Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
JOURNAL READING
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEPTEMBER 2015
UNIVERSITAS PATTIMURA
Oleh:
Frans A. Irapanussa (2009-83-030)
Jurika Kakisina (2009-83-021)
Pembimbing:
Dr. Rahmat Saptono Sp. OG
Sebagian besar kanker ovarium berasal dari epitel, sedangkan sebagian kecil
kanker ovarium berasal dari jenis sel yang tersisa, seperti sex-cord stromal, sel
benih, atau tumor tipe sel campuran. Subtipe histologis yang paling umum dari
karsinoma ovarium epitel adalah serosa (68-71%), endometrioid (9-11%), clear
cell (12-13%), musin (3%), transisi (1%), dan histologis campuran (6%). Pada
saat diagnosis, sebagian besar kanker ovarium epitel adalah kanker stadium lanjut
dan karsinoma serosa derajat tinggi sehingga memiliki prognosis buruk
dibandingkan dengan karsinoma stadium awal.
Dalam 50 tahun terakhir, meskipun ada kemajuan dalam operasi sitoreduktif
radikal dan kemoterapi sitotoksik, perbaikan marjinal telah terlihat melalui
kelangsungan hidup pasien kanker ovarium secara keseluruhan. Upaya strategi
deteksi dini dalam 2 dekade terakhir telah gagal memberikan manfaat
kelangsungan hidup. Walaupun potensi manfaat dari strategi skrining yang efektif
untuk kanker ovarium sangat besar, penelitian saat ini belum menunjukkan
penurunan di setiapmorbiditas dan mortalitas.
Contoh terbaik adalah percobaan skrining kanker prostat, paru, kolorektal,
dan ovarium, yang mengevaluasi efek dari gabungan alat skrining (yaitu, USG
transvaginal dan kadar serum CA-125) untuk kanker ovarium. Percobaan skrining
kanker prostat, paru, kolorektal, dan ovarium tidak menemukan penurunan angka
kematian kanker ovarium menggunakan skrining antigen kanker 125 dan USG
transvaginal.
United Kingdom Collaborative Trial of Ovarian Cancer Screening adalah
penelitian skala besar lain, acak terkontrol yang langsung melihat tidak hanya
kematian tetapi juga biaya, penerimaan oleh pasien, dan morbiditas fisik dan
psikososial bersamaan dengan penggunaan USG transvaginal dan skrining CA125.
Bukti baru menunjukkan bahwa karsinoma serosa derajat tinggi, selalu
muncul sebagai suatu kanker stadium lanjut, sering berasal dari ujung fimbriae
tuba fallopi. Hal ini berbeda dengan endometrioid serous derajat rendah dan clear
cell histology, yang sebagian besar muncul pada tahap awal dan sebagian besar
berasal dari borderline serous carcinoma atau endometriosis.Di sini kita akan
melaporkan
riwayat
endometriosis.
Endometriosis
yang
terjadi
pada
kira-kira
10%
wanita. 25
Meskipun
endometriosis
tampilan ini termasuk invasi ke stroma organ yang terlibat, perkembangan fokus
lokal dan jauh, serta rekurensi yang tinggi setelah pengobatan.
Satu dari tempat umum endometriosis adalah ovarium. Endometriosis
ovarium menarik karena proporsi kanker ovarium muncul dari lesi endometriosis
ovarium, khususnya karsinoma sel jernih (clear-cell) dan karsinoma ovarium
endometrioid.26,27 Meskipun berguna, baik CA-125 serum dan ultrasonografi
transvaginal keduanya merupakan modalitas skrining yang kurang dalam
membedakan tumor ganas dan jinak.28
Presentasi klinis dari kanker ovarium berhubungan dengan endometriosis
termasuk gejala-gejala yang khususnya menunjukkan suatu endometriosis yaitu
nyeri pelvis, eksaserbasi dismenore, dispareunia, dan perdarahan vagina. 29 Dalam
sebuah seri yang dilaporkan oleh Deligdisch dkk,7 semua karsinoma ovarium
nonserosa stadium I didiagnosis berdasarkan simptomatologi yang berhubungan,
seperti nyeri pelvis dengan massa endometriosis / massa adneksa atau perdarahan
vagina yang berhubungan dengan patologi endometrial yang mendasari. Patologi
mengungkapkan sebuah kista ovarium endometriosis pada 39 dari 54 wanita
dengan karsinoma ovarium nonserosa stadium I dibandingkan dengan 1 dari 22
dengan karsinoma serosa ovarium stadium I. Lebih lanjut, 33 dari 54 wanita
dengan karsinoma ovarium nonserosa stadium I terbukti memiliki karsinoma
endometrial, hiperplasia endometrial, atau polip, dibandingkan dengan 4 dari 22
wanita dengan karsinoma serosa ovarium stadium I. Karena itu, kami
merekomendasikan evaluasi endometrium pada pasien endometriosis yang
bergejala dan sebuah massa ovarium untuk menyingkirkan kemungkinan
keganasan yang bersamaan.7,30
Karsinoma ovarium endometrioid dan karsinoma ovarium sel jernih
berhubungan dengan endometriosis biasanya ada dengan sebuah massa adneksa
yang mungkin berhubungan dengan endometrioma. Kemunculannya karena itu
bahwa sebuah kumpulan gejala berhubungan dengan keberadaan histologi
karsinoma ovarium yang berbeda dan dapat membantu mendirikan program untuk
deteksi dini kanker yang berhubungan dengan endometriosis.
