Вы находитесь на странице: 1из 3

Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi


korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (Wiknjosastro, 2008).
Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan.
KPD merupakan komplikasi yang behubungan dengan kehamilan kurang
bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal
pada bayi kurang bulan (Nugroho, 2010).
Faktor penyebab terjadinya ketuban pecah dini masih belum diketahui
penyebabnya dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Namun terdapat
beberapa faktor predisposisi yang berhubungan erat dengan ketuban pecah
dini yaitu : infeksi, servik yang inkompeten, tekanan intra uterin yang
meninggi atau overdistesi, trauma, kelainan letak, multigravida (Nugroho,
2010).
Penyebab ketuban pecah dini salah satunya multigravida, karena pada
multigravida kanalis servikalis selalu terbuka oleh karena melahirkan lebih
dari 1 kali. Sedangkan pada kelainan letak menjadi salah satu faktor
predisposisi ketuban pecah dini karena pada letak sungsang tidak ada
bagian terendah yang menutupi pintu atas
HUBUNGAN PARITAS DAN KELAINAN LETAK DENGAN KEJADIAN KETUBAN
PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD Dr.H.SOEWONDO KENDAL
KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 4
panggul (PAP) yang dapat
menghalangi tekanan terhadap
membran bagian bawah (Nugroho,
2010).
Menurut Sujiyatini (2009),
mengatakan bahwa penatalaksanaan
Ketuban Pecah Dini (KPD) tergantung
pada umur kehamilan dan tanda infeksi
intrauterin. Pada umumnya lebih baik
untuk membawa semua pasien dengan
ketuban pecah dini ke rumah sakit dan
melahirkan bayi yang usia gestasinya >
37 minggu dalam 24 jam dari pecahnya
ketuban untuk memperkecil resiko
infeksi intrauterin.
Dalam menegakkan diagnosa
KPD secara tepat sangat penting.
Karena diagnosa yang positif palsu
berarti melakukan intervensi seperti
melahirkan bayi terlalu awal atau
melakukan seksio yang sebetulnya
tidak ada indikasinya. sebaliknya

diagnosa yang negatif palsu berarti


akan membiarkan ibu dan janin
mempunyai resiko infeksi yang akan
mengancam kehidupan janin

Ketuban pecah dini yang merupakan


pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu
bila pembukaan pada primi kurang dari 3
cm dan pada multipara kurang dari 5cm
(Mochtar, 2012). Ibu yang mengalami
ketuban pecah dini adalah ibu bersalin
yang berusia 20 35 tahun, namun tidak
sedikit pula ibu yang mengalami ketuban
pecah dini berusia < 20 tahun dan > 35
tahun. Hal tersebut bisa disebabkan
berbagai faktor, seperti faktor obstetrik,
HUBUNGAN PARITAS DAN KELAINAN LETAK DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA
IBU BERSALIN DI RSUD Dr.H.SOEWONDO KENDAL KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

9
kebiasaan merokok, riwayat hubungan
seksual sebelumnya, faktor usia, karena
semakin tua usia ibu maka dapat
menyebabkan ketuban kurang kuat, selain
itu pada ibu yang melahirkan beberapa kali
dan mengalami ketuban pecah dini
sebelumnya diyakini lebih beresiko
mengalami ketuban pecah dini pada
kehamilan berikutnya (Cunningham,
2005).
Ibu bersalin yang mengalami
ketuban pecah dini sebagian besar
mempunyai pekerjaan sebagai buruh yaitu
sebesar 85 ibu. Hal ini dapat disebabkan
aktivitas ibu yang berlebih dapat
menyebabkan keletihan pada ibu sehingga
dapat menggangu konstrasi dan pikitran
ibu, sehingga berpengaruh pada keadaan
kehamilan ibu yang dapat menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini (Varney,
2007).

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda
persalinan. (Mansjoer, 2001: 310).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban pada setiap saat sebelum
permulaan persalinan tanpa memandang apakah pecahnya selaput ketuban terjadi
pada kehamilan 24 minggu atau 44 minggu. (Indriyani Dewi, 2008 : 1).
b. Etiologi
Menurut Mansjoer (2001: 310), etiologi ketuban pecah dini belum diketahui, tetapi
faktor predisposisi ketuban pecah dini itu sendiri ialah infeksi genetalia, servik
inkompeten, gemeli, hidramnion, kehamilan preterm, disproporsi sefalopelvik.
d. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis ketuban pecah dini adalah:
1) Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning atau kecoklatan
sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2) Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
3) Janin mudah diraba.
4) Pada periksa dalam sepaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah bersih.
5) Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air
ketuban sudah kering.
(Mansjoer, 2001: 313).
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan leukosit darah: >15.000/ul bila terjadi infeksi.
2) Tes lakmus merah berubah menjadi biru.
3) Amniosentisis.
4) USG: menentukan usia kehamilan, indek cairan amnion berkurang.
(Mansjoer, 2001: 313).
f. Komplikasi
1) Infeksi.
2) Partus preterm.
3) Prolaps tali pusat.
4) Distosia (partus kering).
(Mansjoer, 2001: 313).

Вам также может понравиться