Вы находитесь на странице: 1из 17

MAKALAH

KEANGGOTAAN KELOMPOK

Disusun Oleh :
Nama : SITI CARMINAH
NPM : 1115500077
KELAS : 1C

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TAHUN AJARAN 2015/2016
i

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyususunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan- masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tegal, 5 Januari 2016

SITI CARMINAH

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A.
B.
C.
D.

Hakikat Anggota Kelompok.....................................................................................2


Sikap Anggota Kelompok.........................................................................................5
Kepemimpinan Okasional Anggota Kelompok........................................................5
Komunikasi Dalam Kelompok..................................................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...............................................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai mahasiswa / mahasiswi secara langsung atau tidak langsung
merupakan anggota kelompok yang tentunya harus tau dan mempelajari
lebih dalam tentang hakikat keanggotaan kelompok serta syarat dan
peranan yang harus dimainkan anggota kelompok, sikap keanggotaan
kelompok serta peran anggota kelompok.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana hakikat anggota kelompok ?
2. Bagaimana sikap anggota kelompok ?
3. Bagaimana kepemimpinan anggota kelompok ?
4. Bagaimana komunikasi dalam kelompok ?

C. Tujuan.
1. Untuk
2. Untuk
3. Untuk
4. Untuk

memahami
memahami
memahami
memahami

hakikat anggota kelompok


sikap anggota kelompok
kepemimpinan anggota kelompok
komunikasi dalam kelompok

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Hakikat anggota kelompok
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses
kehidupan kelompok. Tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok dan
kegiatan ataupun kehidupan kelompok tersebut sebagaian besar
didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan pemimpin kelompok
tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota
kelompok dan bahkan lebih dari itu, dalam batas-batas tertentu suatu
kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa kehadiran peranan pemimpin
sama sekali. Secara ringkas peranan para anggota kelompok sangatlah
menentukan. Dapat dikatakan anggota kelompok justru merupakan badan
dan jiwa kelompok tersebut.
Para ahli menyebut lima hal yang hendaknya diperhatikan dalam
menilai apakah kehidupan sebuah kelompok adalah baik atau kurang baik,
yaitu :
a. Hubungan antar anggota
Hubungan antara anggota dan pemimpin kelompok tidaklah terlalu
penting. Jika dalam kelompok tersebut hanya terdapat hubungan
antara anggota dan pemimpin, sedangkan hubungan pemimpin antaranggota sama sekali tidak terasa, sebenarnya dinamika kelompok yang
dimaksud telah lenyap, kehidupan kelompok yangsebenarnya tidak ada
yang ada hanyalah sekumpulan orang. Saling dinamis antara anggota
kelompok bearti masing-masing anggota tersebut khususnya suasana
peranan yang tumbuh didalam kelompok seperti rasa diterima atau di
tolak, rasa cinta atau benci, rasa berani atau takut, semua menyangkut
reaksi dan tanggapan anggota berdasarkan keterlibatan dalam saling
hubungan.
b. Tujuan bersama
Tujuan bersama adalah pusat dari kegiatan kehidupan kelompok.
Dalam kelompok tugas, tujuan bersama tanpaknya lebih jelas, yaitu
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada kelompok tersebut.
Dalam hal ini semua anggota kelompok memusatkan dirinya untuk
tujuan tersebut. Dalam kelompok bebas. Tujuan bersama mulanya
kabur dan justru kelompok itu sendirilah yang harus menetapkan
tujuan yang akan mereka capai. Tujuan yang lebih nyata misalnya,
berbunyi agar tiap-tiap anggota dapat menemukan apa yang dipikirkan
dan memperoleh tanggapan dan reaksi dari anggota lainnya. Tanpa
adanya tujuan bersama yang nyata, baik dalam kedua kelompok

tersebut hendaknya dimengerti dan diterima oleh semua anggota


kelompok dan tanpa tujuan kelompok akan kacau dan tidak menentu.

