Вы находитесь на странице: 1из 28

KUNJUNGAN

LAPANGAN PANTI
JOMPO
Panti Sosial Werdha Puspakarma

NAMA ANGGOTA KELOMPOK


1.

ANNISA HIDAYATI

(H1A013007)

2.

I A DIAH PRAMITA K D

(H1A013027)

3.

I MADE DWI DANANJAYA

(H1A013028)

4.

I NENGAH PUTRA YASA

(H1A013029)

5.

INAYAH

6.

INTANIA ROSATI

7.

IRWANI MANDALIKA

(H1A013030)
(H1A013031)
(H1A013032)

LATAR BELAKANG

Lansia adalah tahap akhir kehidupan manusia


Pada tahap lansia, individu mengalami banyak perubahan
baik secara fisikmaupun mental, khususnya kemunduran
dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya
Hal ini meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua
sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan,
pendengaran, penglihatan, pengecapan, penghidu, peraba,
kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal,
gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
Sehingga dalam kunjungan lapangan ini, mahasiswa dapat
memahami proses penerimaan informasi, pembentukan
persepsi, pembentukan perilaku dan emosi pada lansia
dengan penurunan fungsi indera.

WAKTU DAN TEMPAT


PELAKSANAAN
Waktu

dan Tempat Pelaksanaan

Tempat : Panti Sosial Werdha Puspakarma


Mataram
Waktu : Sabtu, 8 November 2014
Pukul : 08.00 WITA-selesai

TUJUAN DAN MANFAAT


KEGIATAN
Tujuan Kunjungan Lapangan
Untuk mengetahui bagaimana proses penerimaan informasi pada lansia.
Untuk mengetahui bagaimana terbentuknya persepsi pada lansia.
Untuk mengetahui pembentukan emosi pada lansia.
Untuk mengetahui pembentukan perilaku pada lansia.
Untuk mengetahui proses interaksi sosial antar penghuni wisma
Manfaat Kunjungan Lapangan
Agar dapat mengetahui bagaimana proses penerimaan informasi pada
lansia
Agar dapat mengetahui bagaimana terbentuknya persepsi pada lansia
atau orang dengan penurunan fungsi indera.
Agar dapat mengetahui bagaimana pembentukan emosi pada lansia atau
orang dengan penurunan fungsi indera.
Agar dapat mengetahui bagaimana pembentukan perilaku pada lansia
atau orang dengan penurunan fungsi indera.
Agar dapat mengetahui bagaimana proses interaksi sosial antar penghuni
wisma lansia.

LANDASAN TEORI

Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke


atas. Lansia dibagi menjadi dua kelompok yaitu
young elderly dari usia 65-74 tahun dan older elderly
pada usia 75 tahun. Older eldery dikelompokan lagi
menjadi dua bagian yaitu 75-84 tahun dan 85 tahun.
Di Indonesia orang dikatakan lansia jika telah
berumur di atas 60 tahun (Arisman, 2008).
Pada lansia umumnya akan timbul berbagai macam
permasalahan. Penyebab timbulnya permasalahan
pada lansia antara lain meningkatnya morbiditas,
psikososial, lingkungan, sosio-ekonomi, stress, akses
pada fasilitas kesehatan, dan masalah kesehatan
(Astuti, 2007).

CONT

Penurunan Kondisi Fisik


Setelah orang memasuki masa lansia
umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi
fisik yang bersifat patologis berganda
( multiple pathology )
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap
menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu
menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik
dengan kondisi psikologik maupun sosial

CONT

Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual


Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan
jantung, gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis,
baru selesai operasi

Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :


Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada
lansia
Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta
diperkuat oleh tradisi dan budaya.
Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam
kehidupannya.
Pasangan hidup telah meninggal.
Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah
kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dsb.

CONT

Perubahan Aspek Psikososial


Pada umumnya setelah orang memasuki lansia
maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Dengan adanya penurunan kedua
fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan
aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia.
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe

Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy)


Kepribadian Mandiri (Independent personality)
Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy)
Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality)
Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy)

CONT

Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan


Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa
pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah
agar para lansia dapat menikmati hari tua atau
jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya
sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering
diartikan sebagai kehilangan penghasilan,
kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan
harga diri.
Cara menyiasati pensiun agar tidak merupakan
beban mental setelah lansia sangat tergantung
pada sikap mental individu tersebut dalam
menghadapi masa pensiun.

