terhadap pemeriksa

Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah rutin
2. Urinalisis (mengetahui riwayat napsa)
Pemeriksaan Penunjang
3. EEG
4. CT-Scan (untuk menyingkirkan
diagnosis tumor atau perdarahan pada
otak)

Diagnosis Multiaksial
Axis I : Gangguan Psikotik
Axis II : Axis III: Kemungkinan adanya lebam atau
lecet pada tangan akibat pemukulan
yang
telah dilakukan
Axis IV : Amir adalah mahasiswa kedokteran
yang akan dikeluarkan dari fakultas
(dropout) karena alasan akademis
yang tidak
memenuhi syarat
Axis V : Global Assessment of Functioning
(GAF : score 47)

Tatalaksana
Psikoterapi
Farmakoterapi:
Tipikal
antipikal

Prognosis
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam

TERIMAKASIH

Вам также может понравиться