2
c. Adanya hubungan langsung antara besarnya kelompok dan sifat
kehidupan kelompok
Dalam hal ini terdapat beberapa jenis kelompok menurut jenis
anggotanya misalnya 8.30. kelompok dua misalnya kelompok suami-istri,
dokter-pasien, dan sebagainya. Kelompok tersebut merupakan kelompok
yang paling ideal untuk terciptanya keakraban yang paling tinggi, tetapi
bahayanya yang ada, yaitu kemungkinan timbulnya pertentangan di
antara mereka berdua. Kelompok tiga adalah kelompok yang terdiri atas
tiga orang. Dinamika hubungan segitiga mungkin dapat tumbuh dengan
baik, tetapi bahaya terbesarnya adalah salah seprang anggota tersebut
dapat tersaing jika dua orang yang lain membuat persekutuan. Kelompok
4-8 orang adalah kelompok sedang yang dapat diselenggarakan oleh
konselor dalam rangka bimbingan kelompok. Apabila kelompok tersebut
tidak di pimpin oleh seorang konselor, kelompok sedang tersebut dapat
memilih pemimpinnya sendiri atau setidak-tidaknya dapat menentukan
aturan-aturan tertentu sebagai bagian dari kegiatan seluruh anggota ,
kelompok tersebut biasanya mudah dikendalikan.
d. Itikad dan sikap para anggota
Itikad dan sikap para anggota sangatmenentukan kehidupan kelompok.
Itikad baik, dalam arti tidak mau menang sendiri tidak sekedar meanggapi
atau menyerang pendapat orang lain merupakan hal yang sangat penting.
Sikap para anggota yang dimaksud ialah setiap anggota dapat memberi
waktu dan kesempatan kepada anggota lain untuk mengemukan
pendapatnya secara leluasa. Apabila sikap seperti ini berkembang,
kehidupan kelompok yang baik dapat tumbuh, apabila dalam kelompok
tersebut para anggota merasa terkungkung, tidak bebas, atau merasa
terpaksa berada didalam kelompok tersebut, kehidupan kelompok pun
dapat terjadi macet.
Hal tersebut tidak berati semua anggota harus merasa bebas dan suka
rela masuk dalam kelompok sejak awal kelompok tersebut memulai
kegiatannya. Tuntutan seperti ini seringkali tidak dapat dipenuhi.
Beberapa atau bahkan banyak di antara anggota masuk ke dalam
kelompok tersebut dengan rasa enggan dan tidak tau apa-apa tentang

kehidupan kelompok. Hal tersebut justru menjadi tugas utama pemimpin


kelompok agar dapat membawa anggota yang belum siap tersebut
menjadi kelompok yang bener-bener siap untuk ikut serta dalam kegiatan
kelompok dengan itikad dan sikap yang baik.
e. Kemandirian anggota-anggota kelompok
Dalam kemandiriannya setiap anggota kelompok tidak peduli saja
terbawa oleh pendapat anggota lain atau tidak begitu saja mengiyakan
yang dikatakan oleh pemimpin kelompok. Dinamika kelompok yang benarbenar hidup mengarah pada tujuan yang ingin dicapai dan membuahkan
manfaat bagi tiap-tiap anggota kelompok. Oleh karena itu peranan
anggota kelompok sangat menentukan peranan tersebut hendaknya
dimainkan oleh anggota kelompok agar dinamika kelompok benar-benar
seperti yang diharapkan, diantaranya dengan :

3
a. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam kelompok
b. Mencurahkan segenap perasaan saat melibatkan diri dalam
kegiatan kelompok
c. Berusaha agar yang dilakukannya tersebut membantu tercapainya
tujuan bersama
d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha
mematuhinya dengan baik
e. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh
kegiatan kelompok
f. Mampu berkomunikasi secara terbuka
g. Berusaha membantu anggota lain
h. Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk ikut menjalankan
peranannya
i. Menyadari pentingnya anggota kelompok
Dalam bimbingan kelompok diharapkan seluruh anggota kelompok
dapat melaksanakan semua peranan yang tercantum tersebut. Meskipun
demikian, tentu dapat dimengerti jika anggta-anggota tersebut pada
umumnya tidak serta merta sejak awal dimulainya pertemuan sudah
mampu berperan seperti itu. Disinilah letak pentingnya peranan
pemimpin kelompok dalam mempersiapkan anggota kelompok dengan
memberitahukan :
1. Keikutsertaan dalam kelompok adalah sukarela
2. Apa saja yang diharapkan dari para anggota, suasana khusus yang
dapat terjadi dalam kelompok itu, dan peran serta cara-cara yang
akan dilakukan oleh pemimpin kelompok

3. Anggota kelompok bebas menanggapi hal-hal yang disampaikan


ataupun menolak saran-saran yang diberikan anggota lain.
4. Hasil kegiatan kelompok dalam kehidupan mereka diluar anggota
5. Segala yang terjadi dan isi dari kegiatan kelompok bersifat rahasia
Penghargaan pemimpin kelompok tentang kesukarelaan dan
keberaniaan para anggota mengikuti kegiatan kelompok tersebut.
Pertimbangan mengenai keragaman dan keseragaman ciri anggota
kelompok perlu diperhatikan :
1. Jenis kelompok
Untuk tujuan tertentu diperlukan pembentukan kelompok dengan
jumlah anggota yang seimbang antara laki-laki dan perempuan.
Anak yang masih muda akan yang lebih bebas berbicara dan
mendiskusikan masalah mereka dengan teman sejenis (anak umur
SMP) untuk anak SMA dan Perguruan Tinggi, juga untuk orang
dewasa kelompok dengan anggota campuran akan memberi
keuntungan yang berarti.
2. Umur
Pada umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan dalam
kelompok dengan anggota seumur.

