Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELOMPOK VI
NUR FITRIALMAITIN TILU (1411C2024)
YUDHA WIDIA NUGRAHA (1411C2025)
: An. A
Umur
: 6 tahun 3 bulan
Alamat
: Jl. cimpaeun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
6 bulan
Tidak ada riwayat kejang
f.
Penyakit
Diare
Otitis
Radang Paru
Tuberkulosis
Kejang
N Tgl lahir
Ginjal
Jantung
o
Cacingan
1 23-09-2004
Alergi
2 (biduran)
22-01-2006
g. Data Keluarga
Umur
Penyakit
Darah
Difteri
Morbili
+
Parotitis
Demam berdarah
JK
Hidup Typoid
Lahir
Demam
Operasi mati
- Pr
Kecelakaan
+
_
+ Laki-laki Lain-lain
+
_
Umur
Riwayat
keluarga
Abortu - Mati
Ket
- (sebab)
s
- _
_
_
- _
_
_
Ayah
1
30
Baik
Ibu
1
25
Baik
DATA ANTROPOMETRI
Berat badan : 44 kg
Tinggi badan : 110 cm
Lingkar kepala : 54 cm
Lingkar lengan atas : 29 cm
PEMERIKSAAN SISTEMATIS KEPALA
THORAX
Paru
Inspeksi : pergerakan dada simetris dalam
k e a d a a n s t a t i s d a n dinamis, tidak terdapat retraksi
intercostae dan suprasternal
Palpasi: stem fremitus kanan-kiri dan
depan-belakang sama kua
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru batas paru-hepar di
I I
l i n e a
s e l a
p a r a s t e r n a l sinistra-
: , bentuk normal
KULIT
KGB
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks Fisiologis :
Tendo achilles : +/+ nomal
Lutut
: +/+ normal
Biceps
: +/+ normal
Triceps
: +/+ normal
Refleks Patologis
Babinski : -/- normal
Chaddock : -/- normal
Oppenheim : -/- normal
Gordon
: -/- normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 24 Desember 2010
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hb
13,2 gr/dL
11,7-15,5
Hematokrit
40 vol %
35-47
Trombosit
279.000 L
150.000-440.000
Leukosit
6.300 / L
Hematologi
Serologi Widal
Salmonella Thyphi O
(+) 1/320
Salmonella Thyphi H
(-)
Salmonella Parahyphi A O
(-)
Salmonella Parahyphi A H
(-)
Salmonella Parahyphi B O
(-)
Salmonella Parahyphi B H
(-)
Salmonella Parahyphi C O
(+) 1/320
Salmonella Parahyphi C H
(-)
RESUME
3.600-11.000
Tel a h d i p e r i k s a s e o r a n g a n a k b e r u m u r 6 t a h u n 3 b u l a n
datang ke RS Sentra Medika dengan keluhan utama demam
tinggi mendadak yang hilang timbul sejak 7 hari sebelum
masuk rumah sakit. Demam bersifat naik turun teru tama sore
menjelang malam hari, menggigil dan mengigau. Saat
p a n a s pasien kadang-kadang batuk berdahak dan sedikit sesak.
Pasien juga menderitamual dan sempat muntah 1x cair, ada lendir
tidak ada darah, kira-kira sebanyak 1/2 gelas aqua sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh susah BAB sejak 3
hari SMRS, BAK pasien normal. Tidak ada yang menderita k e l a i n a n
serupa di keluarga dan lingkungan tetangga. Pasien
s e r i n j a j a n makanan di luar rumah. Pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap debu, dingin dan susu sapi saat bayi.
Pada pemerisaan fisik didapatkan keadaan umum
l e m a h , t a m p a k s a k i t sedang, dengan kesadaran compos mentis. Tanda vital
:
DHF
ISK
Bronkitis
Influenza
TB paru
Demam paratifoid
Bronkopneumonia
PENATALAKSANAAN
ANJURAN PEMERIKSAAN
PROGNOSA
Ad vitam
: bonam
Ad fungtionam : bonam
Ad sanationam : bonam
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal 24 Desember 2010
S: Demam (+), mual (+), nyeri perut (+), batuk
( + ) , p i l e k ( - ) , t i d a k s a k i t menelan. BAB dan BAK lancar
normal.