CONT

Perubahan Dalam Peran Sosial di


Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera
pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan
fungsional atau bahkan kecacatan pada
lansia.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan
tersebut pada umumnya lansia yang memiliki
keluarga yang ikut membantu memelihara
(care).

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN


Identitas Subjek Observer
Wisma Mambalan
Nama : Inaq Rumenah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tahun Lahir : 1943
Umur : 68 Tahun
Masuk : 23 Januari 2008
Lama Tinggal di Panti Jompo : 5 Tahun
Pendidikan : TS
Alamat Asal : Cupek, Pemenang Timur Kalut
Alamat Keluarga : Cupek, Pemenang Timur Kalut
RPD : Pernah Menjalani Operasi Katarak
Hubungan dengan masyarakat sekitar: baik, cepat bersosialisasi dan
memiliki banyak teman

PEMBAHASAN

Para lansia memang memiliki pribadi yang menarik tetapi pada umumnya,
keadaan psikologis mereka yang sangat dipengaruhi oleh keadaan biologis
(fisik) menyebabkan mereka mempunyai perilaku khas lansia umum
berdasarkan latar belakang masing-masing.

Lansia yang telah hidup sendiri di Panti membuat mereka kembali


bertemu dengan rekan sebaya yang mampu untuk memenuhi kebutuhan
psikologisnya akan cinta. Mereka yang secara psikologis merasa sepi
dengan kesendirian tanpa anak maupun cucu pasti membutuhkan
kenyamanan dan perhatian sebagaimana ketika mereka tinggal di
rumahnya.

Nenek Rumenah masih bisa merespon segala stimulus disekitarnya dengan


baik, seperti stimulus dari pendengaran, penciuman, pengecapan serta
gerak fisik, kecuali penglihatannya yang sudah kabur.

Selama berkomunikasi, nenek Rumenah selalu menjawab dengan santai,


bahkan terkadang menjawab dengan senyuman dan sedikit candaan.

Di lingkungan sekitar panti jompo, nenek Rumenah sering berkumpul


dengan teman-temannya pada saat kegiatan senam dan sangat ramah
dengan yang lainnya.

CONT
DEGENARASI
Penuaan merupakan kejadian yang alamiah dan berlangsung pada setiap orang.
Perubahan fungsi-fungsi indra yang terjadi pada lansia yaitu:
Indera Penglihatan
Perubahan indra penglihatan pada awalnya dimulai dengan

terjadinya awitan presbiopi, kehilangan kemampuan akomodatif.


Kerusakan kemampuan akomodasi terjadi karena otot-otot siliaris
menjadi lebih lemah dan lebih kendur dan lensa kristalin
mengalami sklerosis, dengan kehilangan elastisitas dan
kemampuan untuk memusatkan pada (penglihatan jarak dekat).
Ukuran pupil menurun (miosis pupil) dengan penuaan karena
sfinkter pupil mengalami sklerosis.
Perubahan warna (misalnya ; menguning) dan meningkatnya
kekruhan lensa Kristal yang terjadi dari waktu ke waktu dapat
menyebabkan katarak. Katarak menimbulkan bebagai tanda dan
gejala penuaan yang mengganggu penglihatan dan aktivitas setiap
hari.

CONT

Indera Pendengaran
Penurunan

pendengaran antara lain disebabkan oleh;


nutrisi, factor genetika, suara gaduh, hipertensi, stress
emosional, dan arteriosklerosis.
Penurunan pendengaran sensorineural terjadi saat
telinga bagian dalam dan komponen saraf tidak berfungsi
dengan baik (saraf pendengaran, batang otak atau jalur
kortikal pendengaran) penyebab dari perubahan
konduksi tidak diketahui, tetapi masih mungkin
berkaitan dengan perubahan pada tulang telinga tengah,
dalam bagian koklear atau didalam tulang mastoid.
Kehilangan pendengaran menyebabkan lansia berespon
tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak memahami
percakapan, dan menghindari interaksi social.