4
3. Kepribadian
Keragaman dan keseragaman dalam kepribadian anggota kelompok
dapat membawa keuntungan ataupun kerugian tertentu. Jika
perbedaan diantara anggota amat besar maka komunikasi antar
anggota akan mengalami masalah.
4. Hubungan Awal
Keragaman dan keseragaman anggota kelompok juga menyangkut
hubungan awal para anggota kelompok sebelum kegiatan kelompok
dimulai. Keakraban mewarnai hubungan antar anggota kelompok
yang sudah saling bergaul sebelumnya, dan sebaliknya suasana
keasingan akan dirasakan para anggota yang belum saling
mengenal.
B. Sikap Anggota Kelompok
Kehidupan psikologis dalam suatu kelompok banyak ditentukan oleh
sikap anggota-anggota kelompok tersebut terhadap sekelompoknya dan
terhadap anggota-anggota lain di dalam kelompok. Setiap orang yang

menjadi anggota suatu kelompok hendaknya memahami sikap temantemannya dan menghayati sikap dirinya sendiri dengan harapan setiap
anggota kelompok dapat membawa diiri dengan baik dan dapat
menghadapi sikap anggota-anggota lain dengan reaksi-reaksi yang positif.
C. Kepemimpinan Okasional Anggota Kelompok
Terdapat sejumlah tingkat laku yang merupakan petunjuk berjalannya
fungsi kepemimpinan, yaitu :
1. Initiating
: mengambil prakarsa tentang apa yang perlu
dikerjakan dan bagaimana caranya.
2. Giving information : memberi informasi yang relevan dengan
persoalan
3. Giving opinion
: menyatakan pendapat tentang sesuatu
4. Clarifying
: mengungkapkan kembali atau memperjelas
suatu pengertian
5. Controling
: memperhatikan, mengawasi, dan mengecek
proses kegiatan didalam kelompok
6. Setting standart
: mengemukakan kreteria untuk mengukur halhal yang dihasilkan kelompok
7. Hamonizing
: mengakurkan pihak-pihak yang konflik atau
mempertemukan pendapat
8. Summarizing
: merangkum atau merevisi apa yang telah
dilakukan kelompok
9. Regulating
: mengatur lalu lintas pendapat anggota
kelompok dan memberi kesempatan berbicara

5
Dalam kegiatan kelompok yang berjalan secara baik fungsi-fungsi
kepemimpinan biasanya juga berjalan dengan baik. Akan tetapi pada
waktu kelompok mengalami ketegangan, kekacauan, bertengkaran dan
kebosanan, pemimpin kelompok cenderung memihak, kepemimpinannya
lebur di dalam proses kegiatan kelompok. Dalam keadaan seperti itu,
biasanya muncul tokoh-tokoh dari anggota kelompok untuk melakukan
satu atau beberapa fungsi dari fungsi-fungsi kepemimpinan yang telah
disebutkan tanpa perlu menggantikan pemimpin kelompok.

Peristiwa tersebut disebut dengan kepemimpinan okasional. Anggota


kelompok sering pula muncul dalam kegiatan kelompok yang
pemimpinnya kurang mampu menjalankan fungsinya.
Tipe-tipe kepemimpinan antara lain :
a. Kepemimpinan otoriter
Tipe ini menganggap bahwa para anggota kelompoknya tidak
mampu melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan
kelompok atau mengadakan perubahan-perubahan. Ia
berpendapat bahwa anggota kelompok akan mengalami
kesulitan karena tidak mampu mengarahkan diri oleh sebab itu
memerlukan bantuan seorang ahli.
Ciri-ciri pemimpin otoriter:
- Pemimpin mengarahkan proses kelompok dan perilaku
anggota kelompok
- Membantu integrasi kelompok dengan memberikan
penjelasan-penjelasan
- Berbendapat satu-satunya orang didalam kelompok yang
memahami masalah yang dibicarakan.
b. Kepemimpinan demokratis
Tipe kepemimpinan yang berientasi pada kelompok. Pemimpin
yang demokratis menolak tanggung jawab tunggal untuk
mengarahkan kelompok untuk mengambil keputusan terakhir. Ia
memberi kepercayaan kepada para anggotanya dan menciptakan
situasi yang menunjang sehingga anggota dapat mencapai
pengertian terhadap diri sendiri dan dapat mengembangkan
potensinya.
Ciri-ciri pemimpin demokratis:
- Merumuskan kebijakan melalui diskusi dan keputusan
kelompok
- Memberi dorongan dan membantu anggota kelompok untuk
berinteraksi
- Mempertimbangkan perasaan-perasaan dan kebutuhan
anggota lain.