O : Ku ; tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
: Normocephal
Mata
: CA -/- SI -/-
Telinga
: Serumen -/-
Hidung
: Sekret -/-
Mulut
Abdomen BU : Normal
Laboratorium tanggal 24 Desember 2010
Hb
: 13,2 gr/dL
Ht
: 40%
Trombosit : 279.000 uL
Leukosit : 6.200 uL
Salmonella thypi O
(+) 1/320
Salmonella paratypi H
(-)
Salmonella Parathypi CO (+) 320
Tanggal 25 Desember 2010
S : D e m a m
p e r u t
( + ) ,
( + ) ,
m u a l
b a t u k
( + ) ,
( + )
m u n t a h
( - ) ,
s a k i t
: Sekret -/-
Mulut
Abdomen BU : Normal
Tanggal 26 Desember 2010
S:Demam (-), mual (-), muntah (-), batuk
k a d a n g - k a d a n g . O s s u s a h m a k a n tapi mau minum.
BAK lancar dan banyak. BAB (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 96x/menit
Suhu : 37C
Respirasi : 30x/menit
Pemeriksaan fisik abdomen :
Kepala : Normocephal
Mata : CA -/- SI -/Telinga : Serumen -/Hidung
: Sekret -/-
Mulut
Abdomen BU : Normal
Laboratorium tanggal 26 Desember 2010
Hb
Ht
: 12,8 gr/dL
: 41%
Trombosit : 231.000 uL
Leukosit : 5.400 uL
Tanggal 27 Desember 2010
S:Demam (-), mual (-), muntah (-), batuk
k a d a n g - k a d a n g . O s s u s a h m a k a n tapi mau minum.
BAK lancar dan banyak, BAB (-).
O : KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,5C
Respirasi : 26x/menit
Pemeriksaan fisik abdomen :
Kepala : Normocephal
Mata
: CA -/- SI -/-
: Sekret -/-
Mulut
Abdomen BU : Normal
Tanggal 28 Desember 2010
S :
D e m a m
b a t u k
( - ) ,
m u a l
b e r k u r a n g .
( - ) ,
B A K
m u n t a h
( - ) ,
l a n c a r
Respirasi : 24x/menit
Pemeriksaan fisik abdomen :
Kepala : Normocephal
Mata
: CA -/- SI -/-
: Sekret -/-
Mulut
Abdomen BU : Normal
Laboratorium tanggal 28 Desember 2010
Hb
: 13,4 gr/dL
Ht
: 42%
Trombosit : 331.000 uL
Leukosit : 7.000 uL
ANALISA KASUS
Demam typhoid pada anak biasanya memberikan gambaran
klinis yang ringan bahkan asimptomatis. Walaupun gejala klinis
sangat bervariasi, namun gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi
dalam (1) demam, (2) gangguan saluran pencernaan, (3) gangguan
kesadaran. Pada kasus khas terdapat demam remitten pada minggu
pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat p a d a m a l a m
hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam
k e a d a a n demam, yang turun secara berangsur-angsur pada minggu ketiga.
Pada pasien ini di tegakkan diagnosa demam typhoid tanpa
komplikasi.Diagnosa ditegakkan berdasarkan Anamnesis :
1. Pasien demam 7 hari yang remitten. Demam menjelang
sore hari dandemam turun pagi harinya sehingga
p a s i e n d a p a t b e r s e k o l a h p a d a p a g i harinya (aktivitas pasien
tidak terganggu)
2. Demam disertai dengan gangguan pencernaan berupa mual dan konstipasi
3. Pasien sering jajan makanan dan minumam di luar rumah, yang tidak
jelaskebersihannya.
Pada pasien ini pemerikasaan fisiknya ditemukan :
1. Didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, keadaan umum yang
sedang, tanpa gangguan kesadaran
2. Pada lidah pasien ditemukan kotor pada tengahnya dan hiperemis
pada pinggirnya, tremor (-)
3. Hepatomegali 2 cm dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan
licin,konsistensi kenyal, dan nyeri tekan (+)
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa
d e m a m t y p h o i d dibagi dalam 3 kelompok, yaitu (1) isolasi kuman
penyebab demam typhoidmelalui biakan kuman dari spesimen
penderita seperti darah, sumsum tulang,urin, tinja, cairan duodenum
dan rose spot, (2) uji serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap
antigen, (3) pemeriksaan melacak DNA kuman S. Tyhpi
Diagnosis demam typhoid dengan biakan
k u m a n s e b e n a r n y a a m a t diagnostik, namun identifikasi
k u m a n m e m e r l u k a n w a k t u 3 - 5 h a r i . B i a k a n darah positif pada
40-60% kasus yang diperiksa pada minggu pertama sakit,sedang kan
biakan feses atau urin akan positif setelah minggu pertama. Biakan
dari sumsum tulang akan positif pada penyakit stadium lanjut, dan
merupakan p e m e r i k s a a n y a n g p a l i n g s e n s i t i f . B i a k a n d a r a h
p o s i t i f m e m a s t i k a n d e m a m typhoid, tetapi biakan darah negatif
tidak menyingkirkan demam typhoid. Hal i n i d i s e b a b k a n k a r e n a
h a s i l b i a k a n d a r a h b e r g a n t u n g p a d a b e b e r a p a f a k t o r , antara
lain (1) jumlah darah yang diambil, (2) perbandingan volume darah danmedia
empedu, (3) waktu pengambilan darah.
Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya dan
pemeriksaan melacak DNA tidak dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas
rumah sakit yang terbatas.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan
d i d a p a t k a n h a s i l positif pada serologi Salmonella typhi O dan Salmonella
paratyphi CO sebesar 1 / 3 2 0 . W a l a u p u n u j i s e r o l o g i W i d a l
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Demam tifoid (Tifus abdominalis, Enterik fever, Eberth
disease) adalah penyakit infeksi akut pada usus halus (terutama
didaerah illeosekal) dengan gejala demam selama 7 hari atau
lebih, gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
Penyakit ini ditandai dengan oleh demam berkepanjangan,
ditopang dengan bakteriemia tanpa keterlibatan struktur
endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke
dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa,kelenjar limfe usus, dan
Peyers patch.
B. EPIDEMIOLOGI
Insiden, cara penyebaran dan konsekuensi demam enterik
sangat berbeda di negara maju dan yang sedang berkembang. Insiden
sangat menurun di negaram a j u . D e m a m t i f o i d m e r u p a k a n
penyakit endemis di Indonesia. 96% kasus d e m a m t i f o i d
disebabkan oleh Salmonella typhi, sisanya
d i s e b a b k a n o l e h Salmonella paratyphi. Sembilan puluh
persen kasus demam tifoid terjadi pada umur 3-19 tahun, kejadian
meningkat setelah umur 5 tahun. Sebagian besar dari penderita (80%)
yang dirawat di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM berumur di
atas lima tahun.
Penyebarannya tidak bergantung pada iklim maupun
musim. Penyakit ini sering merebak didaerah yang kebersihan
lingkungan dan pribadi kurang diperhatikan.
C. ETIOLOGI
Demam tifoid (termasuk para-tifoid) disebabkan oleh kuman
Salmonella t y p h i , S a l m o n e l l a p a r a t y p h i A ,
S a l m o n e l l a p a r a t y p h i B , d a n S a l m o n e l l a paratyphi
C. Jika penyebabnya adalah Salmonella paratyphi,
g e j a l a n y a l e b i h ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. Pada minggu pertama sakit, demam tifoid
E. DIAGNOSIS
G. PECEGAHAN
1. Higiene peorangan dan lingkungan Demam tifoid ditularkan melalui rute
fekal-oral, maka pencagahan utama memutuskan rantai tersebut dengan
meningkatkan higiene perorangan dan lingkungan, seperti mencuci
tangan sebelum makan, penyediaan air bersih, dan penanganan
pembuangan limbah feses.
2. Imunisasi Imunisasi aktif terutama diberikan bila terjadi kontak dengan
pasien demam tifoid, terjadi kejadian luar biasa dan untuk turis yang
bepergian ke daerah endemik.
a. Vaksin polisakarida (capsular Vi polysacharide), pada usia 2 tahun
atau lebih diberikan secara intramuscular dan diulang setiap 3 tahun.
b. Vaksin tifoid oral , diberikan pada usia >6 tahun dengan interval
selang sehari (hari 1,3 dan 5), ulangan setiap 3-5 tahun. Vaksin ini
belum beredar di Indonesia, terutama direkomendasikan untuk turis
yang bepergian ke daerah endemik.
H. PROGNOSIS
Prognosis terhadap pasien demam tifoid bergantung kepada
kecepatan penegakan diagnosis dan ketepatan terapi antibiotik. Faktor lain
yang mempengaruhi meliputi umur pasien, status kesehatan dan nutrisi,
serotype Salmonella dan munculnya komplikasi. Individu yang
mengekskresikan S.typhi 3bulan setelah infeksi dianggap sebagai karier
kronik. Bagaimanapun resiko untuk menjadi karier rendah pada anak-anak
dan meningkat dengan bertambahnya umur, namun secara umum < 2% dari
semua anak yang terinfeksi.