CONT

Indera Perabaan
Pada

lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan


berkerut.
Kekeringan kulit disebabkan atrofi glandula sebasea dan glandula
sudorifera.
Menipisnya kulit tidak terjadi pada epidermisnya, tetapi pada
dermisnya karena terdapat perubahan pada jaringan kolagen serta
jaringan elastisnya.
Bagian kecil pada kulit menjadi mudah retak dan mudah
menyebabkan cechymosen.
Timbul pigmen berwarna coklat pada kulit, dikenal dengan liver
spot.
Perubahan kulit banyak dipengaruhi oleh factor lingkungan antara
lain, angin, dan sinar matahari terutama sinar ultraviolet.
Terjadi penurunan kecepatan dalam penghantaran saraf sehingga
menurunkan kemampuan respon terhadap stimulasi taktil,penurunan
respon terhadap panas ,nyeri dan dingin.

CONT

Indera Pengecapan
Ketika seseorang telah bertambah tua,
jumlah total kuncup-kuncup perasa pada
lidah mengalami penurunan dan kuncup pada
lidah juga mengalami kerusakan, ini dapat
menurunkan sensitivitas pada terhadap rasa.

CONT

Indera Penciuman
Pada

sistem saraf pusat (penyakit Parkinson,


Alzheimer disease, proses penuaan normal) dapat
menyebabkan hiposmia (gangguan dalam
mendeteksi bau).
Walau dahulu pernah dianggap sebagai defek
konduktif murni akibat adanya edema mukosa
dan pembentukan polip, rhinosinusitis kronik
nampaknya juga menyebabkan kerusakan
neuroepitel disertai hilangnya reseptor
olfaktorius yang pemanen melalui upregulated
apoptosis.Sehingga terjadi penurunan sensitivitas
nilai ambang terhadap bau.

CONT
PERSEPSI
Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas
atau hubungan serta perbedaan antara hal yang
terjadi melalui proses mengamati, mengetahui
dan mengartikan setelah mendapat rangsang
melalu indra. Dari hasil wawancara dengan
Nenek Ruminah, didapatkan hasil bahwa Nenek
Ruminah sepenuhnya masih mampu memahami
apa yang ditanyakan oleh para mahasiswa.
Namun terkadang masih ditemukan sedikit
ketidaksesuaian persepsi pada Nenek Ruminah
ketika mahasiswa melakukan interview.

CONT

Proses timbulnya persepsi normal


diterima indera impuls listrik ke korteks
primer, sekunder korteks asosiasi
parietooksipitotemporale untuk dipersepsikan
korteks asosiasi prefrontal korteks asosiasi limbik
amigdala dan formasio hipokampal korpus
mammilaris melalui fornix dari subiculum nuclei
talamus anterior yang kemudian akan meneruskan
impuls ke korteks asosiasi prefrontal untuk disimpan
sebagai suatu memori.
Perubahan persepsi pada lansia menjadi berkurang
dipengaruhi oleh organ sensori yang mengalami
degenerasi sehingga berkurangnya efisiensi transmisi
saraf otak di otak
stimulus

CONT

Faktor- faktor yang mempengaruhi pesepsi


Gangguan

otak
Kerusakan otak, keracunan, obat halusinogenik
Gangguan jiwa
keadaan emosi tertentu dapat mengakibatkan
ilusi
psikosa dapat menyebabkan halusinasi
Pengaruh lingkungan sosiobudaya
Mempengaruhi persepsi karena penilaina
sosiobudaya yang berbeda.

CONT
EMOSI

Sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa
tua, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan
diri dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, dan tidak siap menerima
kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian
pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang
tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.

Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan


dimensi emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan
keterampilan emosi yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia
akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran
yang mendorong produktivitas mereka.

Orang-orang yang berusia lanjut biasanya memperlihatkan tanda-tanda


kemunduran dalam berperilaku emosional; seperti sifat-sifat yang
negatif, mudah marah, serta sifat-sifat buruk yang biasa terdapat pada
anak-anak.

Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga


akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional
lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial
menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi
mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan
hidup lansia.

CONT

Proses Terjadinya Emosi


Proses kemunculan emosi melibatkan faktor
psikologis maupun faktor fisiologis. Kebangkitan
emosi kita pertama kali muncul akibat adanya
stimulus atau sebuah peristiwa, yang bisa netral,
positif, ataupun negatif. Stimulus tersebut
kemudian ditangkap oleh reseptor kita, lalu
melalui otak. Kita menginterpretasikan kejadian
tersebut sesuai dengan kondisi pengalaman dan
kebiasaan kita dalam mempersepsikan sebuah
kejadian. Interpretasi yang kita buat kemudian
memunculkan perubahan secara internal dalam
tubuh kita.

CONT

Perubahan Dalam Perilaku Emosional


Kriteria

selanjutnya yang dapat dipergunakan


untuk menilai jenis penyesuaian lanjut usia
adalah berbagai perubahan yang berkaitan
dengan perilaku emosional.
Berbagai penelitian tentang individu lanjut usia
menunjukkan bahwa lanjut usia cenderung
menjadi apatis dalam kehidupan, kurang
responsif dibanding ketika masih muda, responrespon emosional lebih spesifik, kurang
bervariasi, dan kurang mengena pada suatu
peristiwa.

CONT

PERILAKU
Setiap kita berfikir,berperasaan dan berperilaku semua itu
merupakan kerja/fungsi otak kita, termasuk karakter atau sifat
kita. Namun semakin bertambahnya usia, maka otak manusia
pun akan mengalami proses penuaan sehingga otak akan
menjadimengerut atau mengecil(atrofi).
Karakterdimasa muda akan mencerminkan perilakunya di hari
tua. Misalnya seseorang yang dimasa muda banyak berbicara
maka disaat tua akan menjadi bawel atau cerewet, seorang
yang saat muda memiliki sifat hemat maka disaat tua ia bias
menjadi orang yang pelit,dan lain-lain.
Proses penuaan ini akan membuat gangguan penurunan daya
ingat (demensia). Ada pun perubahan yang dapat terjadi pada
lanjut usia diantaranya jika perubahan terjadi disekitar
memori otak makaakan terjadi ganguan daya ingat,jika
terjadi perubahan dipusat tidur maka akan terjadi gangguan
tidur,dan lain-lain.

KESIMPULAN
Dari hasil kunjungan lapangan yang kami lakukan
dapat disimpulkan bahwa nenek Rumenah yang
sudah lanjut usia masih sehat secara jasmani dan
rohani. Kemampuan indera pengecapan, penghidu,
pendengaran dan perabaan masih bagus sedangkan
kemampuan indera penglihatan sudah agak
menurun. Hal ini ditandai dengan pandangannya
terlihat kabur saat melihat suatu objek tertentu.
Selain itu, dilihat dari aspek psikososial nenek
Rumenah termasuk lansia dengan psikososial yang
baik dari emosi dan perilaku. Jadi, dari semua
aspek biopsikosososial nenek rumenah termasuk
dalam kategori yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Arisman, 2008. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Astuti, D., Rahayu, U.B. & Ambarwati., 2007. Menjaga Kesehatan Usia Lanjut
di Posyandu Lansia Sruni. [pdf] Available at:
http://www.publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/123456789/1126
Cahyawati dkk, 2004. Perbedaan Makna Hidup Pada Lansia yang Tinggal di
Panti Werdha dengan yang Tinggal Bersama Keluarga. Available at:
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=10387 .

Guyton, A.C. & Hall, J.E., 2005. Textbook of Medical Physiology 11th ed.
Philadelphia : Saunders.
Ismayadi, 2004. Proses Menua (Aging Proses). Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available
at:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3595/1/keperawatan-is
mayadi.pdf
Maharini, L.D., 2013. Ketertarikan Interpersonal Lawan Jenis Lansia Di
Panti Werdha Pangesti Lawang. Available at:
http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel41FCAA8312CE426937DB06
A09B54930E.pdf
.

TERIMA KASIH

Вам также может понравиться