Pilihan Pencegahan
Baik endometriosis maupun kanker ovarium berbagi karakteristik tertentu,
berharga dalam mengembangkan strategi untuk pencegahan dan pengobatan di
masa yang akan datang.31
Hal ini bahkan menjadi lebih kritis karena sekarang kami mengerti bahwa
karsinoma serosa tingkat rendah berasal dari permukaan epitel ovarium dan
kebanyakan subtipe histologik endometrioid dan sel jernih berasal dari
endometriosis.3
Kontrasepsi oral berpotensi menjanjikan strategi pencegahan primer untuk
kanker ovarium. Sebagian besar penelitian yang telah memeriksa hubungan antara
penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dengan kanker ovarium melaporkan
penurunan risiko dengan penggunaan-nya. Beral dk33 melihat pada 23.257 kasus
dan 87.303 kontrol dan menemukan pengurangan signifikan keseluruhan risiko
kanker ovarium (RR, 0,73; 95% interval kepercayaan 0,70-0,76) dengan
tambahan pengurangan 20% selama 5 tahun penggunaan. Lebih lanjut,
pengurangan risiko per 5 tahun penggunaan kontrasepsi oral secara luas mirip
untuk tumor epitelial dan non-epitelial. Kontrasepsi oral juga terlihat memiliki
sedikit efek terhadap tumor musinosa.33
Dua penelitian kolaboratif besar baru-baru ini telah memperhatikan peran
ligasi tuba dalam menurunkan risiko kanker ovarium. Ligasi tuba telah dikenal
sejak lama untuk menurunkan risiko kanker ovarium. 34 Kebanyakan analisis saat
ini menunjukkan bahwa penurunan risiko paling besar untuk karsinoma
endometrioid dan sel jernih, dibandingkan dengan karsinoma ovarium serosa
tingkat tinggi, masing-masing 52% dan 48% berbanding 19% penurunan. 35-37 Efek
protektif dari ligasi tuba pada 2 subtipe kanker ovarium invasif ini diperkirakan
berhubungan dengan pencegahan menstruasi retrograd, penyebaran ovarium oleh
sel-sel endometrium, dan inflamasi.
Pemberian banyak bukti menunjukkan kemungkinan tuba Fallopi sebagai asal
kanker ovarium tingkat tinggi, salpingektomi seharusnya dipertimbangkan sebagai
metode profilaksis, bahkan pada wanita yang ada dalam risiko rata-rata kanker
ovarium, daripada ligasi tuba.
Ketiga
berhubungan
dengan
infertilitas,
(4)
adanya
pembesaran
riwayat keluarga, serta tipe dan karakteristik endometrioma. Nezhat dkk 49 telah
mendeskripsikan 2 tipe endometrioma: tipe I dan tipe II.
Endometrioma tipe I dicirikan dengan lesi kecil yang menyebar melalui
peritoneum dan permukaan ovarium, sedangkan endometrioma tipe II asalnya
bermula sebagai kista ovarium fungsional yang menginvasi endometriosis kortikal
dan secara bertahap berkembang menjadi endometrioma. Pengobatan hormonal
sering menghasilkan regresi tidak komplit lesi endometriosis dan rekurensi
endometrioma.
Sebagai tambahan, pada endometrioma tipe II, terapi hormonal supresif
tambahan yang mencegah terjadinya ovulasi dapat menurunkan risiko
pembentukan endometrioma ovarium rekuren.50-52 Secara menarik, Melin dkk53
menunjukkan bahwa wanita yang menjalani ooforektomi unilateral untuk
endometriosis memiliki penurunan risiko perkembangan kanker ovarium yang
signifikan, dengan OR 0,19 (interval kepercayaan 95%, 0,08-0,46) dibandingkan
dengan kontrol. Selain itu, kanker ovarium secara signifikan kurang mungkin
berkembang pada wanita yang menjalani bedah eksisi radikal dari semua
endometriosis yang terlihat, dengan OR 0,30 (interval kepercayaan 95%, 0,120,74).53 Mempertimbangkan informasi yang dikutip sebelumnya, strategi
pembedahan berbeda harus digunakan pada waktu pengobatan bedah pasien
dengan endometriosis pelvis.
Kesimpulan
Observasi klinis ini dan bukti baru saat-saat ini untuk dual patogenesis kanker
ovarium telah mengatur implementasi strategi-strategi baru untuk program
skrining dan pencegahan untuk mengurangi insiden kanker ovarium epitelial.
Sampai penanda spesifik dikembangkan, kemampuan untuk mendeteksi kanker
ovarium epitelial berbeda histologi, tampaknya masuk akal untuk mengambil
sejumlah langkah tertentu, seperti salpingektomi bilateral, untuk mengurangi
risiko kanker tipe ini berdasarkan bukti baru-baru ini.
Dalam penerangan data yang terakumulasi dan pengamatan mengenai
endometriosis dan kanker ovarium, kami mengajukan bahwa itu adalah waktu