c. Kepemimpinan
Dalam hal ini kepemimpinan sama saja dengan anggota
kelompok yang lain. Tidak ada perencana atau prosedur tertentu
semuanya terserah pada para anggota. Dengan kata lain
pemimpin tidak sama sekali tidak ikut mengambil bagian dalam
pembuatan keputusan dalam kelompok. Para konselor yang baru
memulai tugasnya biasanya kejerumus dalam tipe kepemimpinan
ini dalam usahanya untuk bersikap non-directive. Juga ada
kecenderungan bagi pemimpin yang ingin disukai oleh
pengikutnya untuk menggunakan tipe ini.
3 tipe kepemimpinan:
-

Pemimpin oteriter mereka lebih tergantung pada pemimpin


dan lebih egosentris dalam hubungan dengan teman sebaya
mereka.
Pemimpin demokratis, anggota kelompok yangsama
menunjukan perilaku yang lebih berinisiatif, lebih sahabat dan
bertanggung jawab serta tetap melanjutkan bekerja meskipun
kelompok keluar ruangan,
Pemimpin kelompok lebih agresif sama seperti kelompok
otoriter. Hanya sebagian kecil yang menyukai tipe
kepemimpinan.

D. Komunikasi dalam Kelompok


Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti rapat, pertemuandan
konperesi ( Anwar Arifin 1984 ). Wiryanto 2005 mendifisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah yang mana anggota-anggotanya dapat
mengingat karekteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
Kedua definisi komunikasi kelompok diatas mempunyai kesamaan yakni
adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang,
dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan
kelompok.
Dan B. Curtis, James J. Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149)
menyatakan komunikasi kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih
bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan seseorang pemimpin
untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu
sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuan tersebut menjabarkan sifat-sifat
komunikasi kelompok sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.

Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka


Kelompok memiliki sedikit partisipan
Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama
Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain

7
Telah banyak klafisikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuan
sosiologi namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga
klafisikasi kelompok :
1. Kelompok primer dan sekunder
Charles Horton Cooly pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rahmat
1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok
yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal dan
menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama, sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya
berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati
kita.
Syarat-syarat kelompok primer :
1. Anggota kelompok secara fisik berdekatan satu dengan lainnya.
2. Kelompok tersebut kecil
3. Adanya suatu kelanggengan hubungan antar anggota kelompok
yang bersangkutan.
Sifat hubungan primer yang lainnya antara lain :
1. Bersifat suka rela: pihak-pihak yang bersangkutan benar-benar
merasakan adanya suatu kebebasan dalam pelaksanaannya
2. Bersifat pribadi: hubungan tersebut melekat pada kepribadian
seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain.
3. Bersifat inklusif: apabila seseorang mengadakan hubungan
primer dengan orang lain, maksudnya adalah orang tersebut
dengan segala sesuatu yang menyangkut dia.
Jalaludin rahmat membedakan kelompok ini berdasarkan karekteristik
komunikasinya sebagai berikut :
a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan
meluas. Dalam artinya menembus kepribadian kita yang paling
tersembunyi menyikap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita
tampakan dalam suasana privat saja). Meluas artinya sedikit sekali
kendala yang menentukan rintangan dan cara berkomunikasi. Pada
kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal sedangkan


kelompok sekunder nonpersonal.
c. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek isi,
sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif sedangkan
kelompok sekunder instrumental
e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal sedangkan
kelompok sekunder formal.
8
2. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
Theodere Newcomb 1930 melahirkan istilah keanggotaan dan
kelompok rujukan. Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang
anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota
kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang
digunakan sebagai alat ukur untuk menilai diri sendiri atau untuk
membentuk sikap.
3. Kelompok Deskriptif dan Preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright1980 membagi kelompok
menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif
menunjukan klafisikasi kelompok dengan melihat proses
pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan
pola komunikasi, kelompok deskriptif dibagi menjadi tiga: kelompok
pertemuan, kelompok tugas, kelompok penyadar.
Kelompok preskriptif mengacu pada langkah-langkah yang harus
ditempuh anggota kelompok dalam mencapai yujuan kelompok.
Cragan dan Wright mengkatogorikan enam format kelompok
preskriptif yaitu: diskusi meja bundar, simposium, panel,forum,
kolokium, dan prosedur parlementer.
Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi :
1. Konformalitas
Konformalitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju
kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau
dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan
atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk
mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda
merencanakan untuk menjadi ketua kelompok, aturlah rekan-rekan
anda untuk menyebar untuk menyebar dalam kelompok. Ketika
anda meminta persetujuan anggota usakan rekan-rekan secara
persetujuan mereka.tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota
kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota
berikutnya untuk setuju juga.

