Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A DEFINISI
Halusinasi adalah gangguan persepsi pancaindra tanpa adanya rangsangan dari luar yang
dapat meliputi semua sistem pengindraan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu
penuh atau baik. Individu yang mengalami halusinasi seringkali beranggapan sumber
atau penyebab halusinasi itu berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan primer dari
halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian
traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi,marah, rasa takut ditinggalkan oleh
orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya
sendiri (Jaya, Kusnadi, 2015).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan
dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa
stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).
B PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi dapat meliputi faktor perkembangan. Jika tugas perkembangan
mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan
mengalami stress dan kecemasan. Faktor sosial yang terjadi pada masyarakat dapat
menyebabkan seseorang merasa disingkirkan sehingga orang tersebut merasa kesepian
di lingkungan yang membesarkannya. Jika seseorang mengalami stres berlebihan,
maka didalam tubuhnya akan menghasilkan suatu zat yang bersifat halusinogenik
neurokimia seperti buffofenon dan dimethytranferase (DMP)
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta peran ganda bertentangan yang
sering diterima oleh seseorang akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi
yang berakhir pada gangguan orientasi realitas. Pada faktor genetik, gen yang
berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, hasil studi menunjukkan bahwa
faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh.
2. Faktor Presipitasi
Stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman atau tuntutan
yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya ransangan dari
lingkungan seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak
berkomunikasi. Objek yang ada dilingkungan dan juga suasana sepi atau terisolasi,
sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Dapat meningkatkan stress dan
kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
C JENIS-JENIS HALUSINASI
1. Halusinasi Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami halusinasi.
Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk
melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
2. Halusinasi Penglihatan
Melihat gambaran yang jelas atau samar terhadap adanya stimulus yang nyata dari
lingkungan dan orang lain tidak melihatnya. Stimulus yang nyata dari lingkungan dan
orang lain tidak melihatnya. Ditandai dengan menunjuk-nunjuk kearah tertentu dan
ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas. Klien seperti melihat bayangan sinar, bentuk
geometris kartun, hantu atau monster.
3. Halusinasi Penciuman
Klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang
nyata. Ditandai dengan klien mengendus-endus seperti sedang membaui bau-bauan
tertentu. Seperti bau darah, urine, feses dan terkadang bau-bauan tersebut
menyenangkan bagi klien.
4. Halusinasi Pengecapan
Merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa makanan yang tidak
enak. Ditandai sering meludah atau muntah. Klien merasakan seperti merasakan rasa
seperti darah, urine, atau feses.
5. Halusinasi Perabaan
Merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata. Ditandai dengan
menggaruk-garuk permukaan kulit. Klien mengatakan seperti ada serangga di
permukaan kulit dan merasa seperti tersengat listrik.
6. Cenestetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, percernaan atau
pembentukan urine
7. Kinistetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
D FASE-FASE HALUSINASI
1. Fase I: menenangkan ansietas tingkat sedang
Respon Maladaptif
1. Kadang-kadang
proses pikir
terganggu
2. Emosi berlebih
berkurang
3. Perilaku yang tidak
biasa
4. Menarik diri
1. Pikiran logis
2. Persepsi akurat
3. Emosi konsisten
dengan pengalaman
4. Perilaku cocok
5. Hubungan sosial
yang positif
1.
2.
3.
4.
Gangguan proses
Ilusi
Halusinasi
Tidak mampu
mengalami emosi
5. Perilaku yang tidak
terorganisir
6. Isolasi sosial
F MEKANISME KOPING
Kaji mekanisme koping yang sering digunakan klien, meliputi :
1. Regresi
: menjadi malas beraktifitas sehari-hari
2. Proyeksi
: mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
3. Menarik Diri : sulit mempercayai orang lain dan dengan stimulus internal
4. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.
G POHON MASALAH
Resiko Prilaku Kekerasan
Isolasi Sosial
H DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
I
RENCANA KEPERAWATAN
Terlampir
DAFTAR PUSTAKA:
Maramis. W. F. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya: Airlangga University Press
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
Nama&Tanda Tangan
Mahasiswa
(Siti Nurhayati)