2. Fasilitasi Sosial
Fasilitasi menunjukan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja
karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan
sehingga menjadi mudah. Robert zajonz 1965 menjelaskan bahwa
kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit
energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi
sosial, bukan hanya di depan orang yang menggairahkan kita.
Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan
dikeluarkannya respon yang dominan.
3. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila
sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak
mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih
kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya bila sebelum diskusi
para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan menetang lebih keras.
9
Pola komunikasi yang pada umumnya berlaku di dalam kelompok ialah
yang disebut pola dasar komunikasi bintang dan pola dasar komunikasi
roda. Dengan pola dasar komunikasi roda, komunikasi di dalam kelompok
lebih partisipatif dan demokratis, cenderung mengembangkan
keterlibatan dan komitmen anggota kelompok. Implementasi dasar
komunikasi roda di dalam kehidupan kelompok sehari-hari harus di bayar
dengan banyaknya waktu yang diperlukan. Sebaliknya dengan pola dasar
komunikasi bintang, komunikasi di dalam kelompok bersifat direktif dan
otakratik. Waktu yang diperlukan untuk berkomunikasi relatif singkat
tetapi melibatkan sedikit anggota kelompok dan dirasakan lebih banyak
kontrol dan memungkinkan timbulnya kekerasan.
Dari pola dasar komunikasi tersebut dapat dikembangkan pola-pola
komunikasi dasar yang lebih luas. Secara teoretis, perluasan pola-pola
komunikasi dasar tersebut dapat dilakukan dengan menggambarkan
anak-anak panah kesegala arah. Hal tersebut berati komunikasi di dalam
kelompok lebih terbuka dan lebih didemokrasikan. Dalam hal ini pola dasr
komunikasi bintang yang diperlukan pola dasar komunikasi bintang dapat
berubah menjadi pola dasar komunikasi roda
Sifat demokratik dan kurang demokratik yang terdapat pada pola dasar
komunikasi roda dan bintang hendaknya tidak dihubungkan dengan sifat
baik dan kurang baik. Hal tersebut sebenarnya bergantung pada sifatsifat yang terdapat pada pimpinan kelompok, anggota-anggota kelompok,
dan kondisi persoalan yang dihadapi kelompok. Ada kelompok yang
memang memerlukan ketegasan dan sedikit kekerasan untuk mampu

mencapai tujuannya. Sebaliknya adalah, kelompok lain itu semua


bergantung kepada kebiasaan berkomunikasi pada masing-masing
kelompok.
Anggota-anggota kelompok yang sudah terbiasa dengan komunikasi
instruktif biasanya dapat menikmati kondisi yang dihadapi kelompok.
Komunikasi yang bersifat memerintah sering dianggap sebagai petunjuk
tentang apa yang mereka harus lakukan.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses
kehidupan kelompok. Tanpa anggota tidaklah mungkin ada
kelompok dan kegiatan ataupun kehidupan kelompok tersebut
sebagaian besar didasarkan atas peranan para anggotanya.
Kelompok memiliki hubungan yang intesiatif diantara satu sama
lainnya. Setiap anggota kelompok memiliki karekter kepribadian
yang berbeda-beda, kebutuhan yang berbeda-beda yang harus
diseimbangkan antara satu dengan yang lain agar kelompok dapat
berjalan dengan efektif.
B. SARAN
Jadikan kelompok anda yang efektif, saling menerima pendapat dan
mengeluarkan pendapat yang bermanfaat, saling menjaga perasaan
dan menghargai pendapat orang lain. Terbuka dengan anggota yang
lain agar tidak ada perselisian antar anggota dan kelompok berjalan
dengan afektif.

11
DAFTAR PUSTAKA
Meilzush.blogspot.com/2013/06/peranananggotakelompok
Robert F., 1950, interaction process analysis: A method for the study of
small groups, camnridge: Addison-wesley.
Rakhmat,Jalaludin,1994,Psikologis komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Wiryanto.2005, pengantar ilmu komunikasi, Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.

12

Вам также